Istrimu Wanitaku

Hotel..

Seorang pria yang hanya mengenakan handuk sepaha menghisap rokoknya dalam-dalam, ia melirik ke belakang menatap seorang wanita yang masih telanjang bulat setelah melakukan pergulatan panas.

"Jika sedang bersamaku tolong jangan pernah menyebut nama putra Matthew." Lirihnya sambil meniupkan asap rokok sembarang arah.

"Bukankah kau tidak masalah dengan itu?."

"Aku kekasihmu tetap saja cemburu, Nami."

Nami mengembangkan senyum manis, ia yang masih telanjang bulat berdiri dari tidurnya melangkah menghampiri sang kekasih.

Cup!.

Satu kecupan mesra mendarat pada leher pria itu, Nami duduk di atas pangkuan kekasihnya. "Jangan takut, aku tak akan pernah melupakanmu Ryu. Walaupun nanti aku akan menikah dengan Kageo aku tak akan pernah membiarkanmu kesepian. Aku wanitamu, partner ranjangmu."

Ryu meletakkan rokoknya, ia beralih menatap ke arah Nami. "Ini tak adil, kau mencintaiku tapi menginginkan Kageo juga."

Wanita itu terdiam, Nami tahu tindakannya ini sudah keliru dan menyakiti hati perasaan kekasihnya. Namun karena demi gelar megah dan kekuasaan yang dimiliki Kageo membuat Nami goyah dan menjadikan kedekatan mereka sebagai kesempatan.

"Ke depannya ini untuk kita berdua baby, walaupun mungkin untuk sementara waktu kita harus sembunyi-sembunyi dulu." Bisik Nami dengan nakal.

Ryu terdiam..

Sebelum Nami bertemu Kageo, hubungan keduanya sempat diketahui oleh keluarga besar Nami. Namun sejak hubungannya diketahui dan ditentang serta tak direstui ayah Nami, mereka terpaksa menjalin hubungan diam-diam hingga sekarang.

"Aku harap kau mengerti maksudku Ryu, dan tolong tetap berada di sampingku jika kau benar-benar mencintaiku." Lirih Nami seraya melumat bibir kekasihnya dengan liar, ia tak mau kehilangan Kageo maupun Ryu.

Ryu sontak berdiri dengan mengangkat tubuh Nami, ia melepas handuknya. Wanita itu ia bawa ke atas kasur, pergulatan panas pun tak bisa dihindari lagi.

.

.

Indonesia..

Kedatangan Amora disambut oleh Anggara dan Bella, walaupun tanpa kehadiran Kageo mereka tak mempermasalahkan itu.

Karena hari ini hari libur, mereka menghabiskan waktu bersama di ruang tamu sambil nonton tv.

"Reputasi perusahaan papa naik 55% kinerjamu sangat bagus, dan itu merupakan peningkatan bisa melampaui sekretaris papa Mora."

"Siapa dulu donk?." Sengaja Amora dengan sombong.

Semua yang ada di sana terkekeh.

Di balik sikapnya yang mandiri dan jenius, jika saat di rumah seperti ini Amora akan sangat manja pada orang tuanya.

Ting!..

Mendapat pesan masuk, Amora langsung meraih handphonenya.

"Kageo.."

Ia melirik ke arah Bella dan Anggara yang menatapnya, karena tak ingin ketahuan Amora menjauh dari mereka.

"Siapa sayang?." Tanya Bella.

"Em... ini rekan kerja ma, sebentar ya." Amora langsung pergi meninggalkan mereka berdua.

Anggara dan Bella saling tatap.

"Apa dia kenal seseorang saat di Jepang? gelagatnya beda.." Lirih Bella penasaran.

Anggara tak langsung menjawab. "Dari info yang sekretaris papa dapat, Amora banyak melakukan interaksi dengan Haikal saat konferensi kemarin."

"Haikal anaknya pendiri PT Brilian pa?." Bella memastikan.

"Iya.."

"Wah, jika iya mereka tampak serasi. Bukankah PT Brilian juga bekerja sama dengan perusahaan papa?."

"Benar."

"Apakah ini tanda-tanda?."

"Papa belum tahu pasti, semoga Amora tidak mengecewakanku!."

Sementara itu..

Amora mengunci pintu kamarnya, ia menerima panggilan video dari Kageo.

Keduanya tersenyum saat melihat satu sama lain.

Terlihat Kageo sehabis mandi, tubuh kekar yang bidang itu tampak basah membuat Amora gagal fokus terus.

"Kenapa lama sekali?." Tanya Kageo.

"Tadi aku lagi bareng sama mama papa."

Kageo yang sebelumnya kesal karena lama menunggu, kini rindunya sudah terobati.

"Aku merindukanmu.." Lirihnya sambil mengelap tubuh yang masih basah.

Pipi Amora merah. "Selesaikan dulu terus ganti baju."

"Ini juga.."

"Jangan bilang di hadapanku!?."

"Memangnya kenapa? matamu perlu bersilaturahmi dengan tongkat saktiku." Lirih Kageo dengan santai melepas lilitan handuknya.

"Aku memang penasaran tapi tid..."

Handuk itu terlepas..

"AAAAKHH!.."

Mama Bella dan papa Angga seketika menoleh mendengar jeritan itu. "Kenapa? apa ada kecoa sayang!???."

.

Bersambung