NovelToon NovelToon
My Golden Life FOREVER LOVE

My Golden Life FOREVER LOVE

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / CEO / Konflik etika / Kehidupan di Kantor / Trauma masa lalu / Office Romance
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: chan_chan

3 pria 1 wanita siapa yang akan menjadi pemenang dalam cinta ?
wanita dengan trauma masa lalu menghabiskan masa-masa suramnya bersama mantan kekasih lalu bersahabat dengan pria kepercayaanya, namun jatuh cinta dengan pria yang berbeda .
--
"jadi maksudnya kamu mantan kekasihnya?"
"jika aku egois aku akan katakana pada semua orang kalau aku kekasihnya, antara kita tidak pernah bilang putus tapi itu tidak penting karena bagiku kebahagiannya yang utama,jika memang dia mencintaimu ya, Silahkan saja yang pasti jangan pernah mengecewakannya, masih banyak hal yang belum kamu tau, tapi setidaknya setelah mendengar apa yang aku bilang tadi kamu bisa memikirkan kembali kedepanya dengan Jessy"
Ini adalah kehidupan Jessy bersama Alex, Raymond dan Marcell.
FYI*
Guyss, cerita ini udah aku tulis di tahun 2015 pas msh awal" seneng nulis dan aq simpan di FD. aq Up dgn harapan bisa di baca tapi mon maaf bahasanya banyak kekurangan,tidak ada yg aq edit ini Ori tulisanku jaman daholooo kala. makasih

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chan_chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20 FOREVER LOVE bag.20

Mereka sampai di rumah sakit, Jessy segera turun dari mobil dan berlari memasuki rumah sakit ia tak mengindahkan Leo yang terus berteriak memanggil namanya,

saat di dalam rumah sakit Jessy bertemu dengan Raka dan Meyka yang tengah membicarakan sesuatu.

"Leo..!!"

"owh kebetulan ada dokter Raka,  saya mengantar Bu Jessy"

Raka dan Meyka saling menatap Jessy yang terlihat sangat panik .

"Jessy,  lama tidak bertemu? Apa kabar? " tanya Raka

"aku baik, dimana Marcell? "

Raka sudah menduga ini , Jessy akan mencari Marcell apapun yang terjadi , dia pun mencoba mendekat dan berbicara perlahan dengan maksud Jessy mengerti .

"hmm... Jessy, saat ini Marcell tidak bisa ditemui"

"apa dia baik-baik saja ?"

Air mata Jessy sudah menggenang di pelupuk matanya .

"Ya.. saat ini dia baik-baik saja"

"Itu berarti dia tidak dalam kondisi baik, dimana ruangannya"

Jessy sama sekali tidak percaya dengan yang di ucapkan Raka.

"Jessy... Jesssy !"

Jessy berlari kesana kemari menanyakan dimana pasien Marcell di rawat. Ia tidak lagi dapat mengendalikan dirinya ia bahkan mengancam petugas disana.

"Di ruangan apa Marcell ? Katakan padaku dimana dia, jika tidak aku akan kosongkan seluruh rumah sakit ini, cepat katakan !" teriak Jessy pada petugas yang mencoba menenangkan Jessy.

"Kendalikan dirimu sebaiknya kamu tidak menemuinya"

 Raka mencoba menahan Jessy agar tidak menimbulkan keributan,

"Katakan dimana Marcell ?"

Jessy masih terus memaksa beberapa petugas untuk mengatakan dimana Marcell tanpa mendengarkan perintah Raka.

"Jessy, jangan membuat keributan disini. Ini rumah sakit !!"

Raka mulai bertindak tegas karena Jessy mulai menarik perhatian.

"Aku bisa berbuat lebih jauh lagi... Jadi tolong ijinkan aku menemuinya"

Jessy terduduk lesu dengan berlinang air mata , Raka pun tak bisa berbuat banyak melihat semua orang sejak tadi memperhatikannya.

"ijinkan aku menemuinya sebentar saja,  aku mohon...!! "

Dr.  Raka terdiam, ia memikirkan psikologi Jessy, ia takut jika melihat kondisi Marcell secara tidak langsung ia menyalahkan dirinya sendiri, Raka tau riwayat sakit Jessy karena itulah ia menahan agar Jessy tak menemui Marcell setidaknya sampai Marcell sadar.

"Raka, ijinkan dia menemui Marcell.  Kasihan kan " Ujar Meyka

"tapi sayang,  aku takut dia..  "

"aku akan menemaninya, "

"tapi... Tidak , dia tidak bisa menemuinya" sekali lagi Raka dengan tegas menolak permintaan itu

"aku akan menemaninya, tidak akan terjadi apapun, sebentar saja"

"Tapi ... "

"Percaya padaku .. emmh !"

Meyka meyakinkan Raka agar mengijinkan Jessy melihat Marcell bersamanya .

"baiklah,  antarkan dia ke ruangan Marcell,  dan kamu Leo sebaiknya kembalilah ke kantor"

"baik Dok. "

Meyka mengantar Jessy menuju ruang rawat Marcell, baru 2 hari seseorang boleh menemui Marcell setelah ia berhasil melewati masa kritisnya.  setelah membuka pintu dan melihat kondisi Marcell Jessy tak mampu berjalan.  Meyka memapahnya mendekat dengan Marcell.

Air mata Jessy pecah tak terbendung lagi,  ia menangis sejadi jadinya,  begitu banyak penyesalan yang ia rasakan.  Ia memandangi tubuh Marcell dengan alat bantu begitu banyak menempel di tubuhnya. Tangannya gemetar ,,, kakinya lemas.

"bangunlah,  aku datang untukmu" ujar Jessy lirih,  ia genggam tangan Marcell dengan erat.

"dengar aku datang memenuhi permintaanmu,  buka matamu, lihatlah aku "

"tenanglah Jessy, Marcell akan segera sadar kembali" ujar Meyka yang mencoba untuk menghibur Jessy agar lebih tenang.

"kapan? "

"bersabarlah, aku yakin dengan kehadiranmu disini itu akan merangsang otaknya untuk kembali sadar dan bangun, sebaiknya kamu jangan bersedih, bicaralah dengannya layaknya kalian dulu kenal,  ceritakan hal-hal yang kalian lewati bersama, mudah-mudahan itu bisa membuatnya cepat sadar."

"Kalau begitu aku akan disini"

"Tidak Jessy, hanya dokter dan perawat saja yang di ijinkan, kau bisa menemui Marcell saat jam besuk, percayalah padaku ..okay !"

"Tapi ... !"

"Jessy tolong mengerti, kamu tidak bisa disini lama-lama, rumah sakit punya peraturan, kau mengerti kan maksudku, aku, Raka tidak bisa menemani Marcell walau kami sangat ingin"

"5 menit lagi, aku akan pergi"

"Baiklah, aku akan menunggu di luar, kau harus segera keluar"

Walaupun sudah berusaha namun air matanya tetap mengalir deras tak tertahan, sekuat apapun ia mencoba menerima keadaan tetap saja ini  sangat menyakitkan baginya.

"aku tidak bisa terus begini, kamu harus sadar kembali, aku tidak akan menangis lagi, sadarlah banyak hal yang harus kita lakukan bersama" ujar Jessy lirih

"Aku tidak bisa lama-lama, aku akan kembali besok . Bertahanlah.. demi aku, aku mohon !"

Jessy mencium tangan Marcell , menatapnya lantas melangkah pergi. Ia menghapus bersih air matanya sebelum keluar menemui Meyka.

Di depan ruangan Meyka menunggunya, ia tersenyum melihat Jessy keluar ruangan tepat 5 menit sesuai yang dijanjikan. Ia menyambut Jessy dengan pelukan hangat tak lama Jessy menangis kencang dipelukan Meyka.

"Menangislah.. tidak apa-apa "

Meyka menepuk-nepuk punggung Jessy, ia juga tak bisa membendung  air matanya di sudut ruangan Raka menunggu, ia berpikir kesedihannya tak sebanding dengan kesedihan yang di alami Jessy, orang lain yang Marcell coba bawa masuk ke dalam keluarganya.

"Ehemmm... !"

Raka menghampiri mereka dengan senyuman kecil di bibirnya.

"Jessy pulanglah, besok kamu bisa kembali lagi. Maaf kan aku soal yang tadi. Jangan tersinggung "

"Tidak , saya yang minta maaf sudah keterlaluan. Terima kasih sudah mengijinkanku menemui Marcell, terima kasih karena sudah mempertaruhkan pekerjaan kalian demi aku bisa melihat Marcell "

Mereka bertiga saling melempar senyuman untuk saling menguatkan, mereka berharap dapat segera melewati masa sulit dan Marcell dapat segera bangun.

--

Jessy mencurahkan segala waktu dan kasih sayangnya untuk Marcell ia setiap harinya Jessy datang sebelum jam besuk di mulai dia akan segera menemui Marcell saat jam besuk tiba. ia ceritakan semua hal yang pernah mereka lewati bersama ia juga bercerita selama ia di korea dan ia ceritakan pula betapa tersiksanya menahan rindu dan perasaan cinta nya selama ini, meskipun hanya punya waktu sebentar tapi Jessy bersyukur karena kedua kakak Marcell menyerahkan waktu itu sepenuhnya pada Jessy.

Jessy menghubungi Alex ia mengabarkan tidak akan kembali ke korea dalam waktu dekat, ia ceritakan semua yang terjadi, Alex memahami kesedihannya.

"Kau harus tenang. Minum obatmu secara teratur, dengar Jessy kau disana sendirian, aku bisa saja kesana tapi pekerjaan disini tidak bisa aku tinggalkan"

"Aku akan menjaga diriku sendiri aku minum obatku dengan teratur jangan khawatir"

Beberapa hari sejak kedatangan Jessy banyak perubahan terjadi pada Marcell,  sistem sarafnya mulai merespon, perlahan tapi pasti dokter pun sangat kagum di buatnya, betapa bahagianya Jessy mendengar bahwa kondisi Marcell semakin membaik.

"aku tau kamu bisa mendengarku,jadi cepatlah bangun dan ceritakan padaku apa saja yang sudah kau dengar dariku,"

Tetap diam tanpa memberikan respon apapun, Jessy masih tak bisa menyerah, melihat keadaan seseorang yang dicintainya terbaring tak berdaya tentu saja membuat hatinya sangat sakit, ia menyembunyikan semua air matanya agar tetap tegar dan tersenyum di hadapan Marcell.

"kau tau bahwa sebenarnya sejak awal aku sudah menyukaimu,  kau benar aku terlalu naif tentang perasaanku jadi bangunlah aku akan segera menyatakan perasaanku padamu, aku mencintaimu! "

Jessy mencium mesra kening Marcell dengan perlahan  tiba-tiba saja jemari Marcel bergerak halus , Jessy menatapnya dengan sangat bahagia.

"Marcell....  Kamu mendengarku! "

Jessy menatap wajah Marcell sambil memegang tangannya,

"buka matamu aku disini!! "

Namun Marcell masih diam tidak menunjukan respon apapun lagi, Jessy segera menekan bel yang tak lama dokter datang.

"Dokter, aku harap tidak sedang berhalusinasi, aku melihatnya menggerakkan tangannya "

"Saya akan periksa dulu "

Setelah beberapa saat dokter memeriksa ia tersenyum pada Jessy.

"Pasien mulai sadarkan diri, hanya butuh waktu saja untuk membuatnya membuka matanya"

"Benarkah ... Apa dia bisa mendengarku?"

"Ya , di beberapa kasus pasien dalam kondisi seperti ini bisa mendengar dengan baik meskipun tidak dapat mengingat semuanya saat ia sadar "

"Terima kasih dok !"

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!