NovelToon NovelToon
Jerat Cinta Jomblo Karatan

Jerat Cinta Jomblo Karatan

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Cintapertama / Nikahmuda / Balas Dendam
Popularitas:1M
Nilai: 5
Nama Author: Realrf

Eldric Hugo
Seorang pria penderita myshopobia. Dalam ketakutan akan hidup sebatang kara sebagai jomblo karatan.

Tanpa sengaja ia meniduri seorang pria yang berkerja di club, dan tubuhnya tidak menunjukkan reaksi alergi.

Karina seorang gadis yang memilih untuk menyamar menjadi laki-laki, setelah dia kabur dari orang yang hendak membelinya. Karina di jual oleh ibu yang mengasuhnya selama ini.

Akankan El mengetahui siapa sebenarnya sosok yang bersamanya. Keppoin yuk

Ada dua kisah di sini semua punya porsinya masing-masing.

Happy reading 🥰🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Realrf, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

(C&N) Pesta

Malam ini Cleo berdandan dengan cantik. Ia mengenakan dress berwarna pink tanpa lengan dengan akses kerutan di bagian belakang pinggang. Melekat indah membalut tubuh Cleo yang proporsional. Setelah memoleskan lip tint berwarna matte di bibirnya, Cleo tersenyum melihat penampilannya di kaca.

"Hem ... tidak buruk," ujarnya sambil merapikan dress yang ia kenakan.

Dengan bersenandung kecil. Ia meraih tas tangan yang ia siapkan di atas meja, kemudian ia melangkah keluar dari kamarnya. Dengan lincah Cleo menuruni anak tangga dengan sedikit melompat kecil. Gadis itu bermata sipit itu terlihat sangat bersemangat malam ini.

"Mama, Papa," panggil Cleo pada pasangan yang sedang bermesraan di depan televisi.

"Iya C, ada apa?" Arie melepaskan tangan sang suami yang melilit di pinggang lalu menoleh ke belakang.

"Wah anak Mama cantik banget, mau kemana?"

Arie bangkit dari sofa yang ia duduki lalu melangkah mendekati Cleo yang masih berdiri di ambang pintu, Alex pun turut bangkit dan mengikuti langkah istrinya.

"Cleo udah bilang ke Mama, malam ini Cleo di undang ke pestanya Mike, temen sekelas Cleo."

"Pestanya di mana? rumah atau cafe?" tanya Alex penuh selidik.

"Katanya sih di rumah Pa. Boleh ya Pa, Cleo kan belum pernah ke pestanya temen temen," rengek Cleo, gadis itu meraih tangan sang Papa. Menggenggamnya erat sambil memasang wajah memelas.

"Papa bukan nggak kasih kamu ijin ke pesta, C. Tapi selama ini pesta yang diadakan teman kamu semua di club. Papa nggak suka itu!" tegas Alex.

"Kali ini aja Pa, pestanya di rumah kok. Aman," rayu Cleo.

"Please." Cleo menakupkan kedua tangannya. Ia menatap sang Mama meminta pertolongan untuk merayu Papanya.

Arie menghela nafas, kemudian ia mengusap lembut lengan suaminya.

"Mama yakin Cleo bisa menjaga dirinya Pa, dia bukan anak kecil lagi."

"Tapi Sayang-

"Sekali saja, cobalah untuk percaya padanya," Arie memotong ucapan suaminya dengan cepat.

"Iya ... Pa, Cleo mohon. Aku janji nggak akan aneh-aneh."

Alex menghela nafasnya. Kalau sudah begini dia tidak mungkin tega untuk berkata tidak, saat dua orang bidadari dalam hidupnya membujuknya secara bersamaan.

"Baiklah, tapi ingat! kau harus pulang sebelum jam 10 malam C!"

"Yeay ... Papa terbaik!" seru Cleo, gadis itupun memeluk erat tubuh papanya.

"Cleo berangkat ya Pa , Ma," pamit Cleo, ia pun mencium punggung tangan orang tuanya secara bergantian.

"Hati-hati sayang."

"Ingat jangan pulang malam!" teriak Alex.

"Siap Papa!" sahut Cleo.

Cleo berdiri diluar pagar rumahnya. Sesekali ia menyisipkan rambutnya ke belakang telinga. Tak berapa lama berapa lama Sebuah mobil hitam berhenti di depannya. Seorang laki-laki turun dengan membawa sebuah paper bag. Senyum manis Cleo langsung hilang saat melihat wajah laki-laki itu.

"Mau kemana kamu?" tanya Naoki ketus.

"Kepo, terserah aku," jawab Cleo dengan acuh, ia lalu mengedarkan pandangannya.

"Ih ... sapa juga yang kepo sama papan triplek kayak kamu, nih dari mamaku." Naoki menyodorkan paper bag yang di bawanya.

"Papan triplek, kamu tuh beruang kutub. Garang mengerikan, makanya nggak laku." Cleo menerima paperbag itu dengan kasar.

"Kau-

"Apa!" Cleo memajukan badannya seolah menantang.

"Dasar remaja labil!"

"Dasar jomblo karatan!"

Mata Naoki melotot mendengar ucapan Cleo, meskipun itu benar adanya. Apa perlu Cleo memperjelasnya seperti itu. Naoki memang belum pernah pacaran, dia malas dengan semua wanita yang berusaha menarik perhatiannya.

"Beraninya kau meng-

"Cleo, udah siap?!" seru seorang gadis dari dalam mobil berwarna putih yang terparkir dibelakang mobil naoki.

"Hay Wid, udah kok!" Cleo melambaikan tangannya dengan wajah berbinar.

Naoki pun ikut menoleh ke arah mobil itu. Ia memicingkan matanya yang menangkap seorang laki-laki tersenyum smirk menatapnya dari kursi kemudi, dengan jendelanya yang diturunkan. Naoki merasakan sesuatu yang buruk dari pria itu.

"Nih, berikan sendiri pada Mama, aku harus pergi!" Cleo mendesakkan paperbag itu ke dada Naoki.

Cleo pun melangkah menjauh dari Naoki Namun, langkahnya terhenti karena Naoki mencekal tangannya. Cleo seketika menoleh. Naoki menatap Cleo dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Mau kemana?" tanya Naoki dengan dingin.

"Terserah akulah."

"Kemana?" ulang Naoki penuh penekanan, sorot matanya menajam.

"Pesta ulang tahun temanku," jawab Cleo patuh. Ia merasa tatapan Naoki tidak seperti biasanya, dingin dan tegas.

Naoki melepaskan tangannya. Ia ingin mencegah Cleo untuk pergi, dia merasa akan ada sesuatu padanya. Cleo berjalan mendekat arah mobil putih itu, kemudian ia masuk dan bergabung bersama beberapa gadis lain yang ada didalam mobil itu. Pria di kemudi menatap naoki dengan tatapan mengejek, ia kemudian menaikan kaca mobil dan mulai melajukan mobilnya menjauh.

Naoki kembali ke mobilnya, dengan kasar ia melempar paperbag yabg di bawanya ke bangku penumpang. Hatinya sungguh merasa tidak tenang, ia memutuskan untuk mengikuti mobil itu.

Naoki menjaga laju mobilnya agar tidak terlalu dekat dengan mobil yang di tumpangi Cleo. Setelah beberapa lama akhirnya mobil hitam itu berhenti di sebuah club. Naoki memarkirkan mobilnya dipinggir jalan, ia sengaja menghentikan mobilnya agak jauh agar tidak terlalu mencolok. Ia menajamkan matanya saat melihat Cleo keluar dari mobil itu dengan di paksa oleh teman temannya.

"Kok disini sih, kan bilangnya tadi di rumah mike?" tanya Cleo dengan raut wajahnya yang gelisah.

Ia belum pernah menginjakkan kakinya di tempat seperti ini. Alex selalu melarangnya, dan Cleo pun menurut. Ia paham tentang kekhawatiran sang papa, Cleo sendiri juga tidak ingin pergi ketempat hiburan seperti ini. Ia lebih suka berhalu bersama novel novel romantis koleksinya.

"Kan emang ini rumah kedua Mike, loe aja yang nggak tau," sahut seorang pria yang supir mereka tadi.

"Sam, ini nggak bener. Aku nggak mau."

"Ya udah, kalau kamu nggak mau. Tapi apa kamu nggak mau ngucapin selamat ulang tahun gitu sama Mike," bujuk Jesy.

"Tapi Jes, aku -

"Ngucapin selamat doang, abis itu aku anterin kamu pulang. Hargai undangan Mike"

"Iyalah, masa jauh jauh dateng belum masuk udah mau pulang. Kamu juga belum kasih hadiah ulang tahun buat Mike," sambung Widya.

Dasar Cleo anaknya suka nggak enakan. Ia pun akhirnya mengiyakan ucapan temannya itu.

"Iya deh, tapi cuma sebentar aja ya. Abis kasih kado aku langsung pulang."

"Gitu dong!" seru Sam, pria itu berjalan di belakang ketiga gadis yang ada di depannya. Sebuah senyum tak biasa mengembang di bibirnya.

Naoki terus mengawasi para remaja yang masuk ke dalam club. Tangannya mengepal kuat, ia merasa sangat marah melihat Cleo masuk kedalam tempat seperti itu.

Di dalam club.

Dentuman musik DJ menggema di seluruh ruangan itu. Hirup pikuk manusia menari mengikuti alunan musik yabg memekikkan telinga Cleo. Ia tidak terbiasa dengan musik seperti ini, telinganya terlalu akrab dengan K-Pop.

"Ayo." Widya menarik tangan Cleo untuk mengikutinya, setelah menaiki tangga. Akhirnya mereka sampai di sebuah ruangan. Semua teman sekelas Cleo ada di sana, dan beberapa lagi tidak Cleo kenal.

"Hey welcome my friends!" sambut Miko pada teman temannya yang baru saja masuk kedalam ruangan itu.

"Mike, Happy birthday!" Widya berhamburan ke pelukan pria keturunan bule, kemudian memberikannya kecupan besar di pipi Mike.

"Thanks, dan kamu Nona. Apa tidak mengucapkan selamat padaku." Mike tidak memperdulikan gadis yang sedang mendekapnya, ia malah fokus pada Cleo.

"Selamat ulang tahun," ucap Cleo dengan senyum manisnya, gadis itu mengulurkan tangannya.

Dengan kasar Mike melepaskan Widya, membuat gadis itu memberengut kesal. Mike maju beberapa langkah untuk menyambut tangan Cleo. Mike meraih tangan mungil itu lalu mengecup singkat punggung tangannya. Cleo yang terkejut segera menarik tangannya.

"Emh ... ini hadiah untukmu." Cleo mengambil sebuah kotak kecil berwarna hitam dengan pita merah diatasnya.

"Wah ... terima kasih Lady, ini akan jadi hadiah terbaik untukku," ucap Mike dengan wajah berbinar. Cleo tersenyum ramah padanya.

Tanpa keduanya sadari Widya mengepalkan tangannya, dengan mata memerah ia menatap tidak suka pada Cleo.

"Kalau begitu Mike, aku harus segera permisi sekarang. Aku tidak bisa lama-lama. Maaf ya," ucap Cleo dengan tulus.

Sebenarnya ia merasa sangat tidak enak meninggalkan pesta ulang tahun temannya begitu saja. Namun, disisi lain Cleo sangat tidak nyaman berada di sana. Aroma alkohol yang cukup menyengat hidung dan dentuman musik yang membuat kepala cenat cenut, sungguh membuat Cleo tidak nyaman.

"Apa harus secepat itu Lady?" tanya Mike dengan wajah yang terlihat kecewa.

"Maaf Mike, tapi aku sudah berjanji pada Mama dan Papa untuk tidak pulang malam," ujar Cleo mencoba menjelaskan.

"Ah ...aku lupa, you are a big baby girl," goda Mike.

"Aku tidak perduli kau bilang aku apa mereka orang tuaku sudah sewajarnya mereka mengkhawatirkan keadaanku, dan sebagai anak sudah seharusnya aku patuh kepada mereka. Selama itu untuk kebaikanku." Cleo tersenyum ramah.

Mike sungguh kagum dengan Cleo di jaman seperti ini masih ada gadis yang berfikiran seperti itu. Terlebih selama ini Mike mengikuti gaya hidup bebas, jadi baginya pemikiran seperti Cleo jarang ia temukan di pergaulannya. Seorang remaja biasanya akan memberontak dan bersikap sesuka hatinya. Namun, Cleo. Gadis yang selalu terlihat riang itu sangat menjaga dirinya dan begitu mematuhi peraturan yang di buat orang tuanya. Cleo sampai mendapatkan julukan Bayi besar karena tidak pernah hang out bersama teman temannya.

"Tapi, sebelum kau pulang. Minumlah dulu, sebagai jamuan dari tuan rumah," seloroh Widya baru saja kembali setelah mengambilkan minum untuk Cleo.

Cleo menerima jus jeruk yang diberikan Widya dengan bimbang.

"Tenang aja itu hanya jus jeruk biasa."

"Minumlah Lady, aku jamin itu non alkohol," imbuh Mike.

Cleo pun mengangguk dan segera menenggak minuman berwarna oranye itu.

"Terima kasih Mike, dan sekali lagi selamat ulang tahun."

"Thanks Lady."

"Mike aku antar Cleo pulang ya," pamit Widya.

"Ok."

Kedua gadis itu pun mulai melangkah menjauh keluar dari ruangan itu. Tiba-tiba tubuh Cleo terasa aneh, panas. Seperti suatu terbakar dalam tubuhnya. Tenggorokannya terasa kering. Widya yang menyadari gelagat aneh dari temannya pun tersenyum tipis.

"Kamu kenapa? apa kau sakit?" tanya Widya dengan cemas.

"Emh ... nggak kok."

"Tapi wajahmu merah banget."

"Aku ...aku hanya ingin buang air saja," kilah Cleo. Ia sendiri merasakan sesuatu yang tidak beres dengan dirinya.

"Mau aku antar ke toilet?"

Cleo mengangguk kecil. Keduanya pun segera melangkah ke kamar kecil yang ada di sana.

"Aku tunggu di luar ya."

"Iya," jawab Cleo lirih dengan suaranya yang terdengar serak.

Cleo langsung masuk ke kamar mandi. Gadis itu segera menyalakan kran dan membasuh mukanya berkali kali, berharap rasa panas itu berhenti menjalar. Ia kemudian memutuskan untuk duduk didalam bilik toilet, untuk sekedar menenangkan dirinya.

Semakin lama tubuhnya semakin panas, baju yang ia pakai terasa menyesakan. Ia mulai mengusap kasar kedua lengannya. Cleo tidak berani keluar dari sana.

Sementara diluar kamar mandi.

"Dia sedang ada didalam, tunggu dia keluar. Atau kau bisa langsung masuk dan membawanya pergi kalau keadaan memungkinkan," ujar Widya pada seorang pria.

"Hem ... lalu harus ku apakan dia?" tanya pria itu.

"Terserah aku tidak perduli, yang aku mau kau harus merekam apa yang kau lakukan pada gadis itu."

"Baiklah, tapi bukankah dia teman baikmu?"

"Apa perdulimu! lagi pula aku tau kau juga ingin merasakan tubuhnya. Jadi kita saling menguntungkan, aku harap kau tidak usah ikut campur urusanku," Ketus Widya.

"Hahaha ... kau benar sekali Nona, aku ingin sekali mencicipi gadis cantik itu."

Widya tersenyum miring kemudian ia pun segera menjauh meninggalkan pria itu didepan toilet wanita.

1
Andriyani “Ijjet famous” Nisa
Luar biasa
Pa Muhsid
wakwaw cucu toooor cucuuuuu
solehatin binti rail
aku pernah baca ,tapi sdah lupa 😀😀😀😀💪😘
Sulis Tiyeas
yah karina... merasa pd nggak ada bahaya. pdhl dari kecil sdh biasa menghadapi bahaya kok nggak peka ya.
Win wina
Karina mengalami baby blues,biasa terjadi pada wanita yg baru melahirkan aku dulu jga begitu sensitif emosi tak terkendali, dukungan orang terdekat sangatlah penting....😔 Sabar ya, Ayah Hugo
Win wina
Huuuuuf bang Hugo mamang kereeeeen suami idaman melele aku Thor,,,,,☺️ berdebatlh kau dengan mertua mu tapi tetap akan menang dirimu karena hak istri memang pada suaminya,love love bang Hugo😘
Win wina
Oh manis sekali Mereka ☺️
Win wina
Sangat tidak masuk akal,anak yg berpisah dengan orang tuanya dalam waktu yang sangat lama setelah dewasa' baru bertemu bisa punya keberanian memberikan aturan untuk berpisah dengan suaminya ya walaupun dengan alasan yg terbaik demi kehamilannya,tpi namanya jga novel hahaha..
Win wina
lha serem amat Thor belut listrik nya
Win wina
Wah sensitif sekali jangan jangan lagi hamidun ci Karina
Win wina
maklumi aja lah pak Joe, namanya jga pengantin baru lagi anget angetnya Thu hahaha😀
Win wina
wohoooo kirain njebol gawang Thor 🤭
Win wina
hahaha tenang saja om kau masih normal nyatanya alam bawah sadar mu masih menyukai wanita, meskipun wanita tersebut menyamar sebagai laki-laki 😀
kieky
suami yg pandai ngemong istrinya..sabar y el bentar lagi 3 orang yg kau hadapi 😁
SR.Yuni
Thor , kenapa sahabat dan mang Toyib tidak diangkat di akhir cerita bahagia Karin ya karena menurutku mereka punya andil besar pada kehidupan Karin drpd si emak angkat, dalam keadaan susahnya karin mrk sll ada dan kasih makan.
SR.Yuni
keren banget ceritanya....badai pasti berlalu berganti kebahagiaan
SR.Yuni
Thor maaf ya lidah orang kita ini gak bisa membedakan J dan Z... kenapa namanya mirip dengan assisten nya. Jadi cara bacaku pun sama...
SR.Yuni
gak usah nyesel....kan elu gak peka jadi laki....
SR.Yuni
anak bodoh ya gini
SR.Yuni
itulah akibatnya ngikutin egomu ...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!