NovelToon NovelToon
Give Me A Justice

Give Me A Justice

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Mafia / Identitas Tersembunyi / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:8k
Nilai: 5
Nama Author: Rara_Arara07

Tara Maheswari, seorang gadis yang berusia 18 tahun. Hidupnya begitu indah dan penuh kebahagiaan bersama keluarga tercintanya saat dirinya masih berusia 12 tahun. Namun, kemalangan datang menghampiri keluarga kecilnya. Kakak perempuan pertamanya mengalami sebuah tragedi yang membuat sang ayah tak terima atas ketidakadilan yang menimpa putri tercintanya. Keberanian dari sang ayah membuat keluarga mereka terancam, semua lenyap. Tara dan kakak keduanya Felix kabur sangat jauh untuk menghindari para penjahat yang menghancurkan keluarga mereka. Untunglah ada Shaga, seorang mafia tampan namun dikenal berhati iblis mau menampung kedua anak ingusan yang tak sengaja ia temukan. Waktu berlalu, Tara yang sudah remaja memulai pembalasan dendam dengan langkah awal yaitu memasuki akademik kepolisian demi terwujudnya sebuah pembalasan. Tara remaja yang tumbuh cantik, membuat beberapa pria terpesona bahkan jatuh cinta. Tak terkecuali Shaga,dan juga Astro si komandan kepolisian.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rara_Arara07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dia membuatku gila

2 hari berlalu, Sejal kepulangannya dari rumah sakit, Tra mersa jengkel dengan sikap kakaknya yang terus melarangnya keluar kamar sebelum dirinya benar- benar pulih. Tara berdiri di dekat jendela kamarnya yang berada di mansion Shaga. Dia asik duduk di jendela yang terbuka sambi menggerak-gerakan kakinya, matanya tak luput menatap langit malam yang cerah.

"Sebenarnya aku kenapa? Aku merasa ada yang terlupakan." gumam Tara.

Sejak kepulangan Tara di rumah sakit. Shaga terus diam-diam memperhatikan Tara dari jauh. Dokter yang mendiagnosa bahwa Tara mengalami amnesia, dia hanya ingat kehidupannya sampai batas usia 15 tahun. Selebihnya dia tak ingat, jika memaksakan Tara untuk mengingat. Maka akan berakibat buruk bagi Tara sendiri.

"Aku rasa kamu hanya ingat kalau aku pria dingin dan cuek." ujar Shaga sambil terus menatap Tara.

Tara merasa bosan, dia ingin segera melakukan latihan bela diri. Walaupun dia merasa melupakan sesuatu, tapi dia tak akan lupa kejadian yang menimpanya saat usianya 12 tahun.

"Aku akan membalas dendam atas kematian keluarga ku dan kak Felix." ujar Tara.

Tara terus mengoceh tanpa menyadari kehadiran Shaga yang menatapnya dari bawah. Pantulan cahaya rembulan dan juga hembusan angin yang menerpa wajah dan rambut panjang indah milik Tara semakin membuat Shaga jatuh cinta berkali-kali.

"Baik dulu dan sekarang, ternyata aku memang menyukaimu. Aku saja yang selalu mengelak." tutur Shaga sambil tersenyum tipis.

Tara menatap ke bawah, di lihatnya sosok Shaga yang terlihat begitu tampan di tambah sinar rembulan yang mengarah kepadanya.

"Tuan Shaga memang sangat tampan, aku sangat menyukainya. Tapi, sayangnya dia akan segera menikah dengan wanita lain." gumam Tara sambil tersenyum getir.

Shaga mendongak ke arah jendela kamar Tara, tatapan mereka berdua bertemu. Keduanya sama-sama larut dalam keheningan malam dengan jantung yang sama-sama saling berdegup kencang saat tatapan keduanya bertemu.

"Ehem! Aku hanya sedang lewat!" teriak Shaga merasa gugup.

"Hah? i-iya, silakan lewat tuan!" balas Tara yang juga sedikit mengeraskan suara sambil menahan rasa gugup.

***

Pagi menyapa, Tara sudah bersiap-siap untuk memulai sesi latihan. Setelah lama melakukan drama untuk meminta izin kepada Felix, akhirnya Tara berhasil mendapatkan izin tersebut.

"Bagus, hari yang cerah dan semangat baru setelah keluar dari rumah sakit dan juga kamar yang seperti sangkar burung itu." ujar Tara.

Sambil menunggu Jake atau Felix yang akan mengajarkannya bela diri. Tara melakukan beberapa peregangan, lalu dia iseng mencoba beberapa gerakan bela diri. Dengan gesitnya Tara melakukan tiap gerakkan dengan mudah.

"Aneh, kok aku merasa gerakkan bela diri ku berkembang pesat. Perasaan aku kan baru-baru ini mulai belajar." gumam Tara dengan bingung.

"Bagus, ternyata kamu tak melupakannya." ujar seseorang dari arah belakang.

Tara sontak membeku, suara yang familiar. Dimana pun dia berada, suara itu akan selalu ia kenali. Perlahan Tara menoleh ke belakang, matanya membulat sempurna saat melihat kedua manik mata tegas dan tajam seperti seekor burung elang,wajah tampan yang terpahat sempurna sungguh mampu menghipnotis siapa saja.

"T-tuan? Kenapa tuan di sini?" tanya Tara sedikit gugup.

"Mau saja, memang kenapa hmm?" ujar Shaga sambil terus menatap lekat wajah Tara.

Hati Tara berdegup tak karuan karena jarak wajahnya dan juga Shaga terlalu dekat, hembusan nafas Shaga yang terasa di permukaan kulitnya juga membuat dia merasa kesulitan untuk bernafas normal.

"Ini tidak benar!! Sadar Tara! Tuan Shaga akan segera menikah!!" tegas Tara dalam hati.

Tara memundurkan langkahnya beberapa kali, sementara memicingkan mata tak suka melihat sikap Tara yang dengan terang-terangan menjauhi dirinya.

"Kamu memang sama, baik dulu dan sekarang. Apa kamu benar-benar tak menyukaiku sehingga menjauh begitu ha!?' ujar Shaga dengan raut wajah kesal.

"Hah? Apa? Bukan begitu tuan. Saya pikir tuan akan merasa risih terllau dekat dengan sya, jadi saya inisiatif untuk mundur." jawab Tara dengan sopan.

"HUF! Terserahlah, ayo kita mulai latihannya." kata Shaga sambil menghela nafas kasar.

"Apa!? Tuan yang akan melatih ku?" tanya Tara dengan terkejut.

"Iya, kamu tidak suka ha?" tanya Shaga.

Tara menggeleng cepat, " bukan begitu, saya hanya kaget." tutur Tara.

Shaga mengacuhkan ucapan Tara, dia mulai mengambil tempat. Sementara juga ikut mengambil tempat untuk mulai sesi latihan.

"Serang aku!" tegas Shaga dengan wajah datar.

"APA? Tuan bercanda kan? Saya kan baru saja belajar, mana bisa menyerang tuan begitu saja." ucap Tara.

"LAKUKAN! atau aku yang akan memukul mu terlebih dahulu." ancam Shaga dengan wajah datar.

Tara menggerutu dalam hatinya, terkadang dia berpikir kenapa bisa dia menyukai pria seperti Shaga. Pria yang tiba-tiba bisa berubah sikapnya dan sulit di tebak.

"Ayo! Cepat!" ujar Shaga.

"Iya tuan, saya akan melakukannya." jawab Tara.

Tara menghela nafas berkali-kali, mengumpulkan kepingan keberanian dengan membawa beberapa gerakan bela diri yang masih amatir. Saat mulai menyerang, entah mengapa tubuh Tara bisa begitu gesit menendang dan memukul ke arah Shaga. Sementara Shaga tak berniat sama sekali balas menyerang, dia malahan diam-diam tersenyum miring mengetahui bahwa Tara tak melupakan kemampuan bela dirinya.

"Kenapa dari tadi tuan Shaga hanya menghindar dan tak menyerang?" monolog Tara dalam hati.

Tara kembali terus menyerang, Shaga sibuk menghindar karena dia tak mau melukai Tara.

"Ayo serang lagi!! Apa cuma ini kemampuan mu ha!!" teriak Shaga.

Tara merasa tertantang sekaligus geram melihat sikap Shaga yang seolah-olah meremehkan dirinya.

"CK, paman yang menyebalkan." gumam Tara.

Tara kembali menyerang, kali ini dia menambahkan kekuatan serangannya. Lama-kelamaan Shaga mulai kewalahan karena sedari tadi hanya menangkis dan menghindar.

Buk!

Satu pukulan berhasil Tara lakukan, hal itu membuat Shaga jatuh terduduk dengan sudut bibir yang mengeluarkan darah.

"Tuan Shaga!!!" teriak Tara dengan khawatir.

Tara buru-buru bersimpuh didekat Shaga untuk melihat keadaanya.

"Astaga, saya minta maaf tuan, karena saya bibir tuan berdarah." tutur Tara dengan panik.

Tara sedikit menundukkan kepalanya sambil menyentuh lembut sudut bibi Shaga. Mata Shaga tak berpaling menatap wajah yang kini menampakkan raut kekhawatiran yang jelas.

Beberapa kali Tara meniup luka di sudut bibir Shaga,berharap bisa meringankan rasa perih. Sementara Shaga berusaha menahan gejolak lain yang terpancing karena ulah Tara.

"Berhenti! Menjauhlah!" perintah Shaga.

"Tapi tuan, bibir anda berdarah." ucap Tara sambil menatap wajah Shaga.

Mata Shaga tertuju kepada bibir berwarna kemerahan milik Tara, rasa manis yang pernah ia cicip itu. Rasanya dia menginginkan rasa itu kembali saat ini.

"Ara ..., kamu milikku iya kan?" tanya Shaga yang tiba-tiba menyentuh lembut bibir Tara dengan ibu jari kanannya.

"A-apa? Maksud tuan apa?" tanya Tara yang tiba-tiba merasa gugup.

Shaga terus menatap Tara sambil menyentuh bibir yang entah sejak kapan menjadi candu baginya. Tara merasa jantungnya berdetak cepat, dia juga merasa bingung apa maksud dari pertanyaan Shaga itu.

"Ha ... , pasti maksudnya milikku itu adalah orang yang bekerja dengannya kan?" monolog Tara dalam hati.

"Jawab Ara! Kamu milikku kan?" tanya Shaga lagi.

Tara mengangguk, " iya tuan, aku milikmu." balas Tara.

Shaga tersenyum senang, tiba-tiba dia merangkul kepala belakang Tara dan menarik Tara semakin dekat. Wajah Shaga semakin mendekat, Tara merasa gugup. Dia tak tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi, bibir Shaga semakin mendekat. Tara refleks memejamkan mata, entah berharap atau gugup.

"Hee! Kamu yang bilang kalau kamu milikku sekarang." tegas Shaga sambil tersenyum miring.

Bibir Shaga sudah hampir menyentuh bibir mungil kemerahan milik Tara, namun tiba-tiba ......

"TUAN!!! Ayah tuan datang!" teriak seorang pengawal.

"Ck, sialan?" umpat Shaga merasa kesal.

Shaga sedikit menjauh, Tara yang tadi menutup mata langsung menunduk malu. Sementara Shaga sudah berdiri, Tara mendongak menatap Shaga.

"Sayang, nanti kita lanjutkan hmmm...." ujar Shaga sambil tersenyum.

Shaga mengelus lembut kepala Tara, sementara Tara membeku di tempat karena melihat senyuman Shaga yang semakin menambahkan aura ketampanannya. Setelah Shaga sudah berlalu pergi jauh, Tara yang masih duduk di atas rerumputan langsung sadar dengan apa yang terjadi.

"Sayang? Yang benar saja? aaa!!!Dia bilang aku sayang!!" teriak Tara sambil senyum-senyum sendiri.

1
Maria Ulfa
shaga apa astro ya
Rara_01
Hallo kakak, terimakasih atas komentarnya....🥰
LOLA SANCHEZ
Bikin klepek-klepek!
Armin Arlert
Bikin nagih.
Rara_01: Hallo kakak, terimakasih atas komentar nya...🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!