Leon salah satu pewaris perusahaan terbesar di Eropa. Bertemu dengan Pamela gadis sederhana yang berkerja sebagai pelayan bar. Leon menikahi Pamela karena ingin membuat mantan kekasihnya cemburu akibat meninggalkannya pergi bersama seorang pengusaha muda pesaingnya. Pamela menerima tawaran yang diberikan oleh Leon, ia pun memanfaatkan situasi untuk menukarnya dengan uang yang akan digunakan sebagai biaya pengobatan neneknya.
Sejak awal menikah Pamela tidak pernah mendapat simpatik, kasih sayang bahkan cinta dari Leon. Pria itu pergi pagi dan pulang malam hari, Leon hanya menjadikannya wanita pelampiasan. Pamela yang memang memiliki perasaan pada Leon memilih bertahan di satu sisi ia memerlukan uang Leon untuk pengobatan neneknya, batin serta raganya kerap menangis di saat suaminya tidak ada di rumah
Simak kelanjutannya dalam Novel
Penyesalan Suami : Forgive Me My Wife
Selamat Membaca
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maciba, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 20 - Antara Senang dan Takut
BAB 20
“Ah sial, kenapa sepagi ini ada masalah besar”, Dylan memukul setir mobil mewahnya. Ia yang terlelap dalam tidur harus rela bangun dan bersiap pergi ke perusahaan dalam keadaan hari belum terang.
“Akan ku buat perhitungan dengan mereka”, ucap Dylan.
Ditambah wajah terkejut Megan saat ia meminta uangnya kembali semakin membuatnya kesal pagi hari. “Wanita si****, tidak bisa apa-apa tetapi minta uang banyak padaku. Argggh aku menyesal sekarang kenapa merebutnya dari Leon”, Dylan mengacak-acak rambut.
“Andai saja bertemu Pamela lebih dulu pasti aku akan bahagia bersamanya, tidak seperti sekarang ini. Megan menyusahkan”, cibir Dylan. Ia sangat terobsesi memiliki Pamela dan mengalahkan Leon.
Dylan datang ke perusahaanya pagi-pagi, memarahi direktur keuangan beserta jajaran manager karena lalai menjaga investor utamanya.
“Bonus dan gaji kalian akan ku potong, mengerti !”, sontak kata-kata Dylan ini membuat semua yang hadir dalam ruang rapat menjadi saling berpandangan.
“Mulai hari ini kurangi karyawan sampai 60%, pertahankan yang benar-benar memiliki skill, jobdesk kalian bertambah 3 kali lipat”, Dylan berjalan memberitahu apa yang menjadi keputusannya saat ini demi menyelamatkan perusahaan.
“Baik Tuan”, seru jajaran direktur dan manager.
“Kalian semua tidak becus memberi pelayanan bagi investor penting kita”, geram Dylan.
“Kau segera cari data siapa saja investor besar yang mendanai perusahaan selama ini, dapatkan datanya kurang dari 30 menit. Aku tunggu”. Perintah Dylan pada asisten pribadi yang sedari tadi berdiri di dekat atasannya.
Dylan mencari tahu siapa saja data seluruh investor di perusahan miliknya dan keluarganya apa mungkin terdapat campur tangan Leon, “Pastikan di dalamnya terdapat nama Aleandro Leonard Torres atau tidak”, ia yakin hanya Seseorang yang memiliki kekuasaanlah yang bisa melakukannya.
“Siap tuan”
**
Setelah memiliki kekuasaan lebih, tidak ia sia-siakan untuk menghancurkan siapapun yang mengganggu. Rupanya Leon menghubungi divisi treasury salah satu Bank milik keluarganya untuk mencabut investasi pada perusahaan Dylan Manassero.
Walaupun Bank itu masih berada dalam pengawasan Tuan Torres namun setelah Leon menjabat CEO utama maka semua akan tertuju pada satu komando di bawah Leonard. Pria kejam ini tertawa sinis mengetahui dalam sekejap perusahaan Dylan yang diambang kehancuran, namun ia tak setega itu, hanya untuk menghancurkan satu orang harus membuat orang lain kelaparan.
Leon bertekad menghancurkan rivalnya itu apalagi Dylan secara terang-terangan mendekati Pamela. Dan memastikan pria itu merangkak memohon pertolongannya.
“Lihat saja Dylan, siapa pemenangnya di sini”, sinis Leon.
**
Di penthouse
Pagi-pagi Alonso dan seorang dokter cantik memasuki unit apartemen mewah milik Leon. Sengaja Alonso mendampingi dokter yang ia cari harus wanita dan memiliki prestasi bagus, karena Leon tidak mengizinkan Pamela di sentuh oleh pria lain meskipun itu seorang dokter.
“Kau yakin dia bisa menjaga rahasia?”, tanya Leon.
“Tentu tuan, sebelum memasuki penthouse saya sudah membuat surat perjanjian dan dokter itu menandatanganinya”, jawab Alonso memastikan sesuai keinginan Tuan Muda.
“Good job”
Leon setia menemani Pamela yang sedang diperiksa oleh dokter pribadinya lebih tepatnya anak dari dokter pribadinya, “Katakan apa yang terjadi dengannya? Sampai kapan dia harus seperti itu?”, tanya Leon pada dokter.
Sontak dokter cantik ini hanya bergeming mendengar pertanyaan Leon yang begitu menusuk.
“Cepat jawab !”, geram Leon
“Baik tuan, nona ummmm”, dokter melirik pada Alonso, karena yang ingin ia sampai adalah hal bersifat pribadi.
“Alonso”
“Baik tuan”, Alonso yang mengerti langsung keluar kamar Pamela, ia menunggu di depan pintu bercat putih itu.
“Katakan, jangan buang waktu”, seru Leon.
“Nona. Umm, apa anda melakukannya dengan kasar dan berulang?”
“Maksudmu?”
Dokter cantik ini menjelaskan rinci penyebab Pamela sakit, karena Leon menggagahinya secara kasar dan berjam-jam, hingga tubuh mungil Pamela kelelahan luar biasa, dan area bawahnya membengkak. Belum lagi banyak tanda merah dan hampir keunguan di kulit mulus Pamela. Selain itu Pamela pun melewatkan jadwal makannya hingga perutnya kosong.
“Sebaiknya anda lebih menguasai diri, jika tidak saya khawatir nona akan masuk rumah sakit dan area bawahnya semakin terluka”, papar Dokter.
“Saya meresepkan beberapa obat, tolong perhatikan pola makannya dan jangan berhubungan intim sampai nona benar-benar sehat serta kuat, kita harus memastikan tidak ada taruma dalam dirinya”, lanjut dokter memberi penjelasan pada Leon.
“Itu saja?”, datar Leon.
Dokter tidak menyangka, jawaban Leon sama sekali tidak menunjukan kekhawatiran pada Pamela.
“Iya tuan, saya meresepkan vitamin, pastikan nona untuk minum vitaminnya juga karena membantu mempercepat pemulihan tubuhnya”
“Hem, ada lagi?”
“Cukup tuan”, merapikan alat-alat dokter.
Leon meminta Alonso menebus obat Pamela dan mengantarkan dokter sampai ke rumah sakit.
Pria ini memeriksa suhu tubuh istrinya dan keluar kamar memerintah asisten untuk membuatkan makanan sehat serta lunak untuk Pamela.
“Siapkan makanan sehat untuk istriku”, perintah Leon dingin.
“Baik tuan”
Asisten rumah yang biasanya tak pernah melihat rupa tuannya kini harus mendengar kata-kata tajam dan menusuk dari sang pemilik penthouse.
Leon kembali memasuki kamar Pamela di lantai 2, ia duduk di sofa yang menghadap ke kaca, menghubungi seseorang untuk mengosongkan jadwalnya hari ini.
“Rubah jadwal rapat penting, beberapa hari ini aku tidak akan ke kantor, Alonso akan menangani yang lain kecuali rapat penting”, ucap Leon pada sekretarisnya
Pamela yang sudah bangun sejak beberapa menit lalu tidak menyangka jika suaminya rela membatalkan beberapa rapat di kantor hanya untuk menjaganya di apartemen, Pamela tidak sengaja mendengar percakapan Leon dan sekretarisnya.
“Apa ini bukan mimpi?”, tanya Pamela dalam hati. Antara senang dan takut perasaan Pamela, senang karena Leon memperhatikannya, serta takut kejadian semalam terulang kembali di saat kondisi tubuhnya sedang sakit.
“Kau sudah bangun?”, tanya Leon mendekati Pamela.
“Sudah tuan”
Leon memandang wajah pucat di depannya, hatinya sedikit tercubit membuat salah satu asetnya sakit tidak berdaya.
Pamela beringsut ketakutan semakin mengeratkan selimut, sungguh ia tidak akan sanggup jika Leon meminta dilayani sekarang. Apalagi dengan tegas Leon mengatakan bahwa Pamela di larang sakit.
“Tuan, maaf aku tidak bisa melayani anda”, cicitnya.
“Ck, kau pikir aku akan meniduri mu ?, tubuhmu saja sangat tidak enak di pandang, aku bukan pria yang tertarik pada tubuh sakit sepertimu. Lemah”, ucap Leon.
“Lagi-lagi kau melanggar aturan, kau tahu bukan?”
“Iya tuan, maaf aku tidak akan sakit lagi”, jawab Pamela menundukkan wajah.
“Good girl”
Tok....tok
“Permisi, nyonya, tuan ini makanannya”
“Simpan saja”
“Terima kasih”
Jawaban berbeda keluar dari 2 mulut berbeda, Leon mengambil nampan sedang berisi bubur kentang, sup, dan potongan buah.
“Terima kasih tuan”, Pamela hendak meraihnya, namun mendapat tatapan tajam dari Leon.
“Aku akan memastikan kau makan dengan baik”, mengambil sendok dan mulai menyuapi Pamela potongan buah. “Buka mulutmu”, perintah Leon
“Ba-baik tuan”, gugup Pamela, ia pun bisa melihat jelas wajah tampan suaminya yang menyeramkan.
...TBC...
...***...
Boleh ya minta dukungannya untuk Pamela dan Leon
terimakasih banyak lho
../Good/
juga kelahiran putera ke dua Pamela dan Leon dilanjutin thor ditunggu juga karyamu yang lain semangat