NovelToon NovelToon
Tuan Adipati, Sang Putri Hanya Ingin Punya Bayi

Tuan Adipati, Sang Putri Hanya Ingin Punya Bayi

Status: tamat
Genre:Tamat / cintamanis / Time Travel / Identitas Tersembunyi / Romansa / Fantasi Wanita / Fantasi Isekai
Popularitas:350.3k
Nilai: 4.9
Nama Author: Zhuzhu

Setelah bertransformasi menjadi bayi, mantan kepala badan intelijen rahasia, Cheng Yao yang tumbuh besar dan dikenal sebagai Putri Danyang yang malas dan tidak berguna ditipu oleh Kaisar dan dikirim ke perbatasan untuk menikahi Adipati Ning. Adipati Ning adalah adik sepupu Kaisar, dan Cheng Yao menganggap bahwa suaminya adalah pria tua yang jelek.

Namun, setelah melihat wajah asli Adipati Ning, Cheng Yao mengubah pemikirannya dan berkata ingin punya anak dengan Adipati Ning.

Adipati Ning mengabaikannya, namun dia kemudian menyadari bahwa Cheng Yao berkaitan erat dengan Master Qiheng dari Paviliun Zhanbai, organisasi intelijen rahasia nomor satu di dunia persilatan.

Akankah Cheng Yao mendapatkan keinginannya untuk memiliki anak dari Adipati Ning, Ning Ziyu tanpa menyingkirkan bayangan yang ia sembunyikan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zhuzhu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps. 20: Sekarat

“Putri, ada kabar terbaru dari Jun Heng,” Xiuli masuk membawa sepucuk surat bertanda khusus Paviliun Zhanbai.

Cheng Yao yang tengah tiduran di sofa seketika bangun dan merebut surat tersebut. Beberapa saat kemudian binar di matanya bersinar seperti cahaya lilin yang terang di kamar, seperti bintang yang bersinar di angkasa. Raut wajahnya begitu baik dan enak dipandang, tidak seperti beberapa hari kemarin.

“Kerja bagus,” gumamnya. “Suruh dia datang dua hari lagi!”

“Ya, Tuan Putri.”

Dalam informasi tersebut dikatakan bahwa Jun Heng sudah mengerahkan seluruh kekuatan Paviliun Zhanbai untuk menemukan obat penawar racun bunga Hongluo.

Hasilnya setelah mencari selama beberapa hari, dengan susah payah orang-orang yang diutus Jun Heng berhasil menemukan seorang master racun dari bagian selatan Negara Jin yang bisa menawarkan racunnya.

Demi membujuk si master racun agar mau membuat penawar, Paviliun Zhanbai menghabiskan lebih dari sepuluh ribu tael emas. Nilainya setara dengan setengah tahun penghasilan bersih Paviliun Zhanbai.

Jun Heng awalnya ragu, namun Cheng Yao sudah memberi perintah agar dia melakukan segala cara untuk memenuhi keinginannya.

Bahkan meski harus menghabiskan banyak uang dan merugi, itu juga keinginan Cheng Yao sang pemilik paviliun dan tidak ada yang akan mengomel. Cheng Yao tidak keberatan, tapi masalahnya adalah si master racun ini sangat perhitungan dan mata duitan.

Setelah menerima sepuluh ribu tael emas, si master berkata ia butuh lima ribu tael lagi untuk membeli bahan. Karena kesal dan tidak percaya, Jun Heng akhirnya mengikat si master dan memboyongnya ke paviliun. Cheng Yao ingin orang itu dibawa ke kediaman Adipati Ning dua hari lagi untuk mengobati Ning Ziyu secara langsung.

Sebenarnya, semua ini dilakukan bukan semata-mata untuk memenuhi keinginannya saja. Cheng Yao tahu Ning Ziyu sangat penting bagi kekaisaran, dan perbatasan ini membutuhkannya.

Dia tidak bisa membiarkannya mati karena racun bunga Hongluo. Selain menyia-nyiakan masa muda, itu juga merugikan negara. Jadi, dia sengaja berbohong.

“Aku harap dia bisa bertahan sampai dua hari ke depan,” gumam Cheng Yao.

Sekarang sudah mau masuk pertengahan bulan ketiga, dan sudah hampir satu bulan Cheng Yao menikah dengan Ning Ziyu. Itu artinya, racun bunga Hongluo juga akan kambuh sebentar lagi. Cheng Yao harus memastikan Ning Ziyu tidak kambuh sampai Jun Heng membawa si master racun mata duitan kemari.

Cheng Yao kemudian keluar dari halaman belakang. Bulan di langit belum sempurna, tapi cahayanya begitu terang di antara langit gelap.

Dia berjalan di tengah taman mengenakan pakaian tidurnya, menatap sekeliling yang sudah mulai sepi. Dia berbelok ke halaman utama, kemudian berdiri di depan kamar utama yang ditempati Ning Ziyu.

Seharusnya pria itu sudah tidur, kan?

Namun, belum sempat Cheng Yao melangkahkan kaki, dia melihat Ling Yun keluar dari sana dengan terburu-buru. Wajahnya terlihat sangat panik, sampai-sampai tidak sadar kalau Cheng Yao sudah berdiri di depan kediaman.

“Apa yang terjadi?”

Ling Yun kemudian mendongak dan seketika sadar, “Tuan Adipati muntah darah! Putri, tolong jaga Tuan sebentar, aku akan memanggil Tabib Zhuo.”

Ling Yun berlari tanpa menghiraukan kebingungan Cheng Yao. Di halaman tersebut, Cheng Yao masih berdiri dengan bingung. Ning Ziyu muntah darah?

“Apakah racunnya kambuh lagi? Tapi, bukankah sekarang baru tanggal 10?”

Tanpa pikir panjang Cheng Yao langsung masuk ke dalam kamar. Dia terkejut melihat lantai di dekat tempat tidur Ning Ziyu basah karena genangan darah.

Warna darahnya merah kehitaman, dan baunya tidak lagi anyir, tapi agak busuk. Di atas tempat tidur, Ning Ziyu setengah berbaring sambil menahan tubuhnya. Noda darah di mulutnya masih tersisa, wajahnya pucat dan dia tampak sangat tersiksa.

“Ning Ziyu!” Cheng Yao berteriak saat Ning Ziyu muntah darah lagi.

Kali ini, darahnya langsung mengucur ke leher dan rambutnya karena Ning Ziyu tidak lagi mampu menggerakkan tubuhnya. Dia juga tidak bisa melihat apapun. Dia kembali menjadi lumpuh dan buta, dan rasa sakit di dadanya kian mendera.

“Mengapa kamu begitu mengenaskan?”

Cheng Yao duduk di tepi tempat tidur, mengambil lap dan membersihkan darah di tubuh Ning Ziyu. Tangannya bergetar begitu warna darah berpindah ke kain putih tersebut. Ya Tuhan, sepanjang hidupnya di dunia ini, baru kali ini dia melihat seseorang memuntahkan begitu banyak darah dari mulutnya.

“Kamu jangan mati dulu! Ning Ziyu, kamu masih hidup, kan?”

Dengan suara lemah, Ning Ziyu menjawab, “Aku sekarat.”

“Mengapa racunnya kambuh lima hari lebih cepat? Apakah benar-benar sudah parah?”

Ning Ziyu tidak punya tenaga untuk menjawab. Semua pandangannya gelap gulita, dan tubuhnya tidak bisa digerakkan. Dia kembali berada dalam kondisi yang jauh lebih mengenaskan daripada sekadar terluka di medan perang. Dia yang seperti ini jauh lebih menyedihkan dari apapun.

Tidak bisa, Cheng Yao tidak bisa menunggu dua hari lagi. Malam ini juga, Ning Ziyu harus diobati atau pria itu akan mati. Tetapi, Xiuli baru saja pergi menyampaikan pesan dan Ling Yun pergi memanggil tabib. Ling Ren tidak ada di kediaman, dan pelayan sudah beristirahat.

Haruskah Cheng Yao membuat keributan besar untuk memberitahu seisi kediaman kalau Adipati Ning sekarat?

Tapi, ia yakin bukan ini yang diinginkan Ning Ziyu. Pada saat dia sedang kalut, Jing Fu tiba-tiba datang. Tampaknya Ling Yun membangunkannya sebelum pergi. Begitu melihat kondisi mengenaskan sang adipati, Jing Fu langsung panik.

“Tuan Adipati! Astaga, mengapa darahnya banyak sekali?”

Cheng Yao seketika berteriak, “Jangan ribut! Apa kamu mau membuat seisi kediaman tahu dia sedang sekarat?”

“Tuan Putri, apa yang harus kita lakukan?”

“Tunggu di sini sebentar.”

Cheng Yao keluar, kembali ke kamarnya kemudian kembali lagi ke kamar Ning Ziyu. Dia menyerahkan sebuah token kepada Jing Fu sambil berkata, “Pergilah ke pos Paviliun Zhanbai dan tunjukkan token ini pada pengurusnya. Suruh mereka untuk segera bergegas!”

Jing Fu menatap token tersebut selama beberapa saat. Kalau tidak salah, itu adalah token khusus untuk pelanggan istimewa Paviliun Zhanbai. Di perbatasan ini, hanya Adipati Ning yang memilikinya. Token itu hanya bisa didapatkan oleh orang yang sangat berpengaruh, seperti pejabat penting atau pengusaha kaya raya. Jumlahnya terbatas.

Mengapa Putri Danyang memilikinya?

“Jangan banyak bertanya! Selamatkan dulu orangnya!”

Seperti tersadar, Jing Fu segera mengambil token dan berlari keluar. Setelah menaiki kuda, dia melesat membelah kota di malam hari menuju pos terdekat Paviliun Zhanbai untuk menyampaikan perintah. Di pos, Jing Fu bertemu dengan Xiuli yang hendak kembali ke kediaman.

“Pengurus Jing? Mengapa kamu kemari?”

“Nona Xiuli, Putri memberiku token ini. Terjadi sesuatu pada Adipati!”

Xiuli melihat tokennya, dan matanya membelalak. “Cepat pergi ke markas dan suruh orangnya datang malam ini juga!”

Orang-orang di pos tersebut langsung bergegas. Jing Fu tertegun. Dia tahu Adipati Ning dan Putri Danyang sudah bersepakat. Namun, dia tidak pernah menduga kalau Putri Danyang akan melibatkan Paviliun Zhanbai dalam hal ini. Adipati saja kesulitan mendapat informasi dari paviliun tersebut, mengapa Putri Danyang sepertinya begitu mudah mengaksesnya?

Para pengurus pos cabang juga menuruti perintah tanpa bertanya. Sungguh, Jing Fu sangat penasaran akan hubungan semacam ini, tapi dia tahu ini bukan saat yang tepat untuk memikirkan itu. Sekarang yang paling penting adalah segera mengobati Adipati Ning yang sedang sekarat.

Dia kembali ke kediaman bersama Xiuli. Sudah ada Tabib Zhuo mengobati di sana, tapi tidak berefek. Ning Ziyu beberapa kali muntah darah lagi.

“Tidak berguna! Apakah kamu benaran seorang dokter?”

“Putri, mohon ampun. Racun di tubuh Adipati Ning sudah lama menyebar ke seluruh tubuhnya. Suplemen yang dikonsumsinya setiap bulan memang meredakan efeknya, namun akan menjadi serangan balik jika dikonsumsi dalam dosis besar dan berkepanjangan,” Tabib Zhuo, yang menjadi dokter penyakit Ning Ziyu berkata dengan takut. Baru pertama kali bertemu Putri Danyang, ternyata sudah segarang ini.

“Berapa banyak yang kamu berikan padanya terakhir kali?”

“Jum-jumlahnya seperti biasa, tetapi mungkin Tuan Adipati menambah dosis lain tanpa sepengetahuan hamba.”

“Ning Ziyu bodoh! Apakah kamu benaran ingin mati?”

Pada saat itu, Ning Ziyu sudah tidak sadarkan diri.

1
_cloetfnny
Setelah pergolakan hati yang tidak ada henti-hentinya selama membaca cerita ini, setelah banyak umpatan yang keluar. Akhirnya bertemu dengan ending yang tidak mengecewakan. Thanks to author yg telah membuat cerita♥️
Rekomend si, tpi ga di saranin buat kalian yg emosian kek aku untuk baca ini wkwk
_cloetfnny
TOLOL PIKIRIN ANAK LU BEGO
_cloetfnny
tolol
_cloetfnny
ngaca jir, lu yg bodoh
_cloetfnny
kenapa dikasi tauuu ish
_cloetfnny
membungkusss😭🤣
Ida. Rusmawati.
/Smile/
Ni Ketut Patmiari
terima kasih author, karyanya sangat bagus... keren banget👍 semangat terus dan menghasilkan karya2 bagus berikut nya
_cloetfnny
cih
_cloetfnny
keras kepala bgt, bikin naik darah aja ni orang
_cloetfnny
wkwk
Ni Ketut Patmiari
Luar biasakeren banget...ending nya bagus banget
Ayuni Azzahra
bestlah...pokoknya asik ja bcanya gak bosenin
_cloetfnny
telat lu dodol
_cloetfnny
udh gue duga
_cloetfnny
bingung dg panggilan 🤣
Novishane
terimakasih author atas karyamu,tetap semangat dan jaga kesehatan🫠🥰
Suci Muji Asih
terima kasih..../Rose//Rose/
_cloetfnny
LAMBAN.
Suprasti Kristin
kereeen pool 👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!