BIG MAMA

Tidak ada yang benar-benar menyangka jika Kanina tampil dengan sangat berani didepan mereka semua.

"Ayo maju kemari,kalian dapat mengatakan apa maksud dan tujuan kalian beramai-ramai kemari.Aku yakin bukan sesederhana kunjungan biasa kan?"

Kanina berhenti tepat di depan Sri ,dengan pisau yang teracung tinggi mengarah tepat kewajah nya.

Kaki Sri mendadak melemas,dengan perlahan tubuh besar nya mencoba mundur kebelakang.

"Katakan darimana uang mu untuk membeli ini semua? Jangan-jangan kau menjual diri,kan? Kau rela mengobral selangkangan mu demi uang?"

Bukan hanya Sri,bahkan yang lainnya sangat terkejut ketika Yanti berkata dengan lantang.

Mungkin karna sudah terlalu lama dimanjakan membuat Yanti lupa untuk memiliki sikap saling menghargai.

Dengan dagu terangkat,mata nya yang dipenuhi warna norak menatap Kanina sombong.

"Jika memang kau sangat ingin menjadi pelacur,katakan saja.Aku akan meminta calon suami ku untuk membantu mencarikan mu pria-pria yang memiliki banyak uang."

Plak

Plak

Plak

Akhhh

Baru saja Yanti selesai mengucapkan kalimat nya,wajah putih nan mulus nya kini membengkak setelah mendapat tamparan berturut-turut dari Kanina.

Bahkan Yanti dapat merasakan telinga nya berdengung,dan rasa amis memenuhi mulut nya.

"Yanti!!!"

Sri langsung memeriksa keadaan putri kesayangan nya.

"Jangan sentuh anak ku dengan tangan kotor mu itu,jalang"

Plak

Akhhh

"Ibu!!!!"

"Bibi!!!"

"Kanina!!!"

Sri sama sekali tidak menyangka Kanina benar-benar berani menampar nya seperti ini.Sama hal nya dengan semua orang.

"Jangan membuat keributan di depan rumah ku.Jika tidak,aku tidak keberatan memukul mulut kotor kalian."

Suara Kanina tajam dan menusuk.Mata nya memandang seluruh keluarga Manggala dengan sinis.Lalu tatapan nya berhenti kearah Murti.

"Oh! Bukankah ini cinta pertama mu?"

Pertanyaan itu ditujukan kepada Rehan,namun tatapan Kanina masih melekat kearah Murti.

"Astaga!!! Jangan-jangan kau adalah penyebab keluarga gila ini datang kemari beramai-ramai?"

Dengan gaya centil,Kanina seolah-olah sangat terkejut menyadari tebakan nya sendiri.Namun tatapan meremehkan itu masih tertuju ke arah Murti.

"Kalau memang karna aku,bagaimana? Bukankah benar,jika kau menerima uang dari pria lajang di ujung desa itu? Kalian bahkan sangat akrab tadi."

Murti sama sekali tidak takut terhadap Kanina.

Apalagi dengan keberadaan Rehan disini.Murti semakin bersemangat untuk membuktikan jika ucapan nya benar.Jika Kanina memang mendapat uang dari seorang pria.

Dengan begitu Rehan dan Kanina akan terlibat pertengkaran,lalu Rehan menceraikan Kanina.Dan Murti bisa langsung menggantikan posisinya.

Tidak.

Merebut kembali posisi yang sejak awal memang menjadi milik nya.

Andai saja Kanina dapat mengetahui pemikiran Murti,mungkin Kanina akan muntah darah saat ini.

"Apa kau melihat dengan mata mu jika ada seorang pria yang memberikan ku uang? Kapan kau melihat nya? Dimana itu? Kau tau kan jika ucapan mu tidak terbukti benar,maka aku dapat melaporkan mu polisi."

Kanina sama sekali tidak panik saat menghadapi tuduhan Murti,dia bahakan ingin melihat sejauh mana Murti ingin bermain kata dengan nya.

Wajah Murti mendadak menegang ketika menghadapi berbagai pertanyaan dari Kanina.

Tentu saja dia tidak melihatnya secara langsung,dia juga tidak memiliki bukti sama sekali.Dia berkata begitu murni hanya karna asumsi nya.

Dan jika Kanina benar-benar melaporkanya ke polisi,Murti sudah pasti dinyatakan bersalah.

Saat Murti larut dalam kecemasan nya,suara menusuk dari Yanti menyadarkan nya kembali.

"Untuk apa kau takut dengan ancaman kosong si jalang ini? Melihat polisi saja dia tidak pernah,lalu bagaimana cara nya dia bisa melaporkan mu ke polisi?"

Kata-kata Yanti menyadarkan mereka semua.

Benar juga,pikir mereka.

Kanina yang selalu berada di desa ini,bagaimana mungkin dapat pergi ke kantor polisi sendirian?

He he he

"Sudahlah kakak ipar,tidak perlu mengelak lagi.Kakak ku bahkan masih hidup dan sehat.Jika kau sangat merindukan 'sentuhan',aku yakin kakak ku masih sanggup memberikan nya kepada mu,kau tidak perlu susah-susah mengobral dirimu demi uang."

Kata-kata Rendi sangat merendahkan martabat dan harga diri seorang wanita,dan Kanina sudah sangat kebal dengan hal ini.

"Benar kakak ipar! Mengaku salah dan meminta maaflah kepada kakak ipar laki-laki.Berikan uang itu kepada Ibu dan Ayah,lalu bertobat lah,kita ini keluarga,jadi tidak ada pertikaian selama nya."

Maya juga ikut manambahkan bahan bakar ke dalam api.Kata-kata nya sama sekali tidak memiliki niat baik,dan jika dia adalah Kanina yang dulu maka tujuan Maya akan tercapai.

Tapi sayang sekali,dia adalah Kanina dari jaman modern.Wanita yang rela dihukum mati demi membalaskan rasa sakit hatinya.

Baru saja Maya selesai berbicara,sebuah tendangan kuat menghantam perut nya.

Dug

Akhhhh

Tubuh Maya terlempar hingga beberapa meter dari tempat nya berdiri.Dan Kanina dengan anggun menurunkan kaki nya kembali.

Gaun yang sempat tersingkap berhasil memperlihatkan paha putih, lembut dan ramping yang selama ini selalu terbungkus dengan baik.

Dan tentu saja orang-orang yang melihat nya tidak mampu berkedip,mungkin karna rasa iri,nafsu atau amarah.

"Kau berani menasehati ku setelah kau menyakiti anak-anak ku,kau sangat berani."

Kanina melangkah mendekati Maya yang masih tergeletak tanpa ada yang berniat membantunya berdiri.

"Kkau kau apa yang kau lakukan?"

Maya ketakutan melihat sikap Kanina yang tampak menakutkan.Maya menyeret tubuh nya menjauh ketika Kanina semakin mendekati nya.

"Apa yang kulakukan? Tentu saja menghukum mu,apalagi?"

Greep

Akhhh

Semua orang merasa kan meremang di sekujur tubuh ketika melihat Kanina menarik rambut Maya,dan memaksa tubuh nya berdiri.

"Tolong Rendi,bantu aku.Wanita gila ini akan membunuh ku.Kau tidak akan lolos jika wanita ini berhasil membunuh ku."

Maya benar-benar ketakutan,apalagi kulit kepala nya sudah mati rasa,dan Maya yakin jika rambut nya banyak tercabut dari kepala nya saat ini.

"Apa yang dikatakan kakak ipar kedua benar,kita harus menyerang wanita gila itu bersamaan dan merampas semua uang nya.Jika tidak,sebentar lagi adalah giliran kita."

Yanti yang sudah merasakan kekuatan tangan Kanina,juga marah saat ini.

Tatapan mata nya penuh dengan niat jahat saat menatap Kanina.

"Rehan,Rendi cepat pukul wanita sialan itu! Dasar anak tolol.Di depan mata mu wanita itu memukul ku,adik mu namun kalian hanya diam dan melihat? Cepat!!!!"

Sri berteriak kearah kedua anak lelakinya yang bodoh ini.

Bibir Kanina tersenyum sinis ketika melihat keluarga yang selama sepuluh tahun ini menyiksa dirinya beserta anak-anak nya.

"Benar,majulah bersama.Aku tidak keberatan."