Si Villainess tiba-tiba berubah?
Yrina Lavien, si penyihir yang dapat julukan Gadis Beracun sangat mencintai Anthony, Si Putra Mahkota, namun Anthony mencintai Margareth Thatcher. Suatu malam, Yrina tak sadarkan diri dan dia berubah ketika dia bangun. Dia yang awalnya suka pada Bunga Lily of The Valley jadi menyukai Bunga Mawar, dia yang dulunya tergila-gila pada Anthony malah jatuh hati kepada Dimitry Thatcher, kakak laki-laki Margareth yang telah 'merebut' kekasihnya. Dengan dalih 'lupa ingatan' dia benar-benar berubah. Tak banyak yang tahu, jika Yrina Lavien bukanlah dirinya yang asli dan merupakan jiwa lain yang sedang bertransmigrasi. Kini, Yrina yang baru hanya ingin hidup tenang. Mampukah dia mewujudkannya jika dia menjadi gadis paling dibenci dan paling jahat di seluruh kerajaan? Lalu sebenarnya dimanakah jiwa Yrina yang asli?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Venus Earthly Rose, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35 : Dosa yang Berjalan dengan Gaun Indah
"Penyihir hitam? Apa yang kamu maksud, Dik?" Tanyaku.
Yvanna tak langsung menjawab pertanyaanku. Dia memandangku dengan tatapan tak suka. Melihat caranya yang menatapku seperti itu, aku tahu jika Yrina telah melakukan banyak kesalahan fatal kepadanya. Yvanna adalah adik kandung Yrina namun dia terlihat sangat membenci kakaknya. Yrina, sebenarnya apa yang telah kamu lakukan di dunia ini? Apakah julukanmu sebagai seorang gadis beracun itu memang ada nyatanya? Aku menguatkan tekad, aku tahu dari awal jika hal ini takkan mudah.
Suatu keajaiban atau entahlah, aku juga bingung bagaimana menyebutnya, aku masuk ke dalam tubuh Si Gadis beracun. Dan aku dipaksa menanggung semua kesalahan-kesalahan yang telah ia lakukan namun aku tetap bersyukur setidaknya di sini aku benar-benar bisa merasakan cinta mama dan papa dan juga Galliard. Meskipun aku tak tahu apakah Yrina yang asli benar-benar sudah mati atau tidak, namun saat ini aku sudah menempati tubuhnya dan apapun yang terjadi sekarang dengan raga ini dan di dunia ini, yang semuanya berhubungan dengan Yrina adalah tanggung jawabku. Selagi aku ada dalam tubuh Yrina maka aku adalah dirinya. Jadi mau bagaimanapun, sesusah apapun kesalahan dan konsekuensi atas semua perbuatan Yrina yang asli dulu, aku bersumpah bahwa aku benar-benar akan memperbaikinya.
"Yvanna, tidakkah Kau mendengarku? Siapa Penyihir Hitam yang kau maksud?" Tanyaku lagi.
"Temanmu. Temanmu adalah seorang Penyihir Hitam. Bolehkah aku jujur, Yrina? Sebenarnya sangat menyebalkan melihatmu bersikap seperti ini. Melihatmu yang bisa tersenyum dan bicara ceria kepada orang lain, melihat bagaimana caramu menatapku dan kau bertindak manja kepada ayah dan ibu, dan tawa lepas semua saat bercengkrama dengan Catherine, seakan-akan kau lupa atas apa yang sudah kau perbuat dulu. Ya, itu benar. Kau berubah menjadi orang lain. Bahkan tatapan matamu sekarang sungguh tak mencerminkan dirimu dulu seakan-akan semua dosa yang telah kau lakukan bukan milikmu. Sejujurnya Yrina, Aku sungguh membencimu." Kata Yvanna, dia mengatakannya dengan nada yang datar dan sorot mata yang melukiskan rasa sakit.
Aku memandangnya dalam-dalam. Aku tahu ini sangat berat baginya dan ini juga berat bagiku, Si Gadis Beracun. Itu semua bukan salahku. Namun mau bagaimana lagi? Jiwaku ada di raga ini dan mau tidak mau aku harus menghadapi bagaimana rasanya menjadi seorang gadis beracun.
"Dik, apa ada lagi yang kau sampaikan? Aku butuh semua itu. Aku ingin kau menceritakan kepadaku tentang semua yang kau tahu tentang diriku dulu. Kau mungkin akan sangat membenciku dan aku tak bisa janji apakah aku bisa menghapus rasa benci yang kau miliki untukku atau tidak. Namun, meskipun sulit Aku bersumpah akan memperbaiki semuanya. Semua yang telah aku lakukan kepadamu dulu serta semua yang kulakukan kepada orang-orang. Tak masalah bagiku jika kau membenciku atau kau ingin mengumpatku selamanya. Sama sekali tak masalah. Aku akan mencoba mengerti bagaimana rasa sakit yang telah kau alami yang ditimbulkan olehku." Jelasku panjang lebar kepada Yvanna. Sambil bersujud di hadapannya.
Yvanna yang melihatku bersujud langsung berdiri dan berteriak, "apa yang kau lakukan? Apa kau sudah gila? berhentilah dan keluarlah dari kamarku sekarang!" Teriak Yvanna.
Sejujurnya aku tak menangis dan mataku tidak memanas. Yang bisa dipikirkan oleh otakku adalah apa yang telah Yrina lakukan kepada mereka semua. Aku berhasil menemukan kepingan utama tentang Yrina dan aku masih belum menemukan yang lain. Aku juga masih terus memikirkan tentang mimpiku. Kenapa di mimpiku kemarin ada orang yang menjambakku? Menyeramkan sekali. Lalu aku berjalan keluar melewati lorong dan berdiri di depan gerbang kawasan menara sihir tempat di mana aku bermimpi tentang Yrina kemarin.
Tentu saja hari ini ada para penjaga. Tak jauh berbeda dengan orang-orang lain, para penjaga gerbang saling lirik satu sama lain dan melihatku dengan takut-takut. Aku berdiri tepat di titik di dalam mimpiku kemarin. Aku menatap lurus ke depan dimana aku memperhatikan Yrina keluar dari pintu gerbang itu. Jauh berbeda dengan mimpiku yang sangat temaram, hari ini matahari bersinar dengan sangat cerah. Aku bisa melihat dengan jelas. Musim panas. Embusan angin sedikit meniup rambutku dan menebarkan wewangian mawar yang ditanam di halaman. Pikiranku masih bergejolak. Yrina, di mana kau sebenarnya?
Aku memejamkan mata sampai lama. Berusaha memanggil Yrina dalam hati. Entah mengapa angin semakin bertiup dengan sangat kencang sore ini hingga menerbangkan daun-daun yang sudah kering di tanah. Kemudian aku mendengar langkah kaki yang mendekat ke arahku. Itu pasti Catherine. Dia demam hari ini, dia seharusnya beristirahat di kamarnya namun kurasa ia tetap datang untuk menemaniku.
"Catherine, kenapa kau mencariku? Kau seharusnya beristirahat sekarang! Temui aku jika kau sudah sembuh, ada banyak hal yang harus kuceritakan kepadamu, Catherine. Aku tak apa-apa sendirian. Aku baik-baik saja." Kataku.
"Nona Lavien." Panggil seseorang dan itu bukan suara Catherine.
Aku langsung membuka mataku dan menoleh ke belakang. Ada Margareth di sana. Dia yang malah datang menemuiku. Awalnya tentu sangat kikuk. Setelah dia memanggilku dan aku menengok ke belakang kami hanya saling diam mengamati satu sama lain. Ini terasa begitu canggung. Aku menatap ke sekitar. Jika Anthony atau Dimitry tahu aku sedang ada di dekat Margareth mereka akan mencincangku. Dia atau Anthony adalah orang yang paling ingin ku hindari sekarang. Aku tak ingin terlibat masalah apapun yang berhubungan dengan mereka berdua. Tidakkah mereka tahu jika Si Gadis Beracun ini sedang berusaha membuang semua racunnya?
"Ah Nona Thatcher, senang bertemu dengan Anda di sini. Aku pergi dulu." Pungkasku dan bersiap-siap untuk meninggalkan tempat itu. Aku tak ingin mengobrol dengannya.
"Tunggu dulu, Nona Lavien. Ada yang aku bicarakan denganmu." Kata Margareth.
Aku langsung menghentikan langkahku. Aku sungguh tak ingin berurusan dengan masalah-masalah ini lagi. Aku ingin segera menghindar. Jika orang-orang melihatku mungkin mereka akan salah paham dan menuduhku merundung Margareth lagi.
"Baiklah, Nona. Aku sangat minta maaf atas sikap kasarku di meja makan tadi pagi. Sejujurnya aku tak ingin melukai perasaanmu, namun kau tahu kan, Yang Mulia Ratu sangat menyebalkan. Aku tak tahan jika harus berdiam diri mendengarkan ocehannya namun sungguh aku tak bermaksud untuk menyinggung perasaanmu, Nona. Aku takkan mengganggumu dan Anthony lagi. Aku bersumpah."
"Itu sama sekali tak masalah, Nona Lavien. Sama sekali tidak, apa kau baik-baik saja?"
Aku tersenyum sebelum aku menjawabnya lalu aku berkata, "aku baik-baik saja. Selain itu, untuk tahun-tahun ini dimana aku selalu merundungmu dan menyakitimu, aku ingin minta maaf sebesar-besarnya. Aku sungguh menyesal karena telah melakukan semua itu, Nona Thatcher." Kataku sambil membungkuk sembilan puluh derajat.
Margareth tak menjawab perkataanku, sorot matanya tetap menatapku seakan-akan dipenuhi rasa bingung. Aku tahu banyak yang ingin ia tanyakan kepadaku dan mengapa Yrina, rivalnya, si gadis paling beracun di kerajaan tiba-tiba berubah seperti ini.