NovelToon NovelToon
La' Grande

La' Grande

Status: tamat
Genre:Tamat / Transmigrasi ke Dalam Novel / Fantasi Wanita
Popularitas:995
Nilai: 5
Nama Author: Shan_Neen

Seorang penulis pemula yang terjebak di dalam cerita buatannya sendiri. Dia terseret oleh alur cerita yang dibuatnya, bahkan plot twist yang sama sekali tak terpikirkan sebelumnya. Penasaran kelanjutan cerita ini? Ikuti lah kisah selengkapnya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shan_Neen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26

“Hai, Viona. Apa kau akan berangkat ke kantor?” sapa Marlin.

Gadis itu sudah kembali ke dunianya

Dunia dimana dia menjadi penulis amatir di sebuah kantor penerbit.

“Tentu saja. Kemana lagi aku akan pergi pagi-pagi begini?” jawab Viona.

Keduanya tengah menunggu kereta datang dan berdiri di peron. Panggilan dari pengeras suara menandakan beberapa saat lagi kereta akan tiba.

“Bagaimana tulisanmu? Apa sudah selesai?” tanya Viona.

“Kali ini aku yakin pasti akan berhasil. Benar yang kau katakan, Editor Liu itu luar biasa,” ungkap Marlin.

Gadis itu telah menyelesaikan tulisannya sebulan yang lalu, dan sudah melewati beberapa kali revisi.

Kali ini dia datang untuk menandatangi kontrak eksklusifnya yang pertama sebagai penulis, karena karyanya akan segera diterbitkan.

Selama sebulan waktu penyelesaian, Marlin terus memikirkan Aiden disana, dan Ibunya yang pasti sangat kesepian.

Dia yang awalnya sangat jarang menghubungi sangat ibu, kini hampir setiap malam akan menggangu ibunya untuk sekedar bercerita harinya yang biasa saja.

"Ku dengar kau mengubah total ceritamu," ucap Viona.

"Begitulah. Setelah ku pikir-pikir, ada hal yang lebih bagus ku kupas dari pada hanya romansa dua orang pria dan wanita. Berkat Editor Liu aku bisa melihat dari sudut pandang lain," ungkap Marlin.

Keduanya terus berbincang hingga tiba di kantor penerbit.

Disana, Editor Liu sudah menunggu Marlin dan telah menyiapkan draft MoU untuk gadis itu.

Pukul sembilan pagi, penandatanganan pun berlangsung lancar. Kini karya Marlin akan resmi diterbitkan dan akan mulai dibaca orang-orang bulan depan.

"Selamat atas terbitnya karya pertama mu, Nona Yang," ucap Editor Liu sambil menjabat tangan Marlin.

"Terimakasih, Editor Liu. tapi sepertinya ini bukan hanya yang pertama, tapi juga yang terakhir," ungkap Marlin.

"Jadi begitu? Itu pilihanmu. Tapi kapan pun kau akan kembali menulis, hubungi saja aku. Oke," ujar Editor Liu.

"Terimakasih, Editor Liu," ucap Marlin.

Marlin pun kembali setelah penandatanganan, dan menerima pemberitahuan dari bank bahwa ada sejumlah uang yang masuk ke rekeningnya.

Dia tersenyum simpul dan kembali melanjutkan langkahnya.

...🐟🐟🐟🐟🐟...

Beberapa waktu berlalu dan ternyata buku Marlin laris di pasaran, meski tidak sampai best seller. Tapi setidaknya, ceritanya berhasil ia sampaikan pada dunia.

Saat ini, Marlin tengah sibuk dengan papan tulis besar dan kertas millimeter A3. Dia menyulap apartemen tempat tinggalnya menjadi studio gambar desain.

Gadis itu memutuskan untuk menjadi desainer interior dengan pemasaran melalui media sosial.

Sudah sejak sebulan lalu dia mulai menggambar sketsa ruangan rumah, lengkap dengan blue print yang digambarnya dengan kertas milimeter.

Uang hasil penjualan buku digunakan Marlin sebagai modal usahanya.

Sejak memulai, sudah beberapa kali dia mendapatkan proyek merenovasi rumah, toko atau sekedar menerima jasa desain saja tanpa melakukan pengerjaan.

Seperti sekarang ini, dia sedang mengerjakan pesanan dekorasi toko roti. Dia kembali teringat proyek pertamanya saat bekerja di La' Grande dalam mimpinya.

Dia terlihat menghela nafas berat, sembari melakukan sedikit peregangan. Entah sudah berapa jam dia melakukan pekerjaannya hari ini.

Rasa pegal mulai terasa. Marlin memutuskan untuk beristirahat sejenak.

Dia berjalan ke arah dapur dan membuat secangkir kopi untuk dirinya sendiri.

Gadis itu lalu membawa minumannya menuju balkon kamar, dan duduk disana, menikmati hembusan angin sejuk yang berhembus sore itu.

Katanya terus menatap ke arah pusat kota, yang terlihat familiar namun terasa berbeda.

"Kota yang sama, suasana yang sama. Tapi rasanya sangat berbeda," ucap Marlin.

Dia teringat lagi dengan mimpi anehnya itu, yang mempertemukan dirinya dengan tokoh-tokoh di dalam ceritanya.

Meski rasanya seperti mimpi, tapi bekerja di La' Grande benar-benar seperti memberi ku kesempatan untuk belajar. Mungkin ini kesempatan yang Tuhan berikan untuk ku, meski dengan cara yang sangat aneh, batin Marlin.

...TAMAT...

Terimakasih sudah membaca cerita receh ini🙏

mampir juga ke karya baruku ya

Jangan lupa like, komen, rate dan dukungan ke cerita ini 😄🥰

1
Evelyne
haiii... awal yg bagus... cuuusss... kita lanjut... apakah semakin seru di part selanjut nya...☺️🤗
🐌KANG MAGERAN🐌: semoga suka ya kak 😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!