NovelToon NovelToon
Pengawal Tampan

Pengawal Tampan

Status: tamat
Genre:Action / Tamat / Cintapertama / Dikelilingi wanita cantik / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi
Popularitas:34.9k
Nilai: 5
Nama Author: Agus budianto

Varel adalah seorang mantan prajurit yang berhenti karena suatu insiden yang besar.

Kini dia menjadi seorang pengawal dari seorang wanita cantik yang bernama Cintia. Cintia adalah wanita yang terkenal begitu cantik bak seorang Dewi di kota itu.

Cintia selain cantik juga begitu arogan terhadap Varel. Tapi Varel juga dengan profesional menjalankan tugasnya untuk melindungi Cintia.

"Kamu jangan terlalu dekat dengan ku!" marah Cintia kepada Varel.

"Oh, baiklah," jawab Varel.

Seorang pembunuh tiba-tiba saja muncul dan langsung menembakkan pistolnya ke arah Cintia. Cintia tampak terkejut dan begitu ketakutan.

Peluru itu melesat dan akan menembus dada Cintia, akan tetapi Varel sudah lebih dulu menarik dan memeluk tubuh Cintia, lalu jatuh bersama untuk melindunginya.

"Kamu... beraninya memelukku," marah Cintia yang sedang terbaring di lantai sambil di peluk Varel.

"Eh..." Varel seolah tidak percaya dirinya baru saja menolongnya, tapi justru malah di makinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agus budianto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

episode 20 MAKAN MALAM

Setelah selesai menemani Andini, kini Varel telah kembali ke perusahaan Cintia tepat di jam pulang kerja.

"Kamu dari mana saja, aku tidak melihatmu dari tadi?" tanya Cintia.

"Tidak, aku hanya pergi membeli sesuatu," jawab Varel.

Varel merasa tidak perlu memberitahukan apa yang terjadi kepada Cintia.

Varel dan Cintia kini sedang berada di dalam mobil menuju kembali ke rumah. Varel kini sudah tidak duduk di kursi belakang, melainkan di kursi depan bersebelahan dengan Cintia.

"Ting," ponsel milik Varel berbunyi, menandakan sebuah pesan masuk.

Varel melihat ponselnya dan menyadari pesan itu berasal dari nomor tidak di kenal. Varel mulai membuka isi pesan itu.

"Ini aku Ranti, kamu sudah berjanji untuk datang, malam ini kakek mengundangmu ke rumah, apakah kamu bisa?" bunyi pesan itu.

Varel kembali ingat pernah berjanji seperti itu kepada Ranti, dan kali ini Ranti menagihnya.

"Pesan dari sapa?" tanya Cintia yang penasaran.

"Ranti, kakek Gunawan mengundangku makan malam," jawab Varel.

Seketika Cintia mulai merasa kesal setelah mendengar itu.

"Apa kamu akan datang?" tanya Cintia.

"Aku sudah berjanji untuk datang tempo hari, bila tidak datang tentu tidak menghargai kakek Gunawan," jelas Varel.

"Oh," ujar Cintia.

Seketika Cintia mulai menginjak pedal gas lebih kencang dari sebelumnya.

"Em, sudah mau malam, bisakah kamu mengantarkan ku ke sana, setelah itu kamu bisa kembali ke rumah.

"Cit," seketika lagi Cintia menghentikan mobilnya secara mendadak.

"Kenapa berhenti mendadak, ini sangat berbahaya," ujar Varel.

"Aku baru ingat sedang ada urusan, jadi kamu turun saja di sini," balas Cintia.

"Eh, urusan apa?" tanya Varel bingung.

"Sudah cepat turun!" perintah Cintia.

Sesaat kemudian Varel sudah berdiri di pinggir jalan sambil melihat mobil Cintia yang mulai menjauh.

"Bukannya mengantar, malah menurunkan ku, sial sekali," ujar Varel.

Varel kemudian menaiki taksi pergi ke kediaman kakek Gunawan.

Sementara di dalam mobil wajah Cintia terlihat cemberut sambil mengemudikan mobilnya.

"Brengsek, enak saja meminta ku mengantarnya," ucap Cintia sendiri.

"Pria brengsek, menyebalkan," sambung Cintia.

Setengah jam kemudian Varel telah tiba di rumah kakek Gunawan.

"Akhirnya kamu datang juga," sambut Ranti di depan pintu rumah sambil tersenyum.

Kemudian mereka langsung masuk ke dalam rumah dan menuju ke meja makan yang sudah di siapkan.

"Kakek Gunawan, apa kabar?" sapa Varel melihat kakek Gunawan sudah duduk di meja makan.

"Kakek baik, kamu tidak perlu sungkan," jawab kakek Gunawan.

"Oh ya, aku ingat masih ada pekerjaan, aku pergi dulu, kalian mengobrol lah," sambung kakek Gunawan.

Varel pun tampak bingung, bukankah kakek Gunawan yang mengundangnya untuk makan bersama, tapi kini dia justru pergi meninggalkannya.

"Kakek memang paling mengerti," ucap Ranti sambil tersenyum.

"Varel, ayo di makan!" ujar Ranti.

"Ya," balas Varel.

Mereka mulai makan dan Ranti terlihat diam-diam terus memperhatikan Varel.

"Bagaimana masakannya, apakah enak?" tanya Ranti.

"Ya, enak sekali, aku menyukainya," jawab Varel.

"Baguslah, aku sendiri yang memasaknya," ujar Ranti.

"Wah, hebat sekali, seorang wanita karir seperti mu pandai memasak, sangat jarang di jaman sekarang wanita seperti mu," balas Varel.

"Benarkah, kamu terlalu berlebihan," ujar Ranti tersenyum.

"Kalo kamu suka, aku bisa memasakkan untuk mu setiap hari," sambung Ranti.

"Maksudnya?" tanya Varel tidak mengerti.

"Maksudku... maksudku kamu bisa datang tiap hari ke sini untuk makan," jawab Ranti.

"Oh, kalau itu sepertinya tidak bisa, aku masih harus bekerja dan memiliki tanggung jawab," ujar Varel.

"Ngomong-ngomong tipe wanita seperti apa yang kamu sukai?" tanya Ranti.

Mendengar itu, Varel menghentikan makannya dan mulai diam berpikir sejenak.

"Soal itu aku tidak terlalu memilih, seperti kamu yang pandai memasak cukup baik," jawab Varel.

Wajah Ranti mulai memerah mendengarnya, jantung nya berdetak semakin cepat.

"Apa dia menyukaiku, ucapannya barusan bisa membuat salah sangka," pikir Ranti.

15 menit kemudian Varel dan Ranti juga sudah selesai makan.

"Ranti, sepertinya aku harus segera kembali, hari sudah malam," ujar Varel.

"Tunggu sebentar!" ujar Ranti.

Ranti kemudian mulai mengambil sebuah bungkusan plastik berwarna hitam lalu memberikannya kepada Varel.

"Ini masakan khusus yang aku buat untukmu, jangan lupa untuk memakannya," ujar Ranti.

"Wah, kamu baik sekali, terima kasih," balas Varel.

Setelah itu Ranti mulai mengantar Varel keluar dari rumahnya, dan Varel mulai pergi dari sana menggunakan taksi.

Sementara itu di sebuah bar terlihat Cintia dan Miranda sedang duduk sambil minum bir. Beberapa gelas kosong tergeletak di atas meja mereka.

"Cintia, sebenarnya apa yang terjadi, kenapa kamu malam-malam begini mengajakku pergi ke tempat seperti ini, setahuku kamu bahkan belum pernah pergi ke bar sama sekali?" tanya Miranda.

"Sudah kamu cukup temani aku minum saja," balas Cintia.

Cintia mulai kembali meminum bir dan kemudian menyandarkan kepalanya di atas meja.

Sedangkan Varel kini sudah berada di rumah dan tampak bingung mendapati Cintia belum kembali.

"Sudah jangan minum lagi, sudah malam, kamu sudah mabuk," ujar Miranda kepada Cintia.

"Kamu melarang ku minum, tapi kamu juga terus minum," balas Cintia.

"Ini semua karena mu, aku juga ikut mabuk, tapi rasa bir ini benar-benar sangat enak," ujar Miranda.

Kemudian ponsel Cintia berdering dengan keras, Cintia juga langsung mengangkatnya.

"Siapa?" tanya Cintia di telepon.

"Aku Varel, kamu di mana sekarang?" tanya balik Varel.

"Oh, untuk apa kamu mencariku, bukankah kamu sedang bersenang-senang dengan wanita cantik," ujar Cintia.

"Apa maksudmu?" tanya Varel bingung.

"Sudah jangan mengganggu ku," Cintia langsung mematikan panggilannya.

Varel tampak bingung dan mulai khawatir. Dari nada bicara Cintia, Varel juga tahu bahwa Cintia dalam kondisi mabuk. Varel segera meneleponnya lagi.

"Ada apa lagi?" tanya Cintia di telepon.

 "Kamu di mana sekarang?" tanya balik Varel.

"Aku di man..." ujar Cintia.

"Miranda sekarang kita di mana?" Cintia yang mabuk justru malah bertanya kepada Miranda.

Miranda segera mengambil ponsel milik Cintia dan berbicara kepada Varel.

"Hei tampan, kami di Banana bar, segera kemari jemput kami," ujar Miranda.

Kemudian Miranda langsung mematikan panggilan itu.

Varel dengan segera pergi ke sana menaiki taksi. Varel tidak mau menunda-nunda karena takut terjadi sesuatu kepada Cintia.

Sampai di sana, Varel langsung masuk ke dalam bar dan mendapati Cintia dan Miranda sedang menyandarkan kepalanya di meja sambil tertidur.

Melihat itu, Varel hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya. Varel langsung menggotong kedua wanita itu dan membawanya masuk ke dalam mobil milik Cintia.

Varel tidak tahu di mana Miranda tinggal, jadi Varel memutuskan untuk membawa juga kembali ke rumah Cintia.

Sampai di rumah, Varel mengangkat tubuh Miranda dan menidurkannya di kamar tamu.

Setelah itu giliran Varel membawa Cintia ke kamarnya. Varel mulai meletakkan tubuh Cintia di atas ranjangnya. Ketika Varel hendak pergi, tiba-tiba Cintia tersadar.

"Tunggu!" ujar Cintia.

Cintia bangkit dari ranjangnya dan langsung memeluk Varel.

"Kenapa kamu begitu tega, apa kamu tidak memikirkan perasaanku?" ujar Cintia.

Varel tampak terkejut dan bingung dengan sikap Cintia ini.

"Cintia, kamu sedang mabuk, istirahatlah dulu," ujar Varel.

Varel kembali membaringkan tubuh Cintia, namun Cintia langsung meraih baju Varel dan menariknya. Alhasil Varel jatuh dan menimpa tubuh Cintia.

"Cintia apa yang kamu lakukan?" tanya Varel sambil memandangi wajah Cintia di bawahnya.

Sesaat kemudian Cintia justru langsung mendorong tubuh Varel, sehingga Varel terbaring di sebelahnya.

1
Sulaiman Efendy
👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Erik Raraawi
pantas saja sepih pembaca, karena judul dan isi cerita berbeda.
Izana Asnawi
lanjut Thor...seru...semangat💪💪💪😘😘😘❤️♥️❤️♥️❤️
Kalbera Art: sudah taman ya kak terima kasih sudah membaca, jangan lupa ikuti ya masih banyak novel seru lainnya
total 1 replies
Izana Asnawi
lanjut Thor💪💪😘😘❤️♥️❤️♥️❤️
ABIMANYU CHANNEL
vanesha A
Ipunkjr4
lanjut kk thor semangat
Kalbera Art: jangan lupa untuk memberikan like dan ikuti ya kak biar author semakin semangat menulis terima kasih
total 1 replies
Ipunkjr4
luar biasa KK thor semangat cerita menarik
Wijaya Ronny
Luar biasa
Kalbera Art: jangan lupa untuk memberikan like dan ikuti ya kak biar author semakin semangat menulis terima kasih
total 1 replies
AbhiAgam Al Kautsar
like
ABIMANYU CHANNEL
kasih yg mantab mantab lah
Anonymous
Lanjut tor
Kalbera Art: jangan lupa untuk memberikan like dan ikuti biar author semangat ya kak😁
total 1 replies
AbhiAgam Al Kautsar
bagaimana ksah varel selanjutnya..
kita temukan jawabannya pada chapter2 yg akan datang
Jamilah Hidirmanto: oke/Drool/
total 1 replies
AbhiAgam Al Kautsar
rio si pecundang
Devlin Yo William
mantul boz
Iyan Syamudrah
wah,akan ada usaha untuk saling merebut nih
AbhiAgam Al Kautsar
di pinjam yaaa
AbhiAgam Al Kautsar
ternyata...
Juprianto
Luar biasa
Kalbera Art: Jangan lupa untuk like dan ikuti ya terima kasih 🙏
total 1 replies
AbhiAgam Al Kautsar
waaaaaaah
DD
memakainya 😆
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!