Kehadiran sosok wanita cantik yang memasuki sebuah rumah mewah, tiba-tiba berubah menjadi teror yang sangat mengerikan bagi penghuninya dan beberapa pria yang tiba-tiba saja mati mengenaskan.
Sosok wanita cantik itu datang dengan membawa dendam kesumat pada pria tampan yang menghuni rumah mewah tersebut.
Siapakah sosok tersebut, ikuti kisah selanjutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Makan
Yuli berjalan dikoridor rumah sakit sembari membaca angka disetiap kamar. Ia mengingat jika kamar tempat Sutini dirawat berada dilantai dua dan mendapat penjagaan ketat dari dua orang polisi yang ditugaskan untuk mengawasi wanita yang sedang stroke tersebut.
Langkahnya berhenti saat melihat sebuah momor kamar yang sesuai dengan rawat inap untuk Sutini.
Ia mengulas senyum senang, sebab menaiki anak tangga cukup melelahkan baginya karena ia takut untuk naik lift.
Satu sosok wanita yang sedang memantau Yuli dari kejauhan dan sedang berlindung dibalik dinding tirai tanpa ada yang dapat melihatnya.
Terlihat seorang petugas Polisi sedang berjaga dan pastinya memantau Sutini agar tidak melarikan diri, sebab semua bukti pembunuhan mengarah padanya.
"Mau menjenguk siapa, Bu?" tanya petugas kepolisian saat melihat Yuli membawa rantang dan menuju kamar bangsal tempat dimana Sutini dirawat.
"Menjenguk majikan saya, Pak. Ibu Ayu Sutini. Ini ada makanan untuk diberikan kepada beliau," jawab Yuli dengan jujur.
Petugas tersebut mengambil rantang yang dibawa oleh Yuli, lalu memeriksanya isinya untuk memastikan tidak ada barang yang mencurigakan sebagai penyeludupan karena dapat berpotensi membuat terduga bebas perkara.
Setelah memastikan aman, Yuli dipersilahkan masuk, meskipun petugas tetap memantau gerak dan gerik Yuli saat memasuki ruang bangsal.
Yuli memperhatikan satu persatu pasien yang berbaring diatas ranjang dengan ditemani sanak keluarga untuk berjaga, kecuali Sutini yang hanya sendirian, bahkan saat ini ia sedang ingin buang air, namun tidak ada satupun yang dapat membawanya ke toilet.
Setelah memperhatikan satu persatu pasien ternyata Sutini terletak diranjang paling sudut dekat dinding. Ia terbaring disana sendirian dengan dihalangi tirai kain saja.
Yuli berjalan menghampiri. Lalu melihat wanita itu tampak gelisah. "Bu, saya diutus pak Mahardika untuk mengantarkan makanan ini, dan memastikan jika ibu memakannya," Yuli meletakkan rantang diatas meja nakas, lalu bersiap untuk menyuapi wanita tersebut.
Sutini tampak bingung, sebab ia tak mengenali Yuli, dan baru pertama kali melihatnya. Ia melihat wanita yang menga mengaku utusan suaminya itu sudah mengarahkan sendok berisi bubur dan sayur soup daging cincang.
"Makanlah, Bu. Biar lekas sembuh," ucap Yuli dengan senyum ramah.
Namun seperti ada yang menggerakkan, Sutini akhirnya memakan bubur tersebut. Saat menyentuh lidahnya, ia merasakan masakan tersebut sangat enak dan begitu lahap memakannya.
Siapa sangka, jika ternyata bubur itu adalah makanan yang terbuat ratusan belatung yang dimasak lunak.
Setelah cukup kenyang, Sutini menyudahi makannya, sebab terasa begah juga diperutnya.
"Cepat sembuh ya, Bu." Yuli berkemas dan akan kembali, sebab tugasnya hanya mengantarkan makanan dan menyuapinya saja sesuai intruksi dari Dayanti.
Saat ia sudah berada diambang pintu, Sutini ingin memanggilnya karena perutnya terasa sesak ingin buang air, namun seperti terhalang sesuatu, dan membuat Yuli terua berjalan keluar.
Sepeninggalan Yuli, Sutini merasa gelisah, ia bingung harus meminta tolong pada siapa, hingga akhirnya ia buang air diatas ranjang dan menghebohkan pasien serta keluarga lainnya, sebab aromanya yang bercampur pendingin ruangan membuat sesak untuk bernafas.
Melihat kehebohan tersebut, pihak rumah sakit mengjubungi Mahardika dan meminta pria itu agar segera datang untuk membersihkan kotoran sang istri, namun telepon tidak tersambung.
Sementara itu, Sutini terpaksa dibawa keluar dan dibersihkan pihak perawat magang, namun nantinya akan mendapatkan ganti rugi dari Mahardika.
*****
Malam beranjak semakin gelap. Petugas kepolisian dan juga petugas perawat sudah berganti shift. Dan Sutini merasa tak nyaman dirumah sakit, sedangkan Mahardika belum juga ada menjenguknya.
Sementara itu, Yuli akan pergi pulang dan nantinya akan dijemput oleh Jojo. "Bawa saja makanan yang tadi kamu masak, Mbak. Beri pada anak-anakmu," ucap Dayanti dengan sangat tenang. Tatapannya begitu sendu, dan suhu ruangan berubah sangat sangat dingin.
"Saya sungkan, Bu." jawab Yuli. Namun sesaat ia mencium aroma Mawar yang sangat begitu kuat dan membuat ia terbuai dalam ketenangan.
Dayanti melangkah. Gaunnya menyentuh lantai dan dengan cekatan memasukkan makanan yang tadi dimasak sendiri oleh Yuli kedalam wadah toples persegi empat dan memberikannya pada wanita tersebut.
"Jadi gak enak, Bu." Yuli menerima sungkan. Lalu mengambilnya. "Terimakasih ya, Bu." ia berpamitan sebab Jojo sudah menunggu diluar bersama adiknya.
Dayanti hanya menganggukkan kepalanya dan menatap kepergian Yuli dengan tatapan sayu.
Yuli tiba didepan pintu gerbang. Puterinya yang masih kecil menyambut girang saat setelah seharian ditinggal bekerja dan bermain bersama kakaknya yang libur sekolah. "Besok adik ikut ya, Bu," rengek bocah itu saat melihat ibunya naik ke boncengan.
"Iya. Tapi janji jangan nakal, ya" wanita mengingatkan, lalu Jojo mengemudikan motornya menuju pulang.
Sementara itu, Sosok bayangan hitam berjalan dengan melesat, lalu dalam hitungan detik, ia sudah tiba dirumah sakit tempat dimana Sutini dirawat.
Ia melihat kearah kamera cctv, lalu membuatnya menjadi eror.
Ia melintasi petugas kepolisian dan juga para perawat tanpa ada yang mengetahuinya. Lalu masuk kedalam kamar tempat dimana Sutini dirawat.
Ia memandangi wanita itu dengan senyum seringai, lalu merentangkan tangan kanannya kedepan mengarah tepat ke wajah Sutini yang sudah tertidur pulas bersama para pasien laiinnya yang kompak tertidur. Kemudian ia menggerakkan jemari tangannya dan membuat wanita itu bergerak turun dari ranjang brangkar.
Sutini terus berjalan tanpa ada yang melihatnya, bahkan kini, sosok bayangan hitam itu melesat memasuki tubuh wanita stroke itu, lalu membuat kedua matanya terbeliak dan menggeliat, kemudian tersenyum seringai saat penyatuan berhasil.
Setelahnya, Sutini berjalan cepat menuju lift, lalu menekan tombol turun kelantai dasar. Seperti terkena sihir, semua kamera cctv mengalami eror saat menyorit tubuh wanita tersebut.
Sutini tiba dilantai dasar, dan melesat pergi meninggalkan rumah sakit dengan begitu sangat cepat.
Sementara itu, Jojo sudah tiba dirumah dan Yuli bergegas masuk kerumah bersama puterinya. "Bu, Jojo ke warung bakso, ya" ucapnya, lalu mengendarai motornya dan menuju kang bakso tempat dimana ia akan bekerja.
Selama perjalanannya, ia tidak dapat melajukan motornya karena jalanan yang berbatuan dan ia harus hati-hati sekali agar tidak tergelincir.
Ketika akan tiba dipersimpangan, ia merasa bergidik saat melihat seorang wanita berjalan tanpa alas kaki ditengah gelapnya malam dengan rambut yang terurai.
Ketika wajah wanita itu terkena lampu depan motor Jojo tersentak kaget, sebab apa yang dilihatnya adalah Sutini yang dikabarkan masuk rumah sakit, namun mengapa ia berkeliaran? Bahkan ditengah malam gelap.
Jojo menghentikan motornya dan membiarkan wanita itu melintas terlebih dahulu, dan setelahnya ia kembali mengendarai motor dengan rasa gugup yang tak dapat ia ungkapkan.
Bocah remaja itu merasa bergidik, ia tak ingin menjadi saksi jika saja malam ini mendengar kejadian yang sama seperti kemarin.