Mika dan Dena dua teman masa kecil yang dipertemukan kembali lewat dunia yang nyatanya tak seluas itu, dikehidupan berikutnya keduanya malah kembali menjadi musuh dalam selimut dan lupa dengan identitas satu sama lain dimasa lalu, siapakah yang akan sadar duluan dengan hubungan lama mereka, atau justru keduanya malah tak akan pernah ingat dan kenangan manis dulu hilang lenyap begitu saja?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chacasdks, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Si Penyimpan Perasaan
Mangkok milik Dena di rebut begitu saja oleh Kakak pertamanya, dengan bibir sedikit cemberut, decakan kesal terdengar, tatkala mie yang ia buat itu kini masuk ke dalam mulut sang Kakak. "jangan kebiasaan gitu lah, dari dulu jadi maling terus, pantesan uang Bunda suka hilang sendiri" si sulung pura-pura tak mendengar ucapan Dena, yang ia lakukan malah menguyah mie tersebut di depan Dena.
Si sulung taruh kembali mangkok berisi mie kuah itu di hadapan si bontot, dengan wajah tanpa dosa ia malah tersenyum senang, "mie lo keasinan Dek, ngebet nikah ya?" Dena melirik kesal, bagaimana bisa si pencuri itu malah mengomentari masakannya. Dena tak balas ucapan Aslan ia lanjutkan kembali kegiatannya yang sempat terganggu itu.
Aslan, Kakak pertama Dena yang tengah mampir ke rumah adiknya itu lalu menarik kursi dan duduk menemani sang Adik, sudah lama sekali keduanya tidak duduk berdua seperti ini semenjak mereka sudah punya kehidupan masing-masing. "lo ngapain deh tumben kesini, biasanya paling depan tuh nolak mau kesini"
"gue bosen aja sama kerjaan, jadinya main kesini" mata Dena menyelidik aneh, jawaban Aslan memang terdengar meyakinkan, tapi bagi Dena Kakaknya itu masih menyembunyikan sesuatu "gue sama lo tuh se darah tau gak, jawab yang bener" Aslan tersenyum simpul mendengar balasan Dena, sebab tebakan Adiknya itu tak sepenuhnya salah, Aslan memang sedang tidak baik-baik saja"
"gue putus Dek"
Sekonyong-konyong setelah Aslan mengucapkan tiga kata tersebut, Dena malah terbatuk kaget, ia tersedak kuah mienya sendiri "eh hati-hati buset, lo udah tua juga masih aja suka kesedek" ujar Aslan sembari beri Adiknya itu segelas air. "serius gak sih? masa lo udah pacaran lama gitu malah putus, konyol"
Aslan menggaruk tengkuknya yang tak gatal, ia juga bingung dengan apa yang sedang terjadi padanya, padahal semua rencana, bahkan tabungan sudah sangat cukup untung meminang kekasihnya, tapi sayang rencana tersebut malah jadi angan-angan. "gue di selingkuhin"
Dena mengangguk pelan, ia kini paham tentang alasan Aslan yang tiba-tiba ingin mampir dan menginap "yaudah gampang cari lagi, nanti gue bantu" decak remeh keluar dari mulut Aslan. "iya deh yang udah punya pacar mah, sekarang malah gantian gue yang jadi jomblo lapuk" Dena mendengus geli, sedikit merinding mendengar ucapan Aslan.
"lo baru putus bangsat, gak usah sok jadi jomblo lapuk" balas Dena sedikit emosi buat Aslan tertawa renyah, "Bunda udah tau?" Aslan menggeleng pelan. Baginya semua ini masih terlalu tiba-tiba, Dena adalah orang pertaman yang tahu soal hubungannya.
"gue belum berani kasih tau Bunda, dia kan deket banget sama Hana" ah iya, perempuan berengsek itu bernama Hana, nama perempuan yang selalu Bunda sebut di grup keluarga mereka, "kasih tau secepatnya deh biar Bunda gak nanyain terus si Hana itu"
Sisa potongan mie yang kini sudah mengembang ikut menemani kedua saudara itu, sekaligus menjadi saksi atas akan ucapan beberapa menit kedepan.
"Dek?"
"hmm"
"Bia bulan depan nikah, kamu oke?" dahi Dena mengerut, pertanyaan Aslan sungguh terdengar aneh ditelinganya. "pertanyaan lo aneh banget sumpah, ya jelas gue oke lah" Aslan melipat kedua tangannya di atas meja,
"yaudah kalau gitu"
"aneh"
"berarti yang patah hati sekarang cuma gue, aman berarti"
cukup follow me.. Thank you.