NovelToon NovelToon
Mencintai Dosen Beristri

Mencintai Dosen Beristri

Status: sedang berlangsung
Genre:Dosen / Duda / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Slice of Life
Popularitas:7.1k
Nilai: 5
Nama Author: Harumi Akari

Sekar mengalami dilema karena didekati oleh Pak Faisal, yang merupakan dosennya sendiri. Hal itu membuat Sekar ketakutan, namun lama-kelamaan Sekar makin menyukai Pak Faisal karena beliau sering membantu Sekar saat ia sedang dibully di kampus.

Saat cinta mulai tumbuh di antara mereka, keseriusan mereka terhalang oleh Pak Faisal yang sudah memiliki istri dan tidak mudah untuk menceraikannya karena istrinya yang merupakan selebgram.

Akankah Sekar mendapatkan cintanya? Atau justru cinta mereka berdua akan kandas dan Sekar dicap sebagai pelakor?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Harumi Akari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kedatangan yang Mendadak

Sekar sesekali melihat ke ruang tamu dan sedikit tidak suka dengan kedekatan pria itu dengan adiknya Sekar. Ia yakin jika pria itu bukanlah pria baik-baik.

Ia ingin memperingatkan hal itu kepada mamanya, namun ia pasti tidak akan didengar. Alhasil Sekar hanya bisa sesekali melihat ke arah Rena saja. Saat ia sedang berada di kamar menunggu teman-teman Rena pulang, Sekar dihampiri oleh ibunya dengan nada sedikit kesal.

"Heh! Kamu kok di kamar terus, itu tadi mereka habis makan kok piringnya nggak dicuci! Cuciin sana! Daripada nganggur begitu!" ketus sang ibu.

"I–iya, Ma. Sekar ke dapur sekarang."

Sekar langsung buru-buru ke dapur sembari membawa ponselnya dan melihat cucian piring yang banyaknya bukan main.

"Lah? Perasaan cuma 6 orang tapi piring kotornya banyak banget," gumam Sekar sembari menggaruk belakang kepalanya dan melihat ke ruang tamu. Ternyata sesekali mama dan Rena membawa piring dan gelas yang kotor ke dapur tanpa menyucinya, alhasil cucian menumpuk.

Sekar langsung mencuci piring mereka, bahkan sampai ia tidak sadar jika ada seseorang yang menghampiri dirinya.

"Mbak?"

"Eh?!" Sekar langsung terkejut dan berbalik badan saat melihat pria yang dekat dengan Rena. "Ke–kenapa? Butuh apa?" sambung Sekar.

"Kamu mbaknya Rena ya?" tanya pria itu.

"Iya, emang kenapa?" tanya Sekar dengan jutek, ia tidak suka dengan pria itu meskipun terlihat tampan dengan tubuh ideal dan juga rambut gaya korea.

"Hehe nggakpapa. Salam kenal ya mbak!" ujar pria itu sembari tersenyum dan meletakkan piring kotor di belakang Sekar.

"Kamu jangan macem-macem sama Rena ya! Awas aja kalau kamu berani nyentuh dia!" ancam Sekar.

"Aduh galaknya mbak. Pasti sayang banget sama Rena ya?" ujar pria itu.

"Iya, saya nggak mau dia didekati mokondo apalagi buaya darat." Sekar memutar bola matanya karena kesal.

"Astaga, mbak itu—" Pria itu belum selesai bicara tapi Rena sudah memanggil pria itu.

"Andra!" panggil Rena dengan nada bicara yang keras dan terdengar cemburu.

"Iya! Ini udah aku kasihin mbak kamu! Duluan ya mbak!" Andra pergi meninggalkan Sekar begitu saja.

Rena sempat melemparkan tatapan sinis kepada Sekar, ia takut jika Andra naksir dengan mbaknya. Padahal Sekar khawatir kepada Rena. Andra merangkul kekasihnya itu dan mengajaknya pergi.

Sekar menghela nafas panjang karena merasa sedih ia dijauhi Rena dan teringat perkataan adiknya tadi malam.

Sekar pun langsung kembali mencuci piring sisa yang belum sempat ia cuci. Hingga jam 8 malam, mereka baru pulang dari rumah dan mama juga tidak masalah dengan hal itu. Bahkan saat Andra berpamitan pulang, ia diminta untuk datang lagi ke rumah lain kali. Artinya mama membiarkan Rena berpacaran dengan pria itu, bukan?!

Saat Andra berpamitan, ia seperti mencari sesuatu dan Sekar menyadari itu.

"Kamu nyari apa sayang?" tanya Rena.

"Oh! Nggak, aku lagi lihat siapa tahu ada yang ketinggalan," jawab Andra sembari menggaruk belakang kepalanya.

"Oh, kirain nyari apa. Nanti kalau ada yang ketinggalan tinggal balik ke sini lagi kan bisa?" jawab Rena.

"Iya juga ya. Kalau gitu aku pulang dulu ya," ujar Andra sembari pergi dari rumah Rena.

Sekar tahu betul jika pria itu bukan mencari barang, mana mungkin ia mencari barang tapi pandangannya sampai ke dapur. Pria gila!

Sekar pun menutup pintu kamar dan membuka laptopnya. Ada tugas yang harus ia kerjakan selama ia tidak masuk 2 hari.

Sekar menghela nafas panjang dan merasa sedih karena ia ketinggalan banyak materi penting saat tidak masuk. Apalagi semester satu kelasnya cukup banyak yang harus ia hadiri.

Saat Sekar sedang mengerjakan tugas, tiba-tiba terlihat pesan dari Pak Faisal.

[Sekar, kamu kok nggak masuk kampus? Sakit? Aku ke situ sekarang bisa?]

Sekar langsung membelalakkan matanya saat melihat pesan singkat tersebut. Saat ia akan membalas dan tidak memperbolehkan Pak Faisal datang, tiba-tiba pria itu menelpon Sekar.

"Ha–halo?"

["Sekar, kenapa nggak balas wa saya? Kamu marah sama saya?"] tanya pria itu yang langsung meminta kepastian dan kejelasan perkara 2 hari tidak datang ke kampus dan tidak memberi kabar apapun.

"Ma–maaf, Pak. Eh, Mas ... Soalnya di rumah lagi agak ribet, jadi aku nggak bisa hubungin kamu, Mas. Apa terjadi sesuatu?" tanya Sekar.

["Saya pengen ketemu kamu. Bisa ketemu malam ini?"] tanya pria itu.

"Eh! Nggak bisa, Pak. Sepertinya mama saya nggak ngebolehin saya keluar rumah, apalagi nemuin cowok." Sekar nampak was-was.

["Kenapa? Pasti terjadi sesuatu! Saya kesitu sekarang ya?!"] Pak Faisal justru makin panik.

Di saat itu juga, tiba-tiba mamanya Sekar masuk dan Sekar sampai terkejut melihatnya. Belum sempat Sekar mematikan telepon, mamanya Sekar langsung menyambar ponsel Sekar dan berkata dengan nada yang ketus.

"Siapa ini?! Malam-malam kok telpon! Anak saya mau istirahat, capek! Jangan diganggu."

Namun, saat Pak Faisal menjawab di telpon, ekspresi mamanya Sekar langsung berubah dan membelalakkan matanya karena malu, dan langsung kembali berbicara sopan.

"Oh! Iya maaf, Pak. Saya kira Sekar pacaran, soalnya memang tidak saya ijinkan pacaran, ada apa ya, Pak? Apa anak saya bermasalah?" tanya mamanya Sekar.

Hal itu membuat Sekar jelas penasaran dengan apa yang mereka bicarakan, mengapa mama bisa langsung berubah seperti itu ekspresinya?

"Oh! Boleh, Pak. Silakan ke sini saja, soalnya Sekar memang lagi nggak boleh saya ijinin keluar karena sakit, Pak!" jawab mamanya Sekar.

Sekar langsung membelalakkan matanya saat mendengar hal tersebut. Mengapa tiba-tiba mama memperbolehkan Pak Faisal datang ke rumah?

Linda mematikan teleponnya dan memberikan kepada Nara.

"Siap-siap sana! Dosen kamu mau dateng ke rumah! Baru 2 hari nggak masuk udah dicariin aja," ketus mamanya Sekar.

"I–iya, Ma."

Sekar langsung ganti pakaian yang lebih sopan dan rapi, begitu pula dengan mamanya Sekar yang tadinya pakai daster langsung pakai pakaian yang bagus. Ia juga menyiapkan makanan enak untuk Pak Faisal tanpa menyuruh Sekar.

Sekar sedikit bingung harus bagaimana dan harus apa saat bertemu Pak Faisal nantinya. Kira-kira bahaya tidak ya jika Pak Faisal ketahuan datang ke rumah Sekar?

"Argh! Masa bodo lah! Dia juga yang ngotot mau ke sini!" gerutu Sekar saat sedang mengenakan lip balm agar tidak terlihat pucat.

Hingga 10 menit berlalu, terlihat mobil Pak Faisal terparkir di depan rumahnya Sekar. Jantung Sekar makin berdebar kencang.

Sekar pun keluar dari kamar dan melihat Pak Faisal yang sudah disambut oleh ibunya Sekar.

"Silakan masuk sini, Pak! Maaf ya jajannya seadanya saja," ujar mamanya Sekar sembari mempersilakan Pak Faisal masuk.

Terlihat pria dengan kemeja berwarna biru itu masuk ke dalam rumah dengan gagahnya. Padahal usianya sudah hampir seumuran papa dan mama, tapi wajahnya seperti masih muda.

Sekar terlihat menyapa Pak Faisal dan mamanya Sekar duduk di sebelah Sekar.

"Jadi, ada apa ya, Pak? Kok mendadak datang ke sini? Apa terjadi sesuatu di kampus?" tanya mamanya Sekar yang memulai pembicaraan lebih duluan.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!