Kemalangan adalah hal biasa Riki dapatkan. Namun, kali itu berbeda.
Hanya dalam satu hari, dunianya telah berubah.
Dia baru saja mengetahui jika dia dijebak dan dipermalukan oleh seseorang. Lalu saat dia pulang, dia harus menghadapi kenyataan bahwa adiknya, satu-satunya keluarga yang tersisa harus meninggal karena bunuh diri.
Saat dia tahu apa yang terjadi, dia melaporkan semuanya pada pihak berwenang tapi lagi-lagi dia hanya pecundang.
Hanya kematian saja yang tersisa baginya, lebih baik mati daripada hidup penuh dengan kesengsaraan.
[Apakah anda ingin membalaskan dendam anda?]
Hah? Apa itu?
[Bergabunglah dengan sistem yang akan membantu anda mendapatkan keadilan dan kekayaan]
Kekayaan apa?
[Apakah anda setuju?]
Tapi, bukankah Riki sudah meninggal?
Saat dia bangun, kehidupan baru telah menunggunya.
Saatnya pembalasan dendam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dee hwang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
28. Skill pemimpin
“Baiklah anak-anak, pelajaran hari ini sampai disini saja, pastikan kalian mengerjakan tugas kalian dengan baik. Ingat untuk mengerjakan contoh-contoh soal yang telah saya berikan. Jika kalian semakin banyak berlatih dengan contoh soal, maka matematika tidak akan terlihat mengerikan. Saya pamit dulu, kalian bisa istirahat.”
Riki menguap pelan setelah guru matematika yang sudah tua dan hampir pensiun itu pergi.
Meski dia guru matematika yang sudah berumur dan hampir pensiun, dia adalah guru yang menyenangkan dan para murid menghormatinya.
Pak Nardi namanya, saat Riki dan teman-teman seangkatannya lulus, maka orang itu akan pensiun.
Namun, Riki bukanlah murid yang pandai, dia hanya sekedar bisa melakukannya. Riki bukan Anton yang terobsesi menjadi nomor satu dalam segala hal.
Bagi Riki, dia cukup bisa mengerjakan soal matematika yang sederhana, karena hanya itu yang dia butuhkan dalam menjalani hidup.
Tapi… dari tadi ada yang mengganggu pikiran Riki.
Sistem tiba-tiba mengatakan sesuatu yang aneh.
[Memiliki beberapa pengikut yang mempercayai anda sepenuhnya adalah aset yang berharga]
[Anda berhasil mendapatkan lima pengikut yang mempercayai anda sepenuhnya]
[Anda sekarang memiliki skill pemimpin berkharisma level D]
[Tingkatkan pengikut anda dan anda akan naik level]
[Apakah anda ingin membuka panel khusus skill pemimpin?]
Karena Riki sangat penasaran, jadi dia membuka panel skill pemimpin yang di maksud.
Disana ada daftar pengikut yang dimaksud oleh sistem, beserta presentase seberapa percaya mereka pada Riki.
Tidak bisa dipercaya, orang yang memiliki kepercayaan besar pada Riki adalah Edwin, dengan kepercayaan 99%, lalu disusul oleh Beni dan Satria yang memiliki kepercayaan 90%.
Dibawah ketiga orang itu, ada Tika yang mempercayai Riki sebanyak 89%, baru kemudian ada Liz yang mempercayai dia sampai 85%.
Bisa dikatakan pengikut jika tingkat kepercayaan mereka mencapai 85%.
Riki pikir, kepercayaan disini adalah sesuatu yang membuat mereka percaya pada Riki.
Jika Riki tidak fokus, dia akan berpikir kepercayaan yang dimaksud ada hubungannya dengan iman. Jika begitu, dia bisa jadi pemimpin sekte.
Sepertinya Riki kurang fokus, sampai berpikiran aneh.
Oh, tunggu dulu… ada beberapa nama juga dibawah Liz, yang memiliki tingkat kepercayaan tidak terlalu besar tapi hampir mendekati 85%.
Riki melihat ada nama Sean disana, ada juga nama ayahnya Liz, yaitu Leonard.
“Hmm, tidak ada nama neneknya Ricky.” gumam Riki.
[Tentu saja tidak ada master, karena beliau memercayai cucunya, Ricky, dia bahkan belum bertemu dengan anda]
Ah, Riki paham sekarang. Orang yang menyayangi Ricky tidak akan muncul. Itu artinya Edwin juga menyayangi sosok baru putranya. Riki yakin Edwin pasti tahu bahwa putranya telah berubah, tapi dia masih memercayai putranya sebanyak itu.
Edwin adalah pria yang baik, dia hanya sangat pengecut dan mudah mengeluh.
Edwin selama ini hanya sering mengomel pada Ricky, jika dia mabuk. Dan Edwin hanya mabuk jika dia ada masalah dengan Edward dan keluarga Edward yang sama menyebalkannya.
“Hei, jika kau tidak ada pekerjaan, lebih baik kau bantu aku sekarang.”
Riki mendongak, menatap seorang gadis yang sangat cantik, dengan rambut panjang sepinggang bergelombang berwarna coklat gelap.
Riki mengenal gadis ini, dia adalah Angeline Harland. Gadis yang dulu sangat baik pada Riki di masa lalu. Dia juga yang memperingati Riki agar menjauh dari Hanni.
Dulu Riki tidak percaya pada Dewi kecantikan sekolah itu, Riki dulu bodoh dan terbutakan dengan Hanni. Riki malah berpikir Angeline hanya iri pada Hanni, makanya meminta Riki untuk menjauh dari Hanni.
Tapi sekarang Riki paham, dia hanya sangat bodoh dan idiot. Untuk apa gadis secantik ini, gadis paling cantik di sekolah ini, iri pada Hanni yang tidak ada apa-apanya dibandingkan dia?
Apa yang harus dia irikan pada Hanni? Angeline adalah putri dari keluarga Harlan, salah satu konglomerat terkaya di negara ini.
Tapi Riki rasa, sekarang gadis ini tidak menyukai dia. Apa karena Riki adalah sepupu Anton dan Andre?
“Apa yang harus ku bantu? Aku harus makan siang, jadi sebenarnya aku nggak nganggur.” jawab Riki, dia malas untuk menolong siapapun disaat dia harus makan siang.
Riki butuh asupan nutrisi secepatnya, karena dia telah banyak berpikir.
Angeline menatap Riki kesal, “jika aku tidak butuh orang yang tinggi, aku tidak akan membutuhkan mu.”
Riki menoleh pada Anton, “dia juga tinggi, minta tolong aja sama dia. Dia nggak akan nolak.”
Angeline berdecak kesal, “dia kurang tinggi. Sudahlah, orang macam kamu emang nggak bisa diandalkan.”
Tentu saja Riki kesal mendengarnya, kemana Angeline yang baik hati itu? Kenapa dia ketus sekali pada Riki? Memangnya dia berbuat salah pada Angeline?
Kenapa Angeline memperlakukan dia seperti dia memperlakukan Anton atau Gidion — tunggu, sepertinya benar dia tidak menyukai Riki karena dia sekarang adalah sepupu dari Anton.
Pasti dia pikir Riki sama saja dengan Anton.
“Ya udah aku bantuin, cepet bilang aku harus apa.” Riki pun akhirnya berdiri dari kursinya yang tidak empuk itu.
“Nggak perlu kalau emang nggak niat bantuin.” Angeline pun pergi dengan cepat, dia terlihat sangat kesal, sama kesalnya dengan Riki atas tingkah gadis itu sekarang.
“Hei, apa sih mau mu?” Riki yang sudah emosi itu pun mengejar si gadis tidak jelas itu, dengan perasaan dongkol.
Ternyata, gadis itu hanya butuh mengambil buku dari perpustakaan, di rak yang tinggi. Awalnya gadis itu ingin mencoba naik kursi kecil agar bisa mengambilnya, tapi Riki sudah ada dibelakangnya dan dengan mudah mengambil buku itu.
Angeline pun berbalik dan menatap Riki kesal.
“Aku kan udah bilang, nggak butuh—”
“Udahlah, buku mana lagi yang harus ku ambil?”
Akhirnya gadis itu menunjukkan buku mana saja yang dia butuhkan dan Riki mengambilkannya.
Nama Angeline tiba-tiba saja muncul di panel khusus skill pemimpin.
Tingkat kepercayaan dia hanyalah 5% dari 100%.
Dia jelas tidak menyukai Riki.
“Udah, kan? Lain kali kalo minta bantuan itu yang jelas, nggak usah jaim segala.” ucap Riki.
Angeline menatap Riki dengan mata besarnya yang indah itu. Gadis itu memiliki bulu mata yang lentik dan indah.
“Sebenarnya, aku ingin bicara berdua denganmu.” ucap Angeline tiba-tiba.
“Bicara apa? Cepat katakan.”
“Begini, aku tahu kau mendekati temanku, Liz, jauhi dia jika kau hanya mempermainkan dia, dia adalah gadis yang baik.”
Riki pun tertawa mendengarnya, “kalo aku nggak mau?“
Angeline terlihat sangat kesal dengan jawaban Riki.
”Begini, Angeline, kamu nggak bisa nyamain aku kayak Anton atau Gidion… aku bukan mereka. Lagipula, aku ada urusan dengan ayahnya Liz, tuan Leonard, kebetulan saja Liz itu putrinya.“
Kemudian, Riki pun segera pergi dari perpustakaan, dia berpikir, dia tidak perlu menjelaskan panjang lebar pada Angeline.
Lagipula, itu bukan urusan Angeline.
”Riki! Kebetulan sekali kita bertemu disini!“
Oh, ada orang yang sangat ingin Riki hindari malah datang.
Hanni, gadis itu bertingkah imut di depan Riki dan langsung menarik lengan Riki begitu saja.
Sementara itu, Angeline yang melihat semuanya hanya tersenyum meremehkan.
”Lihat, kan? Apanya yang lebih baik dari Anton? Kamu sama saja.“