NovelToon NovelToon
Pendekar Hantu Kabut

Pendekar Hantu Kabut

Status: tamat
Genre:Tamat / Fantasi Timur / Epik Petualangan / Perperangan / Ahli Bela Diri Kuno
Popularitas:1.8M
Nilai: 4.6
Nama Author: Adidan Ari

Cerita ini mengisahkan tentang diri seorang pendekar muda bernama Lin Tian. Seorang pendekar pengawal pribadi Nona muda keluarga Zhang yang sangat setia.

Kisah ini bermula dari hancurnya keluarga Zhang yang disebabkan oleh serbuan para pendekar hitam. Saat itu, Lin Tian yang masih berumur sembilan tahun hanya mampu melarikan diri bersama Nona mudanya.

Akan tetapi sepertinya keberuntungan sedang tidak berpihak kepada pemuda itu. Lin Tian terpaksa harus berpisah dengan sang Nona muda demi menyelamatkan nyawa gadis tersebut.

Dari sinilah petualangan Lin Tian dimulai. Petualangan untuk mencari sang Nona muda sekaligus bertemu dengan orang-orang baru yang sebagian akan menjadi sekutu dan sebagian menjadi musuh.

Kisah seorang pengawal keluarga Zhang untuk mengangkat kembali kehormatan keluarga yang telah jatuh.

Inilah Lin Tian, seorang sakti kelahiran daerah Utara yang kelak akan menggegerkan dunia persil

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adidan Ari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13. Informasi

"Hah??" Sekarang giliran Lin Tian yang terkejut sekaligus bingung. Pasalnya selama ini dirinya merasa biasa saja ketika memikul kristal itu, bahkan ketika menyentuh langsung pun walau terasa dingin tetapi masih dibatas kewajaran. Akan tetapi ketua penjaga itu yang hanya menyentuh kain pembungkusnya saja sudah tidak kuat dan menampakkan ekspresi pucat.

"Paman, kau kenapa??" Tanya Lin Tian kemudian sambil meletakkan bungkusan kristal itu di atas tanah.

"Apa yang kau bawa itu? D-dingin sekali...." Jawab ketua penjaga tergagap.

"Oh...ini berisi sebuah benda yang nantinya akan aku jadikan pedang. Omong-omong, mengapa kau begitu kaget ketika menyentuh bungkusan ini, apa sebegitu dinginnya kah?"

"Apa-apaan anak ini, mampu melakukan perjalanan sambil memikul benda semengerikan itu???" Batin ketua penjaga bertanya-tanya.

"Hm...Lin Tian, kau bilang baru saja telah keluar dari pengasingan beberapa tahun kan? Boleh aku tahu di mana tempatmu mengasingkan diri dan berapa lama tepatnya?" Ketua penjaga itu tidak menjawab pertanyaan Lin Tian dan malah balik bertanya.

"Aku mengasingkan diri di salah satu puncak Pegunungan Tembok Surga sana selama kurang lebih tujuh tahun." Jawab Lin Tian sambil menudingkan jari telunjuknya ke arah sebuah pegunungan yang berbentuk seperti tembok raksasa itu.

Kembali ketua penjaga itu terkejut, kemudian lanjut bertanya, "L-l-lalu dimana kau mendapatkan benda ini?" Tanyanya sembari menunjuk bungkusan kristal Lin Tian.

Sebenarnya pemuda ini menjadi semakin heran melihat tingkah laku pria di depannya itu, tetapi ia tetap menjawab, "Benda ini kutemukan di puncak tertinggi Pegunungan Tembok Surga, lebih tepatnya di sebuah goa yang berada disana."

"Apa....!!?" Tiba-tiba ketua penjaga itu memekik keras yang membuat Lin Tian dan beberapa orang di sekitar mereka terkejut. Sedetik kemudian, pria ini menarik tangan Lin Tian dan berbisik di telinganya, "Cepat kau masuk dan belilah baju yang bagus! Ini uangnya." Ucapnya sembari menyerahkan sepuluh keping koin perak. "Kita harus bicara setelah ini." Sambungnya yang masih dengan berbisik.

Diberi beberapa koin itu Lin Tian merasa sedikit tidak enak kepada pria di depannya, karena tanpa diberi uangpun dirirnya mampu membeli pakaian sendiri dari uang hasil pemberian Xiao Lian.

Sehingga pemuda ini berinisiatif untuk mengembalikan uang tersebut, "Tidak perlu paman, aku sudah-"

"Sudahlah ambil saja, tak perlu sungkan" Potong pria paruh baya itu cepat sambil sedikit mendorong-dorong tubuh Lin Tian agar segera masuk dan membeli baju.

Lin Tian hanya menghela nafas dan menuruti permintaannya untuk membeli baju dengan uang tersebut.

Setelah beberapa menit, Lin Tian keluar dengan penampilan yang jauh berbeda dari sebelumnya. Jika tadi pemuda ini berpakaian layaknya orang-orang gunung, sekarang ini Lin Tian sudah terlihat seperti selayaknya seorang pendekar. Pemuda ini menggunakan baju yang berwarna merah gelap senada dengan celananya, sabuk yang melilit pinggangnya berwarna hitam dihias dengan sulaman benang perak serta sepatu yang juga berwarna hitam.

Jika sebelumnya rambut Lin Tian yang sampai kepunggung itu dibiarkan awut-awutan ala kadarnya, sekarang pemuda ini sudah menguncir rambut panjangnya sehingga terlihat jauh lebih tampan dan gagah.

Pria paruh baya ketua penjaga gerbang yang menunggu di luar sedari tadi juga nampak kaget melihat perubahan Lin Tian. Dirinya tidak menyangka bahwa hanya dengan berganti pakaian saja, Lin Tian sudah menjadi seperti dua orang yang berbeda.

"Nah...begitu lebih baik." Pujinya yang diam-diam masih kagum dan merasa sedikit iri akan ketampanan Lin Tian.

"Uangnya masih sisa paman, ini aku kembalikan." Kata Lin Tian sambil menyerahkan lima butir koin perak sisa belanjaannya.

"Hahahah....tidak perlu sungkan, kau ambil saja itu."

"Apa kau yakin paman?"

"Tentu saja ambilah...ambilah...Yang penting sekarang ini kita harus segera bicara, ayo ikut aku!" Jawabnya yang tiba-tiba nada bicaranya berubah menjadi lebih serius di akhir perkataannya.

Lin Tian lalu memasukkan koin itu ke dalam saku bajunya dan mengikuti si ketua penjaga dari belakang sambil membawa bungkusan kristal tersebut.

*******

"Baiklah sekarang coba kau ceritakan soal kehidupanmu di salah satu puncak Pegunungan Tembok Surga." Ucap ketua penjaga itu serius.

Saat ini mereka sudah sampai di penginapan yang direkomendasikan oleh ketua penjaga itu. Dan sekarang mereka sedang berada di lantai satu penginapan yang sekaligus menjadi rumah makan, di hadapan mereka sudah tersedia berbagai macam makanan lengkap dengan sayur dan lauk pauk pesanan mereka.

"Oh ya, maaf jika terlambat, perkenalkan namaku Bao Chu. Kepala penjaga gerbang di kota batu ini."

Lin Tian hanya menganggukkan kepala sebagai jawaban, kemudian berkata, "Baiklah paman Chu, sesuai keinginanmu, aku akan menceritakan semua pengalamanku selama berada di Pegunungan Tembok Surga."

Lalu berceritalah Lin Tian tentang semua yang dilakukannya selama berada di puncak Pegunungan Tembok Surga, tentang dimana dia tinggal, bagaimana dia hidup, bahkan pemuda ini sampai menceritakan jadwal rutinitas hariannya seperti pembagian waktu berlatih dan istirahat. Semua Lin Tian ceritakan dengan jelas dan detail tanpa menyembunyikan apapun.

Akan tetapi tentu saja dia tidak menceritakan alasan mengapa dirinya bisa sampai di pegunungan itu.

"Lalu benda ini, bagaimana kau bisa sampai di puncak tertinggi itu?" Kembali Bao Chu melontarkan pertanyaan sembari tangan kanannya memasukkan sayur mayur kedalam mulutnya.

"Hm...soal itu, jadi sebenarnya selama berada di puncak tempatku berlatih, aku selalu penasaran dengan salah satu gunung yang puncaknya sampai tak terlihat, dan puncak itu adalah puncak gunung dimana aku mendapatkan ini." Jawabnya sambil menyentuhkan tangannya ke bungkusan kristal tersebut.

"hanya itu?" Tanya Bao Chu menghentikan aktivitas makannya.

"Ya, hanya itu"

"Jadi maksudmu....kau menaiki puncak tertinggi itu hanya karena penasaran??" Kembali pria paruh baya ini bertanya sambil menampakkan ekspresi heran sekaligus terkejut.

"Ya, hanya penasaran." Lin Tian menjawab dengan ekspresi biasa saja. Memang sengaja dia tidak menjelaskan alasan yang sebenarnya ia mendaki puncak itu untuk meningkatkan tenaga dalam. Karena pemuda ini berpikir Bao Chu adalah seorang yang baru dikenalnya sehingga ia tidak bisa asal percaya saja.

Tanpa sadar Bao Chu melepaskan sayur mayur yang sebelumnya berada di genggaman tangannya, pria paruh baya itu kali ini benar-benar merasa heran dan ngeri, bisa-bisanya pemuda di depannya ini berani mendaki puncak itu hanya karena penasaran.

"Paman, sebenarnya ada apa ini, kenapa kau begitu kaget mendengar bahwa aku pergi ke puncak Pegunungan Tembok Surga." Tanya Lin Tian yang sudah merasa penasaran sejak tadi.

"Oh...nampaknya kau belum tahu. Dengar Lin Tian, Pegunungan Tembok Surga adalah pegunungan keramat, banyak orang mengatakan bahwa pegunungan itu adalah tempat turunnya para dewa dari surga yang ingin melihat langsung kehidupan manusia. Yang membuatku terkejut adalah, apa kau tak pernah sekalipun melihat dewa-dewa itu?" Tanya pria paruh baya itu dengan raut wajah yang sangat serius.

"Hah...?" Lin Tian tanpa sadar membuka mulutnya lebar-lebar saking kagetnya. "Oh jadi begitu, ternyata dia ini salah satu dari sekian banyak orang yang percaya cerita dongeng anak-anak itu." Gumam Lin Tian dalam hati yang tidak pernah menyangka bahwa kekagetan Bao Chu barasal dari sebuah dongeng.

"Dan satu lagi Lin Tian, kau bilang bahwa kau juga mendaki puncak tertinggi di pegunungan itu. Aku pernah mendengar cerita yang intinya kalau setiap malam bulan purnama, akan ada para bidadari surga yang turun ke puncak tersebut untuk mandi di sebuah telaga." Bao Chu berhenti sejenak untuk mengambil nafas, "Apakah kau melihat telaga itu?" Lanjutnya betanya

"Ya, disana memang ada sebuah telaga yang lumayan besar." Jawab Lin Tian dengan wajah datar. Sepertinya pemuda ini sudah tau akan kemana arah pembicaraan mereka selanjutnya.

Kemudian, tiba-tiba wajah Bao Chu menjadi merah lalu bertanya dengan semangat, "Lalu, kau pasti juga melihat bidadari-bidadari itu kan?? Tolong ceritakan padaku! bagaimana wajahnya?? apakah cantik? kalau iya, secantik apa mereka? Lalu ketika mandi...bagaimana bentuk-huuukkhh."

Perkataannya terpotong oleh Lin Tian yang sudah menyumpalkan sebuah paha ayam goreng ke dalam mulutnya. Ternyata benar dugaannya, pembicaraan mereka mengarah ke situ.

"Paman dengar...tentang dewa apalagi bidadari itu, aku tak pernah melihatnya sekalipun selama berada disana!" Ucap Lin Tian tegas dengan menekankan setiap kalimatnya.

Tanpa mereka sadari, pertanyaan Bao Chu barusan telah menarik perhatian dari orang-orang yang sedang berada di rumah makan itu, dan mereka hanya tertawa geli mendengar pertanyaan terakhir yang dilontarkan oleh pria paruh baya tersebut. Hal ini membuat Lin Tian merasa jengah sehingga langsung saja dirinya menyumpal mulut Bao Chu dengan sebuah paha ayam.

*******

"Baiklah paman, aku sudah menjawab semua pertanyaanmu, sekarang kau harus mengabulkan permintaanku sebelumnya. Tolong jelaskan padaku tentang keadaan dunia ini paman Bao." Lin Tian berkata sambil memasang ekspresi sungguh-sungguh. Memang benar jika ilmu kepandaian Lin Tian sudah cukup tinggi, akan tetapi pemuda ini hanya punya sedikit pengalaman dan pengetahuan tentang dunia luas yang kelak akan ia jelajahi.

Ditambah selama tujuh tahun terakhir ini dirinya sama sekali tidak pernah berhubungan dengan dunia luar. Jadi, sama sekali tidak berlebihan jika menyebut Lin Tian sebagai seorang balita di dunia ini khususnya dunia persilatan.

"Oh...soal itu, baiklah dengarkan baik-baik." Bao Chu menjawab setelah menghabiskan paha sumpalan itu.

Bao Chu memulai ceritanya, yang pertama kali pria paruh baya ini ceritakan adalah tentang dua kekaisaran besar yang menguasai dua sisi daratan. Mereka ini adalah kekaisaran Song di Utara dan kekaisaran Chu di Selatan. Tentu saja Lin Tian sudah mengetahui pengetahuan umum ini ketika ia masih berada di keluarga Zhang, sehingga dirinya langsung memotong percakapan pria itu.

"Maaf paman, untuk itu aku sudah mengetahuinya. Begini saja coba kau ceritakan padaku tentang seluk beluk dunia persilatan?"

"Oh...baiklah...baiklah."

Kembali Bao Chu bercerita. Menurut penjelasannya, dunia persilatan dibagi menjadi dua golongan, yaitu hitam dan putih. Golongan putih berisi orang-orang gagah berjiwa kesatria yang senjata dan ilmunya hanya digunakan untuk kebaikan dan kebenaran. Sedangkan golongan hitam adalah sebaliknya, yang dimana hanya berisi orang-orang pengumbar nafsu dan kemaksiatan. Ketika dalam pertarungan pun, golongan ini tidak pernah memikirkan soal kegagahan dan keadllan, yang ada hanyalah bagaimana cara untuk menang.

Akan tetapi sudah menjadi sifat manusia yang serba kekuarangan, setiap ada kebaikan pasti ada keburukan, bagitu pula dengan diri seseorang, pasti ada sisi buruk dan sisi baik. Walaupun mengaku berasal dari golongan putih, akan tetapi masih banyak orang-orang yang menjadi hamba nafsu berkedok pakaian pendeta, ada pula orang-orang yang menggunakan ilmunya hanya untuk mendapat pujian dan hormat orang lain. Sungguh, orang seperti mereka ini bahkan lebih busuk daripada orang-orang yang dengan bangga mengaku berasal dari golongan hitam.

Pria ini juga menjelaskan bahwa di dunia persilatan, baik golongan hitam maupun putih, terdapat orang-orang sakti yang mendapat sebutan sebagai 'Datuk Persilatan'. Dari golongan hitam ada delapan orang yang menjuluki dirinya sendiri sebagai 'Pilar Neraka', mereka ini adalah pendekar-pendekar golongan hitam yang paling ditakuti di seluruh dunia. Dari kedelapan anggota Pilar Neraka, dua diantaranya berada di wilayah Utara, sedangkan sisanya berada di Selatan. Karena itulah di daerah Utara, hanya tokoh-tokoh kosen sajalah yang mengenal kedelapan iblis ini.

Di lain pihak, golongan putih juga mempunyai tokoh-tokoh sakti yang kebanyakan orang menyebut mereka sebagai 'Empat Dewa Mata Angin'. Seperti namanya, mereka terdiri dari empat orang yang masing-masing berada di ke empat penjuru daratan. Diceritakan, kesaktian mereka ini sudah sangat tinggi bahkan ada yang mengatakan jika keempat orang ini adalah manusia setengah dewa. Hanya mereka sajalah yang mampu bertanding seimbang melawan Pilar Neraka.

Bao Chu juga menjelaskan beberapa perguruan dan perkumpulan yang berada di dunia persilatan. Ketika menjelaskan hal ini, ada satu hal yang menarik perhatian Lin Tian, maka segera pemuda ini bertanya untuk menuntaskan penasaran hatinya.

"Paman, tolong jelaskan lebih detail lagi soal perkumpulan golongan netral yang bernama...apa tadi...? Asosiasi Gagak Surgawi??"

"Ya, Asosiasi Gagak Surgawi. Mereka adalah sebuah perkumpulan paling misterius di dunia persilatan yang hanya bersedia untuk menyediakan berbagai informasi seputar dunia ini."

"Lalu apa maksudnya tentang golongan netral? Bukankah dunia persilatan hanya terdiri dari golongan hitam dan putih??" Lin Tian bertanya dengan bingung.

"Kau benar, akan tetapi, perkumpulan ini tidak mau untuk disebut sebagai golongan hitam maupun putih, mereka juga tidak mau untuk mencampuri setiap permasalahan yang terjadi antara golongan hitam dan putih. Karena hal inilah, maka para pendekar menyebut mereka sebagai golongan netral." Ucap Bao Chu yang disusul dengan tangan kanannya bergerak mengambil botol arak dan menenggaknya, pria ini merasa haus karena sedaritadi lidahnya tak pernah berhenti bergerak untuk memberi penjelasan kepada Lin Tian.

"Hm...jadi begitu." Jawab Lin Tian sambil mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Tapi...! Jangan pernah kau remehkan mereka!! Karena pernah suatu hari, ada sepasukan pendekar dari golongan hitam menyerbu salah satu markas besar mereka dengan tujuan hendak menguasai Asosiasi ini dan hasilnya, pasukan pendekar itu mampu diratakan oleh Asosiasi Gagak Surgawi tanpa bantuan dari perguruan atau perkumpulan manapun. Maka sejak hari itu, tidak ada lagi yang berani untuk meremehkan Asosiasi ini."

"Oh...sepertinya Asosiasi Gagak Surgawi memiliki banyak pendekar sakti."

Lin Tian merasa sedikit senang menadapat informasi ini, karena Lin Tian berpikir jika dia mendatangi mereka, kemungkinan Asosiasi itu akan tahu dimana letak keberadaan Nona mudanya. Tetapi masalahnya, ia tidak tau bagaimana caranya agar dirinya bisa berhubungan dengan Asosiasi tersebut.

"Paman, bagaimana caraku untuk menemui mereka." Akhirnya Lin Tian bertanya.

"Soal itu...maaf aku juga tidak mengetahuinya." Balas Bao Chu sambil menampilkan raut wajah menyesal.

"Haaahhhhh....." Hanya helaan nafasnya sajalah yang terdengar dari mulut Lin Tian, pemuda ini sedikit kecewa mendengar pernyataan pria paruh baya itu.

Tiba-tiba dari arah luar restoran terdengar suara hiruk pikuk dari orang-orang sekitar. Kemudian telinga Lin Tian tak sengaja mendengar sebuah teriakan yang menarik hatinya. Teriakan itu berasal dari warga sekitar yang berbunyi...

"Itu keluarga Xiao, mereka sudah dataaaangg!!"

|•BERSAMBUNG•|

1
Aisyah Suyuti
menarik
narisda
aneh,tiap ada penjahat selalu dilepas.
Zahra Latifatul
duch,setannya koq pada kabur,
Zahra Latifatul
haduhhhh,,pie tho koh,,MC
Romi Andriko
Luar biasa
Zahra Latifatul
terlalu ikut campur,,,
Shaiya_Eet
Bagaimana urusan biaya pembuatan pedang?
Shaiya_Eet
Lin Tian kenapa musti marah? di sini kan kamu hanya tamu dan tidak terdampak baik secara langsung atau tidak langsung akibat ulah keluarga Hu, toh itu intrik politik antara keluarga bangsawan, kecuali keluarga Hu membantai rakyat tak bersalah. tapi apapun itu ceritanya sangat menarik.
sabrina aulia
kebanyakan menghindar ceritanya kagak langsung matiin saja
Christ Mlg
Lumayan
Christ Mlg
Biasa
Emzarianto
ceritanya mau membebaskan tawanan,tapi dalam penyerangannya main2.tak jelas.
Emzarianto
ceritanya mau membebaskan tawanan,tapi dalam penyerangannya main2.tak jelas.
Tongam
mc nys syapa thour
Tongam
cerita maju mundur.ga bagus
Bias Satria
autornya golongan hitam,jadi ya sebegitu saja imajinasinya cerita taik.
Ajna dillah
banyak omong udah tau seperti itu masih aja diskusi
Ajna dillah
bodoh bodoh pake teriak terisk lagi langsung gebrak aja kenapa
Ajna dillah
sambangi tempat tinggal lun dan bunuh
Mohd Yusof Mat Zin
Biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!