Alunan Takdir

Luna berlari dengan sangat kencang, hingga nafas nya saja tidak bisa ia atur, sampai dia mendapatkan pesan dari salah satu tim nya, tim yang sering bekerja sama dengan nya, di pesan tersebut tertulis bahwa mereka satu tim, di panggil ke rumahan direktur rumah sakit.

Luna dengan nafas nya yang masih tidak beraturan segera memutar balik dan masuk kembali ke dalam rumah sakit.

Tangan Luna di tarik oleh Viola " kamu kenapa Luna? apa ada ngejar kamu? " menatap kebelakang Luna, mungkin saja ada seseorang yang sedang mengejar nya.

Luna menatap Viola " aku sama sekali tidak yakin bahwa ini terjadi pada ku, aku merasa sangat kotor sekarang " duduk di lantai

Saat Luna dan Viola sedang berbincang, direktur rumah sakit tak sengaja lewat di depan mereka, karena tujuan nya sama, yaitu ingin bertemu dengan tim Luna, maka dia berhenti dan menatap Luna " apakah anda yang bernama dokter Luna? "

Luna menatap direktur itu dengan tatapan yang sangat lelah " iya benar itu saya " berdiri

" Saya sudah putuskan bahwa, kamu dan juga anggota tim kamu, akan melakukan pekerjaan relawan ke salah satu negara yang sudah bekerja sama dengan rumah sakit kita, dan kalian tidak akan mendapatkan gaji penuh selama delapan bulan " ucap direktur rumah sakit dengan nada yang berada tidak enak.

Dika juga berada di sana, dia menatap Luna dan juga tim nya yang sedang di marahi oleh ayah nya " ada apa ini? " dia datang seolah tak terjadi apapun dan tak tau apa yang terjadi.

Luna menatap Dika dengan tatapan tak senang, dia juga menatap sinis " saya akan pergi ke sana pak, dengan senang hati, saya tau alasan bapak mengirim saya ke sana, tapi jangan bawa angota tim saya ke dalam masalah kita pak " jawab Luna dengan sangat percaya diri.

Dika menatap Luna " mereka yang akan menjadi relawan ke desa pelosok dan tidak mendapatkan gaji penuh? " ucapan Dika seolah menyudutkan tim Luna.

Viola yang merasa tidak nyaman teman nya di hina " dokter akan tetap menjadi seorang dokter, dimana pun dia berada, tanpa gaji ataupun tidak, karena bisa saja, kalian yang bekerja di rumah sakit ini hanya ingin uang bukan yang lain " jawab nya

" Karyawan rendahan seperti kalian ingin membantah atasan? ya kalian bisa saja tidak pergi ke sana, asal ketua tim kalian, Luna rela menjadi dokter pendamping saya " ucap Dika di hadapan tim Luna, dan juga ada beberapa dokter di sana.

Direktur rumah sakit yang tidak ingin nama nya ternodai " sudah cukup, intinya kalian akan pergi ke sana selama delapan bulan dan jadwal keberangkatan kalian adalah besok siang " pergi dari sana.

Dika menatap Luna dan juga rekan nya " selamat menjadi seorang dokter " pergi mengikuti ayah nya.

Luna menatap semua rekan tim nya yang terlihat masih bingung, jadi dia meminta untuk mereka berkumpul di ruangan nya, dan dia akan membahas masalah apa yang terjadi hingga mereka sampai di kirim ke sana.

Di dalam ruangan Luna menatap wajah tekan tim nya satu persatu, terlihat dari wajah nya mereka sangat lelah dan sekarang di tambah masalah ini " saya minta maaf maaf kepada kalian semua, Karana daya kita harus pergi ke salah satu negara dan di negara itu kita akan pergi salah satu desa pelosok, saya minta maaf " ucap Luna

" Tolong katakan dengan jelas buk dokter, apa sebenarnya alasan direktur meminta kita satu tim untuk pergi ke sana? " ucap salah satu tim Luna.

Luna menarik nafas nya " saya akan katakan yang sebenarnya, percaya atau tidak itu tergantung kalian, karena setelah pekerja relawan ini selesai saya dokter Aluna akan pamit undur diri dari rumah sakit ini "

Viola menatap Luna yang sedang berdiri di hadapan mereka semua " Luna tolong katakan dengan jelas, masalah aka yang terjadi sampai kau keluar dari rumah sakit ini? Kami bisa membantu mu jika masalah nya jelas "

" Saat ujian untuk naik jabatan tadi siang, saya di lecehkan oleh anak direktur yaitu dokter Dika, saya tidak tau apa alasan dia melakukan itu kepada saya, tetapi intinya saya tidak akan kembali ke rumah sakit ini, setelah semua masalah ini selesai " menatap semu rekan tim nya

" Jika masalah nya sebesar ini, maka dia yang harus di hukum, kenapa malah jadi kita? " ucap salah satu rekan tim Luna.

" Karana yang punya jabatan, dia yang berhak mengatur, saya akan mencoba bicara dengan direktur agar saya sendiri saya yang pergi kesana, kalian tidak pergi ikut " ucap Luna

Viola menatap semua rekan tim nya yang sedang duduk bersama " kita sudah menjadi tim sejak kau datang ke rumah sakit ini Luna, jika karena masalah ini kita berpisah apakah itu yang di sebut tim? "

" Benar dokter Luna, saya menjadi seorang suster yang merawat banyak orang, itu Karana dokter percaya kepada saat di saat semua dokter yang ada di rumah sakit ini tutup mata melihat saya " ucap suster yang selalu bersama Luna saat melakukan operasi.

" Kita akan menjadi dokter yang sebenar nya di hadapan masyarakat, kita akan membuat nama kita harum bukan nama rumah sakit, karena selama di sana kita akan menjadi diri kita sendiri " ucap salah satu rekan tim Luna

Luna menangis melihat betapa rekan tim nya sangat sayang dan peduli pada nya " jika tak ada kalian, maka saya buka apa-apa " ucap Luna lalu berjalan dan memeluk semua rekan tim nya yang berada di dalam ruangan