NovelToon NovelToon
Memeluk Yudistira

Memeluk Yudistira

Status: tamat
Genre:Tamat / ketos / Playboy / Teen School/College / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: Gulla

Ini tentang Naomi si gadis cantik ber-hoodie merah yang dibenci ibu dan kakaknya karena dianggap sebagai penyebab kematian sang ayah.

Sejak bertemu dengan Yudistira hidupnya berubah. Tanpa sadar Naomi jatuh cinta dengan Yudistira. Pria yang selalu ada untuknya.

Namun sayangnya mereka dipisahkan oleh satu garis keyanikan. Terlebih lagi tiba-tiba Naomi divonis mengidap kanker leukimia.

Apakah semesta memberikan Naomi kesempatan untuk memperjuangkan cintanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gulla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9

Naomi pulang ke rumah lebih cepat dari sebelumnya berkat tumpangan Yudistira. Padahal ia sudah menolak, namun pria itu tetap memaksa. Tidak ingin di pecat Naomi hanya menurut. Begitu ia sampai di rumah. Ia heran dengan tingkah Cassandra  dan Sisca yang asyik makan begitu banyak pizza. Kedua orang itu tidak

menyuruhnya untuk memasak seperti biasanya. Aneh..

Ketika Naomi memasuki  kamar, ia terkejut melihat kamarnya berantakan. Bukan hanya itu tempat

yang ia gunakan untuk menyimpan uang tergeletak tak jauh dari tempat tidurnya. Naomi berlari tergesa-gesa melihat uang tabungannya. Matanya membola ketika tak menemukan satu rupiah pun di dalamnya. Sebenarnya apa yang terjadi? Apa ini ulah ibu dan kakaknya? Uang yang susah payah ia kumpulkan hilang begitu saja.

Naomi bergegas menghampiri kedua orang itu. Ia menatap mereka nyalang. "Mama yang mencuri uang Naomi?"

"Mana ada orangtua mencuri uang anaknya."

"Lalu kenapa kamarku berantakan? Bahkan uangnya hilang." Tuduh Naomi.

"Dasar bodoh! Uang anak itu juga uang orangtuanya. Kamu masih kecil dan belum cukup umur untuk

menyimpan uang sebanyak itu. Jadi mama simpan." Naomi meringis mendengar itu, apa benar uangnya disimpan?

"Lalu makanan banyak ini mama beli pakai apa? Pakai uang Naomikan!! Ini uang hasil Naomi kerja

berhari-hari dan kalian habiskan untuk bersenang-senang." Ujar Naomi. Uang yang seharusnya bisa ia gunakan untuk lanjut sekolah lenyap sudah. Bagiamana nasibnya nanti?

"Anak kurang ajar! Hey aku yang mengandungmu selama sembilan bulan bahkan merawat mu hingga

sebesar ini dan ini balasanmu!! Dasar anak tidak tahu diuntung!" Sisca tidak diterima dengan ucapan Naomi.

"Kalau begitu aku akan pergi." Putus Naomi tidak ingin berdebat lagi dengan sang ibu. Ia lari

menuju kamar mengambil beberapa barang berharganya memasukkannya ke dalam tas besar. Naomi menahan untuk tidak menangis. Ia tidak boleh terlihat lemah di hadapan mereka. Ia akan menunjukkan jika ia kuat.

Setelah selesai memasukkan pakaian dan buku-bukunya. Naomi keluar dari kamar. Disaat itu

pula ia berpapasan dengan kedua wanita itu, "mau kemana kamu?"

"Pergi." Jawab Naomi.

"Biarin aja sih ma. Paling nanti pulang lagi. Memang dia mau tinggal dimana?" Ujar Cassandra dengan nada remeh.

Naomi mendengus kemudian

ia pergi tanpa mengatakan sepatah katapun. Ia tidak akan kembali lagi

ke rumah ini. Lebih baik ia tinggal di jalanan dari pada diperlukan

buruk. Ia sudah muak hidupnya diinjak-injak.

"Sayang, apa mama keterlaluan sama Naomi?" Sisca tiba-tiba merasa bersalah karena membiarkan Naomi pergi.

"Mama tenang aja. Lagian mana kuat dia hidup diluar paling nanti dia pulang lagi. Keluarganya

cuma kita, ma." Ujar Cassandra tanpa peduli.

***

Naomi berjalan tanpa tau arah. Ia bingung harus kemana. Uang yang ia miliki hanya sedikit, tidak cukup untuk membayar sewa. Uangnya hanya cukup untuknya makan. Seluruh uangnya sudah lenyap di habiskan ibunya.

Seharusnya dulu ia membuat tabungan atau menitipkan pada Yudistira. Naomi menyesal tidak melakukannya. Menangis pun tidak ada gunanya, uangnya tidak akan kembali.

Naomi mendesah, malam terasa sunyi. Kemana lagi ia harus pergi? Siapa yang bisa ia mintai tolong? Terlintas nama Yudistira di pikirannya. Namun ia urungkan. Pria itu sudah terlalu banyak membantunya.

Naomi melangkah menuju halte bus. Ia duduk disana sambil memangku tas besarnya. Udara dingin menyelimuti tubuhnya. Naomi merapatkan jaket yang ia kenakan. Malang sekali nasibnya, ia juga belum sempat mengerjakan

tugas sekolahnya. Tanpa sadar airmata Naomi tumpah begitu saja. Bagaimana ia harus menjalani hidup nantinya?

Andai saja ayahnya masih ada pasti ia tidak akan seperti ini. Kenapa tuhan  jahat sekali padanya? Kenapa ia secepat itu memanggil ayahnya?

Naomi mengambil korek api di dalam sakunya. Siapa tahu api dapat menghangatkan tubuhnya. Ketika api menyala, bukan kehangatan yang Naomi dapatkan melainkan kesedihan. Ia menangisi hidupnya yang malang. Naomi menatap lekat-lekat api yang menyala di batang koreknya. Kemudian ia meniupnya. Tepat saat itu juga suara motor berhenti memenuhi indra pendengarannya.

Naomi mendongak, ia terkejut mendapati lima pria dihadapannya. Namun satu orang yang berjalan ke arahnya membuat Naomi terpaku. "Pak bos," gumam Naomi. Bagaimanapun bisa bosnya disini? Lalu siapa keempat orang yang bersama pria itu.

"Apa yang kamu lakukan tengah malam di sini?" Suara Yudistira memecahkan keheningan. Ia baru saja pulang dari latihan futsal, matanya tak sengaja menangkap sosok gadis yang sangat dikenalnya duduk di halte. Hal itu

membuat Yudistira menghentikan motornya menghampiri gadis itu. Ia penasaran dengan apa yang dilakukan Naomi di tempat ini.

"Aku—"

Belum sempat Naomi berbicara. Bima lebih dulu menyahut. "Pacar lo kak?"  Yudistira diam mengabaikan Bima. Ia masih menatap Naomi meminta jawaban.

"Siapanya kak Yudis sih?" Nakula ikut serta dalam kekepoan. Baru kali ini mereka

tahu jika Yudistira dekat dengan seorang wanita.

"Cepat katakan!" Yudistira tidak sabaran. Hal itu membuat Naomi takut. Ia tidak menyangka jika Yudistira akan membentaknya.

"Aku pergi dari rumah." Ucap Naomi dengan nada takut. Ia bahkan tak berani menatap Yudistira. Apalagi ada ke empat pria lainnya yang menatapnya penasaran.

Yudistira langsung mengambil tas di genggaman Naomi. "Naik!"

Naomi speechless dengan reaksi Yudistira. Apa maksud pria itu?

"Sampai kapan kamu masih mau disitu? Ayo naik atau saya pecat!" Mendengar ucapan terakhir Yudistira membuat Naomi bergegas. Ia langsung mengikuti bosnya.

"Kalian semua pulang! Nggak usah ikutin gue."

"Lu ngusir kita kak? Lu nggak takut kita laporin ke ayah?" Yudistira  mengeram mendengar perkataan Sadewa. Sialan! Sekarang ia baru sadar betapa menyebalkan saudara-saudaranya. Pantas saja Om Arga selalu

menghukum mereka begitu juga ayahnya.

"Dewa bener, emang Lo mau ayah nemuin Naomi?" Arjuna ikut berbicara.

"Okey lo semua boleh ikut. Tapi.. jangan sampai macem-macem!!" Yudistira akhirnya menyerah, ia tidak ingin ayahnya tahu keberadaan Naomi.

"Kelas berapa dia kak? Kecil banget?" Tanya Bima merasa aneh dengan gadis yang disukai Yudistira.

"Nggak usah kepo atau nggak gua kasih uang lagi!" Bima menekuk wajahnya mendengar ancaman Yudistira, lalu mundur kembali ke motornya. Padahal ia kepo dengan gadis mungil itu.

"Nih bawa!" Yudistira menaruh tas besar Naomi di motor Bima.

"Ini gue yang bawa?" Tanya Bima dengan jengkel. Kenapa nasibnya selalu sial?

"Bawa atau gue coret sebagai adik gue!"

Yudistira lalu menstater motornya pergi membawa Naomi pergi diikuti oleh saudara-saudaranya. Ia masih tidak menyangka jika akan bertemu dengan gadis itu disaat-saat seperti ini. Kenapa Naomi pergi dari rumah? Apa

gadis itu tidak tahu bahaya apa yang terjadi jika berada di luar pada malam hari? Rahang Yudistira mengeras memikirkan kemungkinan buruk yang terjadi jika ia tidak datang. Yudistira penasaran apa yang sebenarnya

terjadi di keluarga Naomi. Hingga gadis itu harus menanggung beban seberat ini.

Sepuluhmenit kemudian mereka berhenti di sebuah rumah minimalis kecil. Ini adalah rumah bundanya dulu. Semenjak kakeknya meninggal tidak ada yang menempati. Kebetulan sekali Yudistira yang menjaga rumah ini.

"Sekarang kamu tinggal disini. Kalau ada apa-apa hubungin saya mengerti!" Yudistira menyerahkan sebuah kunci ke Naomi.

"Tapi pak, ini terlalu berlebihan."

"Rumah ini milik kakek saya. Sudah lebih dari tiga tahun tidak dihuni. Kamu hanya perlu membayarnya dengan merawat rumah ini."

"Maaf pak, saya selalu merepotkan pak bos." Yudistira tidak menjawab.

"Lebih baik kamu masuk. Udara semakin dingin."

Naomi mengangguk patuh, lalu masuk ke dalam rumah setelah mengucapakan terima kasih. Ia bersyukur dipertemukan oleh Yudistira.

"Kak, siapa sih namanya?" Nakula penasaran karena Yudistira begitu perhatian bahkan meminjamkan rumah keluarga mereka untuk di tinggali gadis itu.

Yudistira tidak menjawab. Ia lebih memilih untuk pulang. Sedangkan ke empat saudaranya kecewa karena tidak mendapatkan informasi apapun.

****

Gimana part ini ♥️

Ada yang mau disampaikan ke Naomi?

Ada yang mau disampaikan ke Yudistira?

Semoga suka

SPAM NEXT DISINI BIAR CEPET UPDATEEEE 🍁

Love you

Follow Instagram author

@wgulla_

@gullastory buat info update cerita

Gulla

Istri sahnya Lee min ho

1
gulla daisy
sedih ceritanya tapi bagus
gulla daisy
Kasian Naomi
gulla daisy
Sedih banget novelnyaaa
wgulla_
ayo
Damiri
awas aja
Damiri
naomi sabar ya
Damiri
sedih jadi naomi
Damiri
lanjut
Damiri
bagusss
Damiri
lanjut suka kak
Damiri
bagus
Damiri
bagus sekali aku suka
Binti Masfufah
menarik
wgulla_: udh lanjut kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!