Nana, gadis pemberani yang tengah berperang melawan penyakit kanker, tak disangka menemukan secercah keajaiban. Divonis dengan waktu terbatas, ia justru menemukan cinta yang membuat hidupnya kembali berwarna.
Seorang pria misterius hadir bagai oase di padang gurun. Sentuhan lembutnya menghangatkan hati Nana yang membeku oleh ketakutan. Tawa riang kembali menghiasi wajahnya yang pucat.
Namun, akankah cinta ini mampu mengalahkan takdir? Bisakah kebahagiaan mereka bertahan di tengah bayang-bayang kematian?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putu Diah Anggreni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 19: Ketemu mantan
Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Gue, Arga, Bara, sama Dito udah nyampe di bandara, siap-siap check in buat terbang ke Bali. Suasana bandara rame banget, maklum lagi musim liburan.
"Eh, lo pada udah bawa sunblock kan?" tanya gue sambil dorong troli koper.
Dito ngangguk semangat. "Udah dong! Gue malah bawa tiga botol nih."
Bara ketawa. "Buset, lo mau mandi sunblock apa gimana?"
"Yeee, daripada lo," Dito ngelirik Bara sinis. "Paling ntar di sana malah jadi udang rebus."
Bara pura-pura shock. "Enak aja! Kulit eksotis gue ini tahan panas kali!"
"Halah, eksotis dari Hongkong," Dito nyeletuk. "Bilang aja item."
"Woi!" Bara mau protes, tapi keburu dipotong Arga.
"Udahlah, yang penting jangan sampe ada yang ketinggalan kayak waktu kita ke Jogja dulu."
Gue langsung melotot ke Arga. "Ih, jangan diingetin dong! Kan gue udah minta maaf soal itu."
Arga cuma nyengir, narik gue ke pelukannya. "Iya deh, maaf sayang."
"Ehem, masih pagi woi!" Bara pura-pura batuk, bikin gue sama Arga cepet-cepet lepas pelukan.
Dito tiba-tiba nyeletuk, "Eh, Bara. Lo bawa kolor renang kan?"
Bara ngangguk santai. "Iya lah, emang napa?"
"Yah," Dito pasang muka kecewa. "Kirain lo mau berenang pake daun pisang doang."
Gue sama Arga langsung ngakak, sementara muka Bara udah merah padam.
"Sialan lo, To!" Bara ngejar Dito yang udah lari duluan.
Kita berempat jalan ke arah counter check in, diselingi Bara yang masih ngejar-ngejar Dito. Gue lagi ketawa-ketawa ngeliat kelakuan mereka, pas tiba-tiba...
"Nana? Itu lo, Na?"
Gue ngerasa jantung gue berenti sedetik. Suara itu... suara yang udah lama banget nggak gue denger.
Pelan-pelan gue nengok, dan bener aja. Di sana, pake seragam karyawan bandara, berdiri Nando. Mantan gue.
"Na-Nando?" gue tergagap.
Nando senyum, jalan mendekat. "Wah, bener Nana! Apa kabar, Nan? Udah lama banget ya kita nggak ketemu."
Gue bisa ngerasain Arga jadi tegang di samping gue. Bara sama Dito juga langsung diem.
"Eh, i-iya. Udah lama banget," gue berusaha senyum normal. "Lo... kerja di sini sekarang?"
Nando ngangguk. "Iya nih, udah setahunan. Lo mau kemana? Liburan?"
Belom sempet gue jawab, Arga udah maju selangkah. "Iya, kita mau liburan ke Bali."
Nando ngeliat Arga, terus ke tangan Arga yang sekarang udah megang pinggang gue. Dia keliatan agak kaget, tapi cepet-cepet balik senyum.
"Oh, oke. Semoga liburannya menyenangkan ya," kata Nando, kedengeran agak canggung.
"Makasih," gue ngejawab pelan.
Hening sebentar. Gue bisa ngerasain suasana jadi super awkward.
Untungnya, Bara cepet-cepet motong, "Eh, kita harus cepet-cepet check in nih. Nanti ketinggalan pesawat."
"Oh iya bener," gue bersyukur dalam hati. "Yaudah, Nando. Kita duluan ya."
Gue cuma senyum tipis, terus buru-buru narik Arga jalan. Padahal dalam hati pengen bilang, "apaan dah ni mantan, sok perhatian aja. Nyesel gak lo ninggalin gue?!"
Pas udah agak jauh, Bara bisik-bisik, "Anjir, itu tadi Nando? Yang dulu bikin lo galau berbulan-bulan itu?"
Gue ngangguk pelan. Arga masih diem aja, tapi tangannya makin erat meluk pinggang gue.
Dito, yang nggak tau apa-apa soal Nando, malah nyeletuk, "Wih, ganteng juga tuh. Kenalin dong, Nan!"
Bara langsung nyikut Dito keras. "Ssst! Jangan bikin suasana awkward lagi, bego!"
"Lah, emang kenapa?" Dito masih nggak ngeh.
"Ntar gue jelasin," Bara berbisik.
"Ga," gue manggil pelan. "Lo nggak apa-apa?"
Arga natap gue, senyumnya keliatan dipaksa. "Iya, gue nggak apa-apa kok."
Gue tau dia bohong. Sambil jalan ke counter check in, gue bisik ke dia, "Ga, lo tau kan kalo gue cuma sayang sama lo? Nando itu udah masa lalu."
Arga akhirnya senyum tulus. "Iya, Nan. Gue tau kok."
Dia nyium kening gue lembut, bikin Bara sama Dito pura-pura muntah.
"Udah dong mesra-mesraannya! Mending buruan check in deh," Dito nyeletuk. "Gue udah nggak sabar mau liat Bara pake daun pisang."
"Woi!" Bara protes lagi. "Awas lo ya, To. Ntar gue ceburin ke laut baru tau rasa!"
"Halah, bilang aja lo nggak bisa berenang," Dito melet.
"Siapa bilang?!" Bara nantang. "Gue jago berenang kali!"
"Iya, berenang di kolam renang anak-anak," Dito ngakak.
Gue ketawa, ngerasa lega suasana udah mulai cair lagi. Meskipun pertemuan sama Nando tadi bikin gue kaget, tapi ngeliat Arga yang tetep setia di samping gue, plus kelakuan konyol Bara sama Dito, bikin gue yakin kalo liburan kali ini bakal seru abis.
yuk kak saling dukung #crazy in love