NovelToon NovelToon
Untuk Lelaki Yang Telah Kupatahkan Hatinya

Untuk Lelaki Yang Telah Kupatahkan Hatinya

Status: tamat
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Angst / Tamat
Popularitas:40.3k
Nilai: 5
Nama Author: Sri Ghina Fithri

Blurb :
Seseorang yang pernah hancur cenderung menyebabkan kehancuran pada orang lain.

Aku pernah mendengar kalimat itu, akan tetapi aku lupa pernah mendengarnya dari siapa. Yang jelas, aku tahu bahwa pepatah itu memang benar adanya. Aku yang pernah dihancurkan oleh rasa terhadap seseorang, kini telah menghancurkan rasa yang orang lain berikan terhadapku.

Aku sungguh menyesal karena telah membuat dia terluka. Oleh karena itu, aku menulis semua ini. Dengan harapan suatu saat dia akan membacanya dan mengetahui bahwa aku pun mempunyai perasaan yang sama.

Meskipun mungkin sudah sangat terlambat.

Hai, Lelaki yang Telah Kupatahkan Hatinya, tulisan ini untukmu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri Ghina Fithri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

20. See You Soon

“Asal apanya? Emang Ghani itu oke kan? Secara fisik dan mental dia good. Kalian juga kelihatan serasi. Hampir sama-sama terlihat tangguh. Apa istilahnya? Ha! Power couple. Ya, itu. Pasti kalian berdua udah naksir-naksiran, tapi masih malu mau ungkapin duluan. Iya, kan? Ngaku aja. Ngapain masih malu sih, Kay? Kalah sama anak SMP sekarang.” Dia terkekeh. “Aku gak salah, kan?” Mimi tetap melanjutkan komentarnya. Hal seperti ini sepertinya sudah menjadi kebiasaan saat dia merasa aku butuh bantuan untuk move-on dari Mr. You-know-who.

Fot your info, ya, ku tidak membutuhkan bantuan apa pun dari siapa pun.

“How do you know that?” Aku masih mencoba meladeninya dengan akal sehat sementara tetap berkonsentrasi pada jalanan.

“Aku punya firasat yang kuat soal ini," ungkapnya sembari mengedikkan bahu.

Jiah. Aku hampir lupa terkadang Mimi bisa se-cerewet dan se-sok tahu ini. Aku tidak bisa menahan tawaku lebih lama lagi. Daei sudut mata aku bisa melihat Mimi yang bingung memandangku dengan sebelah alis terangkat. Aku membutuhkan sedikit lebih lama untuk menghabiskan kegelianku terhadapnya. “Mi, kamu baru ketemu dia satu jam loh. Pertemuan pertama pula. Aku rasa kamu butuh waktu lwbih lama, jauh lebih lama dari itu, untuk mengkonfirmasi firasat kamu.”

“Dih, siapa bilang? Enggak lah, yaa. Aku gak butuh waktu lama untuk yakin dengan hal-hal semacam ini. Aku hampir seratus persen yakin sama apa yang aku lihat tadi. Kalian punya perasaan yang kuat terhadap satu sama lain.” Cewek itu bersikukuh dengan kesoktahuannya.

Well ... dia benar. Di bagian terakhir. Hanya di bagian itu. Aku dan Ghani memang memiliki perasaan yang besar terhadap masing-masing, akan tetapi perasaan itu bukanlah seperti perasaan yang diyakini oleh Mimi.

....

Sampai di rumah, aku langsung menuju kamar untuk membersihkan diri. Setelah selesai, aku menemukan Genta dan Uni Cya sudah berada di ruang keluarga. Si kecil itu lantas berlari ke arahku dan aku menyambutnya dengan pelukan. Genta sekarang sudah berumur tiga tahun, dia sudah bermetamorfosa menjadi anak batita yang semakin menggemaskan. Dia berhasil membuat Uni Cya lebih sering mengirimiku pesan atau menelepon hanya untuk bertanya tentang bagaimana menjawab pertanyaan ajaib bocah itu akhir-akhir ini.

Kami sedang asik bercanda ketika ponselku berbunyi untuk menandakan sebuah pesan masuk.

Ghani : Udah di rumah, Kay?

Ghani : Aku baru selesai ngajar

Aku segera mengetik balasan pesan tersebut.

Me : Udah, Ghan.

Me : Ini lagi main sama Genta

“Tante Kakay lagi chat siapa sih? Pacarnya, yaa?” Genta mengulurkan kepalanya dari balik bahu untuk melihat layar ponselku. Tak pelak tingkah kepo dan rasa ingin tahunya yang tinggi itu menjadi bahan tertawaan.

“Om Ghani, Sayang. Om yang waktu itu pernah ikut kita jalan-jalan di Payakumbuh. Ingat?”

Ghani memang pernah bertemu dengan keluargaku beberapa kali. Pertama saat pelantikan jabatan di universitas. Setelah itu, Bang Rian juga mengajaknya melakukan liburan akhir pekan di Payakumbuh. Alasannya adalah karena, dan aku mengutip apa yang dikatakan oleh Bang Rian itu langsung, “Abang harus tahu seperti apa cowok yang dekat sama kamu sekarang.”

Yeah, he thought he was being funny. He was not. Ha-ha.

“Ingaaaaaaat.” Genta bersemangat sekali menjawab pertanyaanku. Selain Genta yang memang mudah dekat dengan orang baru, Ghani mungkin juga sudah meninggalkan kesan yang menyenangkan sebelumnya. “Video call lah, Tanteeeee. Genta mau ketemu Om Ghani lagiii.”

Anak umur tiga tahun zaman sekarang sudah mengerti teknologi. Beda jauh dengan aku yang dulu sebesar ini masih main tanah di halaman samping. “Tante tanya Om Ghani-nya dulu, ya? Siapa tau Om Ghani lagi ada kerjaan, kan?”

Genta mengangguk. Aku melihat mata bocah yang kini duduk di pangkuanku itu berbinar-binar. Aku mencubit pipinya yang lembut dengan lembut sambil menyentuh tanda telepon di layar.

How cute.

Teleponku diangkat setelah deringan ketiga. “Ya, Kay? Sorry, aku baru selesai mandi. Ada apa?” Terdengar suara Ghani di seberang sana.

“Aduh, aku yang seharusnya minta maaf sama kamu.” Aku melirik Genta yang masih menatapku dengan penuh antusias. “Habis ini kamu sibuk gak, Ghan? Someone here is wanting to see you.” Aku melingkarkan tangan di punggung Genta yang kini sudah berdiri mendekatkan telinganya ke ponselku.

“Om Ghaniiiiiiii.” Suara Genta yang melengking tidak hanya menembus speaker ponsel, akan tetapi juga menembus gendang telingaku

Aku mendengar Ghani tertawa. “Padahal tadi aku berharap kamu yang kangen sama aku."

Kini giliranku yang tertawa. “Sorry for that, Mister. Genta pengen video call-an sama kamu. Enggak sibuk kan, Ghan?”

Ghani kemudian meng-oke-kan permintaan Genta. Aku langsung saja mengubah jenis panggilan kami menjadi panggilan video. Genta kini berdiri di sebelahku menunggu panggilan diterima dengan penuh semangat.

Di layar, terlihat Ghani yang menggunakan kaus oblong berwarna putih. Dia sedang duduk di sebuah kursi makan di tempat yang aku tidak salah ingat adalah dapurnya. Dengan kulit sawo matang dan ukuran tubuh yang well-build, mungkin tidak banyak yang percaya bahwa dirinya adalah seorang dosen. Apalagi ditambah dengan rambutnya yang kini masih terlihat basah dan acak-acakan. Mengutip kalimat Mimi, physically and mentally great.

Ah, Kayra! Ke mana jalan pikiranmu?

Aku akhirnya memutuskan untuk meninggalkan Genta yang sudah sibuk bercanda dengan Ghani di ponsel. Aku meletakkan bingkisan yang diberikan Ghani padaku di atas meja makan kemudian mengambil minuman dan beberapa potong kue dari dalam kulkas. Uni Cya datang dari arah dapur dengan membawa beberapa lauk untuk makan malam kami. “Ghani kapan ke sini lagi, Kay?” Uni Cya bertanya padaku dengan wajah yang jelas menyatakan niatnya bertanya. Dia ingin menggodaku soal pemuda itu.

Aku mencibirnya. “Uni jangan mulai deh. Ini, sebelum Ghani-nya datang, bingkisannya dulu aja yang sampai ke sini.” Aku menggeser bingkisan itu ke arahnya. “Lagian kemarin kan yang ngajakin Ghani itu Bang Rian, bukannya aku.”

Uni Cya tertawa. “Wahh, udah tahu banget nih selera kamu. Uni kan cuma nanya, ya. Lagi pula kayaknya Genta cocok tuh sama Ghani.”

Dia mengangguk ke arah belakang punggungku. "Kamu tahu sendiri kalau kata orang anak kecil itu adalah the best judge of someone's character."

Aku tersenyum dan mengangguk. “Iya, tadi dia yang minta video call sama Ghani. Eh, kenapa masaknya banyak banget sih, Ni? Ada acara ya?” Meja makan dengan sepuluh kursi itu kini dipenuhi oleh berbagai macam makanan. Jumlah yang lumayan jika dibandingkan dengan banyaknya anggota keluarga kami sekarang.

“Tadi pagi Mama telepon Uni bilang kalau keluarganya Mimi mau makan malam di sini hari ini. Makanya Mama masak banyak. Emangnya Rian enggak bilang apa-apa sama kamu?” jawab Uni Cya sembari menyusun letak mangkuk dan piring-piring di atas meja.

Ah, so today is the day. Minggu lalu Bang Rian pernah bilang kalau dia mau serius sama Mimi. “Waktu itu bilang sih, tapi belum tahu pastinya kapan.” Bang Rian mungkin merasa sekarang adalah waktu yang tepat.

Selesai menata meja, Uni Cya kembali menuju ke dapur sambil membawa bingkisan bandeng presto itu. "Uni simpan di kulkas, ya."

Aku mengangguk dan juga kembali menuju ruang tengah. Genta masih memegang ponsel berbicara pada Ghani, akan tetapi posisinya sekarang sudah berubah. Bocah tiga tahu itu kini tengah berbaring. Aku menghampiri dan mengambil ponsel yang hampir terjatuh dari genggamannya. “Ghan, kamu cerita apa sampai Genta ngantuk gitu? Ha?” Aku berbicara pada Ghani di layar. “Makasih banyak ya, udah mau ngobrol sama dia.”

Ghani membalas senyumku. “Biasa aja, Tante Kayra, Genta anaknya juga asyik diajak ngobrol. He’s smart. Cool dude.”

Aku melihat jam di dinding. Sudah pukul setengah tujuh. “Duh, Ghan. Sorry banget, ya, udah bikin makan malam kamu telat. Pakai banget lagi.”

“Anything for you, Kayra Salim. Mungkin sebagai gantinya nanti kamu bisa pastikan kalau makan malam aku tepat waktu. Gimana?” Dia mengedipkan matanya.

Aku memutar bola mata dan mengerang. Ghani dan pesonanya. "Iya, iyaaa. Nanti aku traktir di tukang bakso langganan kita itu."

Ghani serta-merta menepalkan tinjunya. "Yes!" serunya berlebihan. “Ya, udah. Titip salam buat semua ya, Kay. See you soon.”

"See ya!"

To be continued ....

1
Ran Aulia
Bagus banget kak , 👍👍👍👍👍😍😍😍😍

terimakasih ya kak ❤️❤️❤️❤️
Sukma Dewi
bagus banget...
Sukma Dewi
ceritanya bagus banget...aku mendalami banget peran smua tokoh nya.... salut buat penulis....bisa buat aku nangis....👍👍
with_mercii
alurnya jelas ceritanya menarik.. semangat buatmu thoor.. 5 star n like buatmu!!!! 😁
ANJ
KEREN BANGET .
MouthofMexico
Mantap ceritanya thor👍 Like&5 🌟 mendarat untukmu... Semangat terus💪
Cinta Insta
Thor, aku gamau jadi arwah penasaran karena nungguin thor lanjut hiks
Widya Pertiwi
Aaaa! Author kece! Crazy up thor!
Winda Utami
seru thor... perjalan akan dimulai....
CupcakeHugs
Aku belum bisa move on dari bab sebelumnya.. tapi aku nungguin bab baru.. gimana dong..
SecretGiggle
Keren kak 🤩🤩 Semangat terus...
SoftMambo
Terdebest sihh kalau baca karya-karya author, apalagi sambil rebahan gini dan mendukung halu sebelum tidur wkwkw
Ghiie-nae: makasih, Kak🙏🙏🙏
total 1 replies
Arno Prayoggo
suka banget sama alur ceritanya..top bgt ..
Kepala Pil
sukses selalu authorr 🤗🤗 aku selalu mendukung mu
alchemyworks
Semangat menulis untuk karyanya yang luar biasa kak, sukses selalu😊💪🙏
love hunter
aaa thanks Thor ma bonus nya makin sayang author deh😘
DazzledSweetie
Hah demi apa udh sampe bab paling baru? Padahal baru baca tadi… Yuk lanjut thor!
fleurlovin
jangan baperan donk thor..cukuo kita 2 aja yg baperan bc nya..itu cm sedikit badai yakin kami tetap mendukungmu.. semangat !!!
moonjuice
Saya suka kalau alur dan ceritanya jelas kayak gini nih! Semangka! Semangat kakaaaak~
DazzledSweetie
Ceritanya gak ngebosenin, pokoknya aku dukung terus thor!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!