Hari itu adalah hari yang cerah tapi mendung, dengan matahari yang bersinar di antara awan. Pagi itu embun dingin panas menempel di daun-daun hijau. Hani dari kejauhan melepaskan kepergian saudara laki-lakinya ke tempat peristirahatan terakhir.
Hani dianggap gadis pembawa sial oleh keluarganya. Pria yang dekat dengan Hani, akan mati. Sepupu dan Kakak kandungnya adalah korbannya.
Apakah Hani adalah gadis pembawa sial?
Mengapa setiap pria yang dekat dengannya selalu saja dekat dengan kematian?
Ikuti jalan ceritanya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yenny Een, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20 Erotomania
"AAAGGGGGHHH!"
Hani kesakitan, matanya melotot, aliran darahnya tersumbat, tidak ada oksigen yang mengalir. Hani memegang lehernya, mulutnya menganga mencoba mencuri udara sebanyak-banyaknya. Hani menatap orang atau apapun itu namanya yang saat ini begitu sadis terhadapnya.
Orang ini begitu asing di mata Hani. Apa kesalahan Hani sehingga dia menyimpan dendam padanya. Dilihat dari penampakan wajahnya, pria ini tampan. Hani yakin seyakin-yakinnya pasti banyak wanita yang akan mengejarnya.
Tolong jelaskan, apa aku telah melakukan kejahatan di masa lalu? Apa aku sudah melukai perasaan mu? Apa mau mu? Hani berkomunikasi dalam Hati.
Arash menatap mata sayu Hani. Mata itu mengisyaratkan kesakitan, kepasrahan. Hani seolah ingin minta penjelasan Arash sebelum meninggalkan dunia untuk selama-lamanya. Hani diambang maut.
"Tujuan utama ku adalah membuat kamu mati. Aku tidak ingin melihat mu bahagia dengan orang lain. Kamu harus menjadi milikku! Hanya milikku! Jika kamu tidak ingin mati, kembalilah bersamaku. Kamu akan terus hidup di samping ku. Aku akan lahir kembali. Aku akan menyingkirkan Emran dan memakai tubuhnya. Kita akan selalu bersama. Bukankah itu juga yang kamu inginkan?" Arash melepaskan cengkeramannya perlahan.
Hani terbatuk, napasnya tersendat-sendat, pandangan matanya menghitam. Tubuh Hani hilang keseimbangan. Hani tidak sadarkan diri jatuh ke tanah.
Dari arah belakang, terdengar suara jeritan dan amukkan dari para setan. Arash merasakan kekuatan besar di belakangnya. Arash tidak bisa mengendalikan tubuhnya. Arash mengeluarkan semua kekuatan untuk melepas sesuatu yang merantai tubuhnya. Arash kepanasan.
Setan-setan itu terbakar, sebagian dari mereka ada yang sudah menjadi abu berterbangan seperti debu. Arash melihat segala jenis setan yang bergentayangan kembali ke dalam kuburan. Kini pemakaman itu kembali sunyi.
"Wahai arwah penasaran, kembalilah ke tempat mu. Di sini bukan tempat mu. Kamu harus mempertanggungjawabkan segala perbuatanmu. Jangan menambah dosa-dosamu," terdengar suara pria dari arah belakang Arash.
"Aku akan pergi," jawab Arash.
"Pergilah, aku akan mengantarmu dengan tenang."
"Tapi bersama dia!" Arash mengeluarkan seluruh kekuatannya untuk menarik Hani.
Pria itu menahan Hani dari tarikan Arash dengan tenaga dalamnya. Hani berhasil diamankan. Posisi Hani sedikit menjauh dari Arash. Arash dan pria itu saling beradu kekuatan. Arash melawan dengan seluruh kekuatan untuk melepaskan semua rantai yang membelenggunya. Rantai-rantai yang entah datangnya dari mana itu dengan kuat melilit tubuhnya.
"AAAGGGHHHH!" Arash merasakan sakit luar biasa yang hampir menghancurkan arwahnya.
Pria itu membacakan sesuatu dan meniupkan ke gelang batu yang ada di tangannya. Gelang batu itu mengeluarkan cahaya terang. Pria itu memutus tali yang menyambung gelang itu kemudian batu-batu kecil itu dilemparkan ke arah Arash.
Batu-batu itu mengenai tubuh Arash. Setelah batu dilemparkan keluar percikan api. Arash menjerit histeris. Dari tubuhnya keluar kobaran api. Api itu semakin besar. Arwah Arash ditarik paksa masuk ke dalam botol. Botol itu kemudian ditutup dan dibacakan kembali ayat-ayat suci.
Pria itu kemudian menanam botol itu tepat di bawah pohon besar di mana Hani tadi terikat. Beberapa orang mengikuti pria itu duduk bersila di depan pemakaman. Mereka semua berdoa untuk semua penghuni kubur agar tenang di alamnya.
Seseorang berlari menghampiri Zavian yang tidak sadarkan diri. Dia menyuruh orang-orang yang bersamanya mengangkat Zavian ke dalam mobil. Dia juga mendekati Hani. Perlahan dia membalik tubuh Hani dan menyibak rambutnya.
"Hani, Hani, akhirnya aku menemukanmu."
"Siapa mereka?" tanya pria yang tadi beradu kekuatan dengan Arash.
"Om Irfan, pria tadi assisten saya di kantor namanya Zavian. Sedangkan ini namanya Hani yang menyelamatkan Valdi."
"Revaz, ayo segera bawa mereka ke rumah sakit. Kita harus cepat," Om Irfan masuk ke dalam mobil yang ada di depan mobil Revaz.
Revaz masuk ke dalam mobil. Revaz membaringkan Hani di dalam mobil dan merelakan kedua pahanya sebagai bantal Hani. Kedua mobil itu melaju di kegelapan malam.
Sewaktu Zavian mengirim pesan kepada Revaz, kebetulan Revaz berada di rumah Om Irfan menghadiri acara pengajian. Revaz memberitahu Om Irfan saat ini temannya sedang berada di dalam bus setan. Om Irfan yang penasaran meminta Revaz melakukan panggilan video.
Dan ketika panggilan video berlangsung, Om Irfan melihat semua penumpang di dalam bus itu bukanlah manusia tetapi pocong korban kecelakaan bus beberapa tahun yang lalu. Zavian sempat mengirim lokasi mereka pada saat itu. Om Irfan dan beberapa kenalannya yang ada di pengajian bersama Revaz dan temannya menuju ke lokasi dengan dua buah mobil.
Setelah tiba di lokasi, Om Irfan, Revaz dan yang lainnya melihat Hani dan Zavian dikepung berbagai macam jenis setan. Setan-setan itu seolah takut pada Arash. Mereka tunduk dengan perintah Arash. Om Irfan dengan ijin Yang Maha Kuasa berhasil mengurung Arash di pemakaman itu.
Tibalah mereka di rumah sakit terdekat. Hani dan Zavian dimasukkan ke dalam ruangan UGD. Di sana mereka mendapatkan perawatan. Setelah beberapa waktu kemudian, Dokter menyarankan agar Hani dan Zavian rawat inap. Kondisi mereka berdua saat ini sungguh mengkhawatirkan.
Hani dan Zavian dimasukkan ke ruang perawatan. Ruangan mereka bersebelahan. Om Irfan sebelum meninggalkan rumah sakit, membersihkan energi negatif yang masih tersisa dari Hani dan Zavian. Khusus untuk Hani, Om Irfan ingin sekali bertemu dengan orang tuanya. Karena ada beberapa hal yang ingin Om Irfan sampaikan.
"Ada hal penting apa Om? Kalau boleh saya tau apa ini menyangkut keselamatan Hani?" tanya Revaz.
"Ada seseorang yang sangat mencintai Hani. Sampai dia berhalusinasi telah menjalin hubungan percintaan dengan Hani. Padahal sebenarnya percintaan itu tidak ada di dunia nyata. Hani tidak pernah tau ada orang yang sangat mencintainya."
"Maksudnya orang itu terobsesi pada Hani?" Revaz mengernyitkan keningnya.
Dokter yang memeriksa Hani dan Zavian tertarik dengan obrolan Om Irfan dan Revaz di luar. Dia pun ikut bergabung dengan obrolan mereka.
"Bisa dibilang begitu. Tapi ini hanya ada di imajinasi orang itu. Sedangkan Hani sama sekali tidak mengetahuinya. Karena merasa Hani hanya miliknya dia cemburu dan melakukan hal-hal yang gila," kata Om Irfan.
"Itu disebut Erotomania," sahut Dokter.
"Apa itu Erotomania?" tanya Revaz.
"Erotomania adalah gangguan mental, pengidapnya merasa ada seseorang yang sangat mencintainya. Namun perasaan itu hanya delusi. Jika tidak segera ditangani, pengidapnya bisa didorong untuk melakukan hal negatif."
"Sebegitu parahnya kah Dok?" Revaz masih penasaran.
"Jika dibiarkan pengidap Erotomania akan melakukan hal-hal gila. Contohnya dia akan cemburu jika ada seorang pria dekat dengan orang yang dicintainya. Padahal bisa saja pria itu saudaranya mungkin," jawab Dokter.
"Benar Dok. Selama saya bersama Hani, pasien yang ada di dalam, saya hampir celaka. Bukan hanya saya, Hani juga jadi sasarannya," ujar Revaz.
"Hani dalam bahaya. Dia dicintai dua orang gila. Yang satu manusia, yang satunya setan," sahut Om Irfan.
"APA????"
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...