NovelToon NovelToon
Kekasihku Dokter Tampan

Kekasihku Dokter Tampan

Status: sedang berlangsung
Genre:duniahiburan / Berbaikan / Cinta Murni / Teman lama bertemu kembali
Popularitas:11.2k
Nilai: 5
Nama Author: Dian Wahyu

Jasmine Abelia dan Dandelion Fiorello Rosen adalah dua manusia yang tidak tahu bagaimana caranya menjadi mantan. Mereka sudah putus, namun keduanya masih saling mencintai.

Sampai di suatu malam saat Jasmine pergi ke apartemen Lion untuk mengambil buku miliknya yang tertinggal pasca putus, keduanya tak sengaja menemukan bayi dan dengan terpaksa harus merawatnya dan tidak melapor pada polisi setelah membaca surat yang ditinggalkan oleh ibu si bayi.

Disisi lain Jasmine sudah memiliki pacar baru, namun seiring berjalannya waktu keduanya kembali jatuh cinta karena setiap hari bertemu hingga romantisme itu tercipta lagi.

Hubungan keduanya yang ditentang keluarga membuat semua menjadi serba salah. Mampukah keduanya bertahan dan kembali seperti dulu? lantas bagaimana dengan nasib bayi yang diasuh oleh mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dian Wahyu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pacar gemas

Ranjang itu cukup bagi keduanya karena tubuh Jasmine lebih kurus dan pendek dari kekasihnya.

"Kau tak ingin bangun?"

Jasmine masih memejamkan matanya dan membuat Lion gemas melihatnya.

Wanita itu tiba-tiba saja malu jika harus bertatapan dengan pria yang semalam baru saja menghabiskan malam yang panjang bersamanya.

Dipeluknya lagi tubuh tersebut dan menyingkirkan anak rambut yang sedikit menutupi pipi gadisnya.

"Aku ada jadwal operasi pukul 10 pagi nanti. Mau sarapan bersama?"

Gadis itu menyembunyikan wajahnya pada dada bidang Lion yang masih telanjang dan belum ingin menatap ataupun menjawab. Masih terlalu malu setelah sekian lama.

"Kau malu rupanya," Lion terkekeh geli.

Tak lama kemudian pria itu mencium sayang dahi Jasmine yang masih ada sedikit bekas memar kemarin.

"Aku janji tidak akan menyakitimu," ungkapnya.

Memang sejak awal Lion tidak menyakitinya, Jasmine lah yang menyakiti pria ini hanya karena telah memenuhi janjinya pada Dahlia.

Beberapa saat keduanya masih dalam posisi yang sama dan akhirnya Jasmine mencoba untuk membuka matanya dan melihat pria itu polos.

Lion berikan senyuman dan membuat Jasmine akhirnya membuka obrolan pagi ini.

"Lion?"

"Hm?"

Jasmine menerima belaian lembut pada setiap helaian rambutnya dan membuat pria itu masih senantiasa tersenyum tanpa bosan.

"Aku mendapatkan tawaran pertukaran dokter," ucapnya memulai pembicaraan.

Lion cukup terkejut kali ini karena semenjak kemarin Jasmine belum mengatakannya.

"Di rumah sakit mana?"

Pria itu harap masih dalam satu kota karena mereka baru saja kembali dan tidak mau menjalani hubungan jarak jauh.

Jasmine menatap kekasihnya itu dan menelan ludahnya serat, "Di rumah sakit tempat kau bekerja..."

Lion lega sekali mendengarnya, "Baguslah. Kita bisa berangkat bersama setiap hari."

Jasmine memukul pelan dada bidang kekasihnya, "Aku bisa bertemu Ibumu jika menerima tawaran itu..."

Lantas Lion menghela nafas, "Kau setakut itu pada Ibuku?"

Jasmine terdiam dan lantas terduduk sembari masih memegangi selimut itu agar tubuhnya tetap terlindungi.

Lion mengikutinya dan memberikan pengertian, "Kau menyiapkan rencana pernikahan bersama Amar, tapi kau tak pernah sekalipun membahas pernikahan denganku."

Jasmine menggelengkan kepalanya, "Lion, maafkan aku. Tapi, aku..."

"Kita sudah kembali, Jasmine. Aku tidak mau lagi kau melakukan hal yang sama dan meninggalkan aku begitu saja. Hanya ada satu kemungkinan kita kembali, yaitu menikah!"

Menurut Jasmine, itu sangat mustahil.

Keluarga Lion sangat kaya dan seharusnya mampu mendapatkan menantu yang sesuai, bukan dirinya yang terkadang kehilangan kepercayaan diri seperti ini.

Kemudian Lion kembali memeluk Jasmine dari belakang, pria itu menurunkan selimut yang masih menutupi tubuh kekasihnya.

"Kakak iparku kemarin baru saja mendapatkan kecaman dari Ibuku jika melahirkan bayi perempuan..." ceritanya.

Jasmine tidak mengerti apa yang Lion katakan. Pria itu bercerita sembari menyingkirkan selimut yang membalut tubuh keduanya. Apa maksudnya?

"Ibuku ingin bayi laki-laki..."

Pria itu membuang nafas di leher Jasmine dan membuat gadis itu bergidik. Mungkinkah Lion ingin lagi?

"Hentikan!" pintanya.

Pria itu berhenti sejenak dan memandangi wajah kekasihnya yang tetap cantik meskipun sedang bangun tidur.

"Jika Ibumu meminta bayi laki-laki, Kak Ivy sudah memberikannya dan hanya perlu membawa Nolan menghadap. Kenapa seolah-olah kau mengajakku memproduksinya pagi ini, huh?"

Lion terkekeh mendengarnya.

Dirinya memang sedang merayu dan ternyata Jasmine cukup peka dengan apa yang ia lakukan.

"Menikahlah denganku, Jasmine."

Gadis itu terhenyak dan kemudian menggeleng, "Kau mengajak menikah seperti mengajak sarapan. Lamaran macam apa ini?"

Pria itu tersenyum kecil dan meraih celana pendeknya lalu memakainya.

Jasmine melihatnya dan kemudian mengalihkan pandangan ketika melihat pinggul pria itu, kembali menciptakan perasaan tidak nyaman pada dirinya.

Lion bergerak menuju tas yang kemarin ia bawa dari rumah sakit. Mengeluarkan sesuatu yang ia siapkan setelah Jasmine kembali menerima dirinya.

Gadis itu masih mengumpulkan nyawanya dan akan segera mandi. Sementara Lion berjalan mendekat dan duduk di sebelahnya.

"Sebelum memberikan cincin lamaran... Aku ingin memberimu ini," pria itu mengeluarkan sebuah kalung dari kotak dan memperlihatkannya pada Jasmine.

Nyawanya baru saja terkumpul dan Jasmine menatapnya terkejut, "Lion. Kau..."

Pria itu kemudian memakaikannya di leher jenjang kekasihnya dan menatap desain pilihannya tampak elegan, sangat cocok untuk Jasmine.

"Cantik!" puji Lion puas.

Lantas gadis itu memegangi liontin dari kalung yang telah menghiasi leher jenjangnya, "Dalam rangka apa?"

Lion menghela nafas, "Setidaknya ucapkan terima kasih terlebih dahulu. Huh..."

Jasmine tersenyum kecil, "Terima kasih, Sayang."

Pria itu terhenyak mendengarnya, "Kau memanggilku apa tadi?"

"Sayang," balas Jasmine.

"Apa? Aku tidak dengar."

"Terima kasih, Sayang."

"Kurang keras!"

Jasmine terkikik geli, "Sayang."

"Harus lengkap seperti tadi!" pintanya.

"Tadi yang mana?" Jasmine balik menggoda pria itu.

Lion menatapnya memaksa, "Sekali lagi! Aku mau dengar!"

"Dengar?" ulang Jasmine semakin menjadi-jadi dan membuat pria itu tak tahan hingga akhirnya menggelitik perut langsing gadisnya.

"Rasakan!"

"Ahahahaha..."

"Lion! Hentikan! Hahaha..."

***

"Pertukaran dokter?"

Dahlia melihat data-data dokter yang akan masuk ke rumah sakit ini dan matanya melihat profil gadis yang sangat ia tahu.

"Benar, Bu. Ini acara tahunan dan biasanya dokter yang sudah masuk memiliki kinerja yang baik."

Dahlia menunjukkan data milik gadis yang ia maksud, "Termasuk dokter ini?"

Pria yang bekerja mengatur keluar masuk karyawan di rumah sakit ini lantas mengangguk, "Sebenarnya dokter yang anda maksud sudah 3x ini ada di dalam daftar, Bu. Saya tidak tahu kenapa dokter yang bersangkutan sempat menolaknya dan baru tahun ini menerima pertukaran tersebut."

Penjelasan dari pria itu membuat Dahlia mengambil nafas dalam, "Apa kinerja dia bagus?"

"Melihat dari laporannya sangat baik, Bu. Maka dari itu direktur rumah sakit yang bersangkutan sampai 3x mencalonkan dokter tersebut."

Dahlia belum bisa menerimanya meskipun Jasmine memiliki kemampuan terbaik sekalipun. Menurutnya, gadis miskin tetaplah miskin dan tidak pantas menerima perlakuan spesial.

"Aku ingin mengecualikan dokter ini!" tegasnya.

"Tapi, Bu. Pak direktur sudah menyetujuinya dan memberikan tambahan waktu untuk evaluasi setelah 3 bulan, Bu."

Dahlia terkejut mendengarnya, "Suamiku menyetujuinya?"

"Benar, Bu. Pak direktur yang menyetujuinya sejak awal dokter tersebut masuk ke daftar."

Wanita itu merasa dikhianati suaminya sendiri yang malah menyetujui jika Jasmine masuk ke rumah sakit ini.

Melihat ekspresi Dahlia yang tampak marah, pria itu lantas memberikan solusi.

"Lebih baik anda membicarakan hal ini bersama Pak direktur, Bu. Beliau lebih tahu tentang setiap dokter yang ikut."

Tidak bisa dibiarkan, padahal suaminya tahu benar jika hubungan putranya ditentang keras olehnya. Tetapi, suaminya malah bersikap sebaliknya dan membuat ia benar-benar marah.

"Aku akan membicarakannya nanti."

"Baik, Bu. Baiknya memang seperti itu."

1
Assyifa Nabila Saputri
up 1lgi thor
Yani Cuhayanih
ivy sangaaat mengejutkan....
Yani Cuhayanih
bilang saja macan liar adalah lion
Yani Cuhayanih
sebaiknya lion cepat menikah dengan jasmine walaupun hanya di saksikan oleh tuan dion sendiri
Assyifa Nabila Saputri
up donk thor
Yani Cuhayanih
semoga berahir baik
Assyifa Nabila Saputri
up thor
Yani Cuhayanih
lion kau memperkeruh suasana....gawaaaat runyaaaam boleh kah aku paketkan nyonya dahlia ke taman bunga di afrika dekat gurun pasir sekalian..jd orang sombong amaaaaat ....
Sahduati
lanjutt😘
Olny Julia N
cepet lanjutin ga thor!!!
Olny Julia N
gue suka gaya lu jasmine!!
Olny Julia N
karna ulah kau kanaa!!!!!
Yani Cuhayanih
kenapa harus berpisah hanya karena masalah beda status kekayaan
Yani Cuhayanih
menarik cuuus lanjuuut
Maito
Jatuh cinta 💖
Habibah Habibah
Karakter-karakter dalam cerita ini memiliki dinamika yang menarik.
Pena_Penantian99
kak dian.... semangat 🔥
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!