Tamat (Cerita belum di revisi, masih banyak kesalahan dan typo, mohon di maklumi yes)
Satya Satyawan, pria tampan, mapan dan kaya raya...
Risa Diandra, bocah SMA , cantik dan tomboy...
Satya dan Risa di jodohkan oleh orangtua mereka dan menyembunyikan status pernikahannya dari semua orang, kecuali mereka yang sudah tahu...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Relaxaaa_id, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 20 Rio dan Revano menangis.
BAB 20
*** Istriku Bocah SMA ***
Reno tidak peduli dengan ketidaksukaan Satya padanya karena telah datang menjenguk Risa dan dengan dengaja lelaki itu malah datang setiap hari untuk mengunjungi Risa.
Sementara Risa yang tidak tahu apa apa hanya menatap Reno dan Satya tanpa ekspresi, ia bahkan sedikit muak dengan tingkah Satya yang menurutnya sangat protektif.
Sudah lima hari pasca Risa sadar dan lima kali juga Reno berkunjung dengan membawa berbagai buah buahan dan makanan ringan, Reno mengabaikan tatapan tajam Satya dan selalu mengoceh tidak jelas.
Risa tidak paham, tapi juga sedikit terhibur. Jujur saja, Risa agak sedikit kebingungan dalam berekspresi, dia tidak tahu bagaimana sikap dan sifatnya sebelum lupa ingatan.
"Kamu tahu, Aku sangat terkejut saat tahu bahwa kamu adalah istrinya Satya... karena pertama kali kalian bertemu di depanku, kalian mengatakan bahwa kalian adalah saudara sepupu." jelas Reno saat mengingat hari minggu di restorannya itu.
Satya yang duduk di sofa seraya mengerjakan pekerjaan yang dia bawa pun hanya mendengus tidak suka, untuk apa Reno mengatakan itu?
Sementara Risa menatap Satya yang sok sibuk menatap layar laptopnya.
"Dan akhiirnya Aku tahu bagaimana kamu mau menikah dengan Satya, itu karena perjodohan orang tua kalian." jelas Reno lagi.
Risa hanya menangapi itu dengan senyum tipis dan Reno tersenyum lebar. Reno meraih tangan Risa dalam genggamannya, "Aku mencintaimu, saat ini, dulu dan selamanya. Aku tidak peduli bahwa kamu istrinya sahabatku sekalipun..."
Risa menarik tangannya dari genggaman Reno dan hanya menatap Reno datar, membuat Reno menghela nafasnya.
Sementara Satya tengah ke tiolet, jadi tidak tahu apa yang Reno bicarakan.
"Aku tahu, kamu hanya mencintai Satya. Tapi tolong jangan larang aku untuk mencintai Kamu, walaupun cintaku tidak akan terbalaskan." ucap Reno sungguh sungguh.
"Kenapa kamu menyukaiku?" tanya Risa.
Reno tetap tersemyum lebar walaupun nada bicara Risa sangat datar. "Aku tidak tahu, memangnya butuh alasan untuk mencintai seseorang." ucap Reno.
"Kamu jangan khawatir, walaupun aku mencintai kamu, tapi aku tidak akan menggangu hubunganmu dengan Satya kok." ucap Reno.
Risa menatap Reno dengan kening berkerut, "Aku hanya ingin tahu, apakah Satya benar benar mencintai kamu atau tidak. Aku tidak akan membiarkan kamu terluka jika sampai Satya--
"Satya apa?" tanya Satya yang baru kembali dari toilet.
Reno menatap Satya. "Tidak ada, Aku pulang dulu Risa. besok kalau ada waktu aku akan mampir ke sini lagi." ucap Reno, ia mengecup kening Risa sebelum meninggalkan ruangan Risa.
Satya melotot dan mengumpat kesal akan hal itu, Reno ini semakin berani saja. pikirnya kesal, padahal sebelumnya Reno tidak seberani ini, bahkan sudah mengatakan tidak akan mendekati Risa lagi setelah tahu bahwa Risa adalah istri Satya.
Risa menatap Satya yang duduk di kursi samping tempat tidurnya. "Apa kamu lapar?" tanya Satya.
"Tidak."
Satya menghela nafasnya, "Mama dan Papa akan datang hari ini."
Risa tidak menjawab, gadis itu hanya menatap Satya tanpa ekpresi. "Kenapa kita bisa menikah, kamu bilang umurku masih belasan tahun?" tanya Risa, dia ingin tahu bagaimana ia bisa menikah dengan Satya yang terlihat lebih tua darinya. Apakah yang Reno katakan benar adanya, dia menikah dengan Satya karena perjodohan orangtua?
"Kita menikah karena saling mencintai, atau karena paksaan orang tua?" Tanya Risa lagi.
Satya menatap Risa lekat lekat lalu menghembuskan nafasnya. "Kita menikah karena perjodohan orang tua, tapi walaupun begitu, pernikahan kita juga bukan karena paksan."
"Apa kita saling menyukai?" tanya Risa lagi.
"Hmm itu, awalnya hanya kamu yang menyukaiku tapi sekarang tidak lagi karena aku juga menyukaimu." ucap Satya.
"Aku masih tidak mengerti, bagaimana aku bisa menyukai orang tua seperti kamu. Kamu lebih pantas menjadi omku daripada suamiku." ucap Risa.
"Risa-,
"Maaf, Aku tidak mengingat apapun tentang kamu atau tentang kita." Ucap Risa datar.
Satya sedikit kecewa, namun ia menutupinya dengan senyuman lebarnya. "Tidak masalah, aku akan membuat kamu kembali mengingatku."
Pintu ruangan Risa yang terbuka dari luar membuat Satya dan Risa menatap siapa yang datang.
[Risa Diandra]
"Risa kamu baik baik saja? Satya bilang kamu lupa ingatan?"
Aku menatap bingung kedua pria yang baru saja datang, ini pertama kalinya ada orang lain selain Reno yang datang kesini. Aku menatap Satya, bukankah pria itu bilang yang akan datang orangtuaku, lalu bagaimana bisa orang tua Satya sama sama pria.
"Hei apa yang kamu pikirkan?" tanya salah satu dari mereka.
"Risa, mereka adalah kedua kakakmu." ucap Satya.
"Aku akan keluar dan kalian bisa mengobrol."
Satya keluar dari kamar rawatku, "Kamu benar benar tidak mengingat kami?" Tanya salah satu dari mereka dengan nada sedih.
"Aku Rio, dan ini kak Revano."
"Risa, kamu benar benar tidak mengingat Aku?"
"Baiklah, tidak apa apa jika kamu tidak ingat. Tapi mulai saat ini kamu harus ingat, jika Aku dan Rio adalah kakakmu."
Lagi lagi aku tidak dapat mengingat bagaimana hubunganku dengan kedua orang ini. Kedua kakak laki lakiku?
Apakah hubunganku dengan kedua lelaki ini dekat atau sebaliknya?
"Hah Aku senang saat mendapat kabar bahwa kamu sudah siuman, tapi setelah Satya mengatakan bahwa kamu lupa ingatan kami tidak percaya karena kami pikir Satya hanya menakuti kami."
"Kami tidak percaya, tapi melihat sendiri bahwa kamu hanya menatap kami datar seperti ini. Aku yakin kamu sama sekali tidak mengingat kami."
"Risa, kenapa sekarang kamu bisa bermuka datar?"
"Kamu tahu, dulu kamu itu cerewet loh."
"Kamu sama sekali tidak mengingat satu pun kenangan kita ya."
"Risa bisakah kamu berbicara? kenapa sekarang kamu juga bisu."
"Rio!"
"Kak kenapa Risa sekarang seperti ini? dia bahkan menatapku dingin." ucap pria bernama Rio itu kesal.
"Maaf."
Hanya itu yang bisa aku katakan sekarang.
"Semua ini salah kak Satya."
"Rio, jaga ucapan kamu."
"Aku benar benar minta maaf." ucapku lirih dan spontan kaget saat kedua pria itu memeluk diriku.
"Aku tahu, aku bukan kakak yang baik. tapi aku janji, mulai hari ini aku akan lebih memperhatikan kamu."
"Ya, kami minta maaf karena sejak kamu menikah dengan Satya, kami jarang menemuimu."
Aku tidak berkata apa-apa, namun aku juga tidak menolak pelukan mereka. Walaupun aku tidak mengingat mereka, tapi aku bisa merasakan bahwa mereka memang saudaraku. Walaupun kaku, perlahan aku membalas pelukan mereka.
"Maafkan aku yang sudah melupakan kalian." ucapku. Sepertinya hubunganku dengan kedua kakakku ini sangat baik.
Mereka melepaskan pelukannya dan aku bisa melihat ada sisa air mata di pipi mereka. Namun aku tidak berani bertanya, jadi hanya diam dengan senyum tipis.
"Aku tidak menangis, tapi kenapa air mata ini tidak bisa berhenti." ucap Rio dan air matanya mengalir dengan deras.
Aku merasa sedih melihat itu, namun aku tidak dapat berbuat banyak. Seberapa keras aku mencoba mengingat, aku sama sekali tidak berhasil, tapi malah kepalaku yang berdenyut sakit.
"Jangan hiraukan Rio, dia memang cengeng sejak putus dari pacarnya." ucap Revano, suaranya serak, karena menahan tangis.
**Double up :v
Walaupun aturan baru sempat buat aku males nulis lagi, tapi aku nggak bisa buat nggak lanjut cerita ini.
Terima kasih juga baut kalian yang sudah mau like, rate ... Dan baca ;)
Salam sayang ;)
insyaallah aku bakalan up tiap jam enam, dua kali sehari mulai hari ini** ;)
bahasanya kek umur 35an
25 sih masih abg 😷