NovelToon NovelToon
Bayi Kembar Sang Kapten Dirga

Bayi Kembar Sang Kapten Dirga

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Kembar / One Night Stand / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Ibu susu / Ayah Darurat
Popularitas:33.4k
Nilai: 5
Nama Author: Aisyah Alfatih

Sepuluh bulan lalu, Anna dijebak suaminya sendiri demi ambisi untuk perempuan lain. Tanpa sadar, ia dilemparkan ke kamar seorang pria asing, Kapten Dirga Lakshmana, komandan muda yang terkenal dingin dan mematikan. Aroma memabukkan yang disebarkan Dimas menggiring takdir gelap, malam itu, Anna yang tak sadarkan diri digagahi oleh pria yang bahkan tak pernah mengetahui siapa dirinya.

Pagi harinya, Dirga pergi tanpa jejak.
Sepuluh bulan kemudian, Anna melahirkan dan kehilangan segalanya.

Dimas dan selingkuhannya membuang dua bayi kembar yang baru lahir itu ke sebuah panti, lalu membohongi Anna bahwa bayinya meninggal. Hancur dan sendirian, Anna berusaha bangkit tanpa tahu bahwa anak-anaknya masih hidup. Dimas menceraikan Anna, lalu menikahi selingkuhan. Anna yang merasa dikhianati pergi meninggalkan Dimas, namun takdir mempertemukannya dengan Kapten Dirga.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aisyah Alfatih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

18. Tamu tak diundang

Pagi itu rumah dinas terasa begitu tenang. Anna baru saja selesai memandikan Alvaro dan Almira, membaringkan mereka di atas bed kecil sambil menepuk-nepuk perlahan. Ia mengira Dirga sudah berangkat ke markas sejak subuh. Di luar rumah, angin pagi berhembus pelan.

Tok… tok… tok…

Anna mengernyit, mendengar suara pintu diketuk pelan, lalu lebih keras.

“Kapten…?” panggilnya pelan.

Tidak ada jawaban, dia menatap dua bayinya sebentar keduanya sedang tidur pulas. Anna melangkah ke arah pintu, membuka sedikit, dan tubuhnya membeku.

Dimas berdiri di ambang pintu, matanya merah, kusut, liar.

“Pagi, Anna…”

Senyumannya mencengkeram perut Anna, membuat bulu kuduknya berdiri. Anna langsung mencoba menutup pintu, namun Dimas mendorongnya keras hingga Anna terseret mundur.

“Ma—Mas … jangan! Keluar!” seru Anna panik.

Dimas menutup pintu pelan, menekan tombol kunci.

“Akhirnya … aku bisa bicara berdua denganmu,” ucapnya sambil menahan napas berat penuh amarah. Anna mundur beberapa langkah.

“Ka–Dirga … Kapten Dirga … akan kembali sebentar lagi,” ancamnya, walau suaranya bergetar.

Dimas tertawa pendek.

“Dia tidak ada, Anna. Aku tahu jadwal kerjanya,” bisiknya sambil mendekat.

“Dan kau pikir setelah dia memecat aku … aku akan diam saja?”

Anna berlari menuju kamar. Namun Dimas lebih cepat dia menarik tangan Anna, brutal, membuat tubuh Anna menghantam dinding.

“Akh!”

“Aku hancur karena kamu!” Dimas meraung, napas panasnya menerpa wajah Anna.

“Karena perempuan murahan sepertimu, hidupku rusak!”

“Tolong … jangan sentuh aku!” Anna mencoba melepaskan diri, tapi Dimas semakin keras mencengkeram rahangnya.

“Aku akan pastikan kau menyesal, Anna.”

Tangan Dimas turun ke arah tubuh Anna niat jahatnya terlihat jelas.

“Lepas!”

Anna menendang kaki Dimas, membuat pria itu mundur setengah langkah. Anna berlari menuju kamar si kembar. Dimas langsung mengejarnya.

“Anna! Jangan bikin aku marah!!”

Anna menutup pintu kamar, tapi Dimas menendangnya dari luar.

Dug!

Dug!

Dug!

Setiap tendangan membuat pintu bergetar hebat. Alvaro mulai menangis, disusul Almira.

Anna mundur sambil menahan tangis.

“Ya Tuhan … tolong … tolong…”

Dimas menendang sekali lagi, pintu hampir jebol.

"Aku akan masuk, Anna! Dan kau tidak akan bisa lari lagi!"

Anna memeluk kedua bayinya dengan tubuh gemetar, sementara suara langkah Dimas terdengar memutar ke arah jendela samping kamar.

“Kalau kau tidak buka…”

Suara Dimas berubah rendah, mengancam.

“Aku akan masuk dari sini, Anna.”

Anna terperangkap, tidak ada jalan keluar. Tidak ada suara penyelamat. Hanya suara napas Dimas dan isak si kembar yang pecah memenuhi seluruh ruangan.

Dimas berhasil masuk dari jendela kamar, Anna ingin berlari keluar, namun tangannya tak berhasil membuka pintu kamar itu, dia melirik dua bayinya di atas ranjang, Dimas menyeringai dan melangkah lebih dekat.

"Kau, tidak akan bisa lari," ucapnya saat tangan Dimas mencengkram erat pergelangan Anna, meskipun mencoba melawan namun dia tidak bisa melawan tenaga Dimas.

Pintu belakang rumah dinas tiba–tiba terbanting dari luar, suara keras itu memecah ketegangan di dapur. Dimas yang sedang menindih Anna refleks menoleh, wajahnya pucat, napasnya terhenti sejenak.

“Siapa di dalam?!” suara berat seorang pria terdengar.

Itu Pak Surya, penjaga rumah dinas sekaligus satpam senior yang sudah bekerja untuk Dirga sejak bertahun-tahun lalu. Tadi pagi, Dirga menyuruhnya kembali memeriksa rumah karena Dirga merasa ada yang janggal dengan laporan keamanan.

Anna yang masih terpojok di lantai, air mata bercucuran, mencoba meraih apa pun untuk melindungi dirinya. Dimas menggertakkan giginya, wajahnya penuh kebencian.

“Sial!” desis Dimas.

Langkah sepatu bot Pak Surya semakin dekat dari koridor.

“Bu Anna? Ada apa?”

Anna ingin menjawab, tetapi suaranya tercekat. Dimas cepat menarik hoodie-nya, ingin kabur lewat jendela belakang. Tapi sebelum sempat bergerak, pintu dapur dibuka kasar. Pak Surya berhenti, matanya melebar melihat pemandangan kacau, kursi terbalik, kain selimut bayi jatuh, dan Anna yang gemetar.

“Bu Anna?! Ada orang lain di sini?”

Wajah Anna pucat, ia hanya bisa mengangkat jari, menunjuk ke arah jendela tempat Dimas mencoba kabur. Pak Surya secara refleks mengambil tongkat keamanan besi yang tergantung di pinggangnya, tubuhnya menegang bersiap. Dimas menoleh dari jendela, mata keduanya bertemu. Sesaat dunia seperti berhenti Pak Surya menyipitkan mata.

Dimas menggertakkan gigi, mencoba menerobos keluar. Jendela dihantam kuat oleh bahu Dimas. Kaca pecah berhamburan, membuat Pak Surya refleks menutup wajahnya dengan lengan. Kesempatan itu dimanfaatkan Dimas.

Ia melompat keluar jendela, mendarat tidak sempurna namun cukup cepat untuk bangkit dan berlari. Nafasnya terengah, wajahnya penuh amarah dan ketakutan.

Di luar rumah dinas, di balik pagar rendah, sebuah mobil hitam tanpa plat menunggu dengan mesin menyala. Kaca depannya gelap, tak terlihat siapa pun di dalamnya.

Begitu melihat mobil itu, Dimas menggeram lega.

“Akhirnya … kamu datang juga.” Pintu belakang mobil terbuka otomatis.Pak Surya berteriak dari dalam rumah,

"Berhenti, hei!"

Tapi Dimas sudah lebih cepat. Ia melompat masuk ke dalam mobil, menutup pintu begitu keras hingga tubuhnya terhuyung. Mobil itu melaju sebelum Pak Surya sempat keluar dari pagar belakang.

Pak Surya hanya bisa berdiri, napasnya tersengal, melihat mobil hitam itu menghilang di tikungan. Dimas menatap ke samping, ke arah sosok yang duduk di kursi pengemudi.

Sosok itu mengenakan masker hitam dan topi, tapi matanya tajam dan familiar.

“Kau lambat.”

Suara itu dingin, rendah, Dimas menelan ludah.

“Kau yakin … Kau siap hadapi Kapten Dirga?”

Sosok itu tersenyum tipis, senyum yang tidak pernah menjanjikan hal baik.

“Bukan cuma Kapten Dirga. Sekarang waktunya hancurin semuanya.”

Dimas mengepalkan tangan, wajahnya penuh dendam.

“Termasuk Anna … dan anak-anak itu.”

Mobil itu melaju makin cepat, masuk ke jalan yang sepi, seperti lenyap ditelan bayangan.

Tiba di kediaman Asti, pintu rumah terbuka keras begitu Dimas mendorongnya. Napasnya masih terengah setelah melarikan diri. Namun belum sempat ia melangkah masuk,

Plak!

Tamparan keras menghantam pipinya hingga kepalanya terpaling ke samping.

“Bajingan!" Asti berdiri di ambang pintu, wajahnya merah, mata berkaca-kaca penuh amarah dan kekecewaan.

“Kau pikir aku nggak tau Kau ngapain!? Kau pikir aku bodoh, Dim!?”

Dimas memegang pipinya yang memerah.

“Gila kamu, Asti—”

“Gila?!” Asti menubruk dadanya dengan kedua tangan. “Kau ke rumah perempuan itu bukan buat ngancurin dia! Kau ke sana karena Kau masih ingin dia kan! Kau masih ngiler sama dia!”

Dimas mencengkram bahu Asti keras.

“Jaga mulut kamu, Asti!”

Asti menepis tangan Dimas.

“Aku tau cara Kau liat cewek, Dim! Aku tau tatapan Kau! Kau marah bukan karena dia ninggalin Kau ... tapi karena dia nggak mau balik sama kamu lagi!”

“Diam, Asti!”

Dimas menjerit, suaranya pecah oleh frustrasi.

Namun Asti terus menghantam dadanya, matanya basah.

"Aku bantu kau selama ini! Aku yang naik kasur sama bos agensi itu demi bantu karier Aku dan Kau! Aku yang lindungin rahasia Kau! Tapi ternyata Kau cuma muter balik buat ke perempuan itu lagi?!”

Dimas mendorong Asti hingga punggungnya membentur dinding.

“Ini urusan aku! Bukan urusan kau! Jangan campur tangan!”

Asti terdiam sejenak marah, tapi juga patah.

“Urusan kau?” suaranya merendah, penuh luka.

“Jadi aku ini apaan, Dim? Boneka kamu? Alat kamu? Atau cuma selingkuhan bayangan kmau?”

Dimas memalingkan wajah. Asti memukul dadanya sekali lagi, kali ini pelan, seperti pukulan orang patah hati.

“Kamu mau hancurin Anna? Kenapa? Karena dia nggak ngikutin permainan kamu? Atau karena dia punya anak yang … bukan dari kamu?”

Mata Dimas berkedip, tajam tersinggung dan tersakiti.

“Jangan sebut-sebut anak itu di depan aku.”

Nadanya dingin.

Asti mengejek.

“Iya, karena itu bukti kalau kamu nggak pernah cukup buat dia.”

“Asti!” Dimas berteriak dan menghantam pintu hingga berbunyi keras.

Asti terpaku, tapi tetap menatapnya tanpa takut lagi.

“Kamu makin gila, Dim. Dan kalau kamu terus begini … suatu hari nanti Kapten Dirga bakal bunuh kamu.”

Dimas tersenyum miring, senyum pecah, dingin, seperti orang yang kehilangan kendali.

“Aku nggak peduli lagi. Yang penting … mereka semua harus hancur. Termasuk kamu kalau kamu ikut campur.”

Asti membeku, untuk pertama kalinya, ia melihat Dimas yang benar-benar gelap. Mobil hitam yang tadi menjemputnya masih menunggu di luar. Dan Asti baru sadar Dimas bukan lagi orang yang ia kenal.

1
Dew666
🍡🍡🍡🍡
sri hastuti
horeee akhirnya ,hancur para pengkhianat itu, bagusss thor.
ayo basmi habis semuanya , biar kapten dirga dan anna bahagia
aamirandah ksh balasan yg setimpal dan berat 🙏💪
Lisa
Puji Tuhan misi penyelamatan Anna berjln dgn lancar..good job Dirga basmi smua keluarga Asmir..moga Anna segera pulih kembali pada kedua anaknya
iqha_24
menegangkan ceritanya 👍
Rohmi Yatun
haduuhh deg2an banget ni.. lanjut tboor🙏
Nar Sih
pertempuran sgra di mulai ,👍kapten sgra selamatkan anna
iqha_24
apakah nanti ada flashbacknya kk author knp keluarga Asmir segitu bencinya dengan keluarga Kapt Dirga
iqha_24: Ok kk Author makasih
total 2 replies
Lisa
Syukurlah Mayor Kevin dtg tepat waktu..ayo basmi Asmi & komplotannya itu..Dirga cpt selamatkan Anna..
Dew666
❤️‍🩹⭐️
sri hastuti
bagus kapten dirga ,ayo lawan mereka ,pengkhianat semua ,gulung komplotan mereka , ayo kalian ana sm kapten hrs bahagia ,saatnya menang atas kejahatan
kejahatan jangan dibiarkan terlalu lama thor , 🙏🙏🙏
Amel_
yeeesss akhirnya mayor Kevin sdh tiba , saatnya kehancuran kalian , lanjut lagi kak
Hikaru Natsumi Rei
kak author sehari up nya cuma sekali kah??
tiap jam berapa ya kak??
cerita nya aku suka banget🥰🥰🙏
Hikaru Natsumi Rei
cerita nya sangat menarik 💜💜💜
berharap update nya jangan lama2 🤭🙏💕
Hikaru Natsumi Rei: 🤭 oke kakak,, tetap semangat,, jaga kesehatan juga ya💪
total 2 replies
Lisa
Ayo Kak Author percepat langkah Mayor Kevin utk menghancurkan keluarga Asmir itu..segera bebaskan Anna..
iqha_24
sadis amat Asmirandah, tunggu pembalasan harus lebih sadis lg dong kk Author
Nar Sih
asmirandah bnr,,perempuan iblis ,ayo dirga cpt selamat kan anna ,kasihan sakit semua kasihan juga sikembar
sri hastuti
ayolah thor cpt dibongkar kejahatan para pengkianat, kasihan si kembar ,tumpas semua para pengkhianat itu, biar dirga sm anna bahagia dengn bayi2 nya 🙏🙏🙏
Nar Sih
tetap waspada dirga ,musuh mu sangat berbahaya ,semoga rencana mu berhasil
iqha_24
hmm tarik napas bacanya
Wulan Sari
semoga kapten Dirga berhasil dengan misinya yaaa kasihan Anna dan anak2nya, tolong Thor di buat bahagia nt akhirnya trimakasih Thor 👍 semangat 💪 salam 🙏
Wulan Sari: iya betul kasihan
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!