NovelToon NovelToon
Pendekar Pedang Halilintar

Pendekar Pedang Halilintar

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Action / Epik Petualangan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Budidaya dan Peningkatan / Mengubah Takdir
Popularitas:16.9k
Nilai: 5
Nama Author: DANTE-KUN

Ye Fan, pemuda 15 tahun dari Klan Ye—klan kelas tiga di Kota Pelangi—dikenal sebagai anak ajaib dalam seni pedang. Namun hidupnya hancur ketika klannya diserang oleh puluhan pendekar tingkat ahli yang mengincar pusaka mereka, Pedang Giok Langit.

Seluruh klan terbantai. Hanya Ye Fan yang selamat.

Dengan luka di jiwanya dan kemarahan yang membakar hatinya, ia bersumpah untuk menjadi lebih kuat, merebut kembali Pedang Giok Langit, dan membalaskan dendam Klan Ye yang telah musnah.

Ikuti perjalanan Ye Fan di PENDEKAR PEDANG Halilintar!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DANTE-KUN, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3: Ujian Pertama dan Insting Pembunuh

Perjalanan dari Kota Pelangi menuju Pegunungan Binatang Buas memakan waktu beberapa hari. Dengan uang tunai yang melimpah dari warisan klan, Ye Fan membeli seekor kuda perjalanan yang kuat di pasar gelap perbatasan kota. Ia bergerak tanpa tergesa-gesa namun tanpa berhenti, menyatu dengan para pedagang dan pengembara biasa yang menuju wilayah perbatasan.

Setiap malam di penginapan kumuh atau setiap kali ia berkemah di hutan pinggir jalan, pikiran Ye Fan hanya dipenuhi dengan peta Ranah Pendekar—Murid, Perunggu, Perak, Emas, Ahli, Naga, Suci, Dewa—dan wajah Ayah serta Ibunya.

Dendam telah menempanya menjadi batu yang dingin.

Pada hari keempat perjalanannya, ketika ia melintasi jalan pegunungan yang berkelok-kelok, diapit tebing dan jurang, bahaya yang ia cari datang.

Tiba-tiba, suara kuda meringkik keras, dan kayu-kayu tebal dibentangkan melintangi jalan, menghalangi lajunya. Dari balik pepohonan dan batu-batu besar, muncul sekitar delapan orang pria berwajah keras dengan senjata tumpul dan kapak berkarat. Mereka adalah bandit gunung yang mengincar harta para pedagang.

"Hentikan kudamu, anak muda! Serahkan semua yang kau miliki dan kami akan membiarkanmu pergi dengan pakaian di punggungmu!" teriak pemimpin mereka, seorang pria bertubuh besar dengan luka di wajahnya, memegang kapak pertempuran yang berat.

Ye Fan, yang mengenakan jubah abu-abu dan topi jerami, tidak berkata apa-apa. Ia hanya menarik tali kekang kudanya, menahannya agar tidak panik.

Pemimpin bandit itu tertawa sinis, melihat penampilannya yang kecil dan tertutup. "Berani diam? Kau pikir kau siapa? Kau anak klan besar yang kabur? Ayo, cepat—"

Ye Fan mengabaikan ancaman itu. Matanya menyipit saat ia merasakan aura dari pemimpin bandit. Aura itu lemah, hampir tak terlihat, tetapi jelas ada.

Pendekar Murid Tahap Awal.

Pemimpin bandit itu adalah seorang Pendekar Murid, tingkatan kultivasi paling rendah. Sedangkan sisa anggotanya hanyalah orang biasa dengan kekuatan fisik yang sedikit di atas rata-rata. Ye Fan, seorang Pendekar Perak Tahap Menengah yang terluka secara mental, berada dua ranah di atas pemimpin mereka.

Ye Fan bisa saja mengeluarkan pedang baja miliknya dan menyelesaikan ini dalam satu detik. Namun, ia tidak mau menarik perhatian. Menggunakan pedang berarti menggunakan kekuatan secara mencolok, dan ia harus berhati-hati agar jejaknya tidak terdeteksi oleh para Jubah Hitam yang sebelumnya membinasakan Klan Ye.

Tidak perlu pedang untuk berurusan dengan sampah.

"Serang dia! Ambil kudanya!" perintah pemimpin bandit itu, kesal karena diabaikan.

Tiga bandit pertama menerjang maju dengan teriakan.

Ye Fan melompat dari kudanya. Ia tidak menggunakan Pedang Halilintar atau teknik tingkat tinggi lainnya. Ia hanya mengandalkan gerakan dasar yang cepat dan sedikit dorongan tenaga dalam untuk mempercepat pergerakannya.

"Jurus Meringankan tubuh!"

Ye Fan berputar seperti daun yang tertiup angin. Ia menghindari serangan kapak yang lambat dengan mudah, gerakan tubuhnya sangat lincah, sisa dari pelatihan intensif di Klan Ye.

Ketika bandit pertama melewatinya, Ye Fan mengayunkan tinjunya ke tulang rusuk bandit itu—bukan dengan kekuatan penuhnya, hanya dengan kekuatan fisik murni yang ditingkatkan oleh presisi seorang Pendekar Perak.

Krak!

Suara tulang retak yang teredam terdengar. Bandit itu menjerit, terlempar ke belakang, langsung tak sadarkan diri.

Bandit kedua yang memegang tombak berkarat mencoba menusuk. Ye Fan menunduk di bawah ujung tombak, lalu dengan telapak tangan terbuka, ia menampar titik tekan di leher bandit itu.

"Serangan Titik Tekan!"

Ia menggunakan sedikit Tenaga Dalam yang nyaris tak terlihat, hanya cukup untuk melumpuhkan. Energi kecil itu bagaikan jarum yang menusuk saraf. Bandit itu ambruk, mata terbelalak, lumpuh sesaat.

Pemimpin bandit, sang Pendekar Murid, terkejut melihat rekan-rekannya dilumpuhkan begitu mudah tanpa senjata.

"Kau ... Kau ternyata seorang Pendekar! Jangan berpura-pura!" Pemimpin itu mengayunkan kapaknya dengan kekuatan tenaga dalam yang baru terbentuk. Meskipun lemah, itu lebih berbahaya dari orang biasa.

Ye Fan akhirnya memberikan sedikit perhatian. Ia menghadapi serangan kapak yang dipenuhi energi. Ye Fan tidak mundur.

Ia menahan kapak dengan telapak tangannya yang disilangkan. Pada saat benturan, ia melepaskan sepersepuluh dari kekuatan Tenaga Dalam Pendekar Perak miliknya ke lengan bandit itu.

"Jurus Tinju Besi!"

Boom!

Meskipun tanpa suara keras, kekuatan tersembunyi itu menghantam lengan pemimpin bandit seperti palu godam. Tulang di lengan pemimpin bandit itu berderak, dan kapak berat itu mental dari genggamannya. Rasa sakitnya luar biasa, membuat pemimpin bandit itu menjerit sambil memegangi lengannya.

Ye Fan melangkah maju, tangannya mencengkeram tenggorokan pemimpin bandit itu. Matanya dingin, memancarkan kedinginan yang berasal dari neraka yang baru saja ia tinggalkan.

"Aku bukan pendekar yang kau kenal," desis Ye Fan, suaranya pelan dan mengancam. "Pilih. Mati sekarang, atau hidup dalam ketakutan."

Pemimpin bandit itu, merasakan aura kematian dari mata Ye Fan, segera ambruk. "Ampun! Ampun! Kami tidak akan pernah lagi berani menghalangi jalan Tuan!"

Ye Fan melemparnya ke tanah seperti karung. Ia tidak tertarik membunuh, kecuali itu adalah bagian dari dendamnya. Ia hanya menginginkan ketenangan.

Ia mengambil semua kantong uang dan ransum dari bandit-bandit yang tergeletak, membuang senjata mereka ke jurang. Ia mengambil kuda terbaik milik bandit untuk membawa perbekalan tambahan, meninggalkan kuda lamanya yang kelelahan.

Tanpa menoleh, Ye Fan melanjutkan perjalanannya. Insiden itu hanyalah pengingat bahwa di dunia persilatan, kekuatan adalah satu-satunya hukum.

Pegunungan Binatang Buas ... Hanya di sana aku bisa tumbuh tanpa gangguan.

1
saniscara patriawuha.
gasssd polllllll....
saniscara patriawuha.
gasssss.
BOIEL-POINT .........
very niCe Thor ...........
saniscara patriawuha.
gassss pollllll..
saniscara patriawuha.
tingkatkan lagi mc nya biar lebih sat set sat set,,,
saniscara patriawuha.
lanjutkennnnnn....
saniscara patriawuha.
gassssdd....
𝕸𝕬𝕾𝕿𝕰𝕽𝕾 𝕷𝕰𝕰, 𝕬𝕸𝕶
Mantap
udenk
goooos
BOIEL-POINT .........
very niCe Thor .........
🌼🆚🐝
tdk sprt di awal alurnya,terlalu byk penjelasan yg di ulang2
🌼🆚🐝
keren
🌼🆚🐝
crazy up babang💪💪💪💪
Jojok Supriyanto
bukankan Ji Hong ayahnya Ji Hun ya... koq ini jadi pamannya...
Dante-Kun: Hehe 🤭🤭 otornya ngantuk, makasih udah di kasih tau, langsung revisi sekarang
total 1 replies
Jojok Supriyanto
empat ditambah tujuh, sebelas Thor..
BOIEL-POINT .........
very niCe Thor ...........
BOIEL-POINT .........
very niCe Thor ..........
BOIEL-POINT .........
very niCe Thor ........
BOIEL-POINT .........
very niCe Thor .........
BOIEL-POINT .........
very niCe Thor ........
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!