NovelToon NovelToon
Kecewa

Kecewa

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Kebangkitan pecundang
Popularitas:9.6k
Nilai: 5
Nama Author: balqis

Nasib memang tidak bisa di tebak. ayah pergi di saat kami masih butuh perlindungannya. Di tengah badai ekonomi yang melanda, Datang Sigit menawarkan pertolongan nya. hingga saat dia mengajakku menikah tidak ada alasan untuk menolaknya.
. pada awalnya aku pikir aku sangat beruntung bersuamikan pria itu.. dia baik, penyayang dan idak pelit.
Tapi satu yang tidak bisa aku mengerti, bayang-bayang keluarganya tidak bisa lepas dari kehidupannya walaupun dia sudah membina keluarga baru dengan ku.
Semua yang menyangkut keluarga harus di diskusikan dengan orang tuanya.
janji untuk membiayai adik-adik ku hanya omong kosong belaka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon balqis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 4

Aku seperti pesakitan yang sedang menunggu proses peradilan.

"Apa pesanku? Kenapa ibu minta uang tidak kau berikan?" pertanyaan beruntun mas Sigit membuatku gelagapan.

"Tunggu .! Ada yang salah disini, Mas."

"Rani juga bilang kau menanyakan kembali uang tempo hari yang aku beri itu?"

Mataku semakin terbelalak.

"Begini, kalian salah paham. Bukannya aku tidak memberikan uangnya. cuma aku tunda sampai aku pulang dari rumah ibu." jawabku membela diri. Aku teringat semalam ibu menelpon untuk meminta uang dan aku bilang tunggu besok saja setelah aku pulang.

Tapi ibu mertua salah paham padaku.

Aku menatapnya sekilas.

"Iya, May memang bilang begitu. Tapi kebutuhan ibu sangat mendesak. terpaksa ibu harus merelakan Kalung kesayangan ibu melayang karena di ambil rentenir itu." ratap ibu mertua.

"Maaf, Bu. aku tidak tau begini akibatnya." jawabku merasa bersalah.

"Permintaan maaf tidak menyelesaikan masalah. Bagaimana kalau suatu saat terjadi lagi. Ibu butuh uang dan kau sedang tidak ada di rumah?" celetuk Rani.

Aku terdiam. Begitu juga dengan mas Sigit. Dia menatap ke arahku dengan nanar.

"Kalau begitu, biar ibu saja yang memegang uangnya, May. Kalau kau butuh sesuatu, tinggal minta sama ibu." mas Sigit memutuskan.

Aku lihat ibu mertua menghapus air matanya.

"Tapi...?" aku merasa harus meluruskan semuanya. tapi mas Sigit terlihat sangat marah.

"Tidak usah di buat ribet. Biarkan ibu yang mengatur keuangan di rumah ini."

Aku tidak bisa membantah lagi.

Semua setuju dengan keputusan mas Sigit.

Aku berlalu ke kamar dengan langkah gontai.

Sebenarnya aku tidak masalah siapapun yang memegang keuangan. Tapi mereka sudah mencurangi mas Sigit dan suami ku tidak menyadarinya.

Malam harinya, Didit menghampiri kakaknya yang sedang duduk santai.

"Mas, ada kabar gembira." ucapnya bersemangat.

Sigit hanya tersenyum menyimak.

"Ada teman yang mengajakku kerjasama. Mas, pasti setuju. Ini tidak jauh-jauh dari pekerjaan mas Sigit sekarang ini."

"Oh,ya? Kerjasama di bidang apa?"

Sigit mulai serius.

"Judul beli onderdil motor. Tapi modalnya sama-sama setengah."

"Jangan terburu-buru mengambil keputusan. Selidiki dulu."

"Apa ya yang harus di selidiki lagi, dia temanku sejak kecil. tidak mungkin dia akan menjerumuskan ku."

"Memang butuh modal berapa?"

"Karena ini di awal, mungkin sekitar tujuh puluh jutaan."

"Tujuh puluh juta?"

Didit mengangguk.

"Tapi aku tidak punya tabungan sebesar itu."

Keduanya terdiam.

"Ada apa? sepertinya tegang sekali." Bu Karti duduk di antara mereka.

Lalu Sigit menceritakan semuanya.

"Apa salahnya membatu adikmu.?" suara ibu nya membuat Sigit jengah.

"Tapi darimana aku dapat kan uang sebesar itu, Bu?"

"Ayolah, ini pertama kali Didit menunjuk kan keseriusannya. Kau harus mendukungnya."

Sigit terdiam.

"Bagaimana, Mas?" Didit mulai mendesak.

Melihat Sigit terdiam, Didit merasa kecewa.

"Bukannya aku tidak mau membantu, tapi uang tabunganku saja tidak ada sebesar itu."

"Kita pinjam di bank dan usahamu itu jadi jaminannya." tukas ibunya.

"Baiklah kalau menurut ibu itu yang terbaik." akhirnya Sigit setuju.

Sebelum masuk ke peraduan. Sigit menceritakan semua pada istrinya.

"Tujuh puluh juta? Itu bukan jumlah yang sedikit, Mas. Darimana kau akan dapatkan uang sebanyak itu.?" aku mulai cemas. Takut kalau mas Sigit setuju.

"Aku sudah menyetujuinya. aku akan mengajukan pinjaman ke bank dan usahaku jadi jaminannya."

"Mas.." rasanya ingin. menjerit mendengarnya.

"Didit masih pertama kali terjun di dunia bisnis. kenapa kau percaya begitu saja"

"Tentu aku akan mengawalnya." jawab mas Sigit dengan mantap.

"Benar kata ibu. kalau kita tidak memberinya kesempatan kapan dia akan mandiri?"

"Tapi bagaimana kalau dia di tipu? bagaimana kalau ..?"

" Buang kecurigaan mu itu. Aku percaya karena ibu sudah meyakinkan ku." jawabnya tenang.

Benar-benar susah di beri pengertian.

'Aju kehilangan akal untuk membuatnya mengerti.

Perutku semakin membesar. Untuk ketenangan, aku minta ijin pada mas Sigit setelah melahirkan akan pulang ketempat ibuku sementara waktu.

Dan dia mengijinkan. Walaupun ibu mertua menentang keras tapi keputusan ku itu sudah bulat.

Hari yang di tunggu-tunggu pun tiba.

Seorang putri cantik lahir ke dunia.

Aku melihat kebahagiaan di mata mas Sigit. Dengan bangganya dia menggendong si kecil. Tapi tidak dengan ibu mertua yang terlihat biasa saja.

"Lihat, Bu. Matanya seperti aku, sedang bibirnya seperti May.." ucapnya gembira.

ibunya hanya tersenyum samar. Tidak ada kebahagiaan menyambut cucunya dari Sigit.

"Tidak apa-apa, nak. Mereka boleh tidak suka dengan kehadiranmu. tapi ibu dan ayahmu sangat bahagia dengan kehadiranmu." batin ku.

Mas Sigit sedang mengurus administrasi untuk kepulangan ku. Tiba-tiba ibu mertua masuk ruangan ku dan mengambil bayi ku dari ranjangnya.

"Kau harus pulang kerumah. Ibu sudah siapkan semuanya...!"

"Kita sudah membahasnya. Aku akan pulang ketempat ibuku sementara waktu saja."

Ibuku yang ada di situ juga ikut mengangguk.

"Iya, besan. Aku tidak bisa kesana setiap saat untuk mengurusnya. Jadi ijin kan dia ke rumahku dalam beberapa hari." ibu ku memohon.

"Tidak bisa. Ini cucu pertama kami dari Sigit, ibu harus mengerti."

Dengan paksa ibu mertua membawa pulang putri kecilku.

Saat mas Sigit datang. Aku mengadukan semuanya sambil menangis.

"Maafkan aku, May. Aku tidak bisa menolak kehendak ibu. Aku takut durhaka." ucapnya menyesal.

Tidak ada yang bisa di bahas lagi. Aku terpaksa ikut pulang karena tidak mau terpisah dari putri ku.

Sampai di rumah, aku lihat keadaan sangat sepi. Di mana mereka membawa anak ku?

Saat di depan pintu aku mendengar suara tangisan bayi yang melengking.

"Bayi ku..!" aku berlari kearah suara itu.

Putri kecilku sedang menangis sendirian.

Aku menangis sejadi-jadinya. kenapa ibu mertua berbuat ini pada kami.

Mas Sigit juga ikut geram.

Ibu mertua muncul dengan wajah tanpa dosa.

"Ibu, kenapa ibu biarkan bayi kami sendirian dan kelaparan?" sergah mas Sigit.

"Aku mengerti bagaimana perasaan kalian sebagai orang tua baru. percayalah.. Bayi kalian tidak apa-apa. Ibu sudah pengalaman. Ibu sudah melahirkan empat anak." jawabnya santai.

Aku mendekap putriku dengan air mata berjatuhan. Bagaimana bisa seorang nenek setenang itu telah meninggalkan cucunya sendirian dalam keadaan menangis dan sendirian pula.

Sampai besoknya aku masih jengkel pada mertuaku.

Tapi mas Sigit menghiburku.

"Ibu benar, mungkin kita yang terlalu berlebihan menyikapi keadaan."

Aku tidak menanggapi ucapannya.

"Mas, tolong panggilkan Mak Icah untuk memandikan Bulan. Putri kecilku kami beri nama Rembulan sesuai dengan wajahnya yang cantik bersinar seperti rembulan.

"Baiklah.."

Mas Sigit berlalu keluar.

Karena melihat Bulan masih tertidur. Aku memutuskan untuk mandi.

Tapi baru saja aku mengguyur tubuhku. suara tangisan melengking sangat kencang.

Dengan tergesa ku pakai lagi pakaianku.

Astaga.. Ibu sedang merendam putriku di air yang dingin sampai bibirnya membiru.

"Ibuu..!" jeritku tanpa sadar.

"Kau diam saja. Kau pasti bertanya kenapa aku mandikan dengan air dingin, iya, kan?" jawabnya santai.

Saat itu mas Sigit datang membawa makanan Icah.

Dia juga merasa heran melihat Bulan kedinginan.

"Kau juga mau protes? Jangan terlalu lebay. Ibu sudah melahirkan empat anak. Jadi ibu sudah berpengalaman." sambut ya melihat tatapan mas Sigit.

"Tapi kasian, Bu. Dia masih bayi." aku yang menjawab.

"Justru karena masih bayi kita latih agar fisiknya kuat. Tidak sakit-sakitan.

Aku menangis karena iba melihat putri kecilku itu.

"Bilang, Mak. Apa aku salah?" tanya ibu mertua pada Mak Icah.

"Ibumu betul. Dengan di mandikan air di gin anakmu akan kuat dan kencang."

Ilmu darimana itu? Mama ada ajaran merendam anak di pagi buta dengan air dingin pula. Yang ada anak bisa mati karena kedinginan.

1
Yuliana Tunru
salah paham.ygnberujung tak.jelas sigut kepedean bgt toolak may dan saat keputusqn cerqi ttp bertahqn ceraiii agam yg tegas klo hqnna bkn iatrimu
Yuliana Tunru
hati adam sedang galau jg terluka sslingbterbyka biar selesai masalah x krn pria bkn peramal yg tau hati wanita
Lissaerlina
sampai kapan kamu menyadarinya May kalau dr. Agam menyukaimu.. lanjuttttt
Yuliana Tunru
msh sulit nebak jomblo atw gmn sih bikin may jd salah paham
Faulinsa
Duh May,kamunya nggak peka.Mungkin maksud dokter Agam istri masa depannya.Istri masa depan yang butuh perjuangan panjang untuk mendapatkannya, mulai dari proses perceraian sampai nunggu masa iddah sampai nunggu waktu yang tepat untuk meminangmu. Istri masa depan yang benar-benar harus diperjuangkan.. cie.. kalau jodoh nggak bakal kemana kok dok.. lanjut pak dokter...
Faulinsa
Duh sudah jatuh tertimpa motor, coba kambingnya ikut nyungsep pasti bakal dikambing hitamkan, kasihan nasibmu mbing. Semoga nasib baik senantiasa di pihak May,semoga segera menjanda. janda yg sukses ya May
Yuliana Tunru
sigit msh z bodoh dan tunduk bgt sama rani pdhl.mau bangga apa pd rani.klga mu kyk jongos x z.blm nikah sdh seenak x ank x z tak mau diurusi
Lissaerlina
lanjuttttt 💪🏻💪🏻
Faulinsa
Bagus May, jangan kasih kendor.Thor kayak nya Rani perlu dikasih bumbu pedas deh biar sadar diri. Coba kalau kemarin pas anaknya Rani dioperasi butuh donor darah, misal tu bocah bukan keturunan keluarga Sigit. Pasti bu mertua sudah kebakaran rambut deh/Awkward//Awkward/
Yuliana Tunru
itu tuh mantu kesayanga mu dimibta uang b7ay operasi ank x malah byj alasan suruh pergi z toh blm jikah dgn sigit knp bisa tingfal sermh smoga digosipin orang biar malu tara jg sifat x kyk rani kebiasaan dituruti ..cova z dgn bilan di ksh mskan x ndk karma kalian tuh..
Yuliana Tunru
benar2 karma kontan apa klfa sigut benar2 nyesal dgn semua sikap x tp sigit msh jg bela2in tara tanpa tanya gmn bulan apa hati x tdk ada rasa sayang pd bulan toh rezki buat istri tp diberikan ke ipar jdvsujses dan tdk x sigit ttp jg may tak merasakan x..cerai z segera biar usai cerita
Yuliana Tunru
ya ampun sigit msh z gitu lagak sangat conta tp nol saat berprinsip jg tak bisa bela ank istri siap2 kehilangan ya toh kau pun sdh lama tak ada di hati may dan bulan
Lissaerlina
mau sampai kapan kesedihan may berakhir??perpisahan jalan terbaik??? lanjuttttt
Yuliana Tunru
perlihatkan lebam.di tubuh bulan dan kata2 dokter klo bulan demam krn tak diberi makan jg di siksa waktu x ksu tegas may untuk minta cerai dsn tak ada kata2 lg cukup sdh semua x
Lissaerlina
semoga Bulan baik-baik aja dan segera sehat, mending pisah aja may...dan menikah dengan dokter Agam.... lanjuttttt 💪🏻💪🏻💪🏻💪🏻
Lissaerlina
lanjuttttt 💪🏻💪🏻💪🏻💪🏻
Faulinsa
kok sejak kematiannya kak??
Yuliana Tunru
akhir x may mencari bulan sedikit z terlambat cm bisa tangisi jasat..thor typo tuh tulis kematian bulan pdhl msh hidup ayo lapor polisi lgsg aplg saat lihat bekas2 biru penganiayaan rani biar sigit dan klga x tak bisa lg byk tingkah pokok x may bisa cerai..thanks jg buat mu thorr ssh kasih cerita bagus yg bikin q gemes yiap bab x 👍👍👍💪💪💪
balqis: makaci support nya🙏
total 1 replies
Yuliana Tunru
smoga may punya firasat pd bulan dan datang ke emh sigit jgn sampai bulan kenapa2 jd tskut thor klo bulan meninggoy
Faulinsa
kyaknya klu Bulan sampai terlambat di bawa ke RS, & berakhir meninggal. bisa di visum.. bisa di kasuskan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!