Rumah Tanggaku Hancur Ditangan Sahabatku

Aditia benar-benar sangat ketakutan,dia sangat yakin jika Salsa sudah menceritakan semuanya kepada mamanya hingga mamanya terlihat sangat marah dan emosi.

"Pergi.....!!!!" Mamanya berteriak dengan sangat keras.Aditia lalu melepaskan kursi roda yang ada di tangannya,setelah itu dia menghampiri Salsa yang masih berdiri Tampa ekspresi di dekan pintu kamar yang di tempatnya.Setelah itu Aditia menarik tangan Salsa dengan sangat kasar dan menyeretnya ke depan pintu keluar lalu mendorong Salsa hingga dia nyaris jatuh ke tanah,Amanda benar-benar kaget dengan pemandangan yang ada di depan matanya.

Setelah itu Aditia pergi ke dalam kamar lalu mengambil tas Salsa dan kembali melempar tas itu ke wajah Salsa.

"Pergi dari rumah ini,kamu hannya sumber masalah di keluargaku."

"Tidak..Aku tidak akan pergi,aku akan memberitahu segalanya,Amanda...Kamu harus tau kalau_

"Ayo kita masuk kedalam rumah." Ucap Aditia lalu menutup pintu dengan kasar dan menguncinya,Amanda benar-benar bingung dan dia juga penasaran dengan apa yang dikatakan oleh Salsa barusan.

"Mas..Sepertinya Salsa ingin bicara sesuatu!!"

"Kamu tidak melihat mama begitu marah dengan si ****** itu,ini semua gara-gara kamu,dari dulu aku sama mama tidak setuju kamu membawanya ke rumah ini,lihat sekarang mama sampai begitu marah dengan dia,wajar saja aku mengusirnya dari rumah ini." Ucap Aditia,Amanda terdiam dengan ucapan Aditia dia masih bingung dengan semua kejadian hari ini dia sangat yakin sesuatu sudah terjadi di antara mereka bertiga melihat sikap suaminya yang begitu mencurigakan dan juga mamanya.

Amanda masuk kedalam kamarnya setelah mama mertuanya istrahat,sementara Aditia duduk di sopa sepertinya pelayan yang sudah di janjikanya akan datang hari ini juga.Amanda masih takut bertanya tentang Salsa kepada suaminya dia takut Aditia kembali marah kepadanya.

"Amanda aku akan kembali ke kantor hari ini,kamu urus mama,sebentar lagi ada dua pelayan datang ke rumah ini ajari mereka dengan baik,kamu hannya perlu mengajari pekerjaan mereka tampa harus perlu membantunya kamu hannya perlu mengurus mama dan mengurus dirimu,sesekali pergilah ke salon untuk merawat diri kulitmu terlihat menua akhir-akhir ini." Ucap Aditia.Melihat suaminya yang begitu perhatian seketika perasaanya kembali menghangat.

Aditia membawa mobilnya menuju hotel tempat di mana Salsa menginap,dia cukup heran melihat wanita itu karena begitu kekeh ingin menghancurkan rumah tangganya.

Sesampainya di depan pintu kamar Salsa,Aditia langsung mendorong pintu dan benar saja pintu itu tidak di tutup sepertinya dia mengharapakan kedatangannya.

"Plak...." Aditia melayangkan tamparan keras ke wajah Salsa,dia begitu marah kepada salsa karena sudah berani membuat keributan di rumahnya.

"Apa yang sudah kamu lakukan terhadap ibuku hingga dia begitu marah kepadaku dan juga istriku hah...sebegitu inginnya kamu rumah tangga ku hancur dasar ******,aku sudah berapa kali katakan aku akan menghancurkan kamu jika sampai rumah tanggaku hancur." Ucap Aditia,wajahnya begitu marah dadanya naik turun menahan emosi yang sedang meluap-luap.

Salsa meneteskan air mata,dia memang sangat menginginkan Aditia untuk menikahinya secara sah,dia sangat ingin Aditia memperlakukan dia sama seperti Amanda,tapi sepertinya dia terlalu berharap karena sikap Aditia sangat jauh berbeda kepadanya dan juga kepada Amanda.

"Aku ingin kamu menikahi ku mas,nikahi aku secara resmi,aku ingin anakku juga mendapat papa yang jelas dan aku tidak mau anakku lahir tanpa orang tua yang jelas."

"Aku sudah bilang gugurkan kandungan mu itu,aku tidak mau menikah dengan mu." Ucap Aditia dengan nada yang cukup tinggi,untung ruangan itu kedap suara jadi sekeras apa pun mereka berteriak tidak akan ada orang yang mendengar teriakan mereka.

Salsa berjalan melewati Aditia, lalu mengambil tasnya dan dia merogoh sesuatu dari dalam tas ternyata dia mengambil sebuah pisau yang cukup tajam setelah itu dia membalikan badannya dan mengancam Aditia.

"Aku akan bunuh diri sekarang juga jika kamu tidak menikahi ku,aku sudah siap mas,aku akan pergi dari dunia ini bersama janin yang ada di rahimku." Melihat Salsa yang sudah nekat tiba-tiba Aditia takut,

"Salsa lepaskan pisau mu dan buang itu,kita bicarakan ini baik-baik please." Pelan-pelan Aditia berjalan ke arah Salsa dan ingin merebut pisaunya.

"Jangan mendekat atau aku benar-benar bunuh diri," Ancam Salsa dia sudah mengiris sedikit pergelangan tangannya hingga datangnya sudah mulai keluar walau hannya sedikit.

"Salsa please,jangan lakukan itu,aku akan memikirkannya kembali tapi tolong buang pisau mu itu." Ucap Aditia,Salsa yang sudah mulai putus asa melepas secara perlahan pisaunya lalu dia mendekati Aditia dan memeluk tubuh aditia dengan erat.

"Mas aku sangat mencintaimu,tolong jangan tinggalkan aku,hu..hu..hu aku juga ingin bahagia mas dengan mu,aku juga ingin menjadi wanita pilihan hatimu." Ucap Salsa sambil menagis dia memanfaatkan keadaan dengan menggoda Aditia agar pria itu luluh kepadanya.

Aditia tidak bisa bergerak sedikit pun,dia membiarkan Salsa terus memeluk tubuhnya dia takut jika Salsa benar-benar nekat dan bunuh diri mungkin masalah lain akan datang menghampirinya juga.

Salsa berusaha menggoda Aditia,dia mulai bergerilya di tubuh Aditia melihat Aditia tidak memberikan reaksi sama sekali Salsa mendorong tubuh aditia dan membawanya ke atas ranjang.

Salsa dengan leluasa memainkan tubuh Aditia,walaupun pria itu tidak membalas permainanya,tapi dia melihat dengan jelas kalau Aditia sangat menikmati permainan ini.

Aditia melirik jam tangannya dia sangat kaget karena jam sudah menunjukan pukul sembilan malam,akhirnya dia beranjak dari tempat tidur lalu mengenakan seluruh pakaiannya setelah itu dia mengambil kuncinya dan meninggalkan kamar Salsa dan saat itu Salsa sedang berada di dalam kamar mandi.

Setelah keluar dari kamar mandi,Salsa sangat kesal karena dia tidak menemukan Aditia di sana.

"Sial padahal rencananya aku ingin minta uang kepadanya,sudah terlalu lama aku menginap di hotel ini,tabungan ku selama bekerja jadi TKW sudah menipis,kalau sampai habis nanti aku takut tidak ada pegangan lagi." Ucap Salsa,dia mengecek tabungannya lewat gawainya setelah melihat dia menghela napas panjang.

****

Amanda beberapa kali melirik jam dinding,Aditia belum juga kembali membuat hatinya mulai gelisah.

"Ma...lebih baik aku makan saja dulu aku sudah lapar,mana tau papa terjebak macet di jalan." Ucap Renata yang sudah menguop beberapa kali.

"Baiklah sayang kamu makan saja dulu baru tidur ya." Ucap Amanda lalu memberikan makanan kepada Putrinya.

Setelah Renata selesai makan,dia langsung masuk ke dalam kamarnya bertepatan Aditia sampai di rumah.

"Kenapa lama mas pulangnya? Deg....Saat menerima Jas yang di berikan Aditia ti-tiba dia mencium aroma parfum yang sama dengan Salsa tadi siang.

*** Bersambung***