Ketulusan Cinta Nabila

Rehan sedang menemani putra nya nonton film kartun kesukaan Kevin di televisi, terlihat bocah kecil itu sangat menikmati kebersamaan dengan sang daddy di ruang keluarga yang cukup luas.

"Dad, besok tante mommy jadi dateng kan?" tanya Kevin disela-sela keasyikan nya nonton serial kartun di layar kaca.

"Memang nya kenapa nak?" selidik Rehan sambil mengamati wajah sang putra yang tampan dengan netra kebiruan.

"Kevin rindu sama tante mommy,,," lirih bocah kecil itu sambil mengerucutkan bibir nya dan mendekat kepada sang daddy. "Daddy apa enggak rindu sama tante mommy?"

"Huh,,," Rehan mendesah pelan, sambil mengangkat tubuh mungil Kevin dan membawa nya dalam pangkuan. Rehan memeluk putra nya dengan erat, sambil berucap lirih, "daddy juga rindu nak, sangat rindu... dan ini berat buat daddy," sambil tangan nya terus mengelus pucuk kepala sang putra seolah menyalurkan rasa rindu yang sepekan ini mendera hati nya.

"Kita telpon tante mommy aja dad,,," pinta Kevin mengusulkan.

"Untuk apa sayang,,, sabar ya, toh besok juga kita ketemu kan?" Tolak Rehan memberikan alasan dan pengertian pada anak kecil itu.

"Tapi kalau tante mommy lupa dan gak dateng gimana, dad?" Sambil terus merajuk dengan pandangan memelas.

Terlihat Rehan mengasah kasar nafasnya,,, "daddy lupa gak minta nomor ponsel tante mommy nak, tapi yakin lah tante mommy pasti akan tepati janji," Rehan mencoba meyakinkan putra nya, meski dalam hati dia sendiri belum merasa yakin kalau Nabila akan datang lagi untuk menepati janji nya menemani Kevin bermain.

"Atau kita jemput aja tante mommy dad,,, besok kita ke rumah tante mommy," ucap Kevin memberikan ide kepada sang daddy.

Rehan menggelengkan kepala nya, "enggak perlu nak,,, bisa jadi tante mommy merasa enggak nyaman kalau kita ke rumah nya, kita tunggu aja besok di tempat pertama kali Kevin bertemu tante mommy," Rehan masih mencoba memberikan penjelasan untuk putra nya.

"Tapi kalau tante mommy tidak dateng juga, gimana?" Kevin masih dengan mode merajuk nya.

"Kalau ditunggu sampai siang tante mommy enggak dateng, baru kita jemput tante mommy," ucap Rehan akhirnya memberikan solusi terbaik agar putrannya berhenti merajuk. "Oke boy, sekarang Kevin cuci muka dan gosok gigi, kita bobok bareng... mau enggakak bobok sama daddy?" Rayu Rehan pada bocah kecil itu agar mau segera pergi tidur.

"Mau dad, bobok nya di kamar daddy boleh?" pinta nya dengan manja.

"Tentu..." ucap Rehan sambil menggendong sang nya menuju kamar tidur utama milik nya. "Ya Allah, hamba mohon pertemukan lah kembali kami dengan nya, dia yang sudah membawa secercah harapan baru untuk hamba dan putra hamba," do'a Rehan di lubuk hati terdalam.

*****

Nabila terbangun dari tidur nya, dia melihat kearah jam dinding dan waktu telah menunjukkan pukul dua dinihari. Nabila menyingkap selimut nya dan segera beranjak menuju kamar mandi untuk mengambil air wudhu. Sudah menjadi kebiasaan rutin nya, bangun ditengah malam untuk melaksanakan ibadah sholat sunnah.

Usai melaksanakan sholat tahajjud, Nabila berdzikir mengagungkan asma Allah dan kemudian berdoa untuk memohon ampunan dan perlindungan dari sang Maha Pencipta. Dengan khusyuk Nabila meminta agar dijauhkan dari segala marabahaya dan diberikan kebahagiaan serta keberkahan dalam hidup nya.

Nabila meyakini, hanya Allah lah tempat terbaik untuk nya meminta, tempat terbaik untuk menyandarkan hidup nya, tempat terbaik bagi nya untuk berkeluh kesah terhadap segala masalah yang menimpa. Dan Allah pasti akan memberikan yang terbaik bagi hamba, yang tidak pernah putus asa meminta dan memohon pertolongan kepada Nya.

Waktu menunjukkan pukul tiga, setelah selesai dengan ritual sholat malam nya dan tadarus Al-Quran, Nabila kembali ke tempat tidur bermaksud untuk melanjutkan kembali tidur nya.

Nabila merebahkan diri di atas tempat tidur, mencoba memejamkan mata nya kembali.. namun tiba-tiba dia teringat sesuatu. Segera dia meraih ponsel yang tersimpan di atas nakas, dia aktifkan ponsel nya dan mulai membuka layar ponsel tersebut.

Lama Nabila menimang benda mungil yang berada dalam genggaman nya itu, terlihat berkali-kali dia membuka dan menutup layar ponsel nya seolah ada yang sedang ditunggu.

"Huhhh,,," Nabila menghembuskan dengan kuat nafas nya, seakan hendak mengeluarkan segala beban yang ada di dalam hati nya saat ini. "Bahkan kamu pun sudah melupakan kebiasaan mu di hari istimewa ku mas...," lirih Nabila getir, tak terasa bulir bening mengalir begitu saja dari pelupuk mata nya.

Sejak kabar yang Nabila terima dari Saras sahabat nya sewaktu kuliah itu sampai detik ini, Hendra sama sekali tidak pernah menghubungi Nabila, dia seakan menghilang tanpa penjelasan apapun. Hal itu yang membuat Nabila semakin bersedih, bukan hanya dikhianati tapi Nabila merasa diabaikan dan hubungan nya digantung kan oleh Hendra.

Setiap mengingat semua itu Nabila hanya bisa menangis, meratapi kesedihan nya. Dia juga bingung bagaimana nanti cara menyampaikan berita kandas nya pertunangan dengan Hendra kepada kedua orang tua nya. Apalagi seluruh keluarga besar dan tetangga-tetangga nya di kampung sudah mengetahui hubungan mereka berdua.

Dia teringat bagaimana dulu perjuangan nya dalam meyakinkan kedua orang tua agar menyetujui hubungan mereka berdua, tapi setelah restu itu di dapat justru Hendra mengkhianati cinta nya.

Cukup lama larut dalam kesedihan, Nabila tersadar tak terasa ternyata waktu begitu cepat berlalu. Dari masjid di perkampungan tempat dia tinggal, telah terdengar kumandang adzan subuh. Nabila bergegas bangkit dari tempat nya, dan segera mengambil air wudhu. Dia basuh wajah nya dengan air dingin dan berharap kesedihan yang mendera nya ikut mengalir pergi dari hidup nya.

Usai menjalankan ibadah sholat subuh dan menyelesaikan beberapa lembar tadarus Al Qur'an, Nabila berniat untuk melakukan rutinitas nya di hari minggu seperti sekarang.

Nabila mengenakan T-shirt lengan panjang, celana training panjang menutup mata kaki dan tak lupa dengan jilbab warna senada dengan T-shirt nya. Sambil menenteng sepatu sport warna maroon, Nabila membuka pintu kamar nya.

"Bill,,," sebuah suara mengagetkan diri nya tepat saat Nabila baru saja keluar dari kamar.

"Saskia,,, apaan sih, ngagetin aja deh," pekik Nabila gusar.

"Hehehe,,, sorry," jawab sahabat nya itu sambil cengengesan, "baru mau aku samperin, ternyata dah siap aja," lanjut Saskia sambil menelisik Nabila dari atas sampai bawah.

"Iya aku dah siap, let's go..." ajak Nabila buru-buru sambil menarik tangan sahabat nya itu. Dan mereka pun segera keluar dari rumah indekos, untuk melakukan jogging pagi.