NovelToon NovelToon
Mantanku Seleb

Mantanku Seleb

Status: sedang berlangsung
Genre:Cerai / Wanita Karir
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: Van Theglang Town

Lanjutan Novel Mendadak Menjadi Mama Muda.

Setelah bercerai dengan Raka, Ajeng mengubah nasibnya menjadi seorang selebritas. Meskipun butuh waktu yang cukup lama, karir Ajeng cukup sukses dan mempertemukan dia dengan Kim Beomsik, seorang pengusaha sukses keturunan Korea-Amerika.
Sementara Raka yang belum move on dari Ajeng, berusaha menata kehidupannya menjadi lebih baik. Ketika bertemu kembali dengan Ajeng, Raka menagakui masih belum bisa melupakan Ajeng.
Lantas bagaimana kisah Ajeng dan Raka. Akankah cinta mereka bersemi kembali, atau Beomsik berhasil meluluhkan Ajeng dan menikahinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Van Theglang Town, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perjanjian

POV Ajeng.

Hari ini adalah hari terakhirnya di Jakarta.  Besok dia harus kembali ke LA bersama Beomsik, namun hatinya masih belum tenang dengan keadaan Raka. 

Meski dia tidak memiliki hubungan apa-apa lagi. Tetap saja Ajeng merasa khawatir dengan kesehatan Raka.

“Ajeng, sebelum kita kembali. Adakah yang ingin kamu sampaikan padaku?” tanya Beomsik saat mereka berdua di dalam mobil. Mereka baru saja berkeliling kota Jakarta.

“Apa yang harus aku sampaikan?” tanya Ajeng gugup. Kenapa tiba-tiba Beomsik menanyakan hal seperti itu. Apa dia sudah tahu sesuatu?

“Apa saja yang memang harus kamu sampaikan padaku,” jawab Beomsik dengan suara lirih.

Ajeng mengigit bibirnya dan terlihat gugup.  Dari nada suaranya, sepertinya memang Beomsik menagihnya untuk berterus terang tentang masa lalunya.

“Tidak apa-apa. Kalau kau tidak mau memberitahuku.”

Beomsik terdengar tidak enak hati seolah dia memaksa Ajeng untuk segera mengatakan sesuatu yang penting.

“Jika ini tentang masa laluku, apa kau tidak keberatan jika aku menceritakannya?” tanya Ajeng berusaha untuk tetap tenang agar Beomsik tidak curiga dengan apa yang selama ini dia coba sembunyikan dari lubuk hati yang paling dalam.

“Aku tidak keberatan, tetapi jika itu hanya membuatmu terpaksa, sebaiknya tidak usah,” tepis Beomsik.

“Tidak. Suatu waktu juga kau harus tahu,” imbuh Ajeng sambil menundukkan wajahnya. Ini mungkin adalah waktunya untuk menceritakan semuanya pada Beomsik. Apalagi pria itu adalah calon suaminya nanti.

“Ceritakan saja bagian yang pentingnya. Aku juga tidak mau mendengar cerita yang hanya membuatku cemburu,” ungkap Beomsik.

Ajeng mengenggam erat gaunnya untuk merendam rasa gugupnya.

“Kamu mungkin sudah tahu kalau aku pernah menikah. Aku sudah bercerai lima tahun lalu.”

“Ya, aku sudah tahu. Tapi kau tidak pernah menceritakan siapa orang itu.”

“Aku tidak pernah membicarakan itu karena aku pikir itu hanya hal yang tidak penting. Dia hanya bagian masa lalu.”

“Aku tahu itu. Aku hargai itu.”

“Mantanku adalah pemilik Hotel Mahesa.” Ajeng akhirnya memberi tahu nama mantan suaminya.

“Raka Mahesa.”

“Ba-bagaimana kamu tahu? Apa kamu mengenalnya?” tanya Ajeng terkejut.

“Aku mengenal neneknya. Dia rekan bisnis ayahku waktu dulu.”

Ajeng shock mendengarnya. Rasanya dunia yang dia pijak saat ini runtuh. Sesaat dia kehilangan pita suaranya.

“Kemarin juga aku bertemu dengannya di rumah neneknya.”

Tubuh Ajeng bergetar ketika mendengar ucapan Beomsik. Suatu hal yang tidak ia duga sebelumnya. Bisa jadi akan menjadi sebuah bencana ke depan.

“Jadi ka-kau-mengenal mantan suamiku?” tanya Ajeng gugup.

“Sebenarnya tidak begitu kenal. Tapi—” Beomsik mencoba menelisik hati Ajeng dengan sorot matanya penuh tanda tanya.

“Kenapa kamu menjadi khawatir seperti itu, apa kau tidak merasa nyaman?”

“Ti-tidak. Aku hanya tidak mengira saja. Sebaiknya Oppa jangan menemuinya. Hubunganku dengannya dan keluarganya berakhir dengan cara tidak baik-baik.”

“Benarkah? Ajeng, dulu kamu pernah cerita kalau kau bercerai dengan suamimu karena campur tangan keluarganya. Apa maksudmu Nyonya Sarah yang menyebabkan kalian bercerai?” Beomsik terlihat sangat penasaran.

Ajeng enggan untuk menjawab. Dia tidak mau jika cerita masa lalunya itu akan membuat tidak nyaman hubungannya.

“Kenapa tidak menjawab?” tanya Beomsik. Baginya itu sangat penting. 

“Itu sudah bagian masa laluku yang buruk Oppa.”

“Aku harus tahu, karena jika kalian bercerai karena Nyonya Sarah. Bisa jadi kalian masih saling mencintai,” ujar Beomsik dengan nada yang sedih.

“Itu tidak mungkin Oppa. Dia juga sudah memiliki calon istri. Begitu juga denganku.”

Beomsik terlihat tidak bisa percaya begitu saja. Dia merasa masih ada yang disembunyikan Ajeng darinya.

“Kalau begitu, apa kamu mau berjanji padaku?” tanya Beomsik.

“Berjanji apa?”

“Kita harus menikah secepatnya!”

Ajeng terlihat shock mendengarnya. Permintaan Beomsik adalah ujung sikap ketidakpercayaannya.

“Kalau itu memang keinginan Oppa. Baiklah!” jawab Ajeng setelah beberapa menit berpikir.

“Sebelum pulang, kita harus menemuinya!”

“Hah?” Ajeng semakin terkejut ketika Beomsik berencana untuk menemui Raka.

***

Ajeng membiarkan Beomsik masuk ke rumah sakit dan menemui Raka.  Semntara dirinya menunggu di mobil saja. Dia tidak ingin menemani Beomsik bertemu dengan Raka. Situasi macam apa nanti yang akan terjadi.

Sudah hampir setengah jam Beomsik masuk ke dalam. Tetapi, belum ada tanda-tanda dia akan kembali. Ajeng menjadi resah. Apa yang terjadi di sana. Jangan-jangan ada keributan terjadi di sana. Ajeng mau mengirim pesan chat tetapi ternyata ponsel Beomsik tertinggal di dalam mobil.

“Tidak mungkin kan Raka menghajar Beomsik?” sungut Ajeng dalam hati. Dia merasa khawatir. Apalagi terakhir dia melihat kondisi Raka yang sepertinya tidak ingat kalau mereka sudah bercerai.

“Apa sebaiknya aku menyusul ke dalam?” 

Ajeng merasa ragu. Kekhawatiran mulai muncul di benaknya. Tapi jika dia ke sana. Dia tidak akan bisa menghindari keluarga Raka.

“Tapi aku tidak bisa diam begini saja.”

Ajeng kemudian turun dari mobil sambil melihat situasi. Di tempat parkir memang tidak terlalu ramai, Ajeng menutup wajahnya dengan memakai masker dan kaca mata hitam. 

Dengan perasaan ragu Ajeng berjalan menuju ke dalam gedung rumah sakit. Rasa penasaran dan khawatirnya memaksanya untuk ke dalam.

Sampai di ruang lobi,  tiba-tiba Ajeng dihadang oleh seorang pria.

“Ajeng Agustina!”

Ajeng terkejut karena ada orang yang mengaenalinya. Tapi Ajeng tidak mengenali sosok pria jangkung itu. Apa mungkin dia mengenalinya karena dia seorang artis.

“Bisa kita bicara sebentar?” tanya pria itu dengan nada yang sopan.

“Maaf saya sedang tidak ada waktu,” jawab Ajeng berusaha sopan menolak permintaan pria itu.

“Saya Daniel Chan, teman dan sekaligus sekretarisnya Pak Raka Mahesa.”

Ajeng terkejut dan menatap heran pria yang mengaku teman dan sekretaris mantan suaminya itu.

“Ini sangat penting, saya hanya meminta waktu tidak lebih dari sepuluh menit,” ucap Daniel sedikit memaksa.

Dengan terpaksa Ajeng mengangguk. Dia tidak bisa menolak karena sepertinya orang itu akan mengundang perhatian banyak jika dia bersikeras menolak.

Akhirnya mereka menuju ke sebuah sudut yang agak sepi untuk leluasa berbicara.

“Apa yang ingin Anda bicarakan?” tanya Ajeng.

“Anda tahu bagaimana keadaan Raka saat ini?”

“Apa aku harus tahu. Kita sudah bukan siapa-siapa lagi.”

“Tapi selama ini Raka tidak bisa melupakan Anda. Dia  sama sekali tidak mau menemui wanita lain.”

“Kenapa Anda mengatakan itu padaku. Apa hubungannya denganku?”

“Tentu saja ada hubungannya. Dia sangat terpukul ketika mengetahui Anda bertunangan dengan pria lain.”

“Tuan Daniel. Jadi Anda ingin berbicara denganku untuk menyampaikan ini?” Ajeng merasa tidak nyaman.

“Yang aku minta jika Anda tidak mau berhubungan dengan Raka lagi. Sebaiknya Anda menjauh dan tidak memberikan Raka kesempatan untuk menemuimu lagi!” ucap Daniel dengan sangat tegas.

“Baiklah aku juga tidak berniat untuk menemuinya. Semuanya hanya kebetulan saja,” jawab Ajeng dengan ego yang tinggi.

“Apa kamu mau berjanji?” tanya Daniel untuk memastikan.

“Janji? Janji untuk apa?”

“Anda tidak akan mendekatinya lagi dengan berbagai alasan. Aku sebagai temannya tidak ingin melihatnya terluka lebih dalam lagi. Apalagi dia sudah kehilangan ingatan selama lima tahun ini. Dia melupakan kalau kalian sudah bercerai.”

Ajeng terkejut mendengar kabar itu. Jadi Raka benar-benar mengalami amnesia.

“Dia akan lebih terluka lagi dibanding lima tahun yang lalu,” tambah Daniel.

Ajeng merasa dadanya sesak. Apa yang sudah Raka alami tentu saja ia mengalami hal yang sama. Sangat berat ujiannya. Lima tahun yang lalu adalah keadaan yang sangat berat dan menyakitkan.

"Itu berlalu jika Anda berniat untuk menikahi pria lain."

Ajeng tidak bisa menjawab apa-apa karena pikirannya sedang tidak fokus.

1
Rose Yura🌹
masihan Raka 🥲
Rose Yura🌹
yeeee... author ke kesayangan ķembali🥰
Van Theglang Town
Sebelumnya author minta maaf karena butuh 4 tahun kurang lebih melanjutkan kisah Ajeng dan Raka, btw meskipun pembaca sudah lupa alur cerita Ajeng dan Raka semoga baca lagi ini bisa flashback lagi. happy reading.
Rose Yura🌹: makasih thor . semangat lagi ya nulisnya..
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!