NovelToon NovelToon
Ratunya Sang Miliarder

Ratunya Sang Miliarder

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / cintapertama / CEO / Cinta setelah menikah / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:1.7M
Nilai: 4.6
Nama Author: widyaas

Alisha (22) gadis malang yang dibuang oleh keluarganya sendiri. Awalnya Alisha pasrah akan takdirnya yang mengenaskan. Tapi, tiba-tiba Ansel (27) Miliarder tampan yang datang mengejutkan Alisha dan langsung mengajaknya menikah.

Ansel adalah pria tampan yang sukses membangun perusahaan keluarganya. Ia juga memiliki saham di beberapa perusahaan besar. Ansel dikenal sebagai Miliarder tampan yang sukses. Tak sedikit kaum Hawa yang mengincarnya.

Lalu, bagaimana nasib Alisha, jika Miliarder tampan itu menikahinya? Apakah pernikahan mereka akan dibumbui cinta yang manis atau sebaliknya?

⚠️NOTE: Cerita ini 100% FIKSI. Tolong bijaklah sebagai pembaca. Jangan sangkut pautkan cerita ini dengan kehidupan NYATA.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon widyaas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps 16

Ansel melangkah memasuki mansion sambil melepas jas nya. Jam sudah menunjukkan pukul empat sore.

Melipir sebentar ke dapur untuk mengambil air es, Ansel malah disuguhkan pemandangan indah.

Alisha dengan dress polos berwarna pink, rambutnya dicepol tinggi, tangannya sibuk mengaduk masakan yang ada di wajan.

"Masak apa?" tanya Ansel langsung menghampiri istrinya. Di tangannya ada sebotol air mineral yang ia ambil dari kulkas.

Alisha tersentak kecil, matanya langsung melirik Ansel dengan sinis.

"Apa kebiasaan mu suka datang tiba-tiba?" tanyanya dengan sinis.

"Tidak," jawab Ansel lalu meneguk airnya dengan santai.

Alisha mematikan kompornya dirasa masakannya sudah matang. Ayam kecap sederhana menjadi menu masakannya sore ini. Setelah itu ia mencuci tangannya di wastafel.

"Bisa tolong ambilkan aku nasi? Aku lapar," celetuk Ansel menghentikan langkah Alisha yang hendak meninggalkan dapur.

Alisha hanya mengangguk dan mengambilkan nasi serta lauk untuk Ansel.

"Mulai sekarang, biasakan dirimu untuk selalu mengambilkan ku nasi," celetuk Ansel sambil memperhatikan gerak-gerik Alisha. Ia sudah duduk anteng di kursi meja makan.

"Bukankah aku selalu mengambilkan nasi untukmu?" Alisha bertanya balik. "Jangan mengada-ada dan selalu mencari kesalahanku," lanjutnya.

Hampir setiap hari Ansel selalu mencari bahan perdebatan. Padahal tidak ada faedahnya. Alisha bahkan sampai bosan meladeni suaminya itu.

Mungkin pekerjaan Ansel terlalu banyak dan menyebabkan ia stres, lalu sebagai penghibur, ia mencari gara-gara dengan Alisha.

"Tapi, kau memang selalu salah di mataku," ujar Ansel. Alisha menghela nafas mendengarnya.

Ia menarik piring yang tadi sudah diisi oleh Alisha, lalu mulai mencicip ayam kecap buatan istrinya itu.

"Mau ke mana? Temani aku makan!" Ansel berseru ketika melihat Alisha hendak pergi meninggalkan dapur.

"Sudah sore, aku ingin mandi," jawab Alisha, menatap malas sang suami.

"Nanti saja. Sekarang temani aku dulu," ucap Ansel lagi.

Mau tidak mau, Alisha menurutinya. Lagi pula hanya menemani saja, kan? Tapi, Alisha juga akan merasa bosan jika hanya duduk anteng tanpa melakukan apa-apa.

"Ayo." Ansel tiba-tiba berdiri setelah menghabiskan makanannya.

Mereka berjalan beriringan menuju kamar. Saat melewati para pelayan yang sedang berkumpul, dengan sengaja Ansel merangkul pinggang Alisha.

Alisha menatap suaminya yang juga sedang menatapnya. Ia tau bahwa Ansel sengaja. Sebab itulah Alisha hanya diam, sudut matanya melirik Bery yang sedang menatapnya dengan kesal. Alisha hanya tersenyum tipis dan tetap berjalan dengan tenang.

Bagaimana bisa dia yakin jika Ansel akan membuang ku? Batinnya tertawa.

****

Malam semakin larut, tapi kedua pasutri itu masih bersantai di balkon sambil menikmati coklat panas. Alisha duduk di sofa, kakinya ia tekuk naik ke atas sofa, badannya terbalut selimut tebal dan di sampingnya ada Ansel yang sedang berkutat dengan laptopnya.

Alisha tersenyum saat melihat bintang yang bertaburan di langit. Terlihat begitu indah, apalagi bulan purnama yang bersinar terang di tengah-tengahnya.

Gadis dengan piyama lotso itu kembali menyeruput coklat panasnya dengan pelan. Ia melirik Ansel yang sangat fokus pada laptopnya. Alisha tidak ikut-ikutan karena ia tak paham.

"Kau tidak kedinginan?" tanyanya pada sang suami.

Ansel menggeleng. Padahal pria itu hanya memakai kaos lengan pendek juga celana piyama kotak-kotak. Tapi, entah kenapa, di mata Alisha, Ansel terlihat tampan dengan pakaian sederhana itu.

"Memangnya jika aku kedinginan, kau mau menghangatkan ku?" tanya Ansel masih menatap layar laptopnya.

Kening Alisha mengerut, ia melirik selimut yang membalut tubuhnya, "Ya. Dengan selimut ini," jawab Alisha.

Ansel mendengus, "Tapi aku tidak mau pakai selimut," katanya.

"Lalu apa? Jangan aneh-aneh!" Seolah sudah paham dengan kejahilan suaminya, Alisha langsung berkata seperti itu.

"Tidak aneh. Justru ini adalah hal wajar," ucap Ansel. Ia sudah menutup laptopnya dan menaruhnya di atas meja yang ada di depan mereka.

"Apa?" Alisha menjauhkan tubuhnya agar tidak terlalu dekat dengan Ansel. Teringat beberapa waktu lalu saat pria itu melec'ehkannya dengan cara memegang area sensitifnya. Alisha tidak ingin kejadian itu terulang kembali.

"Kita sudah sah kalau kah lupa." Dengan gerakan cepat, Ansel menyambar gelas yang dipegang Alisha lalu menarik tubuh mungil itu agar duduk di pangkuannya.

"Jangan macam-macam!" geram Alisha sambil memberontak. Tentu saja tenaganya bukan tandingan Ansel. Dengan mudah pria itu mendekap tubuh Alisha dengan erat.

Pria ini benar-benar! Batin Alisha kesal.

Ansel tersenyum puas melihat Alisha ketakutan.

"Lepaskan! Aku mau tidur!" kesal Alisha. Tak tanggung-tanggung ia menjambak rambut Ansel, tapi pria itu tidak bereaksi apapun. Hal itu membuat Alisha semakin kesal.

"Diamlah," ucap Ansel. "Jika tidak mau diam, kau benar-benar ku buat tidak bisa berjalan besok," lanjutnya. Akibat Alisha memberontak dan bergerak sana-sini, membuat adik kecilnya terbangun.

Alisha langsung diam. Ancaman Ansel tidak pernah main-main, Alisha tau itu. Makanya dia langsung menurut.

"Mulai sekarang biasakan dirimu dengan sentuhan ku. Aku juga pria normal, aku butuh pelukan, ciuman, dan—"

"Cukup!" sela Alisha. Ia menatap tajam sang suami.

Ansel langsung tersenyum jahil. "Kau paham, kan? Jadi, kau harus terbiasa. Oke?"

Meski sangat kesal dan tak rela, Alisha mengangguk saja agar cepat selesai.

"Tenang saja, aku tidak akan memintanya jika kau belum siap. Lihat, kurang baik apalagi aku?" ucap Ansel dengan bangga.

"Kalau begitu, sekarang lepaskan aku," ujar Alisha.

"Tidak mau." Ansel kembali memeluk tubuh istrinya.

"Bukankah kau mau menghangatkan ku tadi?" tanya Ansel. "Beginilah cara menghangatkan ku. Bukan dengan selimut sialan itu," lanjutnya melirik selimut yang teronggok di lantai.

"Dasar pria aneh," gumam Alisha.

"Pria aneh ini adalah suamimu," sahut Ansel.

"Ya.. Sangat disayangkan," ucap Alisha sambil menghela nafas, seolah menyesal.

"Peluk aku juga. Kita belum pernah berpelukan selama ini," ucap Ansel.

"Tidak mau."

"Kalau begitu, aku akan membunuhmu tidak bisa berjalan selama—"

Ucapan Ansel terhenti ketika merasakan Alisha juga ikut memeluknya dengan erat. Perasaan hangat langsung menjalar di hatinya. Ternyata tidak seburuk itu berpelukan dengan seorang wanita, pikirnya.

"Boleh aku mengatakan sesuatu?" tanya Ansel. Suasana mendadak menjadi serius.

"Hmmm.." Alisha memejamkan matanya saat merasakan usapan lembut di kepalanya.

"Jangan pernah meninggalkanku, kecuali aku yang menyuruhmu. Ingat itu baik-baik," kata Ansel dengan suara beratnya.

Alisha mengangguk patuh.

"Jika ada yang mengganggumu, katakan saja padaku. Siapapun orangnya akan ku beri hukuman yang setimpal, sekalipun itu keluargaku sendiri," ucap Ansel lagi dan hanya dibalas dengan anggukan oleh Alisha.

"Jangan pernah menutupi apapun. Kita harus saling terbuka. Kau paham?" Alisha kembali mengangguk patuh.

"Kau sendiri yang bilang padaku, kalau aku tidak boleh membantah ucapan mu," ujar Alisha.

"Pintar," ucap Ansel dengan bangga. Ia menepuk-nepuk kepala Alisha dengan pelan.

"Sekarang tidurlah. Jika tidak, kau yang akan ku tiduri."

Plak!

***

Nah loh, kena gaplok kan😭

1
Yolla
mertua idaman😍
Kristina tina
jadi babu aja ko sok berkuasa😡
Rika Fitria
Luar biasa
Pangkalanbun 2024
untung kakek nya baik
Pangkalanbun 2024
mesti g jauh dr perjodohan ckckck
Pangkalanbun 2024
😁😁😁
Hera Dita
ow.. pasti kembarannya alisa
Hera Dita
pasti vero sama max
pelakor sama pebinor
trom
Lumayan
C A M E L I A🌷
🔥🔥
Hera Dita
kayanya ayahnya ansel ada maksud dech...
Kiki
Luar biasa
Sumar Sutinah
otw hamil deh
Hera Dita
ibu tiri pun gak akan sampai sejahat ini, benci, kasar, menyakiti fisik, tapi gak akan sampat menyiksa habis habisan
Sumar Sutinah
klw d pikir" alisya g bersukur, sikap y cuek k suami sdh f angkat dr siksaan orang tua dn keluarga y
Desi Eka s
Luar biasa
Hera Dita
ada ya ortu yg kaya johan... benci sama anak kandung, tapi terlalu menyayangi yg satunya, padahal mereka kembar...
yulia yulia sukmaningsih
Luar biasa
RJ 💜🐑
iya benar banget kata kamu, agak menyebalkan sih Alisha ini, masa sama orang yang sudah membantu nya bicara kayak gitu 😤
Farhana As
sangat baik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!