Menceritakan seorang pemuda berasal dari kampung yang mencoba mengadu nasib ke kota, namun sampai di kota dia tidak sengaja melihat seorang gadis yang akan di culik orang berbaju serba hitam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siska Kubur, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
...
" saya akan turun, saya akan melindungi anda saat anda lengah." ucap yoga yang tidak mau hanya tinggal diam di dalam mobil. Syahid pun hanya mengangguk.
Para preman yang melihat targetnya keluar semakin senang, mereka segera mengelilingi syahid dan yoga.
" wah, kalian sangat pemberani ternyata, sebelum gue suruh keluar kalian dengan senang hati sudah keluar, cepat serahkan dompet dan HP kalian." ucap salah satu preman yang ada di hadapan syahid.
" dompet saya kosong, dan HP saya kalau kalian jual hanya laku 100 ribu." jawab syahid memperlihatkan Hp miliknya pada preman itu membuat yoga yang melihat menggelengkan kepala.
" bohong, pasti itu Hp orang lain. Cepat kalian geledah mobil mereka." ucap preman itu menyuruh temannya menggeledah mobil yoga.
Namun belum tangan mereka menyentuh mobil yoga syahid segera menendang preman itu hingga jatuh tersungkur ke tanah.
Melihat temannya jatuh di tendang syahid, mereka tidak terima dengan bersamaan mereka maju untuk menghajar syahid.
Bug..
Bug..
Brak..
Terdengar suara pukulan dan tendangan dari syahid yang sedang bertarung melawan preman itu, sedangkan yoga hanya menatap syahid yang ternyata sangat lihai dengan gerakan bela dirinya.
Hanya beberapa gerakan, syahid sudah berhasil mengalahkan semua preman itu, membuat yoga yang melihat semakin kagum.
Merasa sudah tidak sanggup untuk melawan syahid, para preman itu lari terseok seok.
" woy, kenapa malah pada pergi, katanya mau minta dompet sama Hp milik kita." ucap syahid melihat para preman itu sudah ada di atas motornya.
Mereka tidak menanggapi ucapan syahid, segera mereka menancap gas dengan kecepatan penuh sebelum syahid mengejar.
" saya tidak menyangka ternyata anda sangat pandai ilmu bela diri, dan jika saya perhatikan tadi anda juga menggunakan tenaga dalam." ucap yoga syahid setelah kepergian para preman.
" aku belum sehebat kakek ku ga, tadi hanya jurus dasar saja." jawab syahid sambil masuk kembali kedalam mobil. Yoga pun mengikutinya.
" saya yakin kakek anda pasti guru bela diri, karna saya bisa melihat gerakan anda bukan gerakan asal asalan." tanya yoga setelah ada di dalam mobil sambil memakai seatbelt.
" ya, orang kampung ku dulu memanggil almarhum kakek ku dengan sebutan sang jawara. beliau mempunyai padepokan di kampung." jawab ilham memberitahu yoga.
Yoga yang mendengar kaget, karna dia seperti tidak asing dengan slogan sang jawara karna ayahnya juga pernah di latih oleh sang jawara entah di kampung mana dia tidak tahu.
" apa nama kakek anda Bakir Soedrajat.?" tanya yoga. Syahid mengernyit menatap yoga.
" iya, apa kamu kenal.?" jawab syahid dan bertanya pada yoga.
" bukan saya yang mengenal beliau, tapi ayah saya yang mengenalnya, bahkan ayah saya dulu berlatih dengan kakek anda." jawab yoga.
" mungkin salah orang, kakek saya dulu hanya mengajar bela diri di kampung p." ucap syahid.
" kata ayah saya hanya kakek anda yang mendapat julukan sang jawara, apa padepokan kakek anda di kota p.?" jawab yoga dan menebak padepokan kakek syahid.
" ya padepokan kakek ku ada di kota p, tapi aku heran, kenapa bisa ayah kamu jauh jauh sampai kota p hanya untuk belajar ilmu bela diri, sedangkan di kota ini saja pasti banyak.?" ucap syahid, yoga tersenyum sebelum menjawab.
" ayah saya dulu pernah melihat jurus kakek anda saat sedang mengikuti kompetisi ilmu bela diri yang mewakili negara dulu, kalau tidak salah, kata ayah saya jurus itu bernama naga menghentak bumi." ucap yoga, sedangkan syahid mengingat ingat kompetisi kakeknya dulu yang mewakili negara.
" oh iya kompetisi itu, aku ingat, tapi kakek hanya menjadi juara ke 2 karna musuhnya curang." jawab syahid setelah mengingat.
" ya, ayah saya juga bilang jika musuh kakek anda dulu curang." ucap yoga, syahid hanya mengangguk setuju.
" dari jurus itu, ayah saya memutuskan untuk menjadi murid kakek anda, karna kaya ayah saya jurus itu hanya bisa di miliki orang tertentu karna menyatukan dengan tenaga dalam." lanjut yoga, syahid mengangguk membenarkannya.
" terus apa ayah kamu sudah bisa, memakai jurus itu.?" tanya syahid.
" sepertinya sudah, tapi ayah saya tidak mau mengajarkan saya karna kata ayah saya jurus itu sangat beresiko." jawab yoga, syahid tersenyum mengangguk membenarkan ucapan yoga.
" betul kata ayah mu, aku saja sampai belajar 1 tahun untuk benar benar menguasai jurus itu." ucap syahid, yoga yang mendengar kaget.
" tuan, bisa menggunakan jurus naga menghentak bumi.?" tanya yoga, syahid mengangguk.
" tentu saja bisa, ya walaupun harus berlatih selama setahun terlebih dulu. Tapi hasilnya sangat memuaskan." jawab syahid.
" wah, jika anda sudah mahir jurus itu, kenapa anda tidak mengikuti kompetisi seperti kakek anda dulu, pasti anda sangat muda mengalahkan musuh anda." ucap yoga.
" aku tidak tertarik dengan kompetisi seperti itu, aku belajar ilmu bela diri hanya untuk melindungi diri, dan untuk melindungi orang orang yang aku sayang." jawab syahid, yoga mengangguk mengerti.
" jika tuan syahid pandai bela diri, kenapa tuan prabu meminta ku untuk menjaganya, apa tuan prabu belum mengetahui kakek tuan syahid legenda sang jawara." gumam yoga dari dalam hati, melirik syahid dari spion yang ada di hadapannya.
.
.
Setelah beberapa menit, syahid dan yoga sudah sampai di kediaman Prabu Company.
" mau mampir dulu.?" ucap syahid menawari yoga masuk.
" tidak tuan, saya ingin segera pulang, untuk menceritakan anda pada ayah saya di rumah." jawab yoga.
" iya tapi bang sama ayah mu, agar tidak bilang soal pernikahan dan nayla ku sama orang lain, biar nayla sendiri yang mengungkapkannya." ucap syahid, yoga hanya mengangguk mengerti.
" ya sudah aku masuk dulu, kayanya papah dan nayla juga sudah pulang." ucap syahid berpamitan pada yoga.
" ya tuan, besok saya jemput, saya masih ingin mengobrol dengan anda." jawab yoga, syahid hanya mengangguk dan dia segera turun dari mobil dan berjalan memasuki rumah.
Sedangkan yoga langsung pergi dia tidak sabar menceritakan syahid pada ayahnya.
Saat sudah masuk, syahid melihat nayla, pak prabu dan bu ningrum sedang duduk dan mengobrol di sofa ruang tamu.
" Assalammualaikum." ucap syahid memberi salam pada mereka. Syahid mendekat untuk menyalami mereka.
" Waalaikumsalam." jawab mereka secara bersamaan, namun nayla menjawab sangat lirih.
" sayang, cium tangan suami kamu, jangan diam aja seperti itu.!!" tegur bu ningrum yang melihat nayla hanya diam.
Nayla menatap syahid yang ternyata sudah mengulurkan tangan di depannya. Dengan terpaksa nayla mencium takzim tangan syahid agar tidak mendapat omelan dari bu ningrum dan pak prabu.
" kamu dari mana, papah kira kamu di turunin yoga di tengah jalan dan tidak bisa pulang ke sini." ucap pak prabu bercanda.
" aku makan dulu tadi pah di jalan, kalau di turunin di jalan pulang kesini gampang pah, papah kan orang terkenal." jawab syahid tidak kalah membercandai pak prabu.
" hahaha.. Betul kata kamu sayang, bahkan mereka sudah hafal alamat rumah ini." ucap bu ningrum. Syahid tersenyum melihat bu ningrum yang tertawa.
" ya sudah aku tinggal ke kamar dulu, pah, mah." ucap syahid meminta izin pada mereka.
" nay." ucap pak prabu berhenti, karna nayla memotongnya.
" iya pah aku tau." ucap nayla, yang masih mengingat obrolan meraka untuk melayani syahid, menyiapkan pakaian syahid.
" kenapa kamu masih berdiri di situ, katanya mau mandi.?" ucap nayla yang melihat syahid hanya diam.
" aku bisa mendi sendiri, kamu di sini saja." jawab syahid yang menyalah artikan ucapan nayla.
" ck. Dasar mesum, siapa juga yang mau mandiin kamu, aku cuma mau ambilkan baju kamu." ucap nayla, syahid menggaruk kepalanya yang tidak gatal karna dia malu melihat pak prabu dan bu ningrum yang sedang menahan tawa.
Bersambung...