Ho Chen ditakdirkan memiliki kekuatan di atas alam Dewa, dia berguru kepada Feng Ying yang menjadi legenda di masa lalu.
Namun untuk mencapai kekuatan tersebut tidaklah mudah.
Dengan berlatih di bawah bimbingan Feng Ying, Ho Chen telah berhasil menjadi pendekar hebat di usia yang masih muda.
Pada saat itulah gurunya memberi ujian untuk pergi berpetualang, petualangan yang akan memulai semuanya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon adicipto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mahaguru An Xuan
“ Tuan muda.! Kami harap anda mau ikut dengan kami ke kota, kami akan memberikan hadiah yang pantas untuk tuan muda." Chang Zhu mewakili mereka berdua untuk berbicara.
“ Sudahlah paman. Lagi pula saya juga ingin keluar dari Hutan itu." Kemudian Ho Chen membalikkan badan menatap mereka.“ Dan Satu hal lagi paman!. Tolong berhenti memanggilku Tuan muda." Pinta Ho Chen.
Mereka bertiga saling berpandangan. Kemudian Chang Zhu maju berbicara kembali“ Baiklah Tuan...! Maksud saya pendekar Chen!. Namun saya juga mohon, jika tiba di kota. pendekar Chen tidak akan menolak hadiah yang akan kami berikan."
Ho Chen diam sesaat dan kemudian mengangguk setuju.“ Baiklah paman saya akan terima hadiah yang akan paman berikan." Mereka bertiga bernafas lega dan melanjutkan perjalanan.
Ketika malam tiba, mereka berhenti dan bermalam di pinggir jalan, Ho Chen membuat api unggun. Persediaan makanan Ho Chen di dalam gelang memang sangat banyak, namun semuanya adalah daging, mulai dari daging Rusa, Kelinci, Ayam hutan, **** Hutan, dan juga daging siluman. Semuanya tentu sudah Ho Chen bakar.
Mereka sempat heran ketika Ho Chen mengeluarkan daging dari ruang hampa.
Semenjak berada di dalam Goa, mereka sudah melihat yang Ho Chen lakukan, namun tidak ada yang berani bertanya.
Meraka berempat memakan daging **** hutan yang sudah di bakar. Mereka saling bercerita kepada Ho Chen, mulai dari Lingkungan ibukota, tentang kekaisaran Yun, dan menceritakan ber bagai kabar Ho Chen hanya mendengarkan dengan santai.
“ apa paman mengenal Chang Quon.?" Ho bertanya kepada Chang Zhu.
“ Oh pendekar muda mengenal putraku.?" Tanya Chang Zhu keheranan.
“ 2 tahun lalu secara kebetulan Kami bertemu di jalan, dan menginap di Desa Daan bersama."
Chang Zhu sedikit heran, kenapa anaknya tidak menceritakannya. “ Bagai mana kabar Tuan muda Quon sekarang paman Zhu.?" Ho Chen kembali bertanya.
“ dia baik baik saja, seminggu yang lalu istrinya baru selesai melahirkan." Chang Zhu menceritakan dengan mata berkaca kaca, rasa haru dan senang mengisi hatinya, Chang Zhu tidak sabar ingin segera menemui cucunya.
“ Selamat atas kelahiran cucu paman." Ho Chen mengepalkan tangan kedepan memberi selamat kepada Chang Zhu.
“ Terima kasih pendekar muda, saya rasa Chang Quon akan lebih senang jika pendekar nanti mengunjunginya."
Ho Chen hanya mengangguk. Kemudian mereka melanjutkan menceritakan yang lain.
“ Apa?. Banyak pendekar mati secara misterius?." Ho Chen kaget ketika Yong An menceritakan tentang para pendekar yang mati secara misterius. Di tambah lagi para pendekar yang mati masih di tinggkat Energi Jiwa dan Bumi.
Ho Chen mengira ini perbuatan aliran hitam, namun Yong An juga mengatakan korban bukan hanya dari sakte aliran putih dan netral. bahkan dari sakte aliran hitam pun juga banyak yang menjadi korban.
Ho Chen tentu kaget dan bingung,“ apa yang sebenarnya terjadi??." Ho Chen memegang kepalanya yang terasa sakit.
Mereka istirahat semalaman Tanpa masalah. Ketika pagi mereka kembali melanjutkan perjalanan.
***
Kuil Lonceng Suci saat ini sedang mengumpulkan semua anggota kuil. Mereka semua berkumpul di dalam ruangan lebar.
Seorang biksu sedikit sepuh, alis serta janggunya sudah memutih. keluar dengan memegang tongkat. Kemudian biksu tersebut duduk di depan menghadap ke semua anggota kuil.
“ Saudara dan para murid semua.!" Suara biksu tersebut terdengar sangat bijaksana. Biksu tersebut adalah mahaguru kuil Lonceng Suci biksu Shao sheng.
“ saat ini kita semua menghadapi situasi yang sangat sulit. Mahaguru An Xuan meramalkan akan ada mahluk dari neraka yang akan mendatangi Dunia kita. Karena itu, mahaguru berpesan agar kita bisa menahan diri dan memperbanyak membaca sutra Budha."
Yang di sebut mahaguru AnXuan adalah kepala biara generasi ke 3. Sedang Shao sheng adalah generasi ke 4. An Xuan sudah berumur hampir 500 tahun.
An Xuan terkenal karena ramalannya yang selalu tepat. An Xuan juga memiliki ilmu yang sangat tinggi. Namun semenjak Shao sheng menggantikannya, An Xuan lebih memilih bermeditasi di ruang rahasia.
“ Guru bagai mana kami bisa mengetahui keberadaan mahluk itu.?“ salah seorang murid bertanya.
“ Xiang Li. Mahluk itu akan mendatangi seseorang ketika malam. Kalau masalah wujud mahluk tersebut aku juga tidak tahu." Jawab Shao sheng.
Xiang Li adalah seorang biksu muda berumur 17 tahun. Bakatnya sangat tinggi, dan di tambah sifatnya rendah, dan tidak terlalu mementingkan masalah keduniawian. Xiang Li adalah murid suci dari Kuil Lonceng Suci.
“ Budha maha pengasih." Seorang biksu yang terlihat seumuran dengan Shao sheng memutar tasbih besar dengan tangan lurus di dada.
Semua murid merasa hawatir, namun biksu Shao sheng segera membimbing mereka semua untuk membaca sutra. Karena dengan membaca sutra pikiran akan menjadi lebih jernih untuk berpikir, dan hati pun juga akan lebih tenang.
***
“ Tuan muda, Tuan Chang Zhu sudah datang." Seorang pelayan membungkuk dan menyampaikan kedatangan Chang Zhu kepada salah seorang yang terlihat murung. Orang tersebut adalah Chang Quon.
“ Benarkah?. Dimana Ayah sekarang.?” tanya Chang Quon dengan antusias.
Ketika mendengar Ayahnya menghilang saat mengejar rusa bersama Yong An dan Ying Kun. Chang Quon sungguh sangat panik, selama 6 hari Chang Quon menjadi sangat murung dan gelisah.
“ Tuan Chang Zhu sekarang berada di halaman depan dengan nyonya." Jawab pelayan.
Chang Quon segera berlari keluar, ketika tiba di ruang tamu terlihat ayahnya masuk. “ Ayah.!" Chang Quon tidak bisa lagi menahan rasa senangnya dan segera berlari memeluk Chang Zhu.
“ Kamu bukan anak kecil lagi, kenapa bersikap seperti ini.?" Chang Zhu bertanya dengan mengusap usap pundak anaknya. Namun air mata Chang Zhu juga menetes, rasa haru dan bahagia karena kembali bersama keluarganya.
“ Sudah sudah. Ayah mu baru tiba biarkan dia istirahat terlebih dahulu." Seorang perempuan sedikit tua berkata dengan senyum hangat, dia adalah. Sashuang biasa di panggil nyonya Chang. Dan ibu dari Chang Quon.
“ ah benar, karena terlalu senang aku hampir lupa." Chang Quon melepas pelukannya. Chang Zhu memandang Chang Quon sejenak. Lalu berniat pergi membersihkan badan dan beristirahat.
“ aduh hampir lupa,! Bagai mana kabar cucuku.?" Chang Zhu menepuk jidat dan lansung menanyakan cucunya. “ dia baik baik saja dan juga sehat ayah, namun sekarang lagi tidur." Jawab Chang Quon. Chang Zhu tersenyum lebar mendengar cucunya sehat.
“ Quo'er besok kita akan kedatangan tamu penting, dia adalah orang yang menolong kami ketika tersesat, ayah mengundang nya kemari dan ayah ingin memberinya hadiah."
“ tentu ayah, ayah tidak usah hawatir, aku akan mempersiapkan jamuan serta hadiah yang besar besok. Bagaimanapun dia adalah malaikat penyelamat." Chang Quon terlihat bersemangat.
“ Orang ini adalah pendekar muda. Ayah yakin kamu mengenalnya. Karena dia bercerita pernah bertemu denganmu di desa Daan."
Chang Quon diam dia berusaha mengingat-ingat, “ seorang pendekar muda,? desa Daan.?" Chang Quon langsung menahan nafas, dia ingat perna bertemu seorang pendekar muda ketika melakukan perjalanan dan mampir ke Daan.
“ Ayah,? Apa nama pendekar tersebut Ho Chen.?" Tanya Chang Quon sedikit bergetar.
“ iya, nama pendekar itu Ho Chen." Jawab Chang Zhu, tidak menyadari perubahan sikap anaknya.
Chang Quon menahan nafas, dia tidak menduga Ho Chen akan datang kerumahnya.“ Kalau begitu jamuan ini harus meriah." Batin Chang Quon.