SEQUEL BURN WITH YOU
Declan Antony Zinov dituduh membunuh keluarga angkatnya yang kaya raya demi sebuah warisan. Tapi semua itu tidak terbukti sehingga pria itu menjalankan bisnis keluarganya dan menjadikan Declan pria kaya raya dan juga ditakuti karena sikapnya yang kejam.
Lucyanna Queen Nikolai merupakan cucu seorang mafia yang sudah lama menaruh hati pada Declan karena telah menyelamatkan nyawanya saat kecil. Ia sering mencari tahu berita tentang pria pujaannya itu dan berniat melamar kerja di perusahaan milik Declan.
Setelah bertahun-tahun lamanya, Declan dipertemukan kembali dengan gadis yang pernah ia selamatkan. Tapi melihat bagaimana wanita itu terang-terangan menyukainya membuat Declan bersikap kasar agar Lucy tidak lagi mendekatinya.
Tapi, ketika Lucy tertembak karena berusaha melindunginya. Barulah Declan menyadari betapa berartinya Lucy di kehidupannya selama ini.
#Cerita ini lanjutan dari cerita Burn With You dimana masa kecil mereka ada di Bab akhir. Selamat membaca
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Athaya Putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 19
Flashback...
Lucy menatap gedung tinggi tempat dimana Declan melanjutkan studinya. Mereka berjanji untuk bertemu dan bersama-sama ke perpustakaan universitas. Ia memutuskan menunggu Declan didepan gedung fakultas hukum. Lucy melirik jam ditangannya dan tahu beberapa menit lagi pria itu akan selesai.
"Apakah kau menunggu seseorang, Miss?" tanya seorang pria yang Lucy tahu merupakan salah satu senior Declan.
"Aku menunggu Declan. Apakah kakak melihatnya?" Lucy bertanya sembari menatap pria dihadapannya.
Raut wajah pria itu tiba-tiba berubah masam ketika mendengar nama Declan. "Dia sedang bersama profesor diruangan beliau dilantai empat. Kau bisa menunggunya didalam."
"Benarkah? Kalau begitu aku akan menemuinya. Terima kasih untuk informasinya." Kata Lucy sembari membungkukkan badannya.
Lengan Lucy tiba-tiba ditarik oleh pria itu ketika ia akan masuk ke dalam gedung. Lucy yang terkejut mencoba melepas pegangan pria itu. "Apa yang kau lakukan?"
"Maafkan aku. Aku hanya ingin mengatakan padamu untuk berhati-hati dengannya." Jawab pria itu.
"Apa maksudmu berkata seperti itu? Declan pria yang baik dan aku sudah bersamanya bertahun-tahun. Jangan menyebar gosip yang kau sendiri tidak tahu kebenarannya." Ucap Lucy dengan marah dan meninggalkan pria itu.
"Sialan. Aku pikir gosip-gosip mengenai Declan sudah tidak ada lagi. Ternyata pria itu masih sulit meski ia sudah membuat universitas ini menjadi salah satu yang terbaik berkat kehebatannya." batin Lucy dengan wajah kesal.
Lucy bisa mendengar suara bisik-bisik dari beberapa orang yang sedang berkerumun ketika melihat kedatangannya.
("Lihatlah, bukankah perempuan itu cucu mafia yang membuat heboh gedung pemerintahan. Dia seperti anak yang terbuat dari emas, karena kemana-mana di ikuti pengawalnya yang menakutkan." )
"Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Declan ketika melihat kedatangan Lucy. Ia kemudian menarik tangan wanita itu dan membawanya keluar. "Sudah aku bilang untuk menungguku diluar gedung.
"Aku hanya ingin melihat-lihat bagaimana tempat kau belajar. Aku tidak akan lagi mencari tahu." Ucap Lucy
"Jangan dipikirkan apa yang kau dengar dari mulut-mulut mereka." Declan masih menggenggam tangannya hingga mereka tiba di perpustakaan.
Lucy tersenyum dan mengeratkan genggamannya. "Aku tidak peduli. Mereka wajar mengatakan semua itu, karena itu kenyataannya. Aku dilahirkan dalam keluarga seperti itu dan aku bahagia dengan caraku sendiri."
"Kita sama-sama dicap pembunuh oleh orang-orang. Apa kau tidak masalah dengan semua itu? Bukankah seharusnya kau bisa untuk tidak mengikuti jejak keluargamu." Declan bertanya untuk melihat reaksi Lucy.
"Apakah kau sekarang menyesal, Declan? Aku tidak mengharapkan kedekatan kita jika itu mengganggumu." Balas Lucy sembari melepas genggamannya.
"Kenapa? Apakah kau memang akan mewarisi semua bisnis keluargamu itu, Lucy. Aku pikir kau akan ikut bersamaku ketika saatnya tiba." Kata Declan dan membuat mereka sama-sama terdiam.
"Wah, kau sangat lucu dan ketika ada yang kau benci maka kau tidak ingin berhubungan dengan mereka?" Lucy tidak menyangka dengan apa yang ia dengar. "Apakah yang membunuh ayahmu adalah sekelompok mafia?"
Declan terdiam dan menyesal telah mengatakan hal-hal yang membuat Lucy tersinggung.
"Jadi, selama ini kau berpikir bahwa keluargaku yang sudah melakukannya? Kau menganggap semua mafia seperti itu? Kau sendiri tahu di negara ini sangat banyak mafia yang menguasai beberapa wilayah. Dan keluargaku bukan pembunuh, mereka berbisnis." Teriak Lucy ditangga masuk perpustakaan.
"Lucy, maafkan aku. Tak seharusnya aku berkata seperti itu padamu." Ucap Declan cepat dan membawa Lucy masuk ke dalam pelukannya ketika wanita itu terlihat gemetar.
"Aku akan membencimu, jika kau membuat aku berpisah dari keluargaku." Gumam Lucy dipelukan Declan.
...****************...
Lucy melihat apa yang sedang diperhatikan oleh Declan dengan serius ketika mereka sudah berada di dalam perpustakaan. "Apa yang sedang kau lihat? Bukankah itu bangunan milik grandpa?"
"Apa kau tahu tempat itu? Tanya Declan dengan wajah terkejut ketika mengetahui tempat yang ingin ia kunjungi merupakan gedung milik kakek Lucy.
Lucy mengangguk dan memperhatikan lebih seksama dan yakin gedung itu milik sang kakek. "Apa kau akan kesana? Aku bisa meminta sopirku untuk mengantarmu nanti."
"Ada yang ingin aku temui dan orang itu memintaku datang ke tempat ini." Jawab Declan dan merasakan sesuatu yang tidak enak jika harus datang bersama Lucy.
"Apakah orang penting? Aku hanya akan mengantarmu, dan akan menunggumu di mobil jika kau khawatir aku akan mengikutimu." Lucy berkata sembari memasukkan bukunya kedalam tas.
Beberapa saat kemudian Lucy dan juga Declan akhirnya sepakat untuk ke tempat itu dan Lucy dibuat terkejut mengetahui jika Grandma Anna terlihat duduk dikursi depan. "Grandma, kau tidak perlu sampai ikut menjemputku."
Anna tersenyum ke arah cucunya dan juga Declan. "Aku sedang mengambil bingkisan dan kebetulan mobilmu akan menjemputmu, jadi aku memintanya untuk mengantarku sekalian."
"Kalau begitu, bisakah kita mengantar Declan terlebih dahulu?" Tanya Lucy dan dijawab anggukan kepala oleh sang nenek.
Anna merasakan sesuatu yang tidak enak ketika mobil mereka berhenti didepan gedung yang dulu merupakan gedung milik Nicholas. "Apa yang membuatmu datang ke tempat ini, Declan?"
"Aku ingin menemui seseorang dan orang itu memberikan alamat ini, grandma." Jawab Declan sembari membuka mobil setelah mengucapkan terima kasih.
"Bukankah tempat ini milik kakek?" tanya Lucy begitu melihat Declan masuk kedalam gedung.
"Tempat ini sudah lama diberikan pada seorang teman Kakekmu. Dan kurasa mereka tidak memiliki hubungan yang baik." Ujar Anna dan seketika mereka saling bertatapan satu sama lain.
"Hentikan mobil ini dan kembali ketempat tadi. Aku merasakan firasat yang tidak enak." lanjut Anna dan di ikuti oleh Lucy yang terlihat gelisah.
Begitu mobil berhenti Lucy dan juga Anna keluar dari mobil dengan terburu-buru dan Lucy berlari masuk kedalam sembari meneriakkan nama Declan. Anna berjalan cepat menyusul Lucy dan menghubungi Nicholas melalui ponsel miliknya. Ia memberitahu jika saat ini mereka berada disalah satu gedung miliknya dulu.
"Shiit, Lucy. Apa yang kau lakukan disini. Mereka adalah sekelompok mafia yang sudah membunuh ayahku, ayo sebaiknya kita tinggalkan tempat ini." Sahut Declan sambil menarik Lucy meninggalkan gedung dengan berlari.
Mereka mendengar suara tembakan dan mengenai lengan Declan. Ketika tembakan kedua diluncurkan Anna tiba-tiba menutupi tubuh mereka berdua dan menerima tembakan berulangkali.
Sekelompok mafia itu berhenti dan dibuat terkejut ketika mengetahui siapa wanita yang terkena tembakan dari mereka. Lucy berteriak histeris dan memeluk tubuh sang Nenek yang sudah tak bernafas.
Declan mencoba menarik Tubuh Lucy, ketika ketua dari orang-orang yang mengejar berlari kearah mereka, pengawal Lucy sudah berdiri di depan mereka dan terjadilah tembak menembak. Declan berhasil membawa tubuh nenek Anna masuk ke dalam mobil di ikuti oleh Lucy.
Beberapa saat kemudian terdengar suara mobil yang Lucy tahu merupakan anak buah kakeknya. "Cepat, Declan. Kita harus membawa grandma ke rumah sakit," meskipun mereka berdua tahu bahwa nyawa Anna sudah tidak bisa diselamatkan lagi.