NovelToon NovelToon
Suara Hati DARREN

Suara Hati DARREN

Status: sedang berlangsung
Genre:Ketos / Balas Dendam / Berbaikan / Anak Genius / Murid Genius / Mengubah Takdir
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: Sandra Yandra

Menceritakan seorang pemuda bernama Darren yang kehidupannya tampak bahagia, namun terkadang menyedihkan dimana dia dibenci oleh ayah dan kakak-kakaknya karena sebuah pengakuan palsu dari seseorang.

Seseorang itu mengatakan bahwa dirinya sebagai pelaku atas kecelakaan yang menimpa ibunya dan neneknya

Namun bagi Darren hal itu tidak penting baginya. Dia tidak peduli akan kebencian ayah dan kakak-kakaknya. Bagi Darren, tanpa mereka dirinya masih bisa hidup bahagia. Dia memiliki apa yang telah menjadi tonggak kehidupannya.



Bagaimana kisah kehidupan Darren selanjutnya?
Yuk, baca saja kisahnya!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sandra Yandra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pembalasan Langsung Untuk Wanita Sombong

Satu Minggu kemudian..

Waktu menunjukkan pukul 11 siang. Darren saat ini berada di ruang tengah. Dia tampak sibuk dengan tugas kantornya dan juga tugas kampusnya. Terlihat dia saat ini sedang berkutat dengan keyboard laptopnya dan dengan tatapan matanya menatap ke layar laptopnya itu.

Tanpa Darren sadari bahwa dua kakaknya sejak tadi memperhatikan dirinya yang tampak fokus dengan tugas-tugasnya.

"Ren, maafkan kakak. Maafkan kakak selama ini yang tidak bela kamu ketika disakiti oleh manusia-manusia busuk itu secara terang-terangan. Kakak melakukan itu bukan kakak tidak sayang kamu. Justru kakak melakukan hal itu karena kakak sayang kamu. Kakak percaya sama kamu."

"Maafkan kakak yang hanya bisa melihat kamu disakiti oleh Papa, dan keempat kakak kita. Kakak diam bukan tidak mempercayai kamu. Justru kakak lebih percaya sama kamu bandingkan ucapan orang-orang itu."

"Kalau kamu mau tahu bagaimana perasaan kakak saat melihat kamu disakiti dan mendengar ucapan mereka yang menyebut kamu pembunuh. Hati kakak sakit dan hancur, Ren! Kakak ingin bela kamu, tapi kakak nggak mau mereka semakin kejam nyakitin kamu. Pada akhirnya, kakak hanya bisa diam sembari menahan sakit di hati dan menahan air mata melihat kelakuan bejat mereka."

"Namun kakak bahagia sekarang karena kakak bisa bela kamu dengan melawan mereka ketika di rumah sakit satu Minggu yang lalu."

Kedua kakaknya Darren yang memperhatikan Darren sejak tadi adalah Darka dan Gilang. Mereka berucap di dalam hatinya masing-masing dengan berurai air mata. Tatapan matanya menatap fokus kearah adiknya.

Setelah puas memperhatikan adiknya, Gilang dan Darka pun pergi kembali ke kamarnya masing-masing. Mereka akan siap-siap untuk ke kampus.

Setelah kepergian Gilang dan Darka. Sepuluh menit kemudian, datang keempat kakak-kakaknya Darren yang lainnya bersama ayahnya menuju ruang tengah. Mereka kesana untuk bersantai sejenak sebelum pergi ke perusahaan.

Namun ketika mereka tiba di ruang tengah, mereka melihat Darren berada disana sedang sibuk mengerjakan tugas-tugasnya.

Darren menyadari bahwa ayah dan keempat kakak tertuanya telah duduk di sofa, namun dia sama sekali tidak peduli. Bahkan menatap mereka saja, Darren enggan. Dia lebih fokus menatap layar laptopnya.

Tidak ada yang bersuara diantara mereka. Bahkan ayah dan keempat kakaknya sama sekali tidak mengeluarkan kata-kata apapun. Hanya keheningan yang menemani mereka.

Namun tiba-tiba mereka semua dikejutkan dengan bunyi bell rumahnya.

Ting..

Tong..

Dan datanglah seorang pelayan menghampiri mereka di ruang tengah.

"Siapa, Bi?" tanya Andra.

"Dia seorang wanita. Dan dia katanya mau bertemu dengan tuan Erland untuk membahas kerjasama seminggu yang lalu."

"Suruh langsung dia kesini, Bi!" perintah Davin.

"Baik, tuan muda!"

Detik kemudian..

"Selamat siang, tuan Erland!" sapa seorang wanita yang melangkah menuju ruang tengah.

Baik Erland maupun keempat putranya langsung melihat kearah wanita itu sembari menjawab sapaannya.

"Siang juga!"

"Silahkan duduk, Nyonya!"

"Terima kasih, tuan!" wanita itu pun menduduki pantatnya di kursi.

Sementara Darren tetep fokus sama pekerjaannya. Dia tidak peduli dengan orang-orang yang ada di sekitarnya. Secara dia berpikir bahwa dia yang terlebih dahulu berada disini. Jadi dia tidak akan pergi, sekali pun disuruh pergi.

Erland serta wanita itu kemudian membahas kerjasama perusahaannya, dibantu oleh Davin dan Andra yang mana keduanya adalah Direktur dan wakil di perusahaan ayahnya. Mereka disana untuk membantu sang ayah.

Ketika mereka sedang membahas kerjasama, tiba-tiba tatapan mata wanita itu melihat kearah Darren yang sibuk sendiri sejak tadi.

Dengan rasa penasarannya, wanita itu memberanikan diri bertanya kepada Erland.

"Tuan Erland."

"Iya."

"Pemuda itu siapa?" tanya wanita itu sembari menunjuk kearah Darren.

Mendengar pertanyaan dari wanita itu, Erland dan keempat putranya langsung melihat kearah tunjuk wanita itu. Mereka melihat Darren yang masih fokus dengan pekerjaannya.

Sementara Darren yang mendengar pertanyaan dari wanita itu seketika tersenyum. Dia seketika mendapatkan satu ide untuk memberikan jawaban kepada wanita tersebut sebelum ayah dan keempat kakaknya itu memberikan jawabannya.

Darren kemudian melihat kearah dimana ayah keempat kakaknya dan wanita itu duduk.

"Saya adalah anak sopir dari tuan Erland!"

Mendengar ucapan dari Darren membuat mereka semua terkejut terutama Erland, Davin, Andra, Dzaky dan Adnan. Mereka tidak menyangka jika Darren akan mengatakan itu.

"Oh, anak sopir ternyata!" seru wanita itu tanpa sadar.

"Kenapa memangnya? Ada yang salah dengan status saya sebagai anak sopir dari tuan Erland? Selama pekerjaan itu halal, tidak merugikan orang lain dan tidak mengambil milik orang lain. Tidak ada masalah akan hal itu."

"Yang seharusnya dipermasalahkan itu adalah jika dia bekerja dengan cara licik dan menipu. Dengan kata lain, dia menipu orang-orang diluar sana demi mendapatkan uang banyak."

Mendengar ucapan dari Darren membuat wanita itu seketika tersentak. Dia tidak menyangka jika Darren berkata seperti itu.

Namun wanita itu berusaha untuk bersikap biasa saja, walau hatinya sempat gugup ketika mendengar ucapan dari Darren.

"Iya, saya tahu akan hal itu. Tapi kan tidak pantas anak seorang sopir duduk bersama majikannya di ruangan yang sama," ucap wanita itu.

"Lalu anda bagaimana?" tanya Darren.

"Saya?"

"Iya."

"Kenapa dengan saya?"

Darren tersenyum. "Setahu saya, seorang tamu itu duduknya di ruang tamu bukan duduk di ruang tengah. Sementara untuk anda! Anda malah justru duduk disini. Apa itu pantas?"

"Ini bukan kemauan saya, tapi saya disuruh bahkan saya langsung dibawah kesini," jawab wanita itu membela dirinya.

"Saya tahu akan hal itu," jawab Darren mengulangi kata dari wanita itu. "Namun anda tetap salah. Salahnya dimana? Anda tidak menggunakan kebaikan dari calon rekan kerja anda dengan baik. Dengan kata lain, anda terlalu ikut campur urusan rumah tangga dari calon rekan kerja anda. Bukankah itu sangat keterlaluan!" Darren berucap dengan tersenyum di sudut bibirnya dan dengan tatapan matanya yang menatap meremehkan kearah wanita itu.

Sementara wanita itu seketika mengepal kuat tangannya. Dia menatap tajam kearah Darren.

"Anda benar-benar sangat keterlaluan ya! Saya hanya bertanya kenapa anak sopir duduk bersama dengan majikannya di ruangan yang sama. Tapi anda...."

"Bukan saya yang keterlaluan, tapi kau!" bentak Darren tiba-tiba dengan suara yang sangat keras sehingga membuat semua terkejut dan syok. "Anda itu orang luar dan kedatangan anda kesini hanya sebagai tamu. Seharusnya anda berkelakuan baik saat bertamu ke rumah orang. Dan bukan urusan anda jika seorang anak sopir, anak seorang pembantu bahkan anak seorang pembunuh duduk di sini bersama majikannya. Yang berhak menegurnya adalah sang pemilik rumah, bukan anda!" bentak Darren lagi dengan sorot matanya yang semakin menajam.

Seketika wanita itu ketakutan ketika mendengar ucapan dan bentakkan dari Darren. Namun detik kemudian, ketakutannya itu hilang. Dia balik menatap tak kalah tajam kearah Darren.

Ketika wanita itu hendak membalas perkataan dari Darren. Darren sudah terlebih dulu bersuara.

"Apa nama perusahaan anda?!"

"Apa hak kamu menanyakan nama perusahaan saya?!" bentak wanita itu.

"Jawab atau saya akan seret anda keluar dari sini!" bentak Darren.

"Memangnya kamu siapa?! Kamu..."

"Jangan kau berpikir aku main-main dengan ucapanku, hah?! Dan apa kau berpikir jika rekan kerjamu itu dan putra-putranya akan menghalangiku?! Sekali pun iya, aku akan melawan mereka," ucap Darren menatap tajam kearah wanita itu.

Erland dan keempat putra tertuanya seketika tersentak ketika mendengar ucapan terakhir dari Darren yang mengatakan akan melawan mereka.

"Sekarang jawab! Apa nama perusahaannu?!"

"Venus Corp!"

"Oh, perusahaan Venus Corp ternyata!"

"Kenapa, hah?!" tanya wanita itu dengan nada bentakan.

Darren hanya memperlihatkan senyuman termanisnya di depan wanita itu. Kemudian dia mengambil ponselnya yang kebetulan di atas meja.

Setelah ponselnya di tangannya, dia mengetik nomor ponsel Direktur perusahaan Accenture.

Panggilan tersambung. Dan Darren tidak lupa meloadspeker panggilan tersebut agar orang-orang yang ada di depannya bisa mendengarnya.

"...."

"Aku mau bertanya padamu."

"...."

"Apa perusahaan Accenture menjalin hubungan kerjasama dengan perusahaan Venus Corp yang CEO nya seorang wanita yang sombong dan arogan?"

"...."

"Baiklah."

Hening sejenak..

Beberapa detik kemudian..

"...."

"Bagaimana?"

"Ada, Bos! Perusahaan Venus Corp adalah rekan kerja perusahaan Accenture."

"Sejak kapan?"

"...."

Darren tersenyum di sudut bibirnya ketika mendengar jawaban dari Direktur perusahaan miliknya.

"Apa yang terjadi jika perusahaan Accenture memutuskan kerjasama itu?"

"...."

Mendengar ucapan sekaligus jawaban dari Direktur nya membuat Darren semakin memperlihatkan senyumannya.

"Baiklah kalau begitu. Sekarang dengarkan aku, putuskan hubungan kerjasama dengan perusahaan Venus Corp. Perusahaan Accenture sudah tidak membutuhkan orang seperti dia. Sebarkan informasi ini di semua Platform Bisnis yang tersebar di seluruh dunia."

"...."

Pip..

Darren seketika langsung mematikan panggilannya setelah selesai berbicara dengan Direktur perusahaan Accenture.

Sementara ayahnya dan keempat kakaknya serta wanita yang terkejut dan syok ketika mendengar pembicaraan Darren dengan Direktur perusahaan Accenture.

"Itu balasan untukmu karena terlalu ikut campur urusan orang lain. Aku Darrendra, CEO perusahaan Accenture tidak sudi menjalin hubungan dengan perusahaanmu."

Deg..

Seketika tatapan mata Erland dan keempat putra tertuanya membelalak sempurna. Mereka menatap syok kearah Darren karena mereka bisa mendengar isi hati Darren.

Yang membuat Erland keempat putra tertuanya terkejut adalah mereka mengetahui bahwa Darren adalah pemilik perusahaan Accenture yang terkenal itu. Mereka tidak menyangka jika putranya/adiknya selama ini telah memiliki perusahaan.

"Tunggu kehancuranmu, Nona! Bukan perusahaanku saja yang akan memutuskan kerjasama dengan perusahaanmu. Akan ada perusahaan-perusahaan lain yang akan melakukan hal yang sama," batin Darren.

Erland dan keempat putra tertuanya kembali terkejut mendengar isi hati putra bungsunya/adik bungsunya. Kini tatapan mata mereka menatap kearah wanita di depannya itu.

Yah! Setelah satu Minggu kejadian keributan di rumah sakit membuat Erland dan keempat putra tertuanya bersikap biasa-biasa saja. Bahkan mereka lebih banyak diam ketimbang mengeluarkan kata-kata mutiara indahnya, terutama untuk Davin. Mereka melakukan semua itu karena tidak ingin ribut dengan Darka dan Gilang.

Sejak kejadian tersebut membuat suasana hati dan pikiran Erland dan keempat putra tertuanya tampak bagus hingga berakhir mereka bisa mendengar isi hati Darren.

"Siapa kau?! Apa hakmu mengatakan hal itu kepada Direktur perusahaan Accenture?!" bentak wanita itu.

"Kau bukan si....." ucapan wanita seketika terhenti karena ponselnya tiba-tiba berbunyi.

Drtt..

Drtt..

Wanita itu langsung mengambil ponselnya. Dia melihat nama asistennya di layar ponselnya.

"Hallo."

"...."

"Apa maksudmu? Aku tidak mengerti?"

"...."

"Aku tidak melakukan apapun. Aku sampai detik ini belum bertemu dengan Presiden Direktur perusahaan Accenture. Bahkan aku tidak tahu wajahnya seperti apa. Bagaimana bisa aku telah mengusiknya dan mencari masalah dengannya?"

"...."

"Apa?!"

Wanita itu seketika melihat kearah Darren yang saat ini menatap dirinya dengan tersenyum.

"A-apa dia... Dia Presiden Direktur perusahaan Accenture?" batin wanita itu.

"...."

"Tidak!" teriak wanita itu tiba-tiba ketika mendengar jawaban dari asistennya.

Tutt..

Tutt..

Panggilan terputus...

1
Miftahur Rahmi23
cerita nya bagus thor. bahasanya ringan, mudah dimengerti
Glastor Roy
yg banyak tor up ya
sri wahyu
lagi kak
sri wahyu
up yg banyak
penasaran kelanjutannya
sri wahyu
makasih kak
semangat
Glastor Roy
yg banyak tor up ya
sri wahyu
semangat kak
up lagi ya
Glastor Roy
up
Glastor Roy
yg banyak tor up ya
sri wahyu
makasih kak semangat updatenya
sri wahyu
baru sadar setelah satu tahun benci
sri wahyu
semangat kak
sri wahyu
menyesal kan
sri wahyu
semngat kak
Glastor Roy
yg banyak tor up ya
sri wahyu
semngat kak
sri wahyu
jantungnya kambuh kah


kasian Darren
Glastor Roy
yg banyak tor up ya
sri wahyu
emang enak di cuekin
semangat trus kak
Glastor Roy
up
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!