Rania Salsabila, gadis berusia 15 tahun, yang memiliki paras cantik, pintar dan sopan. Rania memiliki seorang ayah dan 2 kakak laki-laki,mereka sangat membenci rania.
Rania pun harus rela terusir dari rumahnya, hanya karena sang ayah yang tidak bisa menerima dirinya atas kematian bu Indah istrinya. Tapi, dibalik terusir nya Rania, takdir membawa dirinya menuju ke kehidupan yang lebih baik.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rika sukmawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
Hari ini Rania kembali ke Jakarta, masalah Reno ia sudah selesai kan. Rania tidak perduli meskipun Reno keluarga nya, ia akan tetap memberikan sanksi tegas jika berani macam-macam. Sekarang Toko yang di Bandung sudah ia serahkan pada orang yang ia Percayai.
"Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam, sudah pulang sayang."
"Sudah bun, Ayah dimana?"
"Masih di kantor sayang." ucap bu Delina,yang di angguki Rania.
"Bun, Rania langsung istirahat ya."
"Iya sayang, kamu pasti cape habis perjalanan jauh."
TOK! TOK! TOK!
"Sayang, kamu sudah bangun belum?" tanya bu Delina.
CEKLEK!
"Maaf bun, Rania baru bangun." dengan penampilan yang kusut Rania menghampiri Bunda nya.
"Gapapa sayang, Bunda kesini juga mau bangunin kamu. Ini udah hampir Magrib."
"Iya bun, makasih udah bangunin Rania."
"Iya sayang, Kamu sholat dulu ya. Habis itu turun kebawah, ayah udah nunggu kamu."
"Oke bun."
Saat jam makan malam, Rania turun kebawah. Ia melihat sudah banyak makanan di meja.
"Ayah, Bunda." sapa Rania yang langsung duduk.
"Bagaimana Ran, kata bunda kemarin kamu itu ke Bandung. Katanya disana ada masalah, sekarang gimana udah beres belum?" Tanya pak Rizky.
"Alhamdulillah, sudah yah."
"Syukurlah kalau sudah beres." ucap pak Rizky.
"Emang masalahnya apa sayang?" tanya bu Delina.
"Masalah kak Reno..... " Rania pun menceritakan semuanya, tanpa ada yang ia tutupi.
"Astaghfirullah, benar-benar keterlaluan. Sudah di baikin malah berulah, Makanya pas kamu bilang mau menyerahkan tanggung jawab toko sama dia, ayah enggak percara. Jadi ayah menyuruh anak buah ayah mengawasi nya." ucap pak Rizky.
"Iya Sayang, bunda juga mengira dia sudah berubah. Terus sekarang gimana sama toko kamu?"
"Alhamdulillah bun, masih bisa di selamatkan. Cuman ya, Rania harus mengeluarkan dana yang cukup besar untuk mengganti kerugiannya." Rania mendesah kesal.
"Kenapa kamu enggak minta gati rugi sama dia?" tanya pak Rizky.
"Percuma yah, kak Reno enggak bakalan bisa. Ayah tahu kan dia enggak bekerja, mana mungkin dia bisa melunasinya. Rania sudah mengikhlaskan nya ya, itung-itung Rania sedekah." ucap Rania.
"Yaudah sayang, Semoga setelah ini rezeki kamu makin lancar dan sukses." ucap bu Delina.
"Aamiin bun." Rania mengamini doa sang bunda.
Menjelang malam, Rania tidur setelah selesai dengan pekerjaan nya. Dia berencana ke toko paginya.
"Pagi Sus." sapa Rania.
"Pagi juga ran, kapan pulang?" tanya susi.
"Kemarin sus, Alhamdulillah pekerjaan yang di Bandung sudah selesai. Jadi bisa cepat pulang." jawab Rania. Susi pun mengangguk.
"Ehh ran, Kemarin ada yang nyariin kamu ke sini." ucap susi yang baru teringat.
"Siapa sus? Cewek atau cowok?" tanya Rania penasaran.
"Cowok ran, enggak tahu siapa. Cuman nanyain kamu aja. Pas aku bilang enggak ada, ehh langsung pergi."
Rania mengingat-ingat siapa yang diceritakan susi. Padaha dia tidak sedang dekat dengan seseorang. "Yaudah sus, aku langsung kedalam saja. Nanti kalau ada yang nyari lagi suruh kedalam."
" Iya ran, siap."
"Siapa ya cowok yang dimaksud susi, kenapa dia nyariin aku?" batin Rania sambil berjalan.
Saat Rania sedang memainkan Hp nya, tiba-tiba ada yang mengirimkan pesan.
"Hi ran, ini aku Ilham. Bisa tidak kita bertemu." pesan Ilham.
"Ohh iya ham, kalau boleh tahu ada apa ya?" tanya Rania.
"Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan, Kalau bisa temui aku di kafe XXX." Balas Ilham.
"Nanti aku kabarin lagi ham." jawab Rania.