NovelToon NovelToon
Seindah Cinta Bulan Dan Bintang

Seindah Cinta Bulan Dan Bintang

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan di Sekolah/Kampus / Teen / Diam-Diam Cinta / Persahabatan / Kisah cinta masa kecil / Idola sekolah
Popularitas:521
Nilai: 5
Nama Author: NdahDhani

Apa jadinya jika dua orang sahabat memiliki perasaan yang sama, tapi sama-sama memilih untuk memendam perasaan itu daripada harus mengorbankan persahabatan mereka? Itulah yang saat ini dirasakan oleh dua orang sahabat, Bulan dan Bintang.

Bulan, sahabat sejak kecil seorang Bintang, menyukai pemuda itu sejak lama tapi perasaan itu tak pernah terungkap. Sementara Bintang, baru menyadari perasaannya terhadap gadis cantik itu setelah dirinya mengalami kecelakaan.

Keduanya terjebak dalam perasaan yang tak terungkap. Mereka tidak tahu harus melakukan apa. Keduanya hanya tahu bahwa mereka saling membutuhkan satu sama lain. Tapi, akankah persahabatan itu berubah menjadi sesuatu yang lebih?

---------------------------------------------------------------------------

"Lo keras kepala banget! Lo gak tau apa gue khawatir, gue sayang sama lo." gumam gadis itu lirih, bahkan hampir tak terdengar.

"Lo ngomong apa tadi?"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NdahDhani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19: Pertemuan rahasia di rooftop sekolah

Pagi ini, Bulan dan Bintang sudah tiba di sekolahnya. Bulan masih merasa penasaran tentang siapa pengirim pesan melalui nomor tidak dikenal itu. Tapi, Bulan sama sekali tidak menceritakannya pada Bintang. Ia ingin mengetahui hal itu sendirian dulu.

Tibalah mereka di dalam kelasnya, suasana pagi itu cukup dingin karena hujan ringan yang turun. Bulan dan Bintang pun duduk di posisi masing-masing.

"Lo udah siap buat ulangan hari ini?" Tanya Bintang kepada Bulan yang sedari tadi diam, tidak seperti biasanya.

"Udah dong, kan udah belajar. Siap banget pastinya." Ujar Bulan dengan seutas senyum.

"Oh, okelah."

Bintang hanya menaikkan sebelah alisnya sambil mengangguk singkat. Bintang seakan tidak bisa melepaskan sikap cool yang sudah mendarah daging dalam dirinya, membuat Bulan semakin terpesona.

Murid-murid lain mulai memasuki kelas, tak terkecuali Zai yang berjalan dengan langkah santainya dan duduk di bangkunya sendiri.

Bulan langsung mengalihkan pandangannya, ia merasa semakin tidak suka dengan Zai terlebih kejadian kemarin. Sementara Bintang, ia hanya menatap tajam ke arah Zai. Ia masih tidak percaya bahwa Zai tega mengkhianati persahabatannya, terlebih Zai yang dianggap sebagai teman terbaik Bintang selama ini.

Tak ada percakapan di antara mereka, hanya saling melontarkan tatapan yang hanya diri mereka sendiri yang tau maknanya. Zai terlihat menghela nafas, entah apa yang dipikirkan oleh pemuda itu sebelum akhirnya duduk di bangkunya sendiri.

"Selamat pagi semuanya, semoga hari ini kita semua dalam lindungan-Nya dan aktivitas belajar mengajar kita berjalan lancar hari ini." Ujar seorang guru yang memasuki kelas, membuat seisi kelas langsung mengalihkan pandangannya ke depan, tak terkecuali Bulan dan Bintang.

"Pagi, Bu!" Ucap mereka serempak.

"Seperti yang sudah kita sepakati di hari sebelumnya, bahwasanya hari ini kita akan mengadakan ulangan untuk menguji sejauh mana kalian memahami materi..." Ujar guru itu menjelaskan dan mengingatkan mereka tentang ulangan yang akan di adakan hari ini.

Setelah guru itu mengakhiri penjelasannya, mereka semua fokus pada kertas ulangan masing-masing. Tak ada yang berani berbicara ataupun sekedar berbisik-bisik, membuat suasana belajar menjadi lebih kondusif.

Setelah ulangan harian, mereka melanjutkan pembelajaran materi seperti biasanya. Kelas diisi dengan diskusi dan perbincangan santai, membuat mereka tidak terlalu tegang dalam belajar.

Tak terasa, jam istirahat pun tiba. Seisi kelas langsung berbondong-bondong menuju kantin untuk menyerbu makanan dan minuman. Dalam cuaca seperti ini yang diincar pastinya makanan dan minuman hangat. Bulan dan Bintang pun juga beranjak dari kelas menuju kantin.

"Dingin-dingin kayak gini enaknya makan apa ya?" Ujar Bulan yang sepertinya sudah lupa akan rasa penasarannya terhadap orang itu.

"Gue saranin bakso aja, seger." Ujar Bintang.

"Boleh deh, ke kantin yang mana kita?" Tanya Bulan sembari menghentikan sejenak langkahnya, memandangi beberapa kantin yang terlihat sangat ramai.

"Kantin ujung aja, gak terlalu rame." Ujar Bintang menunjuk ke sebuah kantin yang terletak di ujung.

Bulan hanya mengangguk singkat, ia pun mendorong kursi roda Bintang ke arah kantin itu. Mereka terpaksa harus menerobos air hujan, karena letak kantin itu tidak berada di koridor yang sama.

Setibanya di kantin, mereka memesan makanan dan minumannya lalu duduk di salah satu meja kantin. Mereka pun berbincang santai, membahas tentang ulangan yang mereka hadapi tadi.

Tak berapa lama, pesanan mereka pun tiba. Bulan dan Bintang pun menikmati makanan mereka, setelah mereka meracik kuah baksonya tentunya.

Ting!

Saat sedang menikmati makanannya, tiba-tiba saja ponsel Bulan bergetar, menandakan adanya pesan masuk. Bulan pun langsung merogoh kantongnya untuk mengambil ponselnya itu.

"Jangan lupa, kita ketemuan di rooftop sekolah. Gue mau ngomong sama lo."

"Uhukk uhukk!"

Bulan langsung tersedak ketika membaca pesan itu, terlebih ia yang baru menikmati kuah pedas kini terasa sangat panas di tenggorokannya. Padahal Bulan tidak mengatakan janji pada orang itu, tapi tiada di sangka, orang itu justru menagihnya.

"Minum dulu," ujar Bintang santai sambil membuka tutup botol air mineral dan memberikannya kepada Bulan.

Bulan pun langsung menerimanya dan mengambil tegukan pertama. Bintang hanya menggelengkan kepalanya melihat Bulan, ia pun kembali menikmati makanan miliknya.

"Makanya kalo makan tuh Bismillah," ujar Bintang mengingatkan.

"Ye, mana gue tau kalo tersedak. Lagian gue udah baca doa, kok." Ujar Bulan membela diri.

Bintang tidak mengatakan apa-apa, ia masih sangat santai menikmati bakso di depannya. Sementara Bulan, ia mulai merasa gelisah. Ia tidak tahu siapa orang di balik nomor tidak dikenal itu. Bulan pun memutuskan untuk menghampirinya, terlebih hujan ringan kini sudah berubah menjadi gerimis ringan saja.

"Hmm, Bintang. Gue ke toilet dulu ya." Pamitnya pada Bintang yang hanya diangguki oleh pemuda itu.

Tanpa kata lagi, Bulan pun melangkahkan kakinya menuju rooftop sekolah. Sebenarnya ia merasa malas untuk bertemu dengan orang itu, tapi ia pergi ke sana dengan tujuan untuk memperingatkan orang itu bahwa dirinya tidak suka diganggu seperti ini.

Bulan melewati beberapa anak tangga yang terasa panjang. Saat tiba di rooftop sekolah, ia merasa dingin ketika angin berhembus di latar belakang. Bulan pun menggosok lengannya, berharap akan mendapatkan sedikit kehangatan.

Bulan menoleh ke segala arah, ia tidak menemukan siapa-siapa di sana. Akhirnya, ia pun berjalan ke ujung rooftop, siapa tahu orang itu berada di sana.

"Woi, gue udah datang. Lo dimana?! Dan apa tujuan lo ngajak gue ke sini?!"

Bulan mengetikkan pesan kepada orang itu, pasalnya saat ia berada di ujung rooftop pun tidak ada siapa-siapa di sana. Bulan mulai berpikir bahwa dirinya sedang dikerjai oleh seseorang yang ia sendiri tidak tahu siapa.

Beberapa menit Bulan terdiam di tempat, tapi orang itu tak kunjung tiba. Bahkan, pesannya pun sama sekali tidak dibaca, membuat Bulan mulai merasa kesal.

Bulan lagi-lagi menggosok lengannya yang terasa dingin, angin yang berhembus benar-benar menusuk tulangnya. Bulan memandangi ke bawah dengan perasaan yang campur aduk, tapi ia belum tergerak untuk melangkah pergi dari sana.

Tiba-tiba saja Bulan merasakan ada sesuatu yang ingin menutupi punggungnya. Jelas saja membuat Bulan terkejut. Ia pun langsung menoleh, dan yang membuat dirinya semakin terkejut adalah ketika melihat seseorang yang sedang memasangkan jaket kepada dirinya.

"Apa-apaan sih lo?" Ujar Bulan yang langsung mengikis jarak.

"Gue cuma mau ngomong sama lo." Ujar Bryan yang terdengar lembut, tidak seperti biasanya di telinga Bulan.

"Mau ngomong apa, cepet! Gue gak ada waktu lama buat lo." Ujar Bulan ketus sambil memutarkan bola matanya.

"Bulan, gue suka sama lo. Lo mau gak jadi pacar gue?" Ujar Bryan yang langsung pada intinya.

"Hah?!"

Mendengar hal itu jelas saja membuat Bulan terkejut, ia juga tidak percaya apa yang baru saja ia dengar dari mulut Bryan. Pasalnya, selama ini Bryan tidak pernah menunjukkan tanda-tanda suka, tapi justru kebalikannya. Bryan menunjukkan sifat benci dan tidak suka kepada Bulan, jelas saja membuat Bulan sulit untuk mempercayai.

"A-apa? Lo suka sama gue?" Ujar Bulan mengulang kalimat Bryan.

"Iya, gue suka sama lo. Gue tau, gue gak pernah nunjukin perasaan ini, malah kesannya kayak gue tu benci banget sama lo. Tapi serius Bulan, gue suka sama lo." Jelas Bryan yang terdengar lebih lembut di setiap kalimatnya.

Mendengar penjelasan Bryan, Bulan bukannya terenyuh, ia justru merasa merinding mendengarnya. Bagaimana mungkin ia bisa menerima pengakuan cinta dari Bryan, terlebih Bulan pun sangat tidak menyukai pemuda itu.

"Gak! Gue gak mau jadi pacar lo!" Ujar Bulan langsung menolak dan melangkah pergi dari hadapan Bryan.

"Bulan, tunggu." Ujar Bryan yang langsung mencekal pergelangan tangan Bulan.

Bulan langsung menarik kembali tangannya, tidak ingin mendengar apapun dari Bryan. Ia pun langsung berlari pergi, meninggalkan Bryan sendirian.

"Lo gak akan bisa lari selamanya dari gue, Bulan. Karena gue beneran suka sama lo." Ujar Bryan lirih pada dirinya sendiri.

Bulan terus berlari menuruni anak tangga, ia merasa bergidik ngeri mendengar penuturan Bryan yang tanpa basa-basi. Ia pun memutuskan untuk kembali ke kantin, karena ia pun menyadari bahwa ia sudah terlalu lama berada di rooftop sekolah.

Sementara itu, Bintang yang masih duduk menikmati makanannya, tiba-tiba saja dihampiri oleh Alvian. Alvian pun langsung duduk dengan seutas senyum di wajahnya.

"Hai bro, sorry gue ganggu. Gue cuma mau kasih tau tentang motor lo." Ujar Alvian langsung pada intinya.

"Oh, motor gue? Kenapa? Soal biaya nanti gue transfer aja." Ujar Bintang santai sambil meneguk minumannya.

"Enggak-enggak, bukan soal biaya. Soal itu mah gampang." Ujar Alvian. "Ini, gue mau nanya, motor lo diantar kemana? Besok atau lusa katanya motor lo udah siap diperbaiki."

"Oh, thanks banget ya udah bawa motor gue ke bengkel. Lo pake aja dulu gapapa, lagian gue udah gak bisa bawa motor, sayang kalo gak ke pake." Ujar Bintang sambil melirik kakinya.

Alvian yang memahami langsung menepuk pundaknya, ia mengerti kondisi Bintang sekarang. Ia pun mengangguk perlahan, penuh simpatik.

"Gue paham, semoga lo kuat ya ngadepin cobaan ini." Ujar Alvian.

"Thanks," ujar Bintang singkat.

Bintang merasa sedikit lebih baik dengan dukungan Alvian. Di saat teman-teman dekatnya menjauh, tuhan justru menghadirkan seorang teman lain yang peduli pada dirinya.

"Tumben lo sendirian, Bulan kemana?" Tanya Alvian setelah hening beberapa saat, terlebih ia tidak melihat adanya Bulan di sana.

"Katanya ke toilet sih, tapi lama banget." Ujar Bintang santai sambil melirik jam tangannya.

"Sorry gue lama, eh ada Alvian juga?" Tanya Bulan yang kembali duduk di tempat duduknya.

"Nah, panjang umur." Ujar Alvian. "Kebetulan gue juga ada perlu sama lo."

Bulan mengernyitkan dahi, penasaran tentang apa tujuan Alvian mencari dirinya. Bulan sendiri terlihat lebih tenang, ia berhasil menutupi perasaan tidak nyaman dengan Bryan tadi.

"Cari gue? Ada perlu apa?" Ujar Bulan penasaran.

"Ini, Pak Suryo minta jadwal ekskul besok ditunda, diganti hari Sabtu aja. Pak Suryo ada urusan katanya." Ujar Alvian menjelaskan.

"Oh, oke-oke. Berarti besok kita break dulu?" Tanya Bulan lagi yang hanya diangguki singkat oleh Alvian.

Tiba-tiba saja bel masuk berbunyi, Bulan menghela nafas padahal ia belum sempat menghabiskan makanan yang sempat ia tinggalkan sebelumnya.

"Yah, udah masuk." Ujar Bulan dengan nada sedikit kecewa.

"Udah bel, buruan balik ke kelas. Bro, sekali lagi thanks ya." Ujar Bintang pada Alvian.

Alvian dan Bulan hanya mengangguk singkat. Setelahnya mereka pun beranjak menuju ke kelasnya masing-masing, untuk mengikuti pelajaran berikutnya.

^^^Bersambung...^^^

1
JJ Official
Hai Kak, Saya Sudah membaca Novel Kaka dari Bab 1 - 7 dan saat saya baca novel Kaka, Saya sedikit Kebingungan, sebenarnya Konflik Apa yang sebenarnya Dihadapi Oleh bintang sehingga dia menjadi anak yang nakal dan acuh tak acuh? dan apa pekerjaan Orang Tua Bulan sehingga dia bisa tinggal di keluarga yang Tidak Terlalu Kaya dan tidak terlalu Miskin? dari Bab 1 Bintang dan Bulan Tampaknya sudah Kenal, tidak dijelaskan bahwa mereka ketemu dimana? kenalan dimana? dan suka ngobrolin apa? begitu ya kak. itu saja kritik dari saya semoga Kaka bisa Up Episode 8 Dengan Alur yang Lurus ya kak 😊
ndah_rmdhani0510: Sudah di revisi, semoga suka ya sama ceritanya... Happy reading 🤗
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!