NovelToon NovelToon
THE CITY

THE CITY

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen Angst / Identitas Tersembunyi / Epik Petualangan / Keluarga / Persahabatan / Angst
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: pecintamieinstant

Kekacauan dunia telah melanda beberapa ratus tahun yang lalu. 30 anak remaja dikumpulkan oleh pusat mereka dari lima kota yang sudah lama dibangun. Sesuatu harus segera dicari, untuk menemukan wilayah baru, nantinya bisa digunakan untuk generasi selanjutnya.

Bersama anak laki-laki muda bernama West Bromwich, dia melakukan misi tersebut. Bagaimana caranya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pecintamieinstant, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

19

HALAMAN SEMBILANBELAS

Satu hal yang membuat bimbang bagi West Bromwich adalah dikala dia harus memutuskan memilih judul-judul bacaan pada rak-rak berjejer rapi.

Variasi genre buku membuatnya frustasi.

Anak itu agak lama merenung berjalan pelan, sebelum akhirnya diputuskan menjajah sebuah station, "ilmu pengetahuan.

Hati teguh padanya ketika memilih satu buku di pagi hari. Sekedar penasaran tentang asal muasal kota Valcon dan lima kota yang tersebar lama. Jauh sebelum West lahir.

Sejak kecil, ibunya hanya menceritakan pendek tentang cerita-cerita dahulu. Sebelum West beranjak remaja.

Pada sampul buku berwarna abu-abu, telah tergambar jelas bangunan tower kota Valcon yang berdiri. Pada samping-samping itu, tergambar juga lima kota, saling terhubung.

Tebal isinya, membuat mata West sedikit berat. Mulutnya menguap sembari sibuk mencari bangku kosong pada area tengah-tengah ruangan. Dekat pintu tadi.

Buku itu tersegel magnet. Untung saja itu membutuhkan jemarinya, untuk melepaskan. Bukan seperti menggunakan kunci khusus atau apalah itu.

Rasanya tenang seperti duduk dekat sungai. Hawa dingin dari mesin pendingin ruangan, menciptakan suasana nyaman nan tentram, selama tak mengganggu.

"Page satu," West membuka lembaran baru, "Sejarah kehancuran bumi?" Anak itu menaikkan satu alis, melengkung.

PAGE ONE

Jauh sebelum semua berakhir mengenaskan.

Manusia selalu egois dalam memperebutkan wilayah kekuasaan. Berbagai cara dilakukan dari negara-negara, untuk memulai perang, sebagai bentuk meluaskan serta memperkaya diri sendiri.

Perang mematikan, memicu terpecah- belah diantara mereka. Egois, tamak, individualisme membuat mereka menjadi tidak sadarkan diri atas lingkungan yang sudah mereka rusak.

Satu cara yang menurut mereka sangat bagus, ialah meluncurkan misil nuklir untuk membunuh wilayah lain, sebagai balas dendam.

Akibat dari semuanya,tanaman-tanaman mati di mana-mana. Laut, sungai, dan lainnya, sebagian besar sudah tidak bisa dihuni.

Bangunan-bangunan perkotaan menjadi hangus dan hancur perlahan-lahan, karena termakan waktu secara beriringan.

Atas semua yang telah terjadi, salah satu pemimpin yang selamat dari bencana itu, memiliki ide untuk merancang sebuah kota baru. Konsep brilliant yang dicetuskan darinya.

Bantuan demi bantuan, telah datang, dari manusia-manusia yang selamat. Karena ide tersebut, serta pengetahuan bertahun-tahun dalam mempelajari teknologi yang diciptakan darinya, dicetuskan mendirikan sebuah kota dengan tower di dalamnya, bernama kota Valcon.

Kota itu menjadi kota mutakhir, seiring berjalannya waktu. Dibangun juga lima kota yang tersebar luas, dengan zona aman di sana. Dengan walikota-walikota yang sudah dipilihkan secara khusus, sesuai profesional.

Semua saling terhubung satu sama lain. Hingga pada masa sekarang. 

...***...

Angin kencang, sedari tadi mendinginkan seluruh ruangan, sampai ke tubuh West Bromwich. Anak itu sibuk mengesampingkan lembar demi lembar kertas. Dibaca serius.

Kemudian jarinya terhenti setelah bait terakhir telah dilihatnya. Sebuah foto menempel pada kertas. Foto menunjukkan barisan demi barisan ilmuwan-ilmuwan muda.

West memajukan kursi, ketika salah satu wajah seorang ilmuwan pada baris kedua tengah, mirip seseorang yang dikenali. Mengenakan jas lab putih dan kacamata.

"Mrs. Grow?" West mengusap kelopak mata secara cepat.

Mrs. Grow diam merapat bibir menghadap kamera di depan. Sedangkan lainnya, tersenyum lebar.

Dengan pandangan mata seperti kelelahan dalam foto tadi, West memikir sesuatu. "Apa rencana dia kepada kami sekarang? Sejak awal, direktur itu adalah seorang ilmuwan. Apa artinya?"

Karena anak itu memikirkan sendiri, tidak menyangka bocah itu sudah lama duduk sendirian dalam perpustakaan. Sekaligus alat perekam, menyala merah di sudut ruangan.

West belum menyadari akan benda itu.

Lalu setelah menutup buku tebal pada meja, West dikagetkan oleh Alice melalui gelang yang dikenakan. Hologram menyala lagi, sepersekian kalinya.

"Selamat pagi, West."

"Astaga," ucap West, sedikit melompat dari kursi. "Ada apa sampai kau harus menyapa lagi? Tadi pagi, sudah."

"Saya hendak menyampaikan pesan baru kepadamu, West. Ada surat baru, sedang menantimu. Surat itu telah ditempatkan pada kamarmu, West."

"Pesan? Dari siapa?"

"Saya tidak bisa memberi informasi selanjutnya, West. Saya tidak boleh membuka barang privasi milik orang lain."

"Baiklah, terimakasih, Alice. Aku akan segera datang kesana."

West menekan tombol tengah. Alice menghilang seperti biasanya. Menyisakan dirinya sendiri, dalam keheningan.

Foto yang dilihatnya tadi, dimasukkan ke dalam sela-sela celana.

Dirinya meratapi nasib sendiri, sebagai bocah laki-laki penuh balutan kain di badan. Pada pertengahan tanggal, di satu bulan pertama.

Kaki melangkah diselingi kaki satunya, West menepati akan suruhan dari Alice, mentor gelang hologram.

Mengira masih memiliki banyak waktu, jalan anak itu dipelankan, ketika gedung ini mengalami kekosongan.

Kunci per kunci fasilitas gedung, efisien digunakan. Perlu menyentuh gelang ke arah kotak penganalisa, maka pintu itu akan segera terbuka. Terkecuali kamar-kamar kami, tidak bisa digunakan dengan gelang yang bukan pemilik kamar.

Sejak kedatangan sampai sekarang, rasanya bosan, hidup dan tinggal di gedung ini. Semua serba polos disemen, hitam dan sedikit abu-abu. Tidak ada foto figura atau hiasan dinding. Pot tanaman tidak diberikan.

Kosong, seperti perasaan West sekarang.

Walaupun umurnya sangat muda, dibawah dua matanya, menunjukkan jelas akan kantong hitam. Pipi kasar, rambut hitam bergelombang acak, bibir pucat, dan penuh luka di tubuhnya. Titik-titik jerawat ikut muncul kecil-kecil.

Digerakkan kepalanya kesamping ketika West sibuk berjalan menuju kamarnya sendiri. Tangga-tangga, area dekat ruangan bulat mendadak kosong seutuhnya.

"Tidak ada orang lain lagi," West mengamati apa yang dilihat saat ini.

Pada puncaknya, West telah sampai mengenai permukaan pintu kamar. Satu-satunya pintu kamar yang bekerja di pagi hari.

Pintu menutup lagi, usai West masuk ke- dalam. 

Anak itu duduk begitu saja—West merobohkan diri pada satu kursi. Meja kerja menjadi kosong, karena tidak pernah digunakan atau meletak barang diatas.

Perhatian anak itu dialihkan tentang West ketika melihat adanya satu surat coklat berada di meja sendirian.

"Amplop?" West menatap kepada satu amplop coklat tua bertali.

West meraih amplop dengan tangan kirinya—menegak punggung, bersamaan dengan perban yang melilitnya, diusahakan mengelus pelan. Tangan kanan dipangku.

Amplop kosong tanpa nama. Sekedar dituliskan alamat yang mengarah langsung ke kota Valcon.

"Kepada West Bromwich," Ucap West, membaca namanya di belakang body amplop.

Karena penasaran semakin memuncak, lilitan tali berhasil dilepaskan dan dibuang. Dibuka bagian atas yang menempel.

Satu kertas berada di jemari selama menariknya. Dibuka pelan, sesuai lipatan kertas.

Isi surat:

...

...

Surat terhenti pada jari-jari tangan West Bromwich, dimana ia menggerakkan tangannya untuk turun menuju alas meja, sekedar meletakkan.

Anak itu menyerah dengan tangisan yang bercampur dengan perasaan.

West mengarah kepalanya ke atas, dengan menyenderkan pada punggung kursi. Bola mata berkaca-kaca seperti dilapisi air mata.

Anak laki-laki berusaha keras menahan tangis yang dia bisa—selama ini West tidak pernah menangis lagi, sejak kematian ayahnya.

"Aku akan berusaha, bu."

West menunduk menangis dalam kesepian kamar. Pada gedung yang ditinggalkan dari anak-anak lainnya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!