I'M The Antagonist?

Setelah luka itu diobati dan dibalut dengan perban, Louis lalu duduk di samping Misha lalu memeluk putrinya dan mengusap rambut Misha dengan lembut. Tubuh Louis tampak bergetar saat memeluk Misha dan Misha sendiri menyadari hal itu.

“*tubuhnya gemetar... apa dia mengkhawatirkan putrinya sekarang? Tapi mengapa saat misha yang asli masih ada kau tidak pernah memberikan kasih sayang seperti ini padanya*” pikir Misha.

“apa yang sudah terjadi padamu Misha? Siapa bajingan yang berani mencelakai putriku” ucap Louis yang lalu melepaskan pelukannya.

“ketika aku hendak pulang dari akademi, tiba-tiba saja banyak assassin yang menghadang kereta kuda yang kunaiki tadi tapi untungnya aku tidak terluka parah karena dua prajurit yang ditugaskan oleh ayah melindungi ku dengan sekuat tenaga” kata Misha.

Louis lalu mengepalkan tangannya dengan kesal karena dia merasa kalau dirinya telah gagal melindungi putrinya padahal dia sudah berjanji pada dirinya dan juga Luna kalau dia akan melindungi dan memberikan kasih sayang yang tidak pernah dia berikan sebelumnya.

“syukurlah kau tidak terluka parah, tidak ada luka lainnya kan?” tanya Louis sambil terus mengusap kepala putrinya.

Misha hanya menggelengkan kepalanya terhadap apa yang ditanyakan oleh Louis lalu tak lama setelah itu Ray datang dan masuk ke kamar Misha dan mengatakan ada seseorang yang ingin bertemu dengan Louis.

“kau istirahatlah ya, dan jangan terlalu pikirkan yang telah terjadi padamu” kata Louis yang lalu pergi keluar dari kamar Misha, Ray lalu mengarahkan Louis keluar rumah karena seseorang yang ingin bertemu dengannya sedang menunggu di luar, saat mereka sudah berada dil luar Louis melihat profesor Merlinius yang sedang berdiri sambil memegang seseorang ditangannya yang sudah diikat menggunakan tali sihir.

“hohoho... lama tak bertemu ya muridku, aku kemari membawakan sesuatu yang mungkin kau butuh kan” kata profesor

Merlinius sambil melempar seseorang yang dibawanya ketanah.

“apa maksudmu membawa manusia yang sudah tak bernyawa kemari?” tanya Louis dengan kesal.

“tidak perlu marah begitu, aku terpaksa membunuhnya karena dia ingin memusnahkan dirinya menjadi abu untuk menghilangkan bukti” jawab profesor Merlinius.

“katakan dengan jelas apa tujuanmu datang kemari dan tidak perlu mengatakan hal yang tak jelas” kata Louis yang menjadi semakin kesal.

“kau masih saja pemarah seperti biasanya, entah dosa apa yang telah dilakukan oleh Diana hingga jatuh cinta dengan orang sepertimu. Tapi aku akan jelaskan, sebelumnya aku melihat Misha yang hendak kabur dari para assassin dan aku berhasil menangkap salah satu dari mereka. Para assassin itu benar-benar lincah hingga aku hanya dapat menangkap satu dari mereka tapi yang terpenting terdapat simbol serigala pada pedang yang mereka gunakan” ucap profesor Merlinius.

Mendengar penjelasan dari profesor Merlinius membuat Louis tercengang dan hanya ada satu keluarga bangsawan yang memiliki simbol serigala yaitu keluarga Silverlake, dari dulu hingga saat ini hubungan keluarga Rosewood dengan keluarga Silverlake tidak pernah akur sedikit pun.

Bahkan keluarga silverlake sangat membenci keluarga Rosewood karena rasa iri yang diakibatkan kedudukan keluarga Rosewood lebih tinggi dibandingkan dengan yang dimiliki oleh keluarga Silverlake, maka dari itu dikerahkan berbagai cara dan tenaga dilakukan demi menjatuhkan keluarga Rosewood dan mengambil kedudukan bangsawan paling tinggi tersebut.

Aura membunuh langsung terpancar dari Louis terhadap assassin yang berada di hadapannya itu, lalu ia berjalan maju sambil mengeluarkan pedang miliknya dan kemudian menusuk leher assassin tersebut.

Bukan hanya satu kali tusukan tapi Louis terus menerus menusuk leher assassin tersebut hingga kepalanya terpisah dari badannya, Ray dan profesor Merlinius yang melihat apa yang sedang dilakukan Louis hanya menatap diam tanpa berkata apa-apa seolah hal seperti itu sudah sering sekali mereka lihat.

“sepertinya kamu harus lebih berhati-hati karena sepertinya keluarga Silverlake mulai berani melakukan penyerangan secara terbuka padamu” ucap profesor Merlinius.

“tanpa kau beritahu pun, aku sudah pati melakukannya dan aku pastikan mereka menerima akibatnya karena telah mengusik putriku” kata Louis yang kembali menyimpan pedangnya “Ray bersihkan kekacauan ini, dan buang mayat ini untuk dijadikan pakan anjing”.

“baik tuan” ucap Ray.

LATIHAN SIHIR

Setelah kejadian ini, Louis meminta Misha untuk tidak pergi ke akademi atau keluar dari kediaman dalam beberapa waktu untuk menghindari hal buruk yang bisa saja terjadi.

Namun beberapa hari berikutnya, ketika Louis sedang berjalan menuju ruang kerjanya dia melihat Misha yang berada di lapangan latihan dari balik jendela. Misha terlihat begitu keras berlatih berbagai sihir dan melihat hal tersebut Louis langsung berbalik arah dan berjalan menuju lapangan latihan untuk menemui Misha.

Sesampainya di sana Louis langsung menghampiri Misha yang sibuk berlatih “apa yang sedang kamu lakukan di sini? Seharusnya kamu tetap beristirahat” kata Louis.

Saat mendengar suara Louis Misha pun langsung berbalik dan betapa terkejutnya dia saat mengetahui ayahnya yang sedang berada di belakangnya “ukh.. maaf saya tidak menyadari keberadaan Anda, saya hanya mempelajari berbagai sihir dan memperkuat kemampuan saya saja” kata Misha.

Louis mengerutkan kening saat Misha berbicara padanya “untuk apa kamu melakukan hal yang merepotkan seperti ini, dan bukannya kamu sudah cukup mahir dalam menggunakan sihir?” tanya Louis.

“*bagaimana bisa aku mengatakan bahwa yang dihadapannya saat ini bukanlah putrinya melainkan orang lain, yang mahir menggunakan sihir itu adalah Misha yang asli dan bukan aku maka dari itu aku harus berusaha meningkatkan kemampuanku apalagi aku tidak bisa selalu berharap untuk terus dilindungi dan membiarkan orang lain terluka demi diriku supaya aku dapat melindungi diriku sendiri*” pikir Misha dengan wajah yang tidak begitu bahagia.

“kau tidak perlu melakukan sesuatu yang mungkin kau rasa sangat berat bagimu karena aku akan selalu di sisimu dan terus melindungi mu apa pun yang terjadi, tapi jika hal ini membuatmu merasa lebih tenang maka lakukanlah asal jangan berlebihan dan beristirahatlah” kata Louis yang lalu mengusap kepala Misha dan kembali berjalan menuju ruang kerjanya.

“*kenapa baru sekarang? Kenapa baru sekarang kau peduli pada putrimu saat dia sudah tiada dan mengapa dulu kau tidak peduli padanya ketika dia masih ada dan begitu mengharapkan kasih sayang dari sosok ayahnya, tidak!! Bagaimanapun aku harus bisa melindungi diriku sendiri dan pergi meninggalkan keluarga ini karena aku tidak pantas menerima semua kasih sayang yang ada saat ini sebab aku bukanlah Misha yang asli dan ini akan menjadi sangat tidak adil bagi dirinya yang telah tiada*” Pikir Misha dengan wajah sedihnya.

Seperti biasanya alasan kenapa Misha jarang sekali masuk ke akademi lagi menyebar begitu cepat dan menjadi pembicaraan panas, terutama di kalangan wanita bangsawan. Bahkan ada satu sosok yang melebih-lebihkan cerita tersebut yaitu Emilia silverlake yang juga salah satu orang yang sangat menyukai pangeran Aidan.

“ahahaha... aku pikir dia pantas menerima hal itu, itu pasti karma karena dia terlalu sering mengejar-ngejar pangeran Aidan lalu pasti dia sedang berdiam diri di rumah karena trauma bukan?” kata Emilia yang sedang mengobrol dengan para wanita bangsawan lainnya di akademi.

“iya benar, untuk apa dia terus mengejar pangeran pertama padahal Anda lebih cocok daripada wanita gila itu”

“iya itu benar, yang lebih cocok bersanding dengan pangeran Aidan hanyalah Anda nona Emilia”

“pasti dalam waktu dekat pangeran pertama akan jatuh cinta pada nona. Terlebih, Anda sangat cantik bahkan lebih cantik dari wanita gila itu malahan”

Mereka tertawa dengan kegirangan atas apa yang telah terjadi pada Misha, dibalik parasnya yang cantik ada sisi buruk yang ditutupi Emilia yaitu menghancurkan siapa pun yang mencoba merebut atau menyukai sesuatu yang juga disukainya.

“sayang sekali para assassin yang aku tugaskan tidak ada yang berhasil membunuhnya tapi tidak masalah, anggap saja itu bentuk ancaman dariku untuknya” pikir Emilia.