Si Villainess tiba-tiba berubah?
Yrina Lavien, si penyihir yang dapat julukan Gadis Beracun sangat mencintai Anthony, Si Putra Mahkota, namun Anthony mencintai Margareth Thatcher. Suatu malam, Yrina tak sadarkan diri dan dia berubah ketika dia bangun. Dia yang awalnya suka pada Bunga Lily of The Valley jadi menyukai Bunga Mawar, dia yang dulunya tergila-gila pada Anthony malah jatuh hati kepada Dimitry Thatcher, kakak laki-laki Margareth yang telah 'merebut' kekasihnya. Dengan dalih 'lupa ingatan' dia benar-benar berubah. Tak banyak yang tahu, jika Yrina Lavien bukanlah dirinya yang asli dan merupakan jiwa lain yang sedang bertransmigrasi. Kini, Yrina yang baru hanya ingin hidup tenang. Mampukah dia mewujudkannya jika dia menjadi gadis paling dibenci dan paling jahat di seluruh kerajaan? Lalu sebenarnya dimanakah jiwa Yrina yang asli?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Venus Earthly Rose, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10 : Persimpangan Antara Dulu dan Selamanya
Mama lalu berpamitan untuk pergi menemui Alvez Amber, Kepala Keluarga Amber. Mama bilang mama ingin membicarakan hal penting, ini kesempatan yang bagus untuk bertanya banyak hal ke Galliard. Aku tak peduli bahkan jika ia marah saat aku banyak menanyainya. Setelah mama menjauh. Aku segera mendekat ke Galliard dan dia terlihat tak nyaman. Dia bahkan sedikit bergeser dari duduknya semula. Kami hanya tinggal berdua di sini sembari menunggu kedatangan Raja dan Ratu serta Si Putra Mahkota. Raja sedang melakukan pertemuan dengan utusan dari kerajaan tetangga, Ratu sedang mengadakan pesta minum teh sedangkan aku tak tahu si Putra Mahkota ada dimana. Galliard bilang jika keluargaku sudah mengabari kunjungan kami kepada istana sejak minggu lalu namun kurasa kami tak sepenting itu.
"Apa maumu? Jangan mendekat ke arahku!" Katanya. Dia terlihat sangat terganggu. Ekspresinya sangat lucu dan membuatku sedikit tertawa.
"Apa? Mengapa kau tertawa?" Tanyanya.
Aku menggeleng pelan. "Banyak hal yang ingin ku tanyakan. Aku mau kau membantuku." Kataku.
"Apa? Jika itu tentang rencana jahatmu, aku tak mau tahu dan ikut campur. Itu urusanmu dan kau harus menanggung segala resikonya."
Aku diam. Jadi benar Yrina sejahat itu. Itu sebabnya banyak orang yang tak menyukainya dan takut kepadanya bahkan kedua saudara kandungnya sendiri.
"Jadi aku memang sejahat itu, ya?"
Galliard tak langsung menjawab. Dia mengalihkan pandangan ke arah lain.
"Kau melakukan banyak hal." Cicitnya.
Aku memandangnya dengan rasa bersalah. Aku tak tahu seberapa banyak tindakan Yrina yang menyakiti mereka.
"Kak." Panggilku. "Apa kau membenciku? Jawab aku dengan jujur." Tanyaku pada akhirnya setelah sempat terdiam. Aku menundukkan kepalaku. Aku merasa sangat berdosa.
Aku baru tiba di dunia ini. Aku baru menjadi Yrina. Aku tak punya siapapun. Hanya mereka, keluarga Lavien. Mereka adalah keluargaku, orang terdekatku, aku tak ingin mereka membenciku. Aku tak ingin sendirian di dunia ini.
Sunyi. Galliard tak menjawab ku dan bahkan tak memandangku sama sekali.
"Entahlah. Mungkin rasanya lebih ke lelah. Lelah menghadapimu." Jawab Galliard setelah terdiam sangat lama.
Aku mendongakkan pandanganku dan menemukan jika Galliard sedang memandangku dengan tatapan sedih.
Angin yang berembus terasa begitu dingin dan suasana semakin hening. Bahkan para penjaga yang berdiri tak jauh dari kami hanya diam, sama sekali tak mengeluarkan suara. Aku ingin menanyakan banyak hal dan aku tak ingin mereka mendengarkan percakapan kami jadi aku menyuruh mereka untuk pergi. Mereka sempat terlihat ragu pada awalnya.
"Apa semua tindakanku bisa dimaafkan?" Tanyaku pada Galliard setelah kami hanya benar-benar tinggal berdua.
Galliard masih menatapku dengan pandangan sedih. Dia tak menjawab pertanyaan yang ku ajukan.
"Aku minta maaf kepadamu, atas semua yang ku lakukan. Aku minta maaf. Aku akan menebus semua itu." Kataku dengan tegas. Aku bersungguh-sungguh. Aku memandang matanya dalam-dalam.
Galliard tertawa. "Sungguh? Dengan cara apa? Mungkin setelah ingatanmu kembali, kau akan berubah ke dirimu yang semula. Aku takut kau hanya berpura-pura." Katanya. Sepertinya dia mulai terbuka dengan apa yang ia rasakan terhadap Yrina selama ini. Syukurlah.
"Tidak. Aku tidak akan berubah. Aku akan melakukan apapun yang kau minta, apapun itu akan ku turuti."
"Sungguh?" Galliard sedikit tertawa mengejek.
"Iya. Aku juga akan menyapamu setiap hari, membuatkanmu kue-kue yang enak dan banyak hal. Aku juga akan menyanyi untukmu."
"Tunggu, apa? Menyanyi? Aku tak perlu itu!"
"Kenapa? Padahal suaraku merdu. Ehem... Ehem... Aku akan menyanyi sekarang."
Aku bersiap-siap menyanyi namun Galliard menutup mulutku.
"Tidak! Berhentilah! Suaramu sumbang!"
"Kau bercanda? Suaraku sama sekali tak sumbang!" Bantahku sambil menyingkirkan tangannya yang menutup mulutku.
"Putuskan pertunanganmu dengan Putra Mahkota!" Kata Galliard dengan tiba-tiba.
"Baiklah." Kataku.
"Kau bersungguh-sungguh?" Dia sama sekali kelihatan tak percaya.
"Yup. Ada lagi?"
Galliard tertawa dengan nyaring. Dia terlihat sangat puas. "Ku harap kau kehilangan ingatanmu selamanya." Katanya.
Aku ikut tersenyum. "Tak masalah bagiku. Ada lagi yang kau inginkan?"
Galliard terdiam dan wajahnya kembali serius. "Kau tak diberitahu tentang hubunganmu dengan Putra Mahkota bagaimana?"
"Tidak sama sekali."
"Ibu dan ayah tak memberitahumu?"
"Tidak."
"Yvanna? Catherine?"
"Sama sekali tidak. Yvanna bahkan membanting pintu tepat di depan mukaku saat aku berusaha masuk ke kamarnya. Eum, sebenarnya Catherine saat itu ingin memberitahuku namun aku tak mau mendengarnya. Sepertinya membosankan."
"Membosankan?"
"Iya." Aku mengangguk.
"Kau pasti bercanda. Kau sangat mencintai Putra Mahkota."
"Oh begitu. Mari kita lihat orangnya. Aku ingin tahu mengapa aku sangat cinta pada orang itu." Kataku sambil berdiri dari dudukku. "Jadi ayo cari dia, tunangan macam apa yang membiarkan keluarga tunangannya dan si tunangan yang baru sadar dari koma selama ini dan tak menemuinya? Dia bahkan tak menyambut kedatangan kita dan malah menyuruh kita untuk menunggu di sini."
"Karena dia tak mencintaimu."
"Ah, itu sebabnya. Jadi kenapa dia mau bertunangan denganku jika dia tak mencintaiku?" Aku kembali duduk dan melipat kedua tangan di depan dada. Sedikit demi sedikit aku mulai memahami hubungan ini. Pantas saja Si Putra Mahkota tak repot-repot menjenguk Yrina kemarin.
"Karena kau memaksa. Kau merengek pada ayah. Keluarga Kerajaan juga setuju mengingat ini pernikahan yang menguntungkan karena akan mempererat hubungan antara menara sihir dan keluarga raja."
"Baiklah. Ayo kita batalkan. Ayo cari si berengsek ini."
"Bagaimana kau tahu jika dia berengsek?"
Aku tertawa. "Dia benar-benar berengsek? Lucu sekali. Apa yang dia lakukan?"
"Dia berselingkuh dengan gadis lain meskipun dia sudah bertunangan denganmu."
Aku menganga tak percaya. "Sungguh? Aku jadi punya alasan lebih untuk membatalkan pertunangan ini. Ceritakan secara rinci, kak!"
"Dia terpaksa bertunangan denganmu dan dia jatuh cinta pada seorang gadis dari Keluarga Thatcher. Namanya Margareth Thatcher. Dia juga sangat dekat dengan Ratu. Putra Mahkota berkali-kali mencoba memutuskan pertunangan tapi tak berhasil dan kau selalu mengemis cintanya."
"Siapa? Aku?" Aku merinding mendengar ucapan Galliard. Ah, Yrina sepertinya dulu sangat mencintai Si Putra Mahkota.
Namun, maaf, Yrina. Aku, Yrina yang baru, tak menginginkan hubungan ini. Jadi aku sama sekali tak keberatan mengakhirinya. Ini yang terbaik.
Galliard tertawa lagi. "Maaf, tapi aku suka ekspresimu yang seakan jijik mendengar apa yang ku ceritakan."
"Tapi kau tak berbohong, kan?"
Galliard menggeleng dan tawanya mereda. "Tidak. Ini akan menyenangkan." Katanya sambil tersenyum jahil.
"Ayo kita cari Putra Mahkota." Kataku sambil beranjak dari tempat kami duduk. Aku mendengar langkah kaki Galliard yang mengikuti dari belakang.
"Yrina." Panggilnya yang membuatku menoleh seketika.
"Kau yakin?" Tanyanya lagi. Dia terlihat begitu sedih bercampur khawatir dan aku tahu jika masih banyak yang ia sembunyikan dariku. Namun aku percaya dia hanya ingin yang terbaik untukku.