NovelToon NovelToon
Jodoh Sang Pewaris

Jodoh Sang Pewaris

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / One Night Stand / Hamil di luar nikah / Kehidupan di Kantor / Office Romance
Popularitas:10.2k
Nilai: 5
Nama Author: Diana Putri Aritonang

Reta Cahya Pariwara. Terlahir sebagai pewaris tunggal kerjaan bisnis sang Kakek, membuat Reta sudah harus memahami dunia usaha sejak dari usia muda.

Karena memiliki tanggung jawab yang begitu besar terhadap perusahaan, membuat kehidupannya selalu disetir oleh sang Kakek yang berwatak tiran, termasuk dalam urusan Jodoh. Reta bahkan dipaksa untuk menerima sebuah perjodohan yang Kakeknya lakukan.

Dan saat perjodohan sudah terjalin. Reta malah kembali dipertemukan dengan Rio-Pria yang merupakan cinta pertamanya. Pertemuan yang sebenarnya sudah didambakan ke-duanya hingga mereka tanpa sengaja melakukan hal yang seharusnya tidak dilakukan, sampai mengakibatkan janin tumbuh dirahim Reta.

Akankah Reta memilih bersama Rio setelah mengetahui dirinya yang tengah mengandung? Atau lebih memilih tetap bersama dengan Pria yang telah dijodohkan padanya karena begitu banyak halangan yang datang menghalangi mereka agar tidak bisa bersama. Penasaran? Langsung baca yuk!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Diana Putri Aritonang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 20. Dia Benar-benar Ada.

Susan mengendarai mobil dengan pandangan yang sesekali memperhatikan pada atasannya yang duduk tenang di kursi penumpang bagian depan.

Setelah sempat melontarkan dugaan tentang kehamilan, membuat Susan seketika merasa tidak enak hati. Karena kini sang atasan menjadi diam dan selalu menutup mata. Reta bahkan sama sekali belum membuka suara setelah permintaan untuk segera membawa dirinya ke rumah sakit.

"Kita sudah sampai, Nona." Susan memandang Nona Reta yang kini sudah membuka mata dan membenarkan posisi duduk. "Saya akan segera mendaftarkan jadwal pemeriksaan Anda dengan DR. Spesialis, Nona."

"Dokter spesialis Obgyn."

Tangan Susan yang sudah siap membuka pintu mobil itu terhenti. Ia berbalik dan kembali menatap pada Nona Reta. "Nona...bukan maksud Saya..."

"Aku ingin memastikan." Reta memotong cepat perkataan Susan. "Apakah...dia benar...benar...ada..."

Reta mengusap pelan bagian perutnya. Setelah mendengar perkataan Susan tentang dirinya yang seperti orang hamil, awalnya Reta sempat tercengang. Namun ia segera mengingat masa menstruasi yang ternyata sudah datang terlambat dari jadwal.

"Temani aku untuk memeriksanya."

Setelah mengatakan hal itu Reta memilih segera keluar dari dalam mobil dan disusul oleh Susan. Asisten Reta itu juga dengan segera mendaftarkan pemeriksaan terhadap Reta di bagian Dokter spesialis kandungan.

Tidak butuh waktu lama, Reta sudah bisa mendapatkan akses untuk memeriksakan diri. Memasuki ruang praktek Dokter Obgyn Reta bahkan segera diarahkan untuk terlebih dahulu melakukan tes urine.

"Anda sudah selesai, Nyonya?" tanya Dokter wanita tersebut saat mendapati Reta yang telah melangkah keluar dari dalam toilet yang ada di sana.

Wanita dengan rambut pendek sebahu itu hanya diam seraya mengangguk kecil. Tangannya segera menyerahkan alat test pack pada sang Dokter.

"Selamat Nyonya, Anda positif hamil."

Deg.

Dokter wanita itu tersenyum menyampaikan kabar bahagia saat melihat garis dua yang ada pada alat tes kehamilan milik Reta. Berbeda jauh dengan ekspresi Reta serta Susan yang hanya bisa diam terpaku.

Selamat Nyonya, Anda positif hamil. Kalimat itu berhasil membuat Reta berulang kali mengerjapkan mata. Ia berusaha menarik kesadaran diri agar bisa bertahan, setidaknya sampai selesai pemeriksaan.

"Nyonya?" Dokter kandungan itu mencoba menyadarkan dua wanita yang duduk di hadapannya. "Anda baik-baik saja?"

"Hm."

"Maaf Dokter." Melihat Reta yang kesulitan membuka suara, Susan segera mengambil inisiatif meski dirinya sama terkejutnya dengan sang atasan. "Apa yang harus kami lakukan selanjutnya?"

"Kita lakukan pemeriksaan lebih lanjut, ya? Agar bisa memastikan kondisi janin dengan lebih baik."

Reta menurut. Wanita itu segera berbaring di atas ranjang pasien dengan Dokter yang sudah siap melakukan pemeriksaan menggunakan alat USG ;Ultrasonografi.

"Si kecil sudah terlihat," suara ceria Dokter yang kini tengah memeriksa kondisi Reta itu terdengar.

Susan bahkan dengan seksama mengamati layar, tempat di mana kehidupan baru yang ada di rahim sang Nona kini bisa terlihat dengan jelas. Telinganya juga menangkap dengan baik semua yang Dokter katakan, termasuk perkembangan si kecil yang ternyata sudah memasuki minggu ke-5.

Selama pemeriksaan Reta hanya diam. Tatapannya nanar pada langit-langit ruang pemeriksaan.

"Kita kembali, Nona?" tanya Susan pelan saat mereka telah tiba di dalam mobil setelah selesai melakukan pemeriksaan.

Reta tak menjawab, namun satu tangannya bergerak dan menengadah pada Susan. Asisten Reta itu sempat menatap pada Reta sebelum akhirnya ia meletakkan kertas putih kecil di atas telapak tangan sang Nona. Kertas yang memuat gambar hasil dari USG.

"Dia...ada..." Reta terasa sulit membuka suara. Terlebih saat ia mengunci gambar calon bayinya. Segala rasa berkecamuk dalam benak Wanita itu. "Dia benar-benar ada."

Menutup mata dan tak dapat lagi menahan segala bentuk rasa, Wanita itu akhirnya menangis. Dalam benaknya berkelabat bayangan dan kata-kata Rio.

"Aku tidak bisa melupakannya. Aku harus bertanggung jawab atas apa yang telah aku lakukan!"

"Kau bisa saja hamil karena aku!"

Susan segera memeluk Reta yang menangis. Ia juga memberikan usapan pelan pada punggung yang kini bergetar dengan hebat. Tidak pernah sebelumnya Reta seemosional ini. Wanita yang Susan kenal selalu tangguh dan mampu menutupi segala perasaannya itu kini terlihat begitu rapuh.

"Sebaiknya Anda segera memberi tahu Tuan Rio, Nona."

Reta tak menjawab. Ia tetap menangis, meski rasanya ia sudah berusaha dengan kuat untuk menghentikan tetesan air mata tapi entah mengapa kali ini terasa sulit.

*

*

*

"Besok kita sudah harus kembali, Bos. Pembangunan di sana juga terus berjalan dan harus mendapatkan pengawasan secara langsung," kata Nolan. Tangannya sibuk menggulir layar tablet yang memuat semua laporan proyek kerja sama bersama DIMAO yang berjalan di Tanah air.

"Hm."

Nolan menghentikan gerakannya dan beralih menatap pada Rio yang duduk di kursi penumpang bagian depan. Bosnya itu masih saja betah mengamati gedung perusahaan DIMAO.

"Dia sengaja menghindari mu. Sebaiknya lupakan saja. Jangan terlalu mengejar seseorang yang tidak ingin diperjuangkan."

Dengan mudahnya Nolan memberi saran. Melihat seberapa besar usaha Rio yang ingin menemui Reta membuat Nolan sebenarnya merasa kasihan. Tapi Nolan yakin jika kesulitan yang dialami Rio itu karena Reta sendiri yang menutup semua akses.

Lantas apa lagi yang bisa dilakukan jika orang yang seharusnya berdampingan berada di posisi sama-sama berjuang malah juga turut memberikan hambatan. Setidaknya itulah penilaian Nolan.

Meski diam, Rio mendengar semua perkataan asistennya. Ia merasa dilema, tanggung jawab besar yang ia emban sebagai pemimpin perusahaan membuat dirinya harus segera kembali ke Tanah air. Namun jika harus kembali dengan cara seperti ini, entah mengapa membuat Rio begitu berat untuk meninggalkan Swiss.

"Bisakah kau menghubungi asistennya lagi?" kata Rio dengan tatapan yang terus tertuju pada gedung pencakar langit. Dan Nolan hanya menurut, ia dengan cepat meraih ponsel untuk menghubungi Susan. "Kali ini katakan jika aku jatuh sakit," lanjut Rio lagi.

Tangan Nolan terhenti di udara ketika ingin meletakkan ponsel pada daun telinga. Asisten Rio itu terpaku dengan perkataan terakhir sang Bos. Jatuh sakit? Nolan bahkan memperhatikan Rio berulang kali dari ujung kaki hingga ke atas kepala dan kembali ke kaki lagi.

***

Jangan lupa tinggalkan jejak 😉

Jejak kalian sangat-sangat dibutuhkan untuk asupan janinnya🤭

1
Zerro..BL
hhe...manja kali sebutan ortunya😍
ora
/Rose//Rose//Rose/untuk Kakak.....
ora
Tapi apa iya, akan semudah itu untuk menikah jika sudah di Indonesia?🧐😔
ora
Arghhh/Angry/
Di getok aja dari belakang, Reta. Bisa kan?
Si Kakek nyebelin banget. Kalau merintah seenaknya. Kasar lagi😔🤧🤧🤧
Upi Raswan
semoga rencana Reta berjalan lancar,selamat dari nikah paksa
𝓜𝓮𝓷𝓽𝓪𝓻𝓲𝓢𝓮𝓷𝓳𝓪
🌹🌹 buat Rio Reta...smg ekspektasi sesuai realita
𝓜𝓮𝓷𝓽𝓪𝓻𝓲𝓢𝓮𝓷𝓳𝓪
tida?
𝓜𝓮𝓷𝓽𝓪𝓻𝓲𝓢𝓮𝓷𝓳𝓪
gak penting ya Re?
𝓜𝓮𝓷𝓽𝓪𝓻𝓲𝓢𝓮𝓷𝓳𝓪
mengandung gula x
𝓜𝓮𝓷𝓽𝓪𝓻𝓲𝓢𝓮𝓷𝓳𝓪
mudah²an ketemu babang Agam sm Hena, biar dikasih tahu caranya menjinakkan singa 🤭
𝓜𝓮𝓷𝓽𝓪𝓻𝓲𝓢𝓮𝓷𝓳𝓪
iiih, dasar aki², kasar bener jd orang tua, minta dihormati tp gak bisa ngehargai yg muda...
Zerro..BL
sukses bpakny...😍😍
Zerro..BL
semoga makin semangat nulisnya...good
F.T Zira
boleh jadi kembalinya mereka ke tanah air untuk menemukan jln keluarnya...semoga aja sih... gak lucu kan kalo mereka berdua kawin lari.. kan capek🤧🤧

🌹 buat kaka Queen...
F.T Zira
misal si kakek dikasih tau bakal punya cicit, luluh gak ya🤔🤔
F.T Zira
Hani dapet dedek baruuu😆😆
F.T Zira
papih??? waooww...🤭🤭🤭😆😆😆
F.T Zira
duhhh... dapet perintah sana sini dong dirimu sus🤭🤭🤭
ora
/Rose//Rose/4iklan untuk Kakak......
ora
Si Kakek kalau ngomong enak banget, ya. Reta nggak mau sama Maxim, Kek😑😑😑
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!