NovelToon NovelToon
BUKAN DI TANGAN-ku

BUKAN DI TANGAN-ku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mafia / Diam-Diam Cinta / Cinta Murni / Bad Boy / Enemy to Lovers
Popularitas:200
Nilai: 5
Nama Author: Ansu Arisanti

"saat aku bertemu denganmu aku mengerti. cinta itu memang sangat indah dan kesepian itu terasa sangat menyiksa dan kedua hal itu disebabkan oleh orang yang sama, ya kau."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ansu Arisanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Masalah Keluarga

Archen masih dalam gendongan Raffi dari pertama saat terjadi gempa bumi, Keduanya tidak menyadari hal itu, mereka sedari tadi saling menggendong seperti seorang ayah yang menggendong anaknya, hal itu baru di sadarinya saat seseorang wanita tua berbandan Gemuk menggoda Raffi dan Archen. Bahkan di tangan kanan Archen terlihat mengenggam Bakso milik Raffi yang sempat di pesan nya di kantin

Orang-orang yang melihat kelakuan dari Raffi dan Archen tertawa , seolah mereka lupa tentang kejadian yang beberapa saat menimpa nya. Kejadian yang membuat Raffi belum sempat menghabiskan semangkuk bakso nya

"Pantesan berat bego! Gue kira dosa gue yang berat." ucap Raffi meregangkan badannya.

"Lo sendiri ngapain gendong-gendong gue. Jangan-jangan yang di bilang Fay bener! Lo suka gue Raff?" ucap Archen merinding

"Yang tadi teriak terus loncat siapa?" desak Raffi menggetak kepala Archen. Raffi dan Archen, keduanya sama-sama tertawa saat melihat satu sama lain, Archen pun menggaruk kepala nya karena memang gatal.

"Aaaaaaaaa!!!" teriak Arsa

Teriakan itu membuat tawa orang-orang yang sedang berada di titik kumpul menghentikan aktivitas nya sekejap, suaranya berubah menjadi senyap meski terdengar beberapa orang yang masih mengobrol, orang-orang yang mendengar itu sangat penasaran siapa yang berteriak apa yang terjadi di dalam, bahkan Raffi dan Archen baru sadar Faira, temannya lah yang berteriak, mereka seakan di sadarkan bahwa keberadaan Faira memang tidak ada dalam barisan, mungkin karena Faira pekerja baru juga, hal itu yang membuat semua orang termasuk Archen dan Raffi tidak menyadari kehadiran gadis itu.

"Faira." ucap Archen dan Raffi serentak keduanya saling memandang

Lengan Archen dan Raffi di cegah oleh wanita gemuk yang sama, pasalnya wanita itu, mengingatkan teman kerjanya, sudah seperti anaknya untuk tidak masuk ke dalam lagi, karena menurut nya itu berbahaya. Bagaimana jika saat mereka masuk gempa bumi akan terjadi lagi.Ya, akan ada gempa susulan menimpa mereka.

"Mau kemana, disana bahaya! gimana kalau terjadi gempa lagi." ucap Wanita Gemuk bernama Linda.

Raffi maupun Archen terhenti setelah mendengar peringatan dari mbak Linda yang mencekal lengannya. Namun beberapa saat Raffi melepaskan genggaman tangan kanannya oleh tangan satunya dan segera berlari melihat keadaan temannya yang berteriak. Sedangkan Archen hanya diam pasalnya lengannya msih di pegang erat Mbak Linda.

Raffi tidak tahu entah dorongan dari mana yang membuat hatinya mengatakan harus menolong gadis itu, menolong tolong dan tolong, walaupun hanya untuk sekedar melihat keadaan Faira, Hati kecilnya seakan tidak ingin melihat gadis itu terluka, tidak ingin gadis itu kenapa-napa.

Saat Raffi menaiki tangga kecil, menuju pintu yang memisahkan antara kantor dan titik kumpul, langkahnya terhenti di ujung anak tangga, matanya kecilnya melihat Faira ada dalam gendongan seseorang. Ya seseorang itu bos nya Ethan. Namun gadis yang ingin dia tolong seolah sedang tidur dalam gendongan Ethan. Tapi Raffi tahu gadis itu pasti tidak dalam keadaan sadar alias pingsan. Raffi bahkan melihat beberapa darah keluar dari jidat Arsa, Raffi juga sempat melihat jari-jari gadis itu membengkak memerah dan ada sebagain luka.

Kini Ethan memunggunggi Raffi, berjalan melewati Raffi yang tadi sempat menghalangi langkahnya. Sementara Raffi yang ada di belakangnya hanya bisa memandang Arsa yang ada dalam gendongan Ethan.

Archen yang melihat ini dengan inisiatif nya menyuruh beberapa temannya membawa kursi yang tidak jauh dari jarak Raffi. Raffi yang melihat itu pun langsung ikut membantu mengangkat kursi.

Sebenarnya bisa saja Arsa langsung di baringkan di kursi itu oleh Ethan namun seperti nya menurut perkiraan Mimin, Pak Ethan menghindari kejadian buruk jika sampai terjadi gempa susulan lagi, sama persis seperti yang di katakan Mbak Linda sebelum nya.

Setelah Linda mendapatkan sebotol wangi-wangian, yang di dapatkannya dari Archen. Tidak perlu waktu yang lama perlahan Linda mengoleskan nya pada tubuh Arsa, obat itu seperti nya memang manjur, karena Raffi yang posisinya dekat dengan Arsa melihat kelopak mata Arsa mulai bergerak. Tanpa sadar Raffi tersenyum kecil di tengah keramaian orang-orang.

Saat Linda dan seorang wanita, yang sempat di kira anak baru oleh Pak Thomas terlihat tengah sibuk dengan aktivitas nya membangunkan Arsa. Sementara itu orang-orang sedang fokus mendengarkan sepatah kata , wejangan dan beberapa nasihat dari atasannya salah satunya seperti pa Thomas yang lebih banyak berbicara mengunakan pengeras suara.

Hampir satu jam mereka menunggu di depan gedung perusahaan nya, Arsa juga sudah bangun dan ikut bergabung bersama yang lain, dia sama-sama ikut berdiri seperti yang lain , di jemur layaknya ikan asin kurang lebih satu jam, walaupun beberapa teman-teman nya menyuruhnya untuk duduk saja mengingat dirinya baru bangun dari pingsan. Pak Thomas masih memegang pengeras suara dia masih berbicara meminta semua anak buahnya jangan dulu ada yang masuk ke dalam gedung takut terjadi gempa bumi susulan.

Setelah keringat bercucuran karena terik matahari yang begitu panas, terlihat beberapa pegawai laki-laki membuka bajunya, seolah memamerkan tubuhnya, ada juga yang membuka kancing bajunya saja , beberapa perempuan yang berbaris dekat dengan posisi paling belakang banyak yang berjongkok di punggung seseorang agar tubuhnya tidak terkena langsung, terik matahari.

Ini sudah lebih dari satu jam, Arsa pun melihat satu persatu pekerja mulai berjalan masuk ke gedung bertingkat yang cukup besar di depan nya. Arsa juga samar-samar masih mendengar seseorang masih menceritakan bencana alam yang beberapa saat menimpa nya, beberapa orang diantara nya ada yang mendumel pasalnya, mengapa kami semua tidak di pulangkan saja, bukan malah lanjut bekerja. Sejujurnya Arsa setuju' dengan perempuan yang sedang mengomel-ngomel memasuki gedung itu, seperti nya bukan hanya Arsa saja, tapi semua pekerja yang ada pasti ingin pulang ke rumah. Jika hal itu di setuju pasti semua orang menunjukkan wajah yang bahagia. Arsa menjamin itu.

Arsa merapikan beberapa buku yang berserakan di lantai, bahkan laptop miliknya yang di sediakan oleh perusahaan, ikut jatuh tergeletak di lantai. Beberapa lukisan yang ada di dinding juga tidak dalam keadaaan baik baik saja, seperti miring tidak enak di pandang, lantai nya penuh dengan debu kotoran akibat goncangan yang cukup besar, nasib baik gempa itu tidak berdurasi lama, namun tetep saja yang namanya bencana alam tetep akan bikin geger seluruh penjuru bumi.

Seluruh benda-benda yang ada di gedung itu semuanya hampir berserakan berjatuhan di lantai itulah yang Arsa liat di ruangan kerjanya, namun bangunan alias gedung yang sedang di pijaknya, terlihat baik-baik saja. Masih tegak berdiri.

Semua karyawan membersihkan kekacauan akibat gempa bumi sampai jam mereka pulang, sejujurnya mereka merasa lega, namun ternyata membersihan semua kekacauan ini sangat menguras tenaga, benar-benar melelahkan dari bekerja seperti biasanya, pasalnya ada orang yang memang benar bekerja saling membantu namun kebanyakan ada orang yang hanya tunjuk-tunjuk saja, lebih banyak bicaranya tanpa aksi bekerja. Namun Arsa bersyukur tidak ada korban jiwa dalam bencana alam kali ini, hanya saja dirinya mengalami hal hal kurang mengenakkan selama dia bekerja, itulah yang Arsa rasakan.

Sementara disisi kota yang lainnya sedang terjadi keributan, seorang wanita kurus berambut pendek seperti sedang menahan amarah , dia mencoba mengendalikan emosi nya agar terlihat selalu tenang, pasalnya sepasang suami istri itu sedang di desak oleh salah seorang tetangganya yang berbadan besar, mereka meminta denda , karena sang tetangga yang berbadan gemuk merasa dirugikan, akibat rumahnya yang terkena runtuhan pohon mangga milik keluarga Arsa.

Wanita tua itu tetap saja meminta kerugian memaki-maki sepasang suami istri, bahkan wanita itu berpura-pura menangis, di hadapan tetangganya, wanita tua itu meraung sejadi-jadinya merasa paling menyedihkan, sebagian tetangganya yang melihat wanita gemuk menangis, ikut membuat suasana makin runyam, sebagain warga pun akhirnya ikut menyalakan keluarga Pak Tedi yaknii ayah kandung dari Arsa.

Pak Tedi masih mendengarkan para tetangganya yang masih menyalakan keluarga nya, walaupun pa tedi sudah bilang dengan nada yang masih sopan bahwa ini hanya benca alam tidak sepenuhnya keluarganya harus di salahkan, mengenai peristiwa yang menimpa Tetangganya.

Ayah Arsa berpendapat, bukankah semua orang tidak tahu kapan sebuah bencana akan menimpanya. Sama persis seperti kejadian ini. Jika saja ayah Arsa tahu pohon itu akan tumbang mungkin ayah Arsa akan menebang pohon itu sebelum mengenai rumah tetangganya.

"ayo ganti pa Ayo ganti." seruan tetangganya

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!