remaja cantik namun sederhana yang mencintai seorang murid baru yang sangat tampan. dirinya mencintai dalam diam, karena dirinya yang sadar diri. walaupun begitu, ternyata pria itu merasakan kalau gadis cantik itu menyukainya , dan malang untuk si gadis.karena cintanya tetap tidak terbalaskan. dan semakin tragis buat si gadis, setelah pria itu tahu kalau wanita yang punya rasa padanya itu ternyata adik dari musuhnya .bahkan seakan-akan nasib buruk itu selalu berpihak pada gadis itu. karena pada akhirnya pria itu malah menjadi saudara tirinya .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon vatic, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
calon saudara tiri
Ayah yelse yang melihat keduanya menjadi terheran. namun setelah ayah yelse mengingat itu dia langsung bertanya " bukankah kamu teman yelse yang waktu itu di rumah sakit kan? " tanya ayah yelse. dan setelah itu barulah nathan melihat ke wajah calon ayah tirinya itu.
Nathan tersenyum ramah " iyya,, om! " jawab nathan.
" Dia ayahmu nanti , panggil dia papa! " kata sang mama.
" Iyya,, pa,,, pa! " ulang nathan dengan terbata. dia sama sekali tidak mengalihkan tatapannya dari gadis cantik yang masih menunduk itu. gadis yang biasanya sederhana berubah menjadi sangat cantik.
Nathan benar-benar kaget kalau ternyata yelse adalah anak orang kaya. bahkan gadis itu adalah anak dari seseorang yang mempunyai sekolah elit di mana dirinya dan yelse belajar saat ini.
Saat ini nathan berpikir kalau siswa di sekolah itu mungkin tidak tahu kalau yelse adalah anak pemilik sekolah. sehingga mereka selalu membully yelse seenaknya. namun yang menjadi pertanyaan nathan adalah. kenapa yelse selalu pasrah ketika orang seperti berly menindasnya. padahal jelas kalau yelse lah yang paling berpower di sekolah.
" Sekarang kita makan dulu saja! " kata ayah yelse mengajak semuanya.
Posisi duduk nathan berada di samping yelse. namun gadis itu benar-benar diam dan tidak berinteraksi sama sekali.
Mama nathan yang melihat sikap yelse terlihat sangat tidak suka , dan ketika papanya menyadari itu langsung mengalihkan suasana.
" Yelse, apa kamu sudah tidak nyaman? " tanya ayah yelse dengan nada yang sangat lembut.
Barulah yelse mengangkat kepalanya untuk melihat ke ayahnya. " hmm,, tanganku mulai terasa sakit!" jawab yelse. mamanya nathan langsung melihat ke arah luka di lengan atasnya yelse.
" Kalau begitu pergilah untuk istirahat! " kata ayahnya lagi.
Tanpa pikir panjang yelse langsung berdiri. dan setelah itu dia tersenyum tipis sambil memberi hormat pada mamanya nathan. pada ayahnya. lalu kepada nathan. " saya permisi dulu! " katanya mendayu. dan setelah itu dirinya melenggang pergi.
Nathan tampak melihat kepergian yelse dari kebersamaan mereka. setelah itu nathan beralasan untuk ke toilet sebentar. tentu itu alasannya untuk menemui yelse.
Diam-diam nathan mengikuti langkah lesu yelse dari belakang. dan seketika nathan mematung ketika yelse menuju ke sebuah kamar yang jelas-jelas di sana terdapat tulisan kamar pelayan.
" Yelse! " panggil nathan sebelum yelse menghilang dari pandangannya. namun yelse benar-benar diam dan sama sekali tidak menghiraukan dirinya.
Akan tetapi sebelum yelse masuk ke kamarnya, dengan cepat nathan memblokade pintu masuk itu. membuat yelse langsung berhenti.
" Minggirlah,,, aku mau istirahat! " ucap yelse tanpa melihat ke wajah nathan.
" Apa ini kamarmu? " tanya nathan tanpa basa-basi.
" Hmm! "
" Bukankah kamu anaknya? kenapa kamu bisa tidur di kamar ini? apa kamu tidak di perlakukannya sebagai anak olehnya. apa dia bersikap buruk padamu? " tanya nathan beruntun.
" Jaga bicara kamu! " kata yelse. setelah itu dia menarik paksa nathan agar menyingkir dan tidak menghalangi jalannya.
Setelah itu nathan benar-benar tidak bisa berpikir lagi. ada apa dengan keluarga ini. nathan melihat kalau ayahnya yelse sepertinya adalah ayah yang baik. namun kenapa yelse malah seakan tidak menyukai itu.
Dan apakah ayahnya sedang bersandiwara sekarang, dan nathan juga mengingat momen di mana tubuh yelse penuh dengan bekas cambukan, yang katanya dari sang ayah. nathan benar-benar di buat penasaran sekarang, antara ayah dan anak itu.
Tidak ingin berlama-lama akhirnya nathan memutuskan untuk kembali kemeja makan. di sana dia melihat mama dan kekasihnya terlihat sangat bahagia. Kemudian nathan akhirnya memutuskan untuk pergi dari tempat itu.
Dan di sinilah nathan sekarang. di balkon apartemen miliknya. dia menatap langit untuk meluaskan pikirannya yang terasa sempit .
" Apa yang terjadi dengan keluarga yelse. dia benar-benar tidak bisa di pahami. bahkan yelse sendiri juga tidak bisa di pahami sama sekali! " monolog nya pada dirinya sendiri.
Dan ketika pagi tiba dan semua sudah masuk ke kelas. hanya yelse yang tidak hadir. nathan menunggu gadis yang akan mengisi bangku kosong di sampingnya itu.
Dan tidak lama setelah itu yelse benar-benar datang. langkahnya terlihat sangat berat dan di paksakan. nathan langsung menghampirinya karena melihat yelse yang tampak keberatan dengan tas yang di bawanya. hingga gadis itu harus menyeretnya karena bahu yang biasanya untuk menjinjing tas itu sedang terluka.
Berly yang melihat itu semakin menahan marah. dia benar-benar merasa sangat cemburu. padahal dia juga melihat kalau yelse selalu menolak uluran tangan nathan padanya. seharusnya berly sadar kalau yang selalu mengejar adalah nathan.
" Biar aku bawakan! " kata nathan.
Namun sama sekali yelse tidak menghiraukannya. bahkan ketika nathan sudah memenangi tasnya. yelse tampak semakin menggenggam kuat tangan yang menenteng tas itu. hingga akhirnya yelse sampai juga ke bangkunya. tanpa melepaskan tas yang ada di tangannya.
Semua teman di kelasnya menatap tidak suka pada yelse. karena di anggapnya terlalu sombong. nathan mendengar itu, namun fokusnya kali ini adalah pada yelse. bukan ocehan dari teman di kelasnya.
Hingga jam kelas usai. berly sengaja menunggu yelse yang pasti akan melewati lorong sekolah untuk melintas ke arah kantin. dan itu adalah jalan yang selalau di lewati yelse.
Karena sudah waktunya beranjak yelse pun segera berdiri. tanpa mempedulikan nathan yang menunggunya.
" Biar akau yang belikan, kamu di sini saja! " kata nathan. namun lagi-lagi yelse yang tanpa suara itu membuat pemahaman pada nathan kalau dirinya tidak perlu bantuannya. sehingga membuat nathan akhirnya mengalah.
Dan ketika sampai di lorong , berly benar-benar melihat yelse yang berjalan santai di jalan yang sudah dia jaga.
Sret..
" Ahkkk! " yelse meringis karena berly yang tiba-tiba menarik sambil menekan tangannya yang masih terluka. dan membuat luka itu kembali berdarah. namun berly tampak tidak menghiraukannya. dan dia masih fokus pada niat awalnya.
" Apa peringatan dariku kemarin benar-benar tidak bisa membuat kamu jera? " ucap berly seperti setan.
Yelse membalas tatapan tajam berly. " seharusnya yang perlu kamu tegur itu, priamu itu. kalau dia bisa pergi dan menjauh dariku maka aku akan sangat bersyukur! dan akan sangat berterima kasih padamu " jawab yelse tanpa keraguan. dan seakan menjelaskan kalau yang selalu mengejar adalah nathan dan bukanlah dirinya.
" Apa kamu memang orang yang sombong? biasanya kamu selalu diam seperti orang bodoh! lalu kenapa sekarang kamu seperti menantangku!" tanya berly yang seperti sebuah gertakan.
Namun yelse tidak lagi ingin menghiraukan apa yang di lakukan oleh berly. dan dia tanpa ragu langsung melenggang pergi. membuat berly semakin menyala dalam kemarahan.
Selesai dengan tujuannya yelse memutuskan untuk kembali ke kelasnya. dia duduk di bangku dengan sangat tenang. dan nathan hanya melihat apa yang ingin di lakukan oleh yelse.
Nathan masih tampak asik dengan buku komiknya. namun dia sedikit risih dengan yelse yang tampak selalu menggerakkan tangannya. sehingga nathan langsung menatap tangan yelse. dan matanya langsung melebar ketika melihat luka yelse yang kembali berdarah.
" Tanganmu kembali berdarah! " kata nathan mengingatkan.
Yelse langsung menjauhkan tangannya pada nathan, namun nathan tidak lagi menerima penolakan dari yelse, sehingga dirinya mencekal paksa tangan yelse yang terluka. membuat tatapan kemarahan yelse semakin menjadi, namun nathan juga sama sekali tidak melepaskan cekalan tangannya, seakan dirinya benar-benar menantang yelse kali ini.