My Papa My Boss

Aplikasi game online Secret Partner yang Zidan ciptakan merajai dunia game online internasional, Perusahaan Rafiz mendapatkan keuntungan Miliaran, begitu juga dengan Zidan.

Pundi-pundi rupiah terus mengalir ke rekening mamanya namun dengan kelihaian Syahidah ia memastikan identitas mamanya tak dapat dilacak oleh siapapun.

Keberhasilan Aplikasi Secret Partner level 1 dan 2 membuat banyak perusahaan di bidang itu mencari siapa pemilik pencipta game online Secret partner tersebut, mereka bahkan berani membeli berapa pun yang ditawarkan untuk level 3 game itu..

Mendengar kabar jika banyak perusahaan yang mengincar Secret partner level 3, Rafiz terus menghubungi kontak Secret Partner, namun tak ada balasan dari puluhan chatnya,

"Ada apa ini, apa iya sudah menawarkannya ke Perusahaan lain, Kontak Syahidah juga tak bisa dihubungi, Apa syahidah memang pencipta Secret Partner atau kakaknya. Tapi mengapa mereka seperti menjauh dariku, Ada apa sebenarnya ini," batin Rafis.

Dulu hubungan mereka sangatlah dekat namun akhir-akhir ini bahkan kedua nomor tersebut tak bisa dihubungi nya.

Rafiz yang merindukan Zidan dan Syahidah mendatangi toko tempat mereka sering bertemu,ia juga ingin memastikan mengenai kelanjutan dari kerja sama mereka.

"Itu mereka, mereka terlihat baik-baik saja.Tapi mengapa mereka tak pernah membalas chat-ku atau mengangkat panggilanku," gumam Rafiz,

Ia melihat Syahidah bermain di dalam toko,Rafiz memperhatikan mereka dari dalam mobilnya.

Kesalahpahaman dengan Nandira membuatnya tak Ingin bertemu dengan wanita itu lagi,ia tak ingin perasaanya semakin dalam.

Di kamar Syahidah dan Zidan.

"Kakak, satu minggu lagi ulang tahun mama.Kita mau kasih kado apa ya," tanya Syahidah.

"Iya, kakak hampir lupa kalau seminggu lagi ulang tahun Mama, kira-kira apa ya yang Mama inginkan,"Zidan balik bertanya.

"Sepertinya kita harus mencarikan suami untuk mama,"ucap Syahidah.

Zidan melempar adiknya itu dengan bantal yang ada di tangannya,

"Syahidah bisakah kau keluarkan pikiran ingin memiliki Papa di kepala mu..!, jika Papa kita memang sayang kepada mama dia akan datang kepada Mama."ucap Zidan.

"Bagaimana kalau Papa kita sudah meninggal?" tanya Syahidah.

"Pastinya Papa masih hidup, kita tunggu saja waktu yang tepat untuk menyatukan mama dan Papa," ucap Zidan.

"Kakak tahu dari mana kalau Papa masih hidup, emangnya kakak tahu siapa Papa kita?" Tanya Syahidah curiga kepada kakaknya.

"Kakak janji, suatu saat nanti kakak akan menyatukan Mama sama Papa, tapi tolong Kamu harus bersabar dan berhenti membebani Mama dengan pertanyaan siapa Papa kita, kamu janji kan ?!"tanya Zidan.

"Iya kak, Syahidah janji. Bagaimana kalau kita memberikan Mama rumah.,"usul Syahidah..

"Iya, seperti itu ide yang bagus,aku setuju,Mama pasti senang apalagi yang kita membeli rumah lama Mama."ucap Zidan.

"Iya kak, Kamu benar juga, Bagaimana kalau kita ke sana besok," usul Syahidah.

"Setuju,baiklah besok kita kesana.

Keesokannya Harinya.

Zidan dan Syahidah mendatangi rumah lama Mamanya,

"Permisi, saya Zidan dan ini adik saya Syahidah, apa boleh kami bertemu dengan pemilik rumah ?"tanya Zidan pada penjaga pintu gerbang.

"Sebentar ya dek, saya tanya majikan saya dulu?" ucap Satpam tersebut.

Dengan sabar mereka menunggu di luar pintu gerbang . Tak lama kemudian Satpam terus datang dan membuka gerbang untuk mereka,

"Silahkan masuk, ibu Mariam sudah menunggu Anda ,"ucap sang satpam.

"Terima kasih ya Pak," Zidan dan Syahida dipersilakan masuk.

"Selamat pagi Ibu, apa Ibu masih ingat dengan kami?"tanya Zidan.

"Tentu saja, kalian anak dari pemilik lama rumah ini kan?" tanya ibu Maryam.

"Iya Bu," ucap syahidah tersenyum.

"Ayo silahkan duduk, ucap Ibu Maryam.

"Dimana mama kalian?"tanya lagi .

"Mama kami ga ikut Bu,ia sedang ada kerjaan,"ucap Zidan.

"Kami cuma berdua, "lanjut Syahidah.

"Ada apa ya ?! Ada yang bisa saya bantu ?"tanya ibu Maryam.

"Begini Bu kami berencana ingin membeli rumah ini kembali," ucap Zidan.

"Gimana ya nak, saya tidak berniat menjual rumah ini. Saya sudah merasa nyaman tinggal di sini ."jawab ibu Mariam.

"Saya mohon Bu, Mama saya sangat menyukai Rumah ini. Mama lahir dan besar di sini, banyak kenangan Mama bersama almarhum kakek dan nenek di sini Bu," Mohon Syahidah.

"Bagaimana ya, tapi saya juga sudah sangat menyukai rumah. Saya juga sudah memiliki banyak kenangan bersama almarhum suami saya," ucap ibu Maryam, ia memang sudah tinggal di rumah itu bertahun-tahun lamanya.

"Kami akan membeli berapa pun yang Ibu tawarkan,"ucap Zidan.

"Bagaimana ya nak," ibu Maryam sedikit berpikir, Iya memang sangat membutuhkan uang saat ini.

"Saya berani membayar dua kali lipat dari harga rumah ini,"ucap Zidan, ibu Maryam sedikit terkejut mendengar tawaran Zidan,namun Ia tetap diam. Dia juga sangat menyukai rumah itu.

"Kalau begitu saya beli 4 kali lipat Bu,"tawar Zidan.

"4 kali lipat ,"ulang ibu Maryam kaget mendengar tawaran Zidan.

"Awalnya Ibu Maryam tak percaya, namun setelah Syahidah meminta nomor rekening Ibu Maryam dan mengirim 4 kali lipat harga rumah tersebut,barulah ibu Mariam percaya.

"Baiklah rumah ini menjadi milik kalian, beri saya waktu untuk mengemasi barang-barang saya,"ucap ibu Maryam merasa senang.l mendapat uang yang begitu banyak di rekeningnya.

"Kalau bisa secepatnya Bu, rencananya hari Minggu ini kami ingin merayakan ulang tahun Mama kami di sini,"ucap Syahidah.

"Tentu saja, saya akan selesai semuanya dalam berapa hari ya,"ucap ibu Mariam.

"Bu saya punya permintaan satu lagi,"ucap zidan.

"Apa itu?"tanya ibu Mariam.

"Ibu tolong merahasiakan semua ini,"ucap Zidan.

"Maksudnya?" tanya ibu Maryam bingung.

"Ibu ibu berpura-pura menawarkan ini kepada Mama kami dengan harga semurah mungkin,"pinta Zidan.

"Tapi itu kan tidak benar,!" tolak Ibu Maryam,

"Kami mohon Bu, kami hanya ingin membahagiakan Mama di ulang tahunnya,adapun uang dari negosiasi ibu dengan mama, ibu juga bisa mengambilnya,"tawar Zidan.

"Baiklah, kalau begitu, besok saya akan menemui Mama kalian," ucap Ibu Maryam, kesepakatan pun terjadi.

Keesokan harinya, Ibu Maryam menemui Nandira dan menawarkan rumah tersebut.

Nandira sangat senang, Ibu yakin akan menjual rumah Ibu tuh?" tanya Nandira dengan wajah berbinar.

"Iya ,saya ingin pindah rumah anak saya,Rumah itu terlalu besar untuk saya tinggali sendiri," alasan Ibu Maryam.

"Terima kasih Bu, apa Ibu yakin harganya tidak terlalu murah ?" tanya Nandira memastikan.

"Saya rasa itu cukup, saya hanya ingin pindah ke tempat yang lebih nyaman lagi,"alasan ibu Maryam.

"Baiklah Bu saya akan mengurus pembayaran secepatnya," ucap Nandira.

Nandira menjabat tangan Ibu Maryam,Zidan dan Syahidah yang ikut duduk di samping mamanya tersenyum kepada Ibu Maryam.

"Terima kasih Bu," ucap syahidah dan Zidan kepada ibu Maryam.

🙏💖💖💖💖🙏💖💖💖🙏💖💖💖💖🙏

Terima kasih sudah membaca karya terbaruku, semoga karya ini bisa menghibur kalian🤗 jangan lupa ya tinggalkan jejak kalian dengan memberi like👍 dan komentar sebanyak-banyaknya ya, tolong bantu agar karya ini lebih baik lagi ,

Kalian bisa mampir ke karya pertamaku judulnya pilihanku ditunggu ya Kakak🙏🙏

Salam dariku Author m anha💖