"Aku akan berusaha melawan badai yang akan menerpaku kapanpun itu. Aku siap menerima serangan badai yang besar sekalipun. Aku tidak takut kepada besarnya badai, aku tidak gentar terhadap ganasnya badai. Aku juga tidak akan menyerah walau badai itu terus menggulungku. Aku akan berusaha berdiri di atas badai itu. Aku akan menghadapi badai itu. Aku akan melawan badai itu. Aku akan menari diatas badai itu pula. Hingga pada akhirnya, badai itu bisa menyatu dengan diriku. Aku adalah badai dan badai adalah aku."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nnot Senssei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penyerangan V: Kaisar Wei Lhuo Vs Fang Yun
Para pemimpin sudah mulai bertarung dengan sengit. Mereka menggunakan kekuatannya dengan maksimal. Namun dari semua pertarungan yang terjadi itu, hanya pertarungan antara Kaisar Wei Lhuo dan Fang Yun lah yang mendominasi Istana Kekaisaran.
Mereka merupakan pemimpin tertinggi diantara masing-masing pasukannya. Jadi tentu saja para mereka akan mengikuti dan melihat pertarungan pemimpinnya. Pertarungan baru berjalan sebentar, tapi mereka sudah bertukar beberapa puluh serangan.
"Tak kusangka kau sudah mencapai tingkat Pendekar Dewa tahap lima. Selamat Kaisar," kata Fang Yun kepada Kaisar Wei Lhuo. "Tapi itu belum cukup untuk mengalahkanku, hahahaha ..." Fang Yun melanjutkan pernyataannya dengan senyuman mengejek yang ditambah dengan nada kesombongan.
"Terimakasih atas ucapannya saudara Fang. Mungkin memang benar aku belum sekuat dirimu, tapi kita lihat saja nanti. Akan aku tunjukan kekuatanku yang sudah lama terpendam," balas Kaisar, dia lalu mengeluarkan aura diseluruh tubuhnya.
Aura itu berwarna kuning emas, bahkan aura itu terlihat sedikit lebih tebal daripada aura milik Fang Yun. Aura itu berasal dari zirah perang yang dipakainya, zirah perang itu bernama 'Zirah Naga Emas'.
Zirah emas itu merupakan sejenis pusaka tingkat tinggi yang bisa membuat penggunanya kebal dari berbagai serangan musuh. Aura itu perlahan mulai membungkus seluruh tubuh Kaisar Wei Lhuo.
Dia mengeluarkan sebuah pedang dengan warna yang sama seperti zirah yang dipakai dan aura yang dikeluarkannya. Sekarang kondisi sang Kaisar telah berubah drastis dari sebelumnya, seluruh tubuhnya memancarkan aura berwarna kuning emas, termasuk bola matanya. Ketika bola mata itu menatap Fang Yun dengan tajam, ada sedikit perasaan aneh dalam hatinya.
Tak mau kalah dari sang Kaisar, Fang Yun juga mengeluarkan seluruh kemampuannya. Fang Yun mulai mengeluarkan aura pembunuh yang bercampur dengan racun yang sangat berbahaya. Aura pembunuh yang keluar dari tubuhnya berwarna hitam pekat, ditambah dengan aura racun yang perlahan menyatu. Menambah kesan bahwa dia mirip seperti iblis.
Aura hitam dan racun yang berwarna pekat terus keluar dari tubuhnya. Udara disekitar tempat mereka bertarung terasa sangat menyesakkan karena diakibatkan efek dari racun Fang Yun. Matanya berubah menjadi hitam, mirip mata iblis.
Dia mengeluarkan sebuah 'wakizashi' (pedang pendek mirip katana). Gagang wakizashi itu berwarna hitam, sedangkan wakizashinya sendiri terbuat dari baja putih yang dilapisi racun berwarna ungu tua. Wakizashi itu mengeluarkan bau dan hawa yang sangat busuk. Bagi mereka yang berada dibawah tingkatan Surgawi akan langsung kehilangan kesadaran jika menghirup baunya, bahkan bisa saja tewas. Sungguh, pusaka yang sangat berbahaya.
Kedua penampilan pemimpin itu kini telah berbeda jauh dari sebelumnya. Yang satu bagaikan dewa dan yang satunya lagi bagaikan iblis. Mereka sudah siap untuk melakukan pertarungan antara hidup dan mati.
"Mari kita mulai pertarungan ini Kaisar, aku sudah tidak sabar untuk membuatmu pergi ke neraka," kata Fang Yun. Dia kemudian bersiap untuk menyerang Kaisar Wei Lhuo.
"Baik saudara Yun. Tidak usah banyak bicara, kita buktikan saja siapa yang akan pergi kesana," balas Kaisar. Dia langsung bersiap untuk menyambut serangan dari Fang Yun.
Fang Yun menyerang dengan kecepatan tinggi, gerakannya sulit dilihat oleh mata. Setiap dia menggerakkan wakizashi miliknya, bau busuk yang menyengat hidung pun akan tercium. Para pendekar yang dibawah tahap Surgawi akan menutup hidung mereka rapat-rapat. Bau busuk yang tercipta dari wakizashi itu mencapai radius 200 meter. Tak sedikit pula para pendekar yang terlambat menghindar satu-persatu kehilangan kesadarannya.
Kaisar Wei Lhuo menyambut serangan yang datang dari Fang Yun. Setiap gerakan pedang yang dia lakukan, akan terlihat ayunannya disertai sekelebat cahaya berwarna emas. Dia terus menahan gerakan yang dilakukan oleh Fang Yun, tak jarang sesekali dia mebalas serangan Fang Yun menggunakan Pedang Naga Emasnya.
Fang Yun dan Kaisar Wei Lhuo terus melakukan pertarungan, sampai sejauh ini mereka terlihat imbang. Sesekali Fang Yun berhasil dipojokkan oleh Kaisar Wei Lhuo, tak jarang juga Kaisar Wei Lhuo yang menjadi di pojokkan. Ayunan pedang mereka berdua menimbulkan angin yang membawa hawa pembunuh.
Hingga pada waktu tertentu, senjata mereka masing-masing akan dialiri tenaga dalam yang berjumlah besar. Kedua senjata pusaka tingkat tinggi itu kembali beradu, namun serangan kali ini berbeda dari sebelumnya. Senjata mereka masing-masing mengeluarkan cahaya emas dan ungu.
"TRANG' ...."
Pedang Kaisar Wei Lhuo dan wakizashi Fang Yun beradu, gelombang kejut pun seketika tercipta dan menyapu dalam rsdiasi seratus meter. Kerikil-kerikil beterbangan, debu-debu menutupi tubuh mereka.
"Lumayan juga, sampai sejauh ini kau bisa menahan serangan wakizashi beracun milikku. Ku akui kau memang hebat Kaisar. Tapi tadi aku hanya bermain-main saja denganmu. Bahkan, aku belum mengeluarkan seperempat tenaga dalamku," kata Fang Yun. Sorot matanya berubah menjadi sangat tajam ketika memandang Kaisar Wei Lhuo.
'Dia benar-benar kuat. Jika memang dia belum serius sedari tadi, itu artinya jelas aku bukan lawan yang bisa menghadapinya,' batin Kaisar Wei Lhuo. Hatinya menjadi sedikit bergetar saat mendengar pernyataan Fang Yun.
Ditempat lain …
Shin Shui sedang berlari ditengah gelapnya malam. Dia akan pergi ke Ibukota Kekaisaran karena dia merasa ada sesuatu yang tidak beres sedang terjadi. Dia terus berlari dari satu dahanbpohon ke dahan pohon lainnya dengan cepat tanpa henti.
Jarak antara kota dan hutan larangan lumayan jauh. Ditambah saat keluar dari Hutan Larangan, dia tidak langsung menuju Istana. Shin Shui sempat berkeliling Hutan Larangan dan melihat desa tempat dia tinggal dulu sebelum menjadi murid Pendekar Guntur.
semoga utk cerita2 lain penulis bisa insaf 🤣🤣🤣
kasian Thor membuat cerita seperti ini 🤣🤣🤣
katanya belajar dan mencontoh Kho Ping Ho,,,, jaaaaauuuuhhh thor