NovelToon NovelToon
Hipertenlove

Hipertenlove

Status: sedang berlangsung
Genre:Playboy / Teen Angst / Cinta pada Pandangan Pertama / Romansa
Popularitas:141.9k
Nilai: 4.9
Nama Author: sinta amalia

Menyukai seseorang itu bukan hal baru untuk Bagas, boleh dibilang ia adalah seorang playernya hati wanita dengan background yang mumpuni untuk menaklukan setiap lawan jenis dan bermain hati. Namun kenyataan lantas menamparnya, ia justru jatuh hati pada seorang keturunan ningrat yang penuh dengan aturan yang mengikat hidupnya. Hubungan itu tak bisa lebih pelik lagi ketika ia tau mereka terikat oleh status adik dan kakak.

Bagaimana nasib kisah cinta Bagas? apakah harus kandas atau justru ia yang memiliki jiwa pejuang akan terus mengejar Sasmita?

Spin off Bukan Citra Rasmi

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sinta amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hipertenlove~ part 2

Sasi menggeleng, "bukan teh. Tadi Sasi yang minta anter Wilang kesini, soalnya a Bagas lapar. Sasi juga pengen makanin awug langseng ambu Darmi." akui Sasi.

Nawang mengangkat alisnya sebelah tanpa berkata lagi, "cepet. Amih udah nunggu dari tadi, nanti kamu kena semprot, termasuk Wilang."

Sasi mengangguk cepat, "iya. Lang, Sasi ke depan duluan. A Bagas hafal kan jalan balik? Sasi duluan..."

"Muhun den."

"Hafal." Singkat keduanya kompak.

Sasi berlalu mengikuti Nawang meski dengan hentakan manja-manja kesel, "kenapa Sasi sih teh, Sasi males ngibing!" omelnya terakhir kali terdengar oleh Bagas.

Wilang menaruh piring rotan yang masih menyisakan awug sisa Sasi tadi, enggan untuk menghabiskan, "akang kalo masih mau makan disini, mangga. Saya ke depan duluan kang." Wilang melengos meninggalkan Bagas, namun tak mau kalah, Bagas ikut keluar dari dapur.

....

Prosesi demi prosesi telah dilakukan, ada acara dimana pengantin perempuan menari bersama pengiring gadis lajangnya di depan suami dan keluarganya yang disebut ngibing.

Amih menarik stagen di badan bagian atas Sasi lebih kencang membuat anak bungsunya itu mengaduh sakit nan sesak, "aw! Sesek atuh mih, jangan kenceng-kenceng!" keluh Sasi tajam.

Tatapan amih tak kalah sengit menatapnya, "biar kenceng. Kebiasaan." Dumel amih menggerutu, "amih ngga suka kamu gitu neng, jangan sekali-sekali lagi. Kabur-kaburan gini, jadinya susah, jangan ngancurin acara yang udah disusun rapi, jangan bikin malu..." amih si perfeksionis mengomel sepanjang jalan kenangan, ia memasang perintilan ronggeng di badan Sasi senada dengan milik Asmi, bersama beberapa saudara sepupu lainnya disana.

Sasi hanya bisa pasrah dan terdiam saja sambil beradu pandang dengan raden rara Kemala, sepupunya yang hampir seumuran dengannya.

Beban yang ditanggung Sasi tak bisa lebih berat lagi, bukan karena pakaian atau hiasan kepala dan tiara yang dipakainya sebagai identitas diri, namun beban Asmi yang secara tak langsung kini dibebankan padanya.

Dengan tanpa alas kaki, ia bersama beberapa sepupunya keluar ruangan, "semangat Si....bi Sekar mah perfeksionis orangnya..." bisik Kemala menggandeng Sasi yang manyun.

"Bukan perfeksionis, tapi penjajah..."sanggah Sasi memancing tawa gadis ini.

"Udah, terima aja Si." ia menggandeng Sasi menuju aula utama. Dari ruangan lain yang ia lewati, Asmi keluar dengan pakaian yang sudah berganti bersama amih, sebelumnya ia sudah terlebih dahulu masuk ruang Asmi, tentunya hari ini ialah bintangnya.

Asmi tak bisa untuk tak meledakan tawanya melihat adik kecil nakalnya yang terkesan tomboy justru menjelma jadi ronggeng dadakan, "cieee, adek teteh jadi geulis gini euy! Kaya bidadari turun bukan dari kahayang..." cibirnya. (kahayang\=keinginan)

"Teh Asmi, selamat ya! Selamat menempuh hidup bauuu!" tawa Kemala, sementara Sasi masih manyun.

"Nuhun Mala, ngga aamiin ah, masa do'anya gitu..." cebik Asmi.

"Amih ke depan duluan," pamit amih senyum dan mengusap sayang Asmi, tersenyum pada Kemala dan menatap penuh pengawasan pada Sasi, "senyum neng, jangan cemberut kaya orang lagi dagang tutut!" omel amih.

Asmi terkekeh, ia paham betul apa yang dirasakan Sasi kali ini, "yakin aja. Amih ngga akan sekeras kaya ke teteh kemaren..."

Sadar jika obrolan ini bukan ranahnya, Kemala bergabung dengan dua sepupunya yang lain dan membiarkan Asmi bersama Sasi, "Mala duluan teh, Si..."

Sasi mengangguk bersama Asmi, "teh, Sasi jadi takut, kalo amih tobatnya tobat sambel. Sifat amih mah udah menda rah daging..." ucap Sasi, Asmi tersenyum dan menggeleng, "insya Allah engga. Ada teteh sama yang lain. Teteh rasa amih ngga akan terlalu ngekang, hanya mungkin amih akan tetap patuh aturan menak." pandang Asmi getir, tak dapat dipungkiri bukan hanya amih yang memiliki aturan mengekang, namun pula kodrat menak mereka.

Sasi menghela nafas dan membuangnya kasar.

"Teteh minta pisan sama neng Sasi. Anggap aja ngibing hari ini, adalah hadiah nikah dari neng Sasi buat teteh sama kang Alva..." pinta Asmi pada adiknya itu, ia tau Sasi lebih suka pencak silat ketimbang jaipong. Sasi mengangguk.

"Alhamdulillah, hatur nuhun den Sasmita..." ucap Asmi menarik adik kecilnya ke aula.

"Siap menunjukan bakat terpendam, neng?" tanya Asmi, Sasi menggidik acuh, "harusnya mah jangan. Nanti teh Asmi kalah pamor sama Sasi." jawabnya jumawa memancing tawa Asmi.

Degupan jantung Sasi begitu kencang seiras dengan suara pembawa acara saat memanggilnya, tepukan tangan membawa langkah Sasi dan yang lain ke area tengah aula dengan musik kendang bertalu-talu berirama dinamik.

Bagas membeku di tempatnya saat melihat 4 orang gadis keluar dengan melenggak lenggok penuh patahan dan goyangan luwes, bukan karena kecantikan dan tarian epic para gadis itu saja. Melainkan ia seperti melihat sosok lain seseorang yang membuatnya menganga tak percaya.

"Itu Sasi?" Ganis sampai terkekeh tak percaya, "meni lucu gitu, jagoan ternyata ih!"

Terlebih saat pandangannya dan pandangan Sasi bertemu, incredible! Sorot mata bocah cantik di depannya seperti mampu membius Bagas dengan aura kharisma ningratnya, menjerat seorang Bagaskara.

Disaat semua orang berseru karena bergabungnya Asmi sang pengantin, Bagas justru memilih mengunci sosok raden rara Arum Sasmita.

Ada pasang mata dan senyum yang mengurai hangat di sudut lain, "den rara Sasi..." gumamnya, tentu pandangan itu bukan hanya sekedar rasa kagum.

~3 tahun kemudian~

Trek...

Ia mematikan mesin motor koplingnya. Sepatu sneaker hitam beraksen putih dan merah itu menapaki jalanan beraspal setengah mendorong sepeda motor, meski si empunya tak turun dari jok.

Berulang kali si pengendara menguap sambil memajukan motor demi mencapai rumah.

Diliriknya jam di tangan yang melingkar di pergelangan sebelah kirinya bersama beberapa gelang handcraft buatan anak negri, ciri khas anak fakultas teknik sekaligus anak band.

Hufft! Hanya lengu han berat nan penat yang terdengar diantara sunyinya malam. Bahkan jangkrik dan binatang nocturnal saja sudah masuk kembali ke peraduannya mengingat waktu yang mulai tergelincir ke pagi lagi, siap memberikan rasa hangat sang mentari pada penghuni bumi.

"Jam setengah 3." Gumamnya tak bisa mengalahkan suara deritan engsel pagar besi yang sudah puluhan tahun menjadi garda terdepan rumah kediaman.

"Bun," ia mengetuk pintu rumah, lebih tepatnya pintu setengah kaca, meminta dibukakan oleh ibunya.

Tak cukup sekali, mungkin karena sudah terlalu malam ia pulang, orang rumah pastilah masih berada di alam mimpinya masing-masing.

"Bun," panggilnya lagi kaya anak ilang, kini dengan suara mendayu persis merayu tukang selemvvak, biar harganya turun dikit. Bagas cukup tau diri untuk tidak memancing kerusuhan dan amukan tetangga. Ia tak mau pagi pertamanya di hari itu dapet jackpot lemparan sendal jepit butut.

Cukup lama ia menunggu, sampai sempat untuk rebahan di kursi depan berteman dinginnya malam, bersama mata yang mulai mengantuk, sayup terdengar suara kunci diputar dan handle pintu yang terbuka. Ia mulai menyiapkan hati dan telinga untuk menerima omelan ibun Ganis.

Hampir dibuat terkejut, wajah bantal datar mpap rupanya menyapa penglihatan rabun ayamnya, Bagas dapat tersenyum lebar karena telinganya selamat dari penda rahan pagi-pagi.

Tak ada pertanyaan yang bikin Bagas berpikir keras diantara kesadaran yang sudah menipis apalagi tamparan di bahu yang bikin ia langsung ambruk kaya bangku usang, mpap cukup tau dan paham dengan kehidupan anak-anaknya, mengingat Bagas pun adalah seorang vokalis band lokal yang seringkali wara wiri mengisi konser-konser band ternama kota, tentunya beraliran cadas bukan pop-pop asarehe yang video klipnya cowok-cowok bermata sembab karena cinta.

Ngga ada sejarahnya, cowok mewek cuma karena cewek! Bagi seorang Bagaskara Ragatan Niskala.

Ia masuk ke dalam saat mpap kembali melengos tanpa keluar, "kunci lagi pintunya."

"Iya."

Matanya sekilas menangkap pemandangan mpap yang masuk kembali ke dalam kamarnya, lalu suasana kembali hening setelah itu, kaya kuburan.

Masih dalam hening, Bagas menaruh helm dan melempar kunci motor begitu saja di meja ruang tengah, kebiasaan buruk sejak dulu, nantinya ia sendiri yang akan heboh mencari-cari barang tersebut.

Bep!

"Ahhhh---" Bagas langsung menjatuhkan badannya di ranjang empuk nan nyamannya, dengan sprei antariksa favoritnya yang sudah ibun rapikan sebelumnya, ibun bahkan menyalakan obat nyamuk bakar di sudut kamar agar istirahat anak bungsunya itu tak terganggu oleh nyamuk nakal.

Hmmmm, lavender! Wangi menyengat yang kemudian menjadi pengiring Bagas ke alam bawah sadar setelah melepaskan sepatu dan kaos kaki tanpa mengganti baju terlebih dahulu, ia sangat...sangat lelah.

.

.

1
Calista
itu mkn waktu brp hr ya klu ad angkot jurusan cibaduyut ke korea.
Yuliasih Dila
Keren bangett...luarbiasa
jumirah slavina
wwoooiii Sasiii....
Kamu kemanaaaa....
ko' gak nongolllll.....
Ney Maniez
menangg ge gak dikasih reward sasi,, yg ada dihukum/Grimace//Grimace//Grimace//Grimace/
Ney Maniez
congratulations sasiiii..
tp kasian jugaa ya
jumirah slavina
Sasi & Bagus kena hukum Amih ya Thor jd lama gak nongol
Syifa Komala Fathir
selalu bagus karya karya nya
Dyah Ayu
ini klo Sasi udh sampe di batas kesabarannya pasti lebih parah dari Asmi..
🌽Mrs.Yudi 𝐙⃝🦜🍇
kisah sasi, ga kalah dinamisnya sama kisah kakaknya....
semangat mbksin bikin sasi vs amih membara yah! 😉
🌽Mrs.Yudi 𝐙⃝🦜🍇
dan...aku sampe disini mbk sinta....

beugh, sasi masih sma udah terjal aja jalan hidupnya, masih dengan amih yang sama ternyata....
🌽Mrs.Yudi 𝐙⃝🦜🍇: haii 🤗😘😍
🌼 Incess Hatari 🌼: ibuuu😘😘😘
total 2 replies
Mika Saja
oh.....dl aa candra kabur sm teh katresnan to,,,,ayo si ada temannya yg pembangkan bisa dicontoh lah aa candra🤭🤭🤭
Mika Saja
amih mah keras sekeras batu,,semoga nti bisa berubah,gengsi aja ditinggin
isni afif
lanjut teh sin.....
Yuni Widiyarti
kok kuat banget ya jadi sasi.aku miris banget sama dia.disaat yg lain bangga akan pencapaiannya dia hrs makin tertekan dengan prestasinya
Vike Kusumaningrum 💜
Semangat membangkang Sasi, teruslah berbuat sampai Amih menyesali tindakannya, orang seperti Amih mah yang ini dituruti, terus nuntut , emang begitu. anak kalau biasa dikasari, biasa dihukum dia akan kebal dan akan mengulanginya. amih jadi kebiasaan menekan anak, kalau Asmi hampir stress mungkin sasi nanti gila. baru Amih akan sadar, atau mungkin sudah di titik lelah, Sasi bundir trus dikuatkan Bagas, baru Amih benar2 sadar. aaah kasihan kan a' sm nasib adek²annya. sehat selalu kak Sin 🤲🤲 kmna wae euy ? lama 😭😭
Bunda AL: ka sin..kmn aja ko blm update lagi.. pdhl q ngguin kelanjutan cerita ny..sehat dan tetap semangat buat ka sin..aamiin🤲🤲
total 1 replies
Yuni Widiyarti
gimana sis si orang berbuatnya berani masak tanggung jawabnya takut.anggap aja latihan minta restu buat nikahan Ning sasi sama aabagas kelak...semangat
MPit Mpit MPit
astaga si amih ituh ihh bener bener akuh mah mau banget ngagetok..
isni afif
lanjut...teh sin....
Fadilah
si Amih mah kayaknya orang tua egois ih, gk d jadikan pelajaran dulu"nya malah makin jadi kayaknya
Marliyanipratama
heeh nya eceu mah t ngarti te ningal k tukang ka jadian asmi kumha cenah pek danguken saran ti besan tuh ibun conto na ngebebasin anak nya tpi masih bisa di kontrol, sadar mih sadar ulah ampe amih nyesel... apa mau neng bawa amih k tujuh curug beh sirah amih te ulah batu" teuing... kudu kitu nya si amih teh di ruat atawa di ruqiah...
Vike Kusumaningrum 💜: hahahha, bener.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!