Naya menjadi wisudawan terbaik di hari itu. Tapi siapa sangka, ternyata Papanya sudah menikahkan Dia dengan anak temannya sendiri secara diam-diam tanpa sepengetahuan Naya.
Lantas apakah Naya akan terpaksa melanjutkan rumah tangga barunya atau lari dari kenyataan?
Simak terus updatenya di TERJEBAK PERNIKAHAN RAHASIA DI HARI WISUDA.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khof, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 19 Noda yang Meresahkan
Alfath bergegas menggendong Naya turun ke bawah. Segera melajukan mobil untuk pergi ke rumah sakit.
“Gimana Fad, apa yang terjadi pada istriku... ? ”
“What...? lo udah nikah...? ” Bola mata Dokter Fadli membulat seketika saat mendengar pertanyaan mengejutkan dari Alfath.
“Aduh... pake salah ngomong segala... ” Alfath mengumpat dalam hatinya.
“Jangan bercanda lo... ini mah Aku nanya seriusan, soalnya udah kali lo bawa cewek ini kesini... ”
“Bu__ bukan__ maksudnya calon istri orang. Ini sepupu, bukan siapa-siapa. lo jangan salah paham dulu... ”
“Awas kalau lo bohong. Bisa-bisanya nikah nggak ngundang. Bakal Aku putus pertemanan Kita. ”
“Kejam amat... Ya udah gimana hasilnya, malah ngancem-ngancem orang lagi... ”Alfath terkekeh berusaha untuk menutupi kegugupan dan kebohongannya kepada Dr. Fadli.
“No problem, tidak ada masalah serius. Asam lambungnya yang kemarin udah normal. Dia hanya... ”
“Apa... cepat katakan...!!! ”
“Nggak sabaran banget sih lo. Orang masih on the way mau ngomong. ”
“Iya... ayo...”
“Dia cuma lagi PMS... jadi nggak ada masalah serius. ”
“PMS...? ” Alfath mengulang apa yang di katakan Dr. Fadli.
“Lo nggak paham kan...? ” Alfath mengangguk.
“Sudah kuduga. Cowok macam Lo mana paham tentang begituan. Jadi kasihan sama istri lo nanti 😂”
Dr. Fadli membisikkan sesuatu di telinga Alfath dengan lirih agar Naya tidak mendengar pembicaraan mereka meskipun belum siuman.
“Oh... gitu, jadi Dia nggak lagi hamil kan...? ”
“Emang Dia udah nikah...? ”
“Belum sih... ”
“Untung deh, masih ada kesempatan nih. Kenalin dong... Itu cewek cakep juga loh Fath. ” Dr. Fadli lagi-lagi terkekeh.
“Hush... udah milik orang. ”
Di tengah-tengah bercandaan mereka. Naya mulai membuka matanya sedikit demi sedikit. Perlahan-lahan Dia melihat atap sebuah tempat yang tidak biasa Dia tempati. Naya menoleh kesana kemari tidak menemukan siapapun. Akhirnya Dia turun dari ranjang rumah sakit sendiri. Rasa nyeri pada perutnya mulai reda. Di tengoknya keluar ruangan ada Alfath dan seorang Dokter sedang bercanda.
“Sepertinya itu Dokter yang kemarin. ” Batinnya.
“Nona sudah siuman...? ” Dr. Fadli menyadari jika Naya tengah berjalan menuju ke arah mereka berdua.
“Gimana masih nyeri apa nggak Nona... ? ”
Naya hanya menggeleng dengan malas tanpa mengucapkan sepatah kata apapun.
“Pulang... ”Dia berkata singkat dan padat kepada Alfath. Sedangkan Dia sudah nyelonong pergi begitu saja. Alfath berpamitan dengan teman lamanya yang menjadi Dokter itu.
Selama perjalanan pulang, Mereka berdua hanya saling diam. Suasana di dalam mobil itu sangat hening. Hingga tiba dihalaman rumah. Naya baru angkat bicara.
“Siapa yang suruh bawa Aku ke Rumah Sakit...? ”
“Nggak ada... ” Alfath berkata enteng sambil menganggat satu bahunya.
“Bikin malu aja... ”
Alfath hanya diam. Batinnya, “Di tolongin bukannya terimakasih malah ngomel. ”
...****************...
“Mbok... Mbok masak apa...? ”. Hening.
“Mbok Jah... ” Suasana di dapur hening. Biasanya ada Mbok Jah yang entah mengerjakan apa saja yang ingin dikerjakan.
“Mbok... ” Mama Naya mencari hingga teras belakang. Tempat jemuran.
“Iya Nyonya, Saya masak makanan favorit Non Naya. Tapi dari tadi belum sarapan juga. Sepertinya tadi keluar sama tuan muda. ”
“Oh ya...? ”
“Mungkin Nyonya... ”
“Mbok juga tumben pagi-pagi udah nyuci sebanyak itu... ”
“Iya Nyonya, soalnya___” Mbok Jah antusias menghampiri Mama Naya seakan membawa kabar yang sangat menggembirakan.
“Soalnya saya lagi nyuci sprei Non Naya... ”
“Terus kenapa... Mbok sepertinya akan membawa kabar baik. Di lihat dari wajah Mbok berbinar-binar gitu... ”
“Jadi Begini, Nyonya besar... Biasanya pengantin baru kalau ganti sprei itu habis gitu-gitu... ” Mbok Jah jadi terkekeh sendiri.
“Woow... ” Mama Naya juga jadi antusias.
“Terus Mbok... Jadi spreinya ada nodanya nggak tadi...? ” Wajah Mama Naya jadi cemerlang.
“Dan... Ada Nyonya... Semoga dugaan Kita benar...” Mereka berdua heboh. Mengira bahwa malam pertama Mereka yang tertunda gara-gara Naya kabur kini tadi malam sudah berhasil.
“Papa...”
