Jian Feng, seorang anak haram dari keluarga bejat, dipaksa menikahi Lin Xue, gadis cantik namun cacat dan sekarat.
Dipertemukan oleh takdir pahit dan dibuang oleh keluarga mereka sendiri, Jian Feng menemukan satu-satunya alasan untuk hidup: menyelamatkan Lin Xue. Ketika penyakit istrinya memburuk, Jian Feng, yang menyimpan bakat terpendam, harus bangkit dalam kultivasi. Ia berjanji: akan menemukan obat, atau ia akan menuntut darah dari setiap orang yang telah membuang mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agen one, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19- Murka Petir Emas
"HAHAHA! AKU KEMBALI!" Suara Jian Feng kini berlapis, perpaduan antara raungan kemarahan Jian Feng dan tawa gila Feng. "BERANI SEKALI KALIAN SEMUA MELUKAI ISTRIKU. AKAN KU PASTIKAN KALIAN MATI DENGAN CARA YANG MENYAKITKAN."
Jian Feng melayang. Ia dengan lembut memegang perut Lin Xue yang terluka. Qi Petir mengalir ke sana, membentuk gelembung pelindung.
"Lindungi dia!" perintah Jian Feng. Tiga monster petir di belakangnya segera masuk ke dalam gelembung itu sebagai lapisan pelindung, menjaganya dari guncangan.
Kekuatan yang dipaksakan oleh peleburan sebagian Feng telah mengangkat Jian Feng untuk sementara ke ranah Jiwa Sejati Level 10—puncak dari ranah Jiwa Sejati!
"Hahaha! Tidak akan ada yang akan keluar hidup-hidup dari sini." Jian Feng mengangkat tangannya. Sebuah lingkaran sihir dengan aksara kuno muncul, berputar dengan energi Petir yang mematikan.
Sepuluh pedang petir murni muncul, mengelilingi Jian Feng, berdenyut dengan ancaman. Dan satu pedang petir besar berada di punggung Jian Feng, menyalurkan energi dari monster petir yang tersisa. "Hahaha! Waktunya untuk kalian mati!"
Melihat pemandangan itu, semua orang terkejut dan tidak dapat berkata-kata. Hon Dai, yang biasanya sombong, kini pucat. "Apa-apaan kekuatan ini?! Siapa sebenarnya dia?"
Di sini terungkap bahwa, Guru Luo bukanlah kultivator biasa. Kekuatan ini, yang melampaui logika kultivasi, adalah warisan sejati dari seorang legenda yang tak dikenal.
Jian Feng perlahan mengangkat tangannya dan memegang ujung pedangnya. Matanya merah darah.
"TEKNIK YANG MEMBELAH AWAN, DAN YANG SELALU MEMBUAT KETAKUTAN... TEKNIK SERIBU TEBASAN PETIR EMAS KEMATIAN!"
Jian Feng, dengan gerakan yang sangat elegan namun mematikan, menunduk lalu melesat dari satu tempat ke tempat lain. Ia bergerak dengan kecepatan yang membuat mata kultivator Manifestasi Roh pun tak mampu mengikutinya. Seribu tebasan Petir yang sangat merusak menghujani alun-alun.
Kota Sungai Besi mengalami guncangan hebat. Kilat dan petir di langit semakin menakutkan, seolah langit ikut marah.
Ratusan kultivator yang berada di sana panik dan pucat. Tubuh mereka bahkan belum sempat bereaksi. Tanpa sadar, kepala dan tubuh mereka sudah terpotong-potong menjadi potongan-potongan kecil.
Pasukan yang berusaha menangkis menciptakan perisai Qi. Tapi dengan mudah, perisai itu hancur berkeping-keping, dan mereka berakhir mati.
Setelah menyisakan dua orang saja—Hon Dai dan Hon Fei—Jian Feng mendekat dan melayang di depan Hon Fei.
"Hahaha! Sekarang giliranku untuk bermain-main!" Jian Feng mencekik Hon Fei, lalu melemparkannya tinggi. Dengan cepat ia melesat, menangkapnya di udara, dan melemparnya lagi ke lantai. Ia melakukan itu selama ribuan kali hanya dalam beberapa menit.
Hon Fei mual dan tersiksa, tulang-tulangnya terasa hancur lebur.
Melihat anaknya disiksa, Hon Dai marah. Wajahnya yang pucat kini memerah karena amarah dan rasa malu. "Berani sekali kau!" Dia kemudian memutar pedangnya dan memusatkan energi api merah ke ujung pedang.
"DATANGLAH SEMUA PASUKANKU!" Dia memanggil seluruh pasukannya yang belum datang. Energi api tersebut menembus awan sebagai pertanda darurat Sekte Api Merah.
"HAHAHA! BAGAIMANA RASANYA? APA INI MENYENANGKAN?" Jian Feng semakin gila, tawanya memekakkan telinga. Ia tanpa henti melempar dan menangkap Hon Fei. Setiap lemparan adalah pembayaran atas satu jilatan sepatunya.
Hon Dai meraung, pedangnya menyala. Ia tidak lagi peduli pada harga diri Sekte. Prioritasnya hanyalah menyelamatkan Hon Fei dan membunuh monster gila di hadapannya.
"Kau akan mati di sini, Iblis Petir!" raung Hon Dai.