Seorang tentara bernama Refendra Wijaya ditugaskan di medan tempur berjuang untuk mempertahankan kedamaian dunia. Rafendra bertugas sebagai pasukan khusus yang memiliki kemampuan diatas semua tentara bahkan jendral tidak bisa memberikan perintah kepada pasukan khusus ini. Pasukan ini disebut pasukan bayangan yang berada langsung dibawah komando presiden.
Pasukan ini diturunkan karena pasukan utama yang menegakan keamanan dan ketentraman di satu negara tetangga kalah dan atas perintah presiden pasukan bayangan ini turun untuk membantu.
Singkat cerita Rafendra dan timnya berhasil dalam perang tersebut, tetapi ketua tim yaitu rafendra mengalami cedera dan harus cuti selama 2 minggu penuh. Dan setelah cuti dari tugas Tim yang di komando ni oleh Rafendra dibubarkan dan dia beserta timnya bekerja untuk perusahaan terbesar. disini lah dimana sorang CEO akan mengubah hidup Rafendra ke depannya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khresno Bayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 23
Dalam ruangan CEO Perusahaan Subroto Kristina sedari tadi diam dan bingung bagaimana caranya mengajak Rafendra agar mau ikut dengan dia karena selama ini Rafendra lah yang sering dibuat kerepotan oleh Kristina.
"Kayaknya gua perlu minta saran ke meilynda" Ucap Kristina sambil memencet nomor di mejanya untuk menghubungi sahabatnya itu. "Cklak, lo keruangan gua sekarang" Ucap Kristina kepada Meilynda dan menutup telfonnya.
Selang beberapa saat meilynda masuk keruangan bos dan sahabatnya itu. "Lo ya mentang mentang CEO seenaknya jidat manggil manggil orang mana langsung ditutup pula" Ucap Meilynda yang kesal dengan sahabatnya itu.
"Husstttttt sini jangan banyak omong ngapa" Suruh Kristina kepada sahabatnya. "Ada apa sih, ada hal yang penting?" Sahut Meilynda sambil duduk didepan Kristina.
"Emmm gini gua mau cerita sama lo, tapi janji jangan ketawa ya" Ucap Kristina kepada Meilynda. "Hemmmm, ya gua janji, emang lo mau cerita apa?" Tanya Meilynda sambil mengiyakan permintaan Kristina.
Kristina mendengar itu pun mulai bercerita dari awal dia ditolong Rafendra sampai kejadian diruang meeting yang dimana dia mengajak Rafendra untuk datang ke ulang tahun Adijaya.
"Hahahahahaha, gila bener bener gila lo Na nyali lo gede juga" Tawa Meilynda setelah mendengar cerita sahabatnya itu. "Ya mau gimana lagi gua risih sama Aris dan dia makasa gua waktu itu, dan sama si Ardi itu gua ilfil matanya terus menerus menelisik badan gua" Sahut Kristian menjelaskan kembali kepada Meilynda.
"Hemmm iya iya gua paham, terus mau lo sekarang gimana?" Tanya Meilynda kepada sahabatnya itu. "Emmmm gua mau bilang ke dia kalau dia gua ajak ke acara ulang tahun Adijaya, tapi gua gengsi bilangnya, lo ada saran enggak?" Ucap Kristian sambil bertanya kepada Meilynda.
"Gini aja lo ajak dia dengan alasan acara bisnis minta dia temanin lo sebagai salah satu karyawan baru tapi dengan kinerja baik" Jawab Meilynda sambil memberikan sarannya.
"Emmmm, ide lo bagus juga" Ucap Kristian yang setuju dengan saran dari Meilynda. "Ya udah lo sekarang panggil dia keruangan ini" Ucap Meilynda kepada Kristian.
Kristian tanpa menunggu lama langsung memanggil Rafendra untuk ke ruangannya. "Tokkk tokkkk tokkkk" Rafendra mencoba mengetuk pintu bosnya itu.
"Masuk" Perintah Kristian kepada Rafendra, "Permisi bu bos, bu bos memanggil saya ada apa ya?" Tanya Rafendra kepada Kristian.
"Hemmmm, ada hal penting yang ingin saya sampaikan ke dirimu" Ucap Kristina dengan penuh wibawa. "Iya bu bos" Ucap Rafendra yang siap mendengar ucapan bosnya itu.
"Begini saya ada undangan acara ulang tahun pemimpin perusahaan Adijaya dan dirimu nanti menemani saya ke acara tersebut dan harus mau tanpa ada penolakan" Tekan Kristina kepada Rafendra.
Rafendra yang kaget kenapa dia yang diajak bukan sekretaris bosnya itu pun akhirnya bertanya "Maaf bu bos, bukannya saya enggak mau tapi kenapa harus saya bukannya lebih pantas kalau sama bu Mei saja?" Tanya Rafendra yang ke heranan dengan ucapan bosnya itu.
"Mas Rafendra maaf saya tidak bisa karena akhir pekan nanti saya ada acara keluarga yang tidak bisa di tinggalkan" Ucap Meilynda kepada Rafendra.
"Oh begitu ya bu, emmm kalau bu bos enggak keberatan saya temani ya saya siap siap saja bu" Ucap Rafendra yang tidak keberatan dengan ajakan bosnya itu.
"Oke baiklah kita akan berangkat akhir pekan ini" Ucap Kristian kepada Rafendra. "Oh iya bu bos maaf ini, besok saya nunggu dimana ya bu?" Tanya Rafendra yang bingung.
"Besok langsung saja ke rumah dinas saya, nanti saya kasih tau nomor rumahnya, sini saya minta nomormu dulu" Perintah Kristina kepada Rafendra.
Tanpa menunggu lama Rafendra langsung menyerahkan nomornya kepada Kristina karena dia berfikir wajar kalau bos meminta nomor HP karyawannya untuk kepentingan perusahaan.
"Oke terimakasih Rafendra dirimu bisa balik ke meja kerjamu" Perintah Kristina kepada Rafendra, "Baik bu bos kalau begitu saya permisi" Ucap Rafendra kemudian keluar dari ruangan CEO perusahaan.
"Mudah kan kayak gitu aja lo pakai bingung segala" Celetuk Meilynda kepada Kristina. Kristina yang mendengar itu pun hanya tersenyum saja.
"Terus langkah lo selanjutnya apa buat ke ulang tahun Adijaya nanti?" Tanya Meilynda kepada Kristina. "Ya mau enggak mau gua bilang ke publik kalau Rafendra itu pacara gua" Sahut Kristina.
"Lo yakin, bukanya nanti akan orang tua lo juga dan artinya orang tua lo bakalan tau" Ucap Meilynda memperingati sahabatnya itu.
"Ya mau enggak mau buat sementara waktu biar gua terhindar dari Aris dan Ardi" Sahut Kristina yang agak menghiraukan peringatan Meilynda.
"Terserah lo saja, ngomong ngomong enggak buruk juga kalau lo jadian sama itu cowok" Celetuk Meilynda sambil tersenyum kearah Kristina.
"Enak aja itu mulut kalau ngomong, emang gua mau apa sama bawahan gua" Ucap Kristina yang menolak perkataan sahabatnya itu.
"Ehhh jangan salah lo sekarang bisa bilang enggak tapi lihat nanti pasti lo yang nyari nyariin dia terus" Ucap Meilynda sambil tersenyum ke Kristina.
"Terserah lo mau ngomong apa" Ucap Kristina yang enggan menanggapi sahabatnya itu. Tapi di batin Kristina ada rasa nyaman dan aman ketika berada disamping Rafendra.
Setelah jam kantor selesai Rafendra kemudian turun ke arah loby sambil menunggu teman temannya. Setelah menunggu beberapa lama teman teman Rafendra turun dan menghampiri Rafendra.
"Fen, udah lama kamu nunggu kita?" Tanya Zaki kepada Rafendra, "Enggak juga Zak aku baru aja turun juga, ya udah yuk balik" Ajak Rafendra kepada teman temannya itu.
Fikri, Ahmad dan Sherly hanya mengikuti dari belakang sambil mengobrol satu dengan yang lainnya. Setelah sampai dikos Sherly kembali ke kamarnya karena kecapekan.
"Eh bentar deh aku mau ngobrol sama kalian semua" Ucap Rafendra kepada ketiga sahabatnya. "Mau ngomong apa Capt?" Tanya Ahmad yang sudah terbiasa memanggil Rafendra Kapten ketika bertugas.
"Jangan disini kita ngobrol di kamarku saja yuk" Ajak Rafendra kepada ketiganya. Zaki, Fikri dan Ahmad akhirnya mengikuti Rafendra ke kamarnya.
"Jadi apa yang ingin kamu sampaikan Fen?" Tanya Fikri yang penasaran. "Gini aku minta pendapat kalian, ini bos ngajak aku untuk mendampinginya ke acara ulang tahun Adijaya nanti akhir pekan" Ucap Rafendra sontak membuat sahabatnya itu terkejut.
"Wahhhh kamu serius apa ngarang itu Fen?" Tanya Zaki kepada Rafendra. "Aku serius tadi aku di panggil bu bos keruangannya dan dia bilang itu waktu di ruangannya" Penjelasan Rafendra kepada sahabatnya.
"Menurutku sih Fen, kamu ikuti aja bu bos siapa tau bu bos itu jodohmu" Celetuk Ahmad yang memberikan saran ke Rafendra
"Hustttt omonganmu itu Mad, mana mau bu bos sama aku yang dari desa ini" Sahut Rafendra yang menyangkal ucapan Ahmad.
"Ya itu kan identitasmu yang asli, tapi bos kita kan enggak tau kamu yang sebenarnya Fen, kalau dia tau pasti dia ngejar ngejar lo" Sahut Zaki yang teringat dengan Kristina yang dulu mencari Rafendra setelah Rafendra menyelamatkan nyawanya.
Rafendra hanya termenung saja, "Udah Fen jangan diambil pusing anggap saja itu sebagai tugas" Ucap Fikri kembali membuat Rafendra sadar dari lamunannya.
******
Ditempat lain Ardi yang merasa kesal dengan perlakuan Kristina yang membuatnya malu dihadapan Gadis itu akhirnya menelfon seseorang.
"Halo gua ingin lo cari informasi yang gua kirim ke lo secara detail, untuk bayaran lo nanti gua transfer" Ucap Ardi ke sesorang dibalik telfon.
Setelah beberapa saat dia akhirnya menuntut telfonnya. "Gua akan ingat ini semua Kristina dan akan gua pastikan lo bakal malu di pesta nanti" Ucap Ardi sambil menyandarkan tubuhnya ke kursi kerjanya.
"Sebegitu sulitnya lo buat di milikin Kristina, semakin lo menolak semakin bersemangat gua untuk memiliki lo" Guman Ardi dengan dirinya sendiri.
"Gua pastikan lo bakan bertekuk lutut dan memohon ke gua di pesta ulang tahun ayah gua nanti" Senyum Ardi yang memulai mengantur rencana untuk mempermalukan Kristina dan Rafendra.