RESIGN Dan Jadilah ISTRIKU

"Aku paham, Tuan," jawab Selene, suaranya terdengar mantap dan lugas. "Aku akan belajar dengan cepat. Kapan kita mulai?"

Senyum tipis yang mengerikan muncul di bibir Tom untuk pertama kalinya. "Sekarang juga, Cara. Itu panggilanku untukmu mulai sekarang. Dan panggilanmu padaku adalah Carino (baca : Karinyo). Latih pengucapannya. Jangan pernah lagi sebut Anda atau Tuan. Kita adalah pasangan yang sedang jatuh cinta, ingat itu."

Tom berbalik, kembali ke mejanya. "Pulanglah. Kemasi barang-barangmu yang sedikit itu. Sopir akan menjemputmu besok pagi. Selamat datang di hidup yang baru, Cara."

Nama panggilannya diucapkan dengan nada yang hampir seperti ejekan.

“Kau … tidak malu memiliki istri sepertiku? Semua pegawai di sini tahu bahwa aku tak layak,” tanya Selene random.

Tom kembali melihat Selene. “Tak ada yang berani mencelaku apa pun pilihanku. Jika aku mendengar ada yang mencelamu nanti, aku akan langsung memecatnya.”

Selene terdiam sejenak. Itu memang tampak seperti perlindungan seorang pria pada kekasihnya. Tapi sebenarnya itu adalah cara untuk menunjukkan kendali dan kekuasaannya.

Selene mengambil map kontrak itu, menggenggamnya erat. Kertas itu akan mengubah dunianya dalam sekejap.

“Angkat dagumu. Jangan menunduk. Itu pelajaran pertama dariku! Kau adalah calon istri Tommaso Eduardo!” tegas Tom.

Selene menghela napas dan kemudian mengangkat dagunya lalu membalikkan badan, berjalan keluar dari ruangan yang megah itu, meninggalkan Tommaso.

*

*

Selene berjalan melewati lorong, melewati ruang administrasi. Tatapan penuh tanya dan hinaan siap melayang padanya seperti biasa.

Tapi kali ini, Selene tidak menunduk. Dia mengangkat dagunya, sesuai perintah sang calon suami kontraknya.

Namun, ketika dia akan menuju ke mejanya, seorang wanita muda bernama Alen sengaja menabrak lengannya.

BRUG

Dokumen yang dipegangnya jatuh, dan membuat pegawai yang melihatnya sedikit tertawa.

“Hei, kau tak lihat, hah?” bentak Alen.

Selene tak mempedulikannya dan segera mengambil map hitam itu. Alen tentu saja semakin kesal.

Alen menginjak dokumen itu dan membuat Selene terdiam sejenak. “Sepertinya mood-mu buruk setelah dipanggil CEO. Pasti kau dipecat ya? Itu dokumen pemecatanmu?”

Selene tak menjawab dan mengangkat kaki Alen hingga wanita itu hampir tersungkur. Namun, Alen sengaja jatuh agar Selene tampak sebagai penjahatnya.

“Kau jahat sekali, Selene,” ucap Becky, sambil menolong Alen.

Selene tetap diam dan mengambil dokumen itu. Dia akan diam, sampai waktunya tiba. ‘Ya, waktunya akan tiba. Kalian akan habis nanti!’

Selene berjalan kembali meskipun Alen berteriak padanya menyuruhnya berhenti.

Selene memandang lurus ke depan lalu ke mejanya dan memasukkan dokumen itu ke dalam tas usangnya, yang akan segera dia tinggalkan.

Kontrak itu akan mengubah segalanya dan dia akan menjaganya baik-baik.

Lalu dia mengemasi semua barangnya yang hanya sedikit itu lalu berjalan menuju pintu. Semua pegawai melihatnya.

“Hei! Kau mau ke mana? Waaah … ternyata benar kau dipecat. Ck ck ck … yaaa memang pantas kau dipecat karena sangat tak cocok dengan reputasi perusahaan ini yang bonafit dan mewah,” celetuk Alen lagi.

Selene tak peduli dengan semua ejekan itu. Dia tetap tak terpengaruh seperti biasanya. Dia terus melangkah pergi meninggalkan ruangan administrasi yang menyesakkan itu.

Selene sangat sadar bahwa dia baru saja menjual satu tahun hidupnya pada Tom. Dan dia juga merasa akhirnya memiliki sedikit kendali hidupnya meskipun perintah Tom tetap di atas segalanya.

Perjalanan dari Selene Agueda yang diejek menjadi Selene Eduardo yang sempurna atau setidaknya, versi yang bisa disegani akan dimulai sebentar lagi.

Dan langkah pertamanya adalah belajar untuk tidak tersedak setiap kali harus memanggil Carino dengan penuh kasih pada Tom.

*

*

*