Di usianya yang ke 27 tahun, Nattan sama sekali tidak berniat untuk menikah dan membina sebuah rumah tangga seperti pria normal pada umumnya.
Sang ibu yang notabene ingin segera memiliki menantu dari putra bungsunya, beberapa kali berusaha untuk menjodohkannya dengan beberapa gadis pilihannya yang berakhir dengan penolakan Nattan.
Hingga suatu hari saat ia berniat baik untuk menolong seorang gadis yang kala itu hampir dilecehkan oleh dua orang preman, justru malah membawanya pada sebuah tanggung jawab yang besar seumur hidupnya.
Terpaksa Menikahi Gadis SMA
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mawarjingga, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Septia Salendra.
Pagi ini diperusahaan besar QA Group milik Nattan, dihebohkan dengan kedatangan seseorang yang memancing banyak perhatian dari para karyawan yang melihat kedatangan nya.
Siapa yang tidak mengenal seorang gadis berparas cantik dengan tubuh tinggi semampai bernama Septia Salendra, yang dijuluki sebagai 'Hot Model.' dalam sebuah majalah dewasa yang akhir-akhir ini ramai dibicarakan oleh kaum Adam maupun kaum Hawa.
"Maaf pak, diluar ada mbak Septia, dia bilang ingin bertemu dengan bapak." ujar Melissa, begitu ia melihat Nattan setelah sebelumnya sudah dipersilakan untuk masuk.
"Septia?" ulang Nattan dengan dahi berkerut untuk memastikan bahwa ia tidak salah dengar.
"Betul pak, mbak Septia Salendra, model_"
"Saya tahu, suruh dia masuk." jawabnya cepat, membuat Melissa terbelalak tak percaya.
Pasalnya seorang pria yang sudah menjadi bos nya selama tiga tahun ini tidak pernah sekalipun menerima tamu wanita yang sengaja datang ke kantornya disaat jam kerja seperti sekarang ini.
"M-maksud nya boleh masuk pak?"
"CK, kamu tidak dengar barusan saya bilang apa?"
"B-baik pak, kalau begitu saya akan panggilkan dia."
"Hmmm."
Nattan menghela napas berat, ia menerka-nerka apa yang ingin Septia bicarakan padanya pagi-pagi begini, apakah wanita itu tidak merasa jera dengan perlakuannya kemarin, atau dia memang tidak jera dan belum menyerah?
Menyebalkan memang, batin Nattan menggerutu.
"Hai Natt?" suara manis yang dibuat-buat oleh Septia menyapa Indra pendengarannya, membuat Nattan menoleh seketika kearah Septia, namun itu terjadi hanya sesaat, karena detik berikutnya Nattan kembali memfokuskan kedua matanya pada lembaran kertas ditangannya yang belum sempat ia tanda tangani.
"Untuk apa datang kemari?"
"CK, memangnya tidak ada kata-kata yang lebih manis untuk menyambut tamu, kamu itu keterlaluan sekali, Nattan." rengek Septia yang membuat Nattan membuang napasnya kasar, ia beranjak mempersilahkan Septia untuk duduk di sofa yang berada di sudut ruangannya.
Namun Septia menolak, dan memilih untuk tetap berdiri.
"Apa yang kamu inginkan?"
Septia tersenyum getir, "Kamu tahu betul apa yang aku inginkan Nat, aku mau kita kembali seperti dulu lagi, aku masih cinta sama kamu Nat."
"Itu tidak mungkin."
"Apanya yang tidak mungkin."
"Kamu jangan membodohi saya untuk hal ini Septia Ayu Salendra, saya tahu sejak dulu kamu tidak benar-benar menganggap saya ada bukan?"
"Siapa bilang, kamu salah Natt."
"CK buktinya kamu lebih memilih karir kamu dibandingkan saya?"
"Oh My' come on Nattan, semua orang punya cita-cita, kamu lupa saat itu kita masih SMA, waktu itu adalah masa-masa emas dimana semua orang sedang semangat-semangatnya mengejar mimpi mereka, seperti aku, begitupun dengan kamu, benar kan?"
"Natt, aku mohon! kita kembali seperti dulu lagi ya."
"Tidak, setelah hari itu saya rasa hubungan kita sudah berakhir."
"But Why Nattan?"
"Karena saya sudah memiliki pasangan hidup." jawab Nattan, membuat Septia mundur satu langkah.
"No Nattan, itu tidak mungkin! semua orang bahkan tahu bahwa kamu tidak pernah menjalin hubungan dengan gadis manapun."
"Ya, mungkin beberapa waktu lalu memang iya, tapi tidak untuk sekarang."
"Aku nggak percaya."
"Saya tidak meminta kamu untuk percaya atau tidak, saya hanya meluruskan ucapan kamu."
"Natt?"
"Jika tidak ada yang ingin dibahas lagi kamu boleh keluar, karena saya harus bekerja."
"Aku tidak percaya ini Nattan, aku tidak percaya semudah itu kamu melupakan aku." ucap Septia setengah berteriak.
"Ayolah Septia, hubungan kita sudah berakhir dari delapan tahun yang lalu, kamu pikir waktu selama itu tidak membuat banyak hal bisa berubah?"
"Tidak, buktinya perasaan aku ke kamu tidak berubah sama sekali, aku bahkan tidak berhubungan dengan laki-laki manapun saat berada disana." ucap Septia membuat Nattan tersenyum sinis, seraya mengeluarkan ponsel dari saku jasnya.
"Oh iya, haruskah saya merasa tersanjung? lalu ini apa?" Nattan memperlihatkan beberapa foto tentang kedekatan Septia dengan beberapa pria kaya selama gadis itu berada diluar Negri.
Deg!
Septia terbelalak lebar, bagaimana bisa Nattan mendapatkan semua foto-foto itu.
"Tidak perlu kaget seperti itu, sekarang keluarlah!"
*
"Nggi, itu_ itu kan cowok yang waktu itu narik Lo diCafe, sumpah ya, gue sampai lupa! Lo berhutang penjelasan sama gue Nggi, siapa dia?" Dita mengguncang-guncangkan lengan Anggia meminta penjelasan, mengenai pria tampan yang sedang bersender disamping mobil hitamnya.
"Ok Dit, besok gue jelasin! sekarang gue harus pergi sebelum singa itu ngamuk dan menghabisi gue."
"Ok, tapi janji ya, besok!"
"Ok, by Dita."
"By Anggia."
Anggia sedikit berlari menghampiri Nattan dengan raut wajah kesal, bagaimana tidak! Nattan yang biasa menunggunya didalam mobil saja, kini pria tersebut malah keluar seolah ingin memamerkan wajah tampannya pada semua orang.
"Kenapa wajah kamu ditekuk begitu, sudah jelek tambah jelek." ucap Nattan yang buru-buru masuk kedalam mobil terlebih dulu, dan diam-diam mengu lum senyum saat melihat raut wajah Anggia yang seolah ingin menelannya hidup-hidup.
*
*