NovelToon NovelToon
Morning Dew

Morning Dew

Status: tamat
Genre:Action / Tamat / Fantasi Timur / Harem / Romansa / Penyeberangan Dunia Lain / Kontras Takdir
Popularitas:17.4k
Nilai: 5
Nama Author: Vidiana

Yuki berusia lima belas tahun, ketika Dia menemukan rahasia mengenai asal usul ibunya yang selama ini terpendam rapat di sebuah kamar tertutup yang ada dalam rumahnya. Namun yang tidak Dia sangka, rahasia itu merubah masa depan dan kehidupannya.

Pertemuan kembali dengan Ayahnya dan jati dirinya mulai terkuat seiring dengan rentetan bahaya dan kematian yang mengikuti langkahnya.

Saat akhirnya Yuki menemukan cinta dari seorang Bangsawan, akankah Yuki akan tetap mengikuti takdirnya ?. Bahkan ketika Dua orang Pangeran mulai membayangi hidupnya. Memaksa Yuki untuk menjadi milik Mereka. Sang Bulan di malam musim dingin, ataukah Sang Mentari pagi di musim semi ?

Ikutilah kisahnya dalam Morning Dew Series

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vidiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

20

Ada aturan wajib yang harus dipatuhi oleh seluruh manusia di dunia ini.

Seorang gadis baru boleh dinikahkan dan di setubuhi ketika ysianya menginjak enam belas tahun. Jika melanggar, dipercaya akan mengundang kemarahan dewa dan bencana pasti akan terjadi melanda negeri tersebut.

Dan bagi siapapun yang melanggar atau ikut terlibat dalam kejahatan itu, Dia akan dihukum mati untuk meredakan kemarahan dewa. Sampai sekarang, tidak pernah ada yang berani melanggar aturan tersebut.

Dahulu pernah ada seorang anak raja dari negeri yang lain. Dia tidak mematuhi aturan dan menganggap aturan tersebut hanya akal-akalan para pendeta untuk menakuti orang-orang. Meski sudah diperingatkan banyak orang, Dia tetap nekat menyetubuhi seorang gadis yang masih berusia 14 tahun. Besoknya, Negerinya dilanda badai pasir yang membakar kulit selama seminggu. Banyak korban jiwa. Badai tersebut berhasil dihentikan, ketika Pendeta Kerajaan dan Para Pejabat istana, atas perintah Raja. Menangkap Anak Raja yang melanggar aturan dan semua yang membantu dalam kejahatan tersebut, lalu membunuh semuanya tanpa terkecuali.

Sejak saat itu, tidak ada satupun yang berani melanggar aturan tersebut.

“Elber, Kenapa Kau senang sekali membuatku takut ?” Ujar Yuki cemas.

Terus terang, Dia sangat takut akan kemungkinan yang disampaikan Elber. Yang Mulia Raja Bardhana sudah sangat tua. Bagaimana jika Yang Mulia Raja benar menginginkan Yuki menjadi wanitanya. Jika Yuki berani menolak, maka nyawa seluruh keluarga dan orang-orang di kediaman keluarga Olwrendho akan jadi taruhannya.

“Aku hanya mengingatkan. Tapi jika Kau cukup beruntung, Yang Mulia Raja mungkin akan menikahkanmu dengan Pangeran Riana mengingat hubungan persahabatan dengan Ibumu”

“Elber !!” Hardik Yuki kesal agar Dia berhenti menakutinya. Selain Yuki benar-benar takut, jika pembicaraan ini didengar orang lain, Yuki khawatir akan bisa menimbulkan gosip yang tidak enak kedepannya. Yuki tidak mau berurusan dengan istana dalam hal apapun.

Bagi Yuki, menikah dengan Raja Bardhana ataupun Pangeran Riana bukan sesuatu yang menyenangkan. Yuki tidak pernah berpikir sedikitpun untuk menjadi salah satu wanita yang akan menghabiskan hidupnya didalam istana wanita. Yuki tidak menginginkan jabatan ataupun posisi yang diimpikan setiap wanita. Menjadi keluarga kerajaan. Saat ini, hidup Yuki sudah cukup damai. Dia sudah bersyukur dengan apa yang Dia punya. Jadi Yuki tidak membutuhkan keluarga kerajaan untuk mengacaukan hidupnya.

...****************...

Malam harinya, Yuki terpaksa berangkat seorang diri ke istana Raja. Ketika Dia pulang sekolah, Yuki menemukan pasukan Ayahnya sudah bersiap dihalaman depan. Perdana Menteri Olwrendho mendadak harus pergi ke negeri Zalea untuk mengurus kerjasama antar negara yang menjadi tanggung jawabnya.

Perdana Menteri Olwrendho berpesan kepada Yuki, Dia harus tetap datang untuk menghormati undangan Yang Mulia Raja Bardhana ketika Yuki menyampaikan keinginannya untuk tidak datang menghadiri undangan Yang Mulia Raja di istana Raja karena tidak ada Ayahnya.

Yuki tidak mampu menolak perintah Ayahnya.

Jadi setelah mengantar kepergian Perdana Menteri Olwrendho, Yuki memutuskan untuk segera bersiap dibantu oleh Rena.

Mereka masuk kedalam ruang berpakaian di kamar Yuki. Perdana Menteri Olwrendho telah menghabiskan begitu banyak uang untuk menyambut kedatangan Yuki. Dia membelikan banyak sekali pakaian, sepatu, dan perhiasan serta keperluan seorang gadis dan sekaligus Putri Bangsawan. Saking banyaknya barang, Yuki sampai tidak yakin Dia akan bisa mengenakan semuanya dalam waktu setahun mendatang.

Yuki sudah meminta Perdana Menteri Olwrendho untuk tidak menghamburkan uang yang tidak perlu demi membelikan keperluan Yuki. Perdana Menteri Olwrendho menyetujui. Yuki bersyukur, jika tidak, Ruang berpakaiannya akan semakin penuh dengan barang dan sudah dipastikan, Rena akan punya banyak mainan yang ingin dipakaikan ke Yuki nantinya.

Setelah memilih beberapa pakaian, Yuki akhirnya menjatuhkan pilihannya pada gaun sutera berwarna hijau pastel yang lembut. Dia memoles wajahnya dengan bedak, sementara Rena membantu Yuki menata rambutnya dengan tatanan formal yang pantas untuk seorang gadis bangsawan.

Pikiran Yuki kosong. Dia masih teringat dengan pembicaraannya dengan Elber di sekolah tadi. Membuatnya ketakutan setengah mati. Yuki sampai tidak punya kekuatan untuk mendebat Rena ketika Rena memasangkan gelang kaki di pergelangan kakinya.

Setelah Mereka siap, Yuki masuk ke dalam kereta kuda didampingi oleh Rena. Yuki sudah menjelaskan ketakutannya pada Rena, dan Rena memahami hal itu. Tidak masalah jika Putri Yuki menikah dengan Pangeran Riana. Tapi jika Putri Yuki harus menjadi wanita Raja Bardhana, Renapun tidak rela. Hanya Rena tidak mengatakannya pada Yuki karena tidak ingin membuat Yuki semakin takut.

Sei mengantarkan Yuki ke Istana Raja. Sesampainya di istana, Raja sendiri yang menjemput Yuki di halaman. Karena Raja mengatakan akan mengantarkan Yuki pulang. Sei dan Rena tidak dapat berbuat banyak dan terpaksa meninggalkan Yuki seorang diri di istana Raja. Membuat Yuki semakin cemas.

Raja Bardhana mengajak Yuki untuk mengikutinya ke sebuah gazebo yang dibangun di atas sungai yang ada di area taman istana yang tidak sembarang orang bisa masuk hari ini. Pangeran Riana sudah berada di sana bersama dengan Pendeta Serfa. Pangeran Riana dan Pendeta Serfa memberi hormat ketika Raja Bardhana datang. Yuki duduk dengan canggung di antara Pendeta Serfa dan Raja Bardhana setelah Dia memberi hormat kepada Pangeran Riana.

Beberapa pelayan datang dengan membawa hidangan dan meletakannya diatas meja.

Malam ini sebenarnya sangat indah. Bulan purnama bersinar terang, memantulkan bayangan Yuki diatas permukaan air yang mengalir tenang dibawah Gazebo. Yuki merasa dejavu saat melihat Bulan pada malam hari ini. Bulat sempurna diatas langit tanpa bintang. Berwarna biru keabu-abuan. Sinarnya seolah menyerap kedalam diri Yuki. Seperti bulan yang pernah dilihatnya dalam mimpi sebelum Dia dibawa ke dunia ini oleh Pangeran Riana.

Yuki segera menepis perasaan aneh tersebut dan mencoba fokus pada makan malam hari ini. Sementara itu Pangeran Riana lebih banyak diam daripada biasanya. Setahu Yuki memang Pangeran Riana jarang berbicara jika tidak perlu. Tapi sekarang ini, Diamnya lebih menakutkan daripada biasanya. Terlihat sekali jika suasana hatinya sedang tidak baik. Urusan calon ratu yang ditunjuk dewa begitu menguras pikiran dan tenaganya.

Hanya satu wanita, tapi kenapa sampai sekarang belum juga diketemukan ?

Yuki menjawab beberapa pertanyaan Yang Mulia Raja Bardhana dengan sopan. Untungnya sampai sekarang, Raja Bardhana hanya menanyakan hari-hari Yuki di sekolah dan kesulitan Yuki untuk menghadapi lingkungannya yang baru. Yuki sangat lega karena Raja Bardhana tidak membahas mengenai insiden dengan Putri Norah di ruang makan, atau kejadian di gedung Basmana dengan Bangsawan Voldermon. Namun Yuki memiliki perasan, Raja Bardhana sangat cerdas dan mengetahui segalanya. Jadi meskipun Raja Bardhana terlihat tidak perduli, tapi sebenarnya mengetahui banyak hal yang orang lain belum tentu mengetahuinya.

“Kemana lagi rencananya kalian akan mencari” tanya Raja Bardhana acuh pada Pangeran Riana sembari mengambil sepotong daging ke piringnya.

“Kami akan meneruskan pencarian ke Negeri Jagera” ujar Pangeran Riana tenang, Dia berusaha menyembunyikan rasa lelahnya.

Pangeran Riana merasa sangat lelah, karena semua perjuangan dan kemampuannya terlihat tidak berarti, hanya karena Dia belum juga menemukan calon ratunya.

Yuki melirik kearah Pendeta Serfa yang sembari tadi diam ditempatnya. Dia sedang sibuk memainkan batu kerikil di tangannya, batu kerikil yang pernah ditemukan Yuki dalam kantung kecil saat Mereka bertabrakan di aula dengan wajah yang serius.

Yuki sangat heran. Kenapa batu kerikil itu tidak bersinar ditangan Pendeta Serfa seperti ketika Yuki menyentuhnya tempo hari. Bukankah batu itu telah disihir sendiri oleh Pendeta Serfa. Tapi kenapa batu itu justru tidak bersinar ditangannya.

“Kerahkan sebagian orang ke Negeri Maros. Jangan membiarkan situasi seperti ini berlangsung cukup lama. Sudah banyak orang yang melakukan pergerakan untuk menggulingkanmu. Jika Kau tidak bisa menyelesaikannya, nyawamu dan seluruh keluarga ini menjadi taruhan”

“Aku mengerti Ayah”

“Putri Yuki…” Raja Bardhana memanggil Yuki sembari menepuk punggung tangan gadis itu lembut.

Yuki terkejut saat Raja Bardhana berpaling kearahnya dan memanggil namanya. Pikirannya sedang kosong beberapa saat yang lalu.

“Iya Yang Mulia” kata Yuki tergagap. Yuki merasa tidak enak hati karena Raja memergokinya sedang melamun.

“Kenapa Kau tidak makan, Apa makanan yang ada tidak sesuai dengan seleramu ?”

Yuki tidak menyangka Raja Bardhana akan begitu memperhatikan Yuki. Saking gugupnya Dia, apalagi ketika menyadari tatapan mata Pangeran Riana ke arahnya. Yuki langsung menjawab secara spontan tanpa memikirkan jawaban terlebih dahulu. “Makanan istana sangat enak Yang Mulia, tapi sesaat tadi Hamba sedang memikirkan batu yang di pegang oleh Pendeta Serfa…”

Karena Raja Bardhana menunggu Yuki selesai berbicara, jadi Yuki meneruskan perkataannya kali ini dengan lebih berhati-hati. “Aku memikirkan…kenapa batu itu tidak bersinar”

“Batu ini adalah batu Amara, Batu suci yang diberkahi oleh Dewa Aiswara. Hanya Penerus Tahtah kerajaan yang sah yang dapat membuat batu Amara bersinar ketika memegangnya. “Jelas Pendeta Serfa tenang sambil mengeluarkan kantung merah dari saku bajunya dan hendak memasukkan batu amara ke dalamnya.

“Apa Kau yakin ?” Tanya Yuki mengernyit kebingungan ketika mendengar penjelasan Pendeta Serfa. “Tapi…kalau memang begitu, kenapa Batu itu juga bersinar ketika Aku menyentuhnya”

1
Nay Nayla
semangatt
Anggun
hadir saling support kak.. mampir juga di ceritaku ya
CaH KangKung,
👣👣
Dewi hartika
siip thoorrt di tunggu up datenya.
Zhietha Shietha
Hay kak,aq ada grup wa nie,husus para pembaca novel,novel siapa aja.kali aja kakak minat untuk gabung bisa inbox no kkak di fb/ig aku,atau balas komen di sini,mungkin aja minat 🥰 itung2 tambah teman
Rendi Rustandi
lanjut dong
Hana
lanjut
Agis
kalo lagi mimpi jiwanya pindah
Agis
di sekitarnya
Agis
sedari tadi
Agis
kok diulang narasinya?
Agis
sudah kuduga pasti mimpi
Agis
di atas. di bawah
Agis
di sekelilingnya
Agis
disummon
Agis
manusia serigala
Agis
di mana.
Agis
di sini.
Agis
ki yuki... tangi woy wes awan...
Dewi hartika
di tunggu kelanjutannya thorr.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!